Anda di halaman 1dari 133

BY : SUDIRMAN

., niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Quran, Al-Mujadilah, 11)

AY'01

SEJARAH SINGKAT PUBLICK HEALTH


Dalam sejarah perkembangan manusia yang selalu mengikuti petunjuk P.H. yang sering disebut IKM / IKP (Ilmu Kesehatan Masyarakat) : 1. Pengontrolan permulaan penyakit. 2. Penyehatan keadaan sekeliling. 3. Persedian air dan makanan yang baik dan serba cukup. 4. Pengobatan penyakit.

Sampai zaman Yunani pengobatan ini berdasarkan : - Agama - Magic - Tahayul - Astrologie jadi tidak hanya berdasarkan higiene semata mata
4

Yunani 500 tahun SM Toko Tokoh Kesmas : 1. Hipocrates. 2. Socrates. 3. Plato 4. Aristoteles 5. Phitagoras 6. Liburq 7. Salon 8. Glenn
5

Timbul versi baru pada zaman Yunani ini yang menganggap bahwa Ilmu kedokteran sebagai seni dan ilmu pengetahuan a.l: 1. Pencegahan penyakit 2. Pengaruh sekeliling terhadap kesehatan manusia 3. Penyakit2 endemic dan epidemic 4. Dibentuk Humas Administrasi P.H. yang mengatur peraturan air dan cara-cara pembuangan sampah 5. Kegiatan jasmani mempengaruhi jiwa dan sebaliknya

Zaman Pertengahan Abad ini terbagi 2 bagian A. 500 1000 disebut zaman gelap. Ini disebabkan karena : 1. Akibat peperangan maka runtulah kerajaan Barat sedangkan Romawi Timur tetap tumbuh dan dibawah pimpinan Ibnu Zinaah dan Rases (yang membedakan cacar dan morbili). 2. Bangkitnya agama keristen dan timbulnya kedokteraan keagamaan dan sifat kepercayaan bahwa ada hubungan antara penyakit dan dosa. Timbul kepercayaan antara setan, takhayul dan barang barang gaib. B. 1000 1500 Timbul Epidemi secara besar besaran antara lain : 1. Penyakit Pes yang terkenal dengan istilah Wabah Hitam (1346-1353) kira-kira 26 juta jiwa yang meninggal dan dibuatnya peraturan karantina di Venezia. 2. Lepra, tindakan asosiasi yang keras dan sempurna serta dibuatnya ruma rumah untuk penderita kusta.
7

Zaman Renaissance : 1500-1750 Timbulnya renaissance dan ilmu kebudayaan dalam ilmu pengetahuan dikembalikan pada pribadi masing masing : 1. Paracelcius (1498-1541) menulis yang berjudul Marbus Metalicua mengenai penyakit jabatan antara lain: Penyakit kulit yang didapatkan dari bahan2 kimia dan ia meletakkan dasar dalam industri medicine. 2. Bernadie remmazine (1663-1674) dikenal sebagai bapak industri medicin dan menulis buku dengan judul The Morbis Artificum

Zaman perlunakan dan revolusi industri (17501830) 2 pikiran yang timbul pada zaman ini : 1. Perlunakan despoatisme yang mengajarkan bahwa pemerintah harus melindungi rakyat dan kesehatan masyarakat harus dilindungi. 2. Segala masalah arus terlepas dari kepercayaan dogmatis yang menyebabkan dalam kemajuan dalam ilmu exacta seperti ilmu kimia, fisika, biologi yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi Public Health
9

Penganjur-penganjur IKM pada zaman ini antara lain : 1. MIRABEU 2. ROSSEAU 3. ADAM SMITH 1835 4. JOHN PITER FRANKS (INGGRIS 745) 5. JOHN OWARD (1726-1790) 6. JENNER 1796 7. HERMAN JOHN PRINGLE 8. GRAF RUMFORD 1753
10

INDUSTRIALISASI DAN PERGERAKAN SANITASI (1830-1875) Pada zaman ini timbul aliran positifime dan Von Scheling (Jerman) dari Agustecomte. Kamajuan pesat dalam industri. Perubahan kota dan masyarakat terutama kaum buruh. Keadaan Kesehatan Masyarakat di Negeri Inggris : Buruk baiknya kesehatan manusia tergantung dari keadaan sekeliling, oleh sebab itu menganjurkan perbaikan-perbaikan : - Air minum - Pembuangan kotoran - Perumahan John Simon - Terkenal tentang administrasi - menulis tentang bahaya phosphor (P) Pb,As,Hg, terhadap pekerja- pekerja buruh. John Snow 1854 telah membuktikan bahwa pemindahan penyakit kolera dibawah oleh air dan ini merupakan pendapat yang berharga dalam hal penyakit kolera.
11

Zaman Mikrobiologi Sampai Sekarang (1875-1950). 1. Pasteur seorang pelopor microbakteri. 2. Robert Koch, juga seorang pelopor microbiologi. 3. L.I. Dublin 1921-1935, dapat mebuktikan bahwa life expectansial dapat naik dari 40 tahun menjadi 60 tahun. Muhammad Ali, 1833 (mesir) pertama-tama membentuk suatu buku mengenai sanitasi, yang memecahkan tentang usaha pemberantasan penyakit.
12

Pada tahun 1946 dibentuk WHO dan merupakan bagian dari PBB. Konfrensi I WHO1948 tanggal Mencatat pembukuaan order masuk April sehingga setiap tanggal Mencatat pembukuan order masuk April merupakan hari kesehatan sedunia sedangkan hari kesehatan nasional tanggal 12 Nopember. Pelopor-pelopor Public Health pada abad 20 : 1. Katherina G. Clark. 2. Prof. Winslow. 3. Dr. Nyswander
13

USAHA UASAHA KESEHATAN DI INDONESIA A. Zaman pemerintahan Belanda B. Zaman pemerintahan Jepang C. Zaman revolusi fisik (1945-1950) D. Sesudah tahun 1950
14

BEBERAPA DEFENISI: Public Health (defenisi lama) : kesehatan masyarakat atau usahausaha preventive medicin yang dijalankan oleh suatu kelompok atau lingkungan yang berorganisasi terhadap masyarakat luas. Preventive Medicine (dalam arti sempit) merupakan kegiatan yang bertujuan mencegah timbulnya penyakit-penyakit. Usaha-usaha tersebut dijalankan oleh dokter atau bidan atau perawat terhadap seseorang individu lain atau sebanyak-banyaknya terhadap suatu keluarga.

15

Menurut Defenisi Prof. Winslow


Public Health ialah : suatu ilmu dan seni yang dimaksud untuk mencegah suatu penyakit. memperpanjang masa hidup. Memperbaiki kesehatan jasmani dan Jiwa (mental health) serta efisiensi kerja dengan jalan mengorganisir usaha-usaha masyarakat yang dilaksanakan secara berangsur-angsur dalam : - Memperbaiki kesehatan lingkungan - Memberantas penyakit menular. - Memberi pendidikan kesehatan perorangan. - Mengatur usaha-usaha pengobatan dan perawatan demi tercapainya diagnose klinik dan pertolongan preventive. - Memperkembangkan berbagai usaha masyarakat untuk dapat menjamin suatu tingkat kehidupan yang layak bagi setiap anggotanya sehingga dapat memelihara kesehatnnya dengan baik

16

HUBUNGAN KESEHATAN PRIBADI DENGAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


Usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri.

17

1. USAHA-USAHA ITU ADALAH:


Memelihara kebersihan, Makanan yang sehat, Cara hidup yang teratur, Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani, Menghindari terjadinya penyakit, Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniah, Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat, Pemeriksaan kesehatan.

18

2.GUNA KESEHATAN PRIBADI UNTUK DIRI SENDIRI


Kesehatan tidak hanya berguna pada saat ini

melainkan juga untuk masa depan. Orang yang sejak kecil seringkali sakit, apalagi bila penyakitnya mengenai organ-organ tubuh yang vital bila dewasa akan berbadan lemah. Kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya. Kita harus menyadari betapa banyak ancaman yang akan mengganggu kesehatan kita.

19

Ancaman

yang paling berbahaya adalah kedunguan yaitu ketidak tahuan atau tahu tapi tidak mau melaksanakan.

Kesehatan adalah sumber dari kesenangan,

kenikmatan dan kebahagiaan. Karena itu sangat bijaksana bila kita selalu memelihara dan meningkatkan kesehatan pribadi.

20

3. GUNA KESEHATAN PRIBADI UNTUK MASYARAKAT


Dari segi epidemiologi, penderita adalah sumber

penularan penyakit yang mengancam kesehatan warga masyarakat lainnya. Orang yang immun (kebal) yang terdapat dalam masyarakat merupakan penghalang untuk terjadinya penyebaran penyakit. Dan bila semua orang kebal terhadap penyakit, maka penyakit ini hilang dari muka bumi.

21

Contoh

: dengan vaksinasi yang teratur penyakit cacar hilang dari Indonesia sejak tahun 1974. Dengan tidak adanya orang sakit berarti tidak adanya beban masyarakat serta hilangnya sumber penularan penyakit. Orang sehat disamping dapat mengurus kebutuhannya sendiri juga berguna bagi masyarakat karena dapat menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam pembangunan bangs dan negara.

22

4. Hubungan usaha kesehatan pribadi dengan usaha kesehatan masyarakat


Kesehatan pribadi dan kesehatan masyarakat ,

saling mempengaruhi secara timbal balik. Makin banyak orang yang memperhatikan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dirinya, makin baik pulahlah kesehatan masyarakat. Sebaliknya makin jelek kesehatan masyarakat makin banyak sumber penularan penyakit, makin terancam pula upaya kesehatan pribadi warga masyarakatnya.
23

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan


Ada tiga faktor yang mempengaruhi

kesehatan seseorang

a) Penyebab penyakit b) Manusia sebagai tuan rumah c) Lingkungan hidup

24

Penyebab penyakit
Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :
Golongan exogen

Penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Golongan endogen Penyebab penyakit yang terdapat di dalam tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat.

25

1. Golongan exogen

Golongan exogen dibagi dalam :


A. Yang nyata dan hidup. Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit, berupa bakteri, virus, rikettsia, jamur, protozoa, cacing dan sebagainya. B. Yang nyata tak hidup. 1) Zat-zat kimia : racun, asam atau alkali kuat logam dsb. 2) Trauma (ruda paksa) Trauma elektrik : kena arus listrik Trauma mekanik : terpukul, tertabrak. Trauma thermik : terbakar 3) Makanan : Kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin atau kekurangan makanan secara keseluruhan (kelaparan. C. Yang abstrak 1) Bidang ekonomi : kemiskinan 2) Bidang sosial : sifat anti sosial ,sifat a-sosial 3) Bidang mental : kesusahan, rasa cemas, rasa takut

26

2. Golongan endogen
Penyebab penyakit ini terdiri atas kompleks sifat seseorang yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakitpenyakit tertentu. Kedalam golongan ini termsuk antara lain : Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenicus yaitu perawakan yang tinggi, kurus dan berdada sempit dikatakan mudah terserang penyakit tuberculosa. Penyakit-penyakit keturunan misalnya: Asma, buta warna, dan haemophili Faktor usia : Daya tahan tubuh pada bayi, anak-anak, orang dewsa dan pada usia lanjut berbeda-beda.

27

3. Manusia sebagai tuan rumah


Berbicara tentang kesehatan, maka jelaslah

manusia sebagai tuan rumah yaitu, manusia yang dihinggapi penyakit merupakan faktor yang sangat penting.
Daya tahan tubuh yang tinggi baik jasmani

maupun rohani maupun sosialnya dapat menghindarkan manusia dari berbagai jenis penyakit

28

Daya tahan tubuh ini dapat ditingkatkan dengan :

Makanan yang sehat, cukup kualitas maupun


kuantitasnya. Vaksinasi yang teratur. Cara hidup yang teratur. Menambah pengetahuan. Patuh pada ajaran agama.

Makin tinggi daya tahan perorangan serta makin

banyak orang yang meningkatkan daya tahan tubuhnya maka makin tinggi pula daya tahan masyarakat, sehingga kesehatan masyarakat akan lebih terjamin.
29

Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda

maupun yang berada disekitar manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat. Ada yang berguna, merugikan dan berpengaruh satu dengan yang lainnya. Lingkungan hidup dapat dibagi empat golongan yaitu:
1. Lingkungan Biologik Terdiri atas organisme-organisme hidup yang berada disekitar manusia. Yang merugikan seperti : bibitbibit penyakit, binatang penyebar penyakit dan organisme-organisme. Sedangkan yang berguna seperti : tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan serta organisme yang berguna untuk industri.

30

2. Lingkungan fisik Terdiri atas benda-benda yang berada disekitar manusia. Yang merugikan seperti : udara yang tidak sehat, air yang tidak sehat, perumahan yang tidak memenuhi persyaratan, dan pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur. Sedangkan yang berguna seperti : udara yang sehat, iklim yang baik, tanah yang subur, makanan, pakaian serta perumahan yang sehat. 3. Lingkungan Ekonomi Merupakan lingkungan hidup yang abstrak. Yang merugikan seperti kemiskinan yang dapat membahayakan kesehatan manusia baik rohani, jasmani, maupun secara mental. Yang berguna seperti : kemakmuran yang merata pada setiap warga masyarakat.
31

4. Lingkungan mental sosial Juga merupakan lingkungan hidup yang abstrak. Yang merugikan seperti : sifat-sifat a-sosial, anti sosial, kebiadaban, sifat mementingkan diri sendiri. Yang berguna seperti : sifat gotongroyong, patuh, dan menghormati hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat, berperi kemanusiaan berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

32

Usaha-usaha kesehatan dan faktor yang mempengaruhi kesehatan


Usaha-usaha

kesehatan ditunjukan untuk menggendalikan ketiga faktor yang mempengaruhi kesehatan tersebut sehingga manusia dapat tetap hidup sehat.

33

Terhadap Faktor penyebab penyakit


Usaha-usaha yang dilakukan adalah: 1. Memberantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati penderita ataupun carrier(pembawa basil) maupun dengan meniadakan resevior penyakitnya. 2. Mencegah terjadinya kecelakaan baik di tempattempat umum maupun di tempat kerja. 3. Peningkatan taraf hidup rakyat, sehingga mereka dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya. 4. Mencegah terjadinya penyakit keturunan yang disebabkan faktor endogen.
34

Terhadap Faktor manusia


Mempertinggi daya tahan tubuh manusia dan

meningkatkan pengatahuan masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.

35

Terhadap faktor lingkungan


Mengubah atau mempengaruhi lingkungan

hidup, sehingga faktor-faktor yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.

36

37

PENGERTIAN
Pendidikan kesehatan adl suatu penerapan konsep

pendidikan di bidang kesehatan. Suatu kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan / perilakunya untuk mencapai kesehatan secara optimal.

38

PERAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan ; Pendidikan kesehatan termasuk dalam lingkungan fisik (penggunaan sarana sanitasi lingkungan) dan lingkungan non fisik (masalah2 sosial banyak masyarakat yg mengalami stress dan gangguan jiwa).

39

2. Peran pendidikan kesehatan dalam perilaku : yaitu menciptakan perilaku masy yang kondusif utk kesehatan, masy menyadari dan mengetahui bagaimana memelihara kesehatan yang disebut melek kesehatan (healthy literacy), untuk mencapai perilaku kesehatan (healthy behavior).

40

3. Peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan : Depkes telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk PUSKESMAS, namun pemanfaatan masy masih rendah (35%).

41

4. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas : Orangtua terutama ibu adl faktor yg sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak2. Orgtua yg sehat dan gizi baik akan mewariskan kesehatan yg baik bagi anaknya. Pendidikan kesehatan perlu diberikan pd masyarakat / orgtua utk menyadari dan melakukan hal2 positif yg dapat mewariskan kesehatan yg baikbagi turunannya.

42

SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Individu
Kelompok Masyarakat

43

TEMPAT PELAKSANAAN
Dilakukan disekolah dgn sasaran murid
Dilakukan di Rumah sakit / puskesmas dengan sasaran

pasien dan keluarga Dilakukan ditempat2 kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.

44

FIVE LEVELS OF PREVENTION


Dalam pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan

dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sbb :

45

1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)


Dilakukan pendidikan kesehatan mis : peningkatan

gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, sex education, persiapan memasuki pernikahan dan persiapan menopause.

46

2. Perlindungan khusus (Specific Protection)


Perlindungan khusus mis : imunisasi.
Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sbg

pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat2 umum maupun ditempat kerja mis : penggunaan alat pelindung diri pada saat menolong pasien (handscoen dan masker), penggunaan kondom mencegah penularan HIV / AIDS.

47

3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prompt treatmen)
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masy

terhadap kesehatan dan penyakit sehingga sulit mendeteksi yg terjadi dlm masy. Mis : pemeriksaan Pap Smear, SADARI sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dgn deteksi dini ditemui kelainan maka dapat dilakukan pemeriksaan diagnostik mis : biopsi, USG,Mammografi.

48

4. Pembatasan cacat (disability limitation)


Karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masy

ttg kesehatan sehingga sering tdk melakukan pengobatan secara tuntas, akibatnya penderita tdk sembuh sempurna bahkan dapat menimbulkan kecacatan.

49

5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Setelah seseorg sembuh dari penyakitnya kadang org

mengalami kecacatan, oleh karena itu dibutuhkan latihan2 tertentu mis fisioterapi. Pendidikan kesehatan ini dpt diberikan pd pasien atau masyarakat.

50

51

Usaha kesehatan pokok (basic health services) yang diajukan WHO sebagai dasar pelayanana kesehatan kepada masyarakat

1.
2. 3.

4.
5. 6. 7.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Kesejahteraan ibu dan anak Hygiene dan sanitasi lingkungan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat Pengumpulan data2 untuk perencanaan dan penilain (statistik Kesehatan) Perawatan kesehatan masyarakat Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan

52

Dalam program kesehatan nasional tercantum 17 macam usaha/kegiatan kesehatan masyarakat yaitu:
1.

2. 3. 4.

5.
6. 7. 8.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Kesejahteraan ibu dan anak Hygiene dan sanitasi lingkungan Usaha kesehatan sekolah Usaha kesehatan gigi Usaha kesehatan mata Usaha kesehatan jiwa Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

9. Usaha kesehatan gizi 10. Pemeriksaan pengobatan 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

dan pengawasan Perawatan kesehatan masyarakat Keluarga Berencana Rehabilitasi Usaha-usaha farmasi Labaratorium Statsitik kesehatan Admnistrasi kesehatan masyarakat
53

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat

dipindahkan dari orang atau hewan sakit, dari reservoir ataupun dari benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya kemanusia2 sehat

54

Cara-cara penularan penyakit


Melalui kontak jasmani (personal contact)
Melalui makanan dan minuman (food borne

infection) Melalui serangga (arthropoda borne infection) Melalui udara (air borne infection)

55

Pembagian Penyakit Menular


Menurut cara timbulnya dan sifat penyebarannya penyakit di bagi dalam :

a). Penyakit akut epidemis : gejala penyakit secara mendadak. 1. penyakit karantina misalnya : Pes, Kolera,Demam kuning,Cacar, Thypus bercak wabahi. 2. penyakit menular yang ketentuannya di masukan dalam undang undang wabah misalnya : - penyakit penyakit karantina - thypus perut,disentri,radang hati menular,para kolera eltor. - penyakit lain yang di tetapkan oleh MenKes.
56

3. Penyakit menular lainnya. Misalnya: Influensa, Morbilli.


b). Penyakit - penyakit khronis endemis Gejala penyakit datang secara lambat ( menahun = kronis) dan sering bersifat endemis. Misalnya: Malaria, Tuberculosa, Lepra, Framboesia, Syphilis.

57

KEKEBALAN
Macam macam kekebalan :
a. Kekebalan Aktif : kekebalan yang di peroleh, dimana tubuhb orang tersebut aktif membuat zat sendiri. Kekebalan aktif di bagi 2 : kekebalan aktif alami : orang ini menjadi kebal setelah menderita penyakitnya. misal: orang kebal terhadap cacar setelah sembuh dari cacar. kekebalan aktif di sengaja : kekebalan di peroleh dari vaksinasi, misal: orang menjadi kebal setelah orang itu mendapatkan vaksinasi.
58

b. Kekebalan Pasif : kekebalan yang di peroleh karena orang tersebut mendapatkan zat anti dari luar. Kekebalan pasif di bagi 2 : - kekebalan pasif yang di turunkan : kekebalan pada bayi, karena mendapatkan zat anti yg di turunkan dari ibunya ketika dalam kandungan. - kekebalan pasif di sengaja : kekebalan di peroleh seseorang karena orang itu di beri zat anti dari luar.

59

PENYAKIT DAN VAKSINNYA


Beberapa penyakit yang sudah ditemukan vaksinnya: - Cacar, Tuberculosa ( Vaksin B.C.G ), Rabies, Pes; - Diptheri, Pertussis, Tetanus ( Vaksin DPT = Diphtheri, Pertussis dan Tetanus); - Poliomyelitis ( Lumpuh anak anak ); - Cholera, Thypus, Parathypus ( Vaksin Chotypa )

60

BEBERAPA PENYAKIT MENULAR


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Cacar (Variola = Smallpox) Cholera (Kolera) PES (Plague = Sampar) Malaria Tuberculosa ( TBC ) Lepra (Kusta = Morbus Hansen) Framboesia (Patek = Puru = Yaws) Filariasis (Penyakit kaki gajah = Elephantiasis) Penyakit perut menular (Penyakit Saluran pencernaan makanan = Gastro-enteritis) 10. Penyakit kelamin ( Veneral Diseases)
61

2. Kesejahteraan ibu dan anak


Usaha kesejahteraan ibu dan anak yang bergerak

dalam pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, penting sekali untuk meningkatkan kesehatan umum dari masyarakat Tujuan KIA memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu2 secara teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat, pada masa ante-partum, intra-partum, post-partum dan masa menyusui serta pemeliharaan anak2-nya dari mulai lahir sampai masa prasekolah

62

Tujuan K.I.A a. Untuk memberikan yankes kepada ibu-ibu secara


teratur & terus menerus dlm waktu sakit & sehat. b. KB diberikan kepada ibu-ibu/suami-suami yg perlu di di berikan & membutuhkannya. c. Mengadakan integrasi General Health Services (Yankes menyeluruh) & mengadakan kerja sama koordinasi dgn lain-lain Dinas Kesehatan. d. Mencari & mengumpulkan masalah-masalah mengenai ibu, bayi & anak untuk di cari penyelesaiannya.

63

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan di B.K.I.A


a. Pemeriksaan & pemeliharaan kesehatan Ibu hamil & Ibu menyusui. b. Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit. c. Pemeriksaan & pemeliharaan kesehatan anak. d. Immunisasi dasar & re-vaksinasi. e. Pengobatan sederhana. f. Pencegahan dehidrasi pada anak yg menderita mencretmencret dgn pemberian cairan per-oral. g. Bimbingan kesehatan jiwa anak. h. Menjalankan kunjungan rumah. i. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat j. Pelayanan KB k. Pelayanan gizi untuk meningkatkan status gizi.
64

3. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan


adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial,

dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, diman lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan

65

Menurut W.H.O negara terdapat banyak penyakit kronis, sering terjadi endemis, AKB dan anak yang masih tinggi di sebabkan oleh :
1. Pengotoran air rumah tangga 2. Infeksi karena kontak langsung dengan faeces manusia 3. Infeksi di sebabkan oleh antropoda 4. Pengotoran air susu dan makanan lainnya 5. Perumahan yang terlalu sempit 6. Penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia
66

Usaha hygiene dan sanitasi di Indonesia meliputi :


1. Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup
kwalitas & kwantitas. 2. Mengatur pembuangan kotoran, sampah, 3. Mendirikan rumah rumah sehat 4. Pembasmian hewan penyebar penyakit

67

1. Menyediakan air rumah tangga yang baik, secara kwalitas & kwantitas
a. Secara kwalitas : - Syarat fisik : jernih, tak berwarna, tak berasa, tidak berbau - Syarat kimia : tidak mengandung zat berbahaya untuk kesehatan seperti zat racun, tidak mengandung zat organik lebih tinggi dari jumlah yang di tentukan - Syarat bekteriologis : air tidak mengandung suatu bibit penyakit.
68

Sumber Air
1. Air dalam tanah (Ground water) Adalah air yg diperoleh dari pengumpulan air pada lapisam tanah yg dlm. Misalnya: air sumur, air dari mata air.
2. Air Permukaan (Surface water) Adalah air yg terdapat pada permukaan tanah. Misalnya: air kali, air rawa, danau, kolam, & air hujan.
69

4. Usaha Kesehatan Sekolah


Adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan

kepada masyarakat sekolah yaitu anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya

70

Tujuan U.K.S : a. Umum : mempertinggi nilai kesehatan,mencegah, mengobati penyakit serta rehabilitasi anak sekolah dan lingkungannya sehingga di dapatkan anak sehat jasmani&rohani. b. Khusus : mencapai keadaan kesehatan anak sekolah dan lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal.
71

Kegiatan U.K.S :
a. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat : - bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat - kebersihan ruangan dan halaman sekolah - tersedianya kakus yang memenuhi syarat kesehatan - hubungan yang baik antara guru dan murid b. Pendidikan kesehatan : - pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan - pendidikan tentang pencegahan pemberantasan penyakit menular - pendidikan tentang PHBS c. Usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah: - pemeriksaan kesehatan perorangan secara berkala - usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

- pengobatan sederhana
72

5. Usaha Kesehatan Gigi


Penyakit gigi dan mulut khususnya penyakit caries

dentis, merupakan suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian besar penduduk di seluruh dunia, sehingga betul2 menjadi masalah kesehatan masyarakat

73

Penyakit dan kelainan yang harus menjadi perhatian perawatan gigi di sekolah dlm pemeriksaannya adalah : a. Kebersihan gigi dan mulut b. Caries dentis c. Penyakit penyakit periodental d. Bibir sumbing dan celah langit langit e. Tumor dalam mulut
74

Kegiatan-kegiatan U.K.G.S. meliputi:

a. Pendidikan kesehatan & kebersihan mulut & gigi, (gosok gigi segera setelah selesai makan). b. Extracite (pencabutan) gigi sulung & gigi tetap yg dapat di lakukan hanya dgn anaesthesi setempat. c. Tambalan. Umumnya dgn amalgam pada gigi sulung & gigi tetap yg tidak memerlukan pengobatan urat saraf.

75

6. Usaha kesehatan Mata


Usaha-usaha dan pencenggahan pemberantasan

penyakit mata :
Usaha pencegahan timbulnya penyakit mata Pengobatan dan penderita penyakit mata untuk

penyembuhan dan meniadakan sumber penularan bila penyakitnya menular Rehabilitasi penglihatan (visus) dan rehabilitasi aesthetica (rasa keindahan)

76

Usaha Rehabilitasi
1. Rehabilitasi visus ( ketajaman penglihatan )
- menyediakan kaca mata untuk penderita yang memerlukan - transplantasi cornea pada penderita yang korne keruh - operasi pada penderita catharract 2. Rehabilitasi aesthetis - penggunaan mata palsu ( prothese ) - operasi mata juling ( strabismus )
77

7. Usaha Kesehatan Jiwa


Adalah keadaan yang menggambarkan kesatuan

hubungan yang erat antara pikiran, perasaan, ucapan, dan tingkah laku.

78

Ciri-ciri yang dikatakan sehat jiwanya


Dapat menyesuaikan diri terhadap setiap lingkungan

dengan cukup baik Dapat menyesuikan diri terhadap hal-hal yang biasa Memperlihatkan emosi yang stabil Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu perbuatan atau memperlihatkan prestasi sesuai dengan taraf dan tingkat perkembangannya Memiliki pengenalan yang benar terhadap realita
79

Usaha usaha hygiene mental:

- Pendidikan kesehatan jiwa kepada masyarakat - Usaha untuk mengenal gejala kelainan jiwa pada tingkat awal beserta pengobatannya - Memperbanyak & meningkatkan fasilitas di dlm masyarakat yg memberikan suasana yg menguntungkan ke arah perkembangan pribadi yg baik, pengembangan daya kreatif & fasilitas agar setiap anggota masyarakat dapat menggunakan waktu dgn baik.

80

Fasilitas fasilitas kesehatan jiwa :

- Rumah Sakit Jiwa (Pemerintah & swasta) - Klinik klinik Psikiatri - Bagian Neurologi & Psikiatri - Pusat Penampungan & Pendidikan Luar Biasa - PUSKESMAS

81

8. Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat


Pendidikan kesehatan masyarakat yang

dimaksud adalah : Menimbulkan pengertian yang sebaik2nya tentang masalah-masalah kesehatan Menggerakan masyarakt agar mereka turut serta secara aktif atas adasar pengertian tadi untuk mencapai tujuan usaha-usaha kesehatan
82

Beberapa masalah kesehatan yang harus di mengerti masyarakat:

a. Masalah hygiene sanitasi & sanitasi lingkungan


pada hakekatnya merupakan masalah sikap hidup dan penggarapan ke arah perubahan sikap hidup tersebut adalah termasuk dalam kegiatan pendidikan kesehatan. Salah satu hal yang paling berbahaya yang mengancam kesehatan manusia adalah ketidak mengertiannya tentang kesehatan.

83

b. Masalah usaha pencegahan

Dalam masyarakat dimana taraf kecerdasan penduduk masih rendah, masyarakat belum berprinsip pencegahan dan baru mencari pemecahan persoalan bila masalahnya sudah nyata. Biasanya usaha pemecahan persoalan ini menjadi semakin berat & sulit karena keadaan sudah terlambat.

84

c. Masalah kependudukan
Khusunya masalah pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat,merupakan persoalan jangka panjang yang penanganannya memerlukan usaha terus menerus dan merupak masalah yang tak dapat di tunda, apalagi di abaikan. Setiap kelambatan dalam usaha pengendaliannya menjadi bertambah berat dan sulit.

85

Kegiatan pendidikan kesehatan yang di jalankan di:

- Sekolah ( UKS ) - PUSKESMAS - Melalui berbagai media masa seperti : radio,TV, koran,majalah,Dsb.

86

87

A. Pengertian dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja

1. Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakitpenyakit/gangguan gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah manusia b. Bersifat medis.

88

2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993). Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : a. Sasarannya adalah lingkungan kerja b. Bersifat teknik. Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
89

3. Tujuan K3 Tujuan umum dari K3 adalah

menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) : Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.

90

4. Ruang Lingkup K3 Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua

tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :

Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian Peralatan dan bahan yang dipergunakan Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial. Proses produksi Karakteristik dan sifat pekerjaan Teknologi dan metodologi kerja

Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak

perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
91

B. Kebijakan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di era global 1. Dalam bidang pengorganisasian Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen ; departemen Kesehatan dan departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur : a. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan b. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak c. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari Kasubdit: 1) Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan. 2) Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan penangkal petir 3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan ketenagakerjaan d. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari kasubdit ; 1) Kasubdit Kesehatan tenaga kerja 2) Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja 3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja. Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan Kerja Depkes. Dalam upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya lebih pada sasaran sektor Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll)
92

2. Dalam bidang regulasi Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya : a. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja b. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja. e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan. f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan. g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. 3. Dalam bidang pendidikan Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga Ahli K3 pada berbagai jenjang Pendidikan, misalnya : a. Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret b. Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan K3 di Unair, Undip, dll dan jurusan K3 FKM UI. c. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya di UGM, UNDIP, UI, Unair. Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan Keperawatan juga ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam sebuah mata kuliah yang khusus mempelajari K3.

93

C. Kecelakaan kerja
1. Pengertian Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. 2. Penyebab kecelakaan kerja Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab langsung (immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes). a. Penyebab Dasar 1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena : a) kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis b) kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian. c) stress d) motivasi yang tidak cukup/salah 2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena : a) tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan b) tidak cukup rekayasa (engineering) c) tidak cukup pembelian/pengadaan barang
d) tidak cukup perawatan (maintenance)

e) tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahanbahan. f) tidak cukup standard-standard kerja g) penyalahgunaan
94

b. Penyebab Langsung 1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisikondisi yang tidak standard) yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) :
a) Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak memenuhi syarat. b) Bahan, alat-alat/peralatan rusak c) Terlalu sesak/sempit d) Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai e) Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan f) Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk g) Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll h) Bising i) Paparan radiasi j) Ventilasi dan penerangan yang kurang

95

2) Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah laku, tindaktanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) :
a) Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang. b) Gagal untuk memberi peringatan. c) Gagal untuk mengamankan. d) Bekerja dengan kecepatan yang salah. e) Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi. f) Memindahkan alat-alat keselamatan. g) Menggunakan alat yang rusak. h) Menggunakan alat dengan cara yang salah. i) Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.

96

3. Data-data tentang Kecelakaan Kerja Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan semakin meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan pekerja sektor kecil menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga menjadi beban, bukan kebutuhan. Catatan PT Jamsostek dalam tiga tahun terakhir (1999 - 2001) terbukti jumlah kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan, dari 82.456 kasus pada 1999 bertambah menjadi 98.902 kasus di tahun 2000 dan berkembang menjadi 104.774 kasus pada 2001. Untuk angka 2002 hingga Juni, tercatat 57.972 kasus, sehingga rata - rata setiap hari kerja terjadi sedikitnya lebih dari 414 kasus kecelakaan kerja di perusahaan yang tercatat sebagai anggota Jamsostek. Sedikitnya 9,5 persen dari kasus kecelakaan kerja mengalami cacat, yakni 5.476 orang tenaga kerja, sehingga hampir setiap hari kerja lebih dari 39 orang tenaga kerja mengalami cacat tubuh. (www.gatra.com) 97

Direktur Operasi dan Pelayanan PT Jamsostek (Persero), Djoko

Sungkono menyatakan bahwa berdasarkan data yang ada pada PT Jamsostek selama Januari-September 2003 selama di Indonesia telah terjadi 81.169 kasus kecelakaan kerja, sehingga rata-rata setiap hari terjadi lebih dari 451 kasus kecelakaan kerja. Ia mengatakan dari 81.169 kasus kecelakaan kerja, 71 kasus diantaranya cacat total tetap, sehingga rata-rata dalam setiap tiga hari kerja tenaga kerja mengalami cacat total dan tidak dapat bekerja kembali. "Sementara tenaga kerja yang meninggal dunia sebanyak 1.321 orang, sehingga hampir setiap hari kerja terdapat lebih tujuh kasus meninggal dunia karena kecelakaan kerja," ujarnya (www.kompas.co.id) Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Pusat Kesehatan Kerja, 2005)

98

D. Ergonomi 1. Pengertian Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Di beberapa negara Ergonomi diistilahkan Arbeitswissenschaft (Jerman), Biotechnology (Skandinavia), Human (factor) Engineering atau Personal Research di Amerika Utara. (Budiono, Sugeng, 2003) 2. Ruang lingkup ergonomi Penerapan ergonomi/ruang lingkup ergonomi meliputi (Setyaningsih, Yuliani, 2002) ; a. Pembebanan kerja fisik Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40% kemampuan maksimum seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Untuk mengukur kemampuan kerja maksimum digunakan pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 kali per menit di atas denyut nadi sebelum bekerja. Di Indonesia beban fisik untuk mengangkat dan mengangkut yang dilakukan seorang pekerja dianjurkan agar tidak melebihi dari 40 kg setiap kali mengangkat atau mengangkut
99

b. Sikap tubuh dalam bekerja Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomik. Sikap yang tidak alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin dilaksanakan harus diusahakan agar beban statis menjadi sekecil-kecilnya. Untuk membantu tercapainya sikap tubuh yang ergonomik sering diperlukan pula tempat duduk dan meja kerja yang kriterianya disesuaikan dengan ukuran anthropometri pekerja. Ukuran anthropometri tubuh yang penting dalam ergonomi adalah : 1) Berdiri a) Tinggi badan berdiri b) Tinggi bahu c) Tinggi siku d) Tinggi pinggul e) Depa f) Panjang lengan 2) Duduk a) Tinggi duduk b) Panjang lengan atas c) Panjang lengan bawah dan tangan d) Jarak lekuk lutut sampai dengan garis punggung e) Jarak lekuk lutut sampai dengan telapak 3) Keadaan bekerja sambil berdiri, mempunyai kriteria : a) Tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah tinggi siku. b) Pekerjaan yang lebih membutuhkan ketelitian, tinggi meja yang digunakan 10-20 cm lebih tinggi dari siku. c) Pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan tangan, tinggi meja 10-20 cm lebih rendah dari siku.

100

Mengangkat dan mengangkut Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses mengangkat dan mengangkut adalah beratnya beban, intensitas, jarak yang harus ditempuh, lingkungan kerja, ketrampilan dan peralatan yang digunakan. Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja perlu dihindari manusia sebagai alat utama untuk mengangkat dan mengangkut. d. Sistem manusia mesin Penyesuaian manusia-mesin sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan efisiensi kerja. Perencanaan sistem ini dimulai sejak tahap awal dengan memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia dan mesin yang digunakan interaksi manusia-mesin memerlukan beberapa hal khusus yang diperhatikan, misalnya : 1) adanya informasi yang komunikatif 2) tombol dan alat pengendali baik 3) perlu standard pengukuran anthropometri yang sesuai untuk pekerjaannya
101

e. Kebutuhan kalori Konsumsi kalori sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan. Semakin berat kegiatan yang dilakukan semakin besar kalori yang diperlukan. Selain itu pekerjaan pria juga membutuhkan kalori yang berbeda dari pekerja wanita. Dalam hal ini perlu diperhatikan juga saat dan frekuensi pemberian kalori pada pekerja. 1) Pekerja Pria a) Pekerjaan ringan : 2400 kal/hari b) Pekerjaan sedang ; 2600 kal/hari c) Pekerjaan berat : 3000 kal/hari 2) Pekerja Wanita a) Pekerjaan ringan : 2000 kal/hari b) Pekerjaan sedang ; 2400 kal/hari c) Pekerjaan berat : 2600 kal/hari f. Pengorganisasian kerja Pengorganisasian kerja berhubungan dengan waktu kerja, saat istirahat, pengaturan waktu kerja gilir (shift) dari periode saat bekerja yang disesuaikan dengan irama faal tubuh manusia. Waktu kerja dalam 1 hari antara 6-8 jam. Dengan waktu istirahat jam sesudah 4 jam bekerja. Perlu juga diperhatikan waktu makan dan beribadah. Termasuk juga di dalamnya terciptanya kerjasama antar pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan serta pencegahan pekerjaan yang berulang (repetitive)

102

g. Lingkungan kerja Dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja berbagai faktor lingkungan kerja sangat berpengaruh. Berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh misalnya suhu yang nyaman untuk bekerja adalah 24-26 0C. h. Olahraga dan kesegaran jasmani Kegiatan olahraga dan pembinaan kesegaran jasmani dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, tes kesehatan sebelum bekerja/tes kesegaran jasmani perlu dilakukan sebagai tahap seleksi karyawan. i. Musik dan dekorasi Musik dapat meningkatkan kegairahan dan produktivitas kerja dengan mempertimbangkan jenis, saat, lama dan sifat pekerjaan. Dekorasi dan pengaturan warna dapat memberikan kesan jarak, kejiwaan dan suhu. Misalnya :
a) biru ; jarak jauh dan sejuk b) hijau ; menyegarkan c) merah ; dekat, hangat, merangsang d) orange ; sangat dekat, merangsang.

j. Kelelahan Kelelahan adalah mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut dan memerlukan terjadinya proses pemulihan. Sebab-sebab kelelahan diantaranya adalah monotomi kerja, beban kerja yang berlebihan, lingkungan kerja jelek, gangguan kesehatan dan gizi kurang.
103

Penyakit akibat kerja Pengertian Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja menyebutkan bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapa ciri penyakit akibat kerja adalah : a. Populasi pekerja b. Penyebab spesifik c. Pemajanan di tempat kerja sangat menentukan d. Kompensasi ada e. Contohnya adalah keracunan Pb, Asbestosis, Silikosis (Budiono, Sugeng. 2003) 2. Jenis Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER01/MEN/1981 mencantumkan 30 jenis penyakit, sedangkan Keputusan Presiden RI No 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja memuat jenis penyakit yang sama, ditambah ; penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat. Jenis penyakit akibat kerja tersebut adalah ;
104

1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian. 2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras. 3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis) 4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan. 5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik. 6. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya yang beracun. 7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun. 8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang beracun. 9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun. 10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun. 11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
105

12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang


13. 14.

15. 16.
17.

18.
19. 20. 21.

beracun. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang beracun. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang beracun. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida atau derivatnya yang beracun, amoniak, seng, braso dan nikel.

106

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan 23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi). Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu adri zat tersebut. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
107

3. Diagnosis spesifik Penyakit Akibat Kerja


Secara teknis penegakkan diagnosis dilakukan dengan (Budiono, Sugeng, 2003) : a. Anamnesis/wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan, riwayat penyakit, keluhan. b. Riwayat pekerjaan (kunci awal diagnosis) 1) Sejak pertama kali bekerja. 2) Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis bahaya yang ada, kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat pelindung diri, cara melakukan pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan, kegemaran (hobby), kebiasaan lain (merokok, alkohol) 3) Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan. c. Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak bekerja. 1) waktu bekerja gejala timbul/lebih berat, waktu tidak bekerja/istirahat gejala berkurang/hilang. 2) Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja. 3) Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data penyakit di perusahaan. d. Pemeriksaaan fisik, yang dilakukan dengan catatan 1) gejala dan tanda mungkin tidak spesifik 2) pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik klinik. 3) dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui pemeriksaan laboratorium khusus/pemeriksaan biomedik.
108

e. Pemeriksaan laboratorium khusus/pemeriksaan biomedik 1) Misal : pemeriksaan spirometri, foto paru (pneumokoniosispembacaan standard ILO) 2) Pemeriksaan audiometri 3) Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/urine. f. Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan, yang memerlukan : 1) kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaan 2) kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data yang ada. 3) Pengenalan secara langsung cara/sistem kerja, intensitas dan lama pemajanan. g. Konsultasi keahlian medis/keahlian lain 1) Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinik, kemudian dicari faktor kausa di tempat kerja, atau melalui pengamatan/penelitian yang relatif lebih lama. 2) Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat (kaitan dengan kompensasi)

109

4. Penerapan konsep five level of prevention deseases pada PAK


Penerapan konsep 5 tingkatan pencegahan penyakit (five level of prevention deseases) pada Penyakit Akibat Kerja adalah (Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang, 1985) : a. Health Promotion (peningkatan kesehatan) Misalnya : pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik, pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan dan pendidikan seks, konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik. b. Specific Protection ( perlindungan khusus) Misalnya : imunisasi, higiene perorangan, sanitasi lingkungan, proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan kerja. c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosa dini dan pengobatan tepat) Misalnya : diagnosis dini setiap keluhan dan pengobatan segera, pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi. d. Disability limitation (membatasi kemungkinan cacat) Misalnya : memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja secara sempurna, pendidikan kesehatan. e. Rehabilitasi (pemulihan kesehatan) Misalnya : rehabilitasi dan mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan-jabatan yang sesuai.

110

5. Fungsi dan Tugas Perawat dalam K3


Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di Industri adalah sebagai berikut (Effendy, Nasrul, 1998) : a. Fungsi 1) Mengkaji masalah kesehatan 2) Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja 3) Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja 4) Penilaian b. Tugas 1) Pengawasan terhadap lingkungan pekerja 2) Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan 3) Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja 4) Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja 5) Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah 6) Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja 7) Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja 8) Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan keluarga pekerja. 9) Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja 10) Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3
111

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P.P.P.K)

112

Definisi Pertolongan pertama.

Pertolongan Pertama (PP) adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang sakit mendadak atau mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari seorang ahli yaitu dokter.

113

Tindakan tindakan yang dilakukan dalam memberikan pertolongan pertama :


Panggilan dokter selekas mungkin, atau bila dokter tak mungkin segera datang, kirimkanlah penderita segera ke rumah sakit. Hentikan pendarahan. Cegah dan atasi shock atau gangguan keadaan umum yang lainnya. Cegah infeksi.

a.

b. c.

d.

114

Hal Hal yang memerlukan tindakan

a.
b. c. d.

segera : Pendarahan yang hebat. Pernapasan yang berhenti. Keracunan. Ganguan keadaan umum seperti kelengar, shock, pingsan, mati suri.

115

Sikap si penolong

a.
b.

c.
d. e.

Dalam memberikan pertolongan ini sikap si penolong : Harus tenang dalam setiap tindakannya serta mendahulukan yg lebih penting. Bertindak tegas tapi jangan terburu buru. Mempunyai pengetahuan tentang P.P.P.K. Perlu keuletan dan usaha yg sungguh sungguh. Sesuai dgn falsafah Pancasila.
116

Gangguan keadaan umum


Ad/ gangguan yg mengenai alat alat vital yg penting untuk hidup yaitu : Susunan pernapasan, gangguannya ditandai dgn pernapasan yg tdk teratur sampai tdk bernafas sama sekali. Susunan saraf pusat, gangguannya ditandai dgn menurunnya kesadaran. Sistim peredaran darah, gangguannya ditandai dgn denyut nadi / jantung yg tdk teratur sampai tdk berdenyut sama sekali.

a. b. c.

117

Epidemi : Penyebaran suatu penyakit secara cepat sehingga


dalam waktu yang bersamaan atau secara bergulir banyak orang menderita penyakit yang sama Endemi : berkecamuknya sutu penyakit infeksi yang terus menerus terdapat di suatu daerah mengenai segolongan penduduk KLB : penyakit yang relatif tiba-tiba terjadi Wabah : Bertambah secara luas Pandemi : penakit yang menyerang populasi seluruh dunia / lintas negara Ingkubasi : sejak masuknya bibit penyakit dalam tubuh sampai munculnya gejala klinis

118

Kausa penyakit
Kausa Prima : kasua yang harus ada pada semua

penyakit Kausa necessary : kausa yang memberikan mendasar keberadaanya suatu penyakit Kausa suffcient : membantu keberadaan penyakit tersebut

119

121

STRUKTUR ORGANISASI & TATA KERJA DEPARTEMEN KESEHATAN RI

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

Anda mungkin juga menyukai