Sudaeri.Abbas
110207042
Pembimbing: dr. Muhammad Misbah Supervisor: dr. Hamzah, Sp. M (K) Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar 2013
Identitas Pasien
Nama Jenis Kelamin Tanggal Lahir : Ny. I : Perempuan : 09 Mei 1962
Usia
Agama Bangsa Nomor Rekam Medis Alamat Tanggal Pemeriksaan Tempat Pemeriksaan Dokter Pemeriksa
: 51 tahun
: Islam : Bugis : 014374 : Jl. Yojokodi No. 56, Palu : Selasa, 01 Oktober 2013 : Poliklinik Mata RSUH : dr. R
Anamnesis
Keluhan Utama : Penglihatan kabur pada kedua mata Anamnesis Terpimpin : Dialami sejak 2 tahun lalu, terjadi secara perlahan-lahan, dan dirasakan semakin lama semakin memberat. Awalnya dirasakan pada mata kanan kemudian mata kiri. Riwayat mata merah (-), air mata berlebihan (+), kotoran mata berlebihan (-), gatal (-), nyeri (-), silau (-), rasa mengganjal (-), rasa berpasir (-), riwayat trauma (-). Riwayat penyakit Diabetes melitus, sejak 8 tahun lalu, berobat secara teratur di dokter penyakit dalam, dan saat ini mendapat terapi yaitu Novorapid 3x10 u/cc dan levemir 10cc. Riwayat keluarga dengan
Diabetes Melitus (+) yaitu ibu pasien. Riwayat penyakit tekanan darah
tinggi (-). Riwayat trauma (-), Riwayat Alergi (-)
Status Generalis
Keadaan Umum : Gizi sedang, compos mentis Tanda vital:
Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 88 /menit Pernasapan : 16 /menit Suhu : 36,7 C
Pemeriksaan Ophtalmologi
Inspeksi
Pemeriksaan
Palpebra Apparatus lakrimalis Silia
OD
Edema (-) Lakrimasi (-) Sekret (-)
OS
Edema (-) Lakrimasi (-) Sekret (-)
Konjungtiva
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Normal
Coklat, kripte (+) Bulat, sentral Refleks cahaya(+)
Normal
Coklat, kripte (+) Bulat, sentral Refleks cahaya (+)
Lensa
Jernih
Jernih
Pemeriksaan Ophtalmologi
Inspeksi
OD
OS
Pemeriksaan Ophtalmologi
Palpasi
Palpasi OD Tn (-) (-) OS Tn (-) (-)
Tensi Okuler
Nyeri Tekan Massa Tumor Glandula Preaurikuler
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Pemeriksaan Ophtalmologi
c. Tonometri NCT : 12/11 d. Visus VOD : 20/200 PH 20/100 F VOS : 20/80 F PH 20/80 F ADD + 2,50 AS 40
Pemeriksaan Ophtalmologi
Penyinaran Oblique
Pemeriksaan
Konjungtiva Kornea Bilik Mata Depan
OD
Hiperemis (-) Jernih Normal
OS
Hiperemis (-) Jernih Normal
Iris
Pupil Lensa
Pemeriksaan Ophtalmologi
Color Sense
tidak dilakukan pemeriksaan
Light Sense
tidak dilakukan pemeriksaan
Campus Visual
tidak dilakukan pemeriksaan
Diafanoskopi
tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Ophtalmologi
Slit Lamp
SLOD : Hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih, subkapsul posterior SLOS Hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih, subkapsul posterior
Pemeriksaan Ophtalmologi
Ophtalmoskopi
FOD
FOS
Pemeriksaan Laboratorium
WBC : RBC : 7,89 3,71
HGB :
HCT :
8,4
26,9
PLT :
CT : BT : PT : aPTT : Na : K: Cl :
360
700 300 15,5 INR 1,31 31,0 126 4,3 95
Pemeriksaan Laboratorium
SGOT : 13
SGPT :
Ureum : Creatinine : HbsAg (ELISA) : Anti HCV (rapid)
8
36 mg/L 1,23 mg/L < 0,13 (-) (-)
GDP :
HbA1c LED jam I jam II
333
13,6 10 25
Resume
Seorang perempuan berusia 51 tahun datang ke poliklinik RSUH dengan keluhan penurunan visus pada kedua mata yang dialami sejak 2 tahun lalu,terjadi secara perlahan-lahan, dirasakan semakin lama semakin memberat. Air mata berlebihan ada, Riwayat penyakit Diabetes Melitus, sejak 8 tahun lalu, berobat secara teratur di dokter Interna, mendapat terapi insulin yaitu Novorapid 3x10 u/cc dan levemir 10cc . Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus ada,yaitu ibu pasien.
Resume..
Dari pemeriksaan fisis didapatkan pasien gizi sedang, compos mentis, dengan tanda vital dalam batas normal. Dari pemeriksaan oftalmologi, pemeriksaan inspeksi ODS dalam batas normal, penyinaran oblik ODS tampak lensa jernih, palpasi ODS dalam batas normal, dan slit lamp ODS lensa jernih. Visus VOD : 20/200, VOS : 20/80.
Resume..
Dari pemeriksaan oftalmoskopi didapatkan FOD: reflex fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 0,3, A/V = 2/3, reflex makula (+), retina perifer: neovascularization (+), cotton wool spot (+), dot & blot hemorrhage (+). FOS: reflex fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 0,3, A/V = 2/3, reflex makula (+), retina perifer: neovascularization (+), cotton wool spot (+), hemorrhage.
Diagnosis
ODS Proliferatif Diabetic Retinopathy
Penatalaksanaan
Regulasi gula darah Diet DM Argon laser fotokoagulasi Rencana Injeksi anti VEGF
Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam Quo ad Visam : Dubia ad malam Quo as Sanationam : Dubia ad malam Quo ad Comesticam : Bonam
Diskusi
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami penurunan visus bilateral yang dialami sejak 2 tahun lalu secara progresif. Tidak didapatkan adanya tanda-tanda infeksi maupun riwayat trauma. Terdapat penyakit penyerta yaitu diabetes mellitus yang diderita sejak 8 tahun lalu.
Diskusi
Terdapat riwayat keluarga dengan penyakit diabetes mellitus. Riwayat penyakit hipertensi disangkal. Pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum dan tanda vital dalam batas normal.
Diskusi
Pemeriksaan oftalmologi, pemeriksaan inspeksi ODS dalam batas normal, penyinaran oblik ODS tampak jernih, palpasi ODS dalam batas normal, dan slit lamp ODS lensa jernih subkapsul posterior. Visus VOD : 20/200, VOS : 20/80.
Diskusi
Dari pemeriksaan oftalmoskopi didapatkan FOD: reflex fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 0,3, A/V = 2/3, reflex makula (+), retina perifer: neovascularization (+), cotton wool spot (+), dot & blot hemorrhage (+). FOS: reflex fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 0,3, A/V = 2/3, reflex makula (+), retina perifer: neovascularization (+), cotton wool spot (+), hemorrhage
Diskusi
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang telah dilakukan, pasien sesuai untuk diagnosis ODS Proliferative Diabetic Retinopathy
Pasien telah mendapatkan terapi regulasi gula darah dan mendapat terapi laser fotokoagulasi
Diskusi
Terapi laser fotokoagulasi dapat menurunkan risiko penurunan visus lebih lanjut, menimbulkan regresi dan menghilangkan neovaskularisasi yang berdampak atas adanya kemungkinan perdarahan masif serta terlepasnya retina.
Pemberian injeksi Anti VEGF bertujuan untuk menahan dan mencegah pertumbuhan proliferasi sel endotel vaskular dan juga menyebabkan regresi vaskular oleh karena kematian sel endotel
DISKUSI
Pendahuluan
Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan paling sering ditemukan pada usia dewasa. Di USA DM merupakan penyebab utama kebutaan usia 20-74 tahun. DM 25 risiko kebutaan dibandingkan individu tanpa DM
Definisi
Kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita diabetes melitus. Tidak disebabkan oleh proses radang. Retinopati akibat diabetes melitus lama berupa aneurisma, melebarnya vena, pedarahan dan eksudat lemak.
Epidemiologi
Meningkat seiring durasi diabetes dan usia pasien. Penyebab utama kebutaan yang diperoleh pada usia 30 sampai 60 tahun di negara industri.
anatomi
PATOFISIOLOGi
Hiperglikemia
Kerusakan Endotel
Adhesi platelet Agregasi eritrosit Abnormalitas lipid serum, Fibrinolisis yang tidak sempurna, Abnormalitas serum dan viskositas darah. Faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF)
Patogenesis
Sel perisit struktur kapiler, kontraktilitas & fungsi barrier. Membran barrier permeabilitas kapiler Sel endotel barrier yang bersifat selektif
KERUSAKAN ENDOTEL
Hilangnya perisit Penebalan membrane basalis Proliferasi endotel Pembentukkan mikroaneurisma, Penyumbatan pembuluh darah permeabilitas pembuluh darah, Proliferasi pembuluh darah baru dan jaringan fibrosa di retina Kontraksi dari jaringan fibrous kapiler dan jaringan vitreus
Gejala Klinis
Retinopati diabetik biasanya asimtomatis untuk jangka waktu yang lama. Hanya pada stadium akhir dengan adanya keterlibatan macular atau hemorrhages vitreus maka pasien akan menderita kegagalan visual dan buta mendadak.
GEJALA KLINIS
L Lanjut
A Akhir
Keterlibatan makula
A Awal
Asimptomatik
Perdarahan vitreous
Gangguan penglihatan
Gejala Klinis
Penglihatan Normal
Penglihatan pada RD
Diagnosis
Oftalmoskopi Foto Funduskopi fundal fluorescein angiography (FFA) merupakan metode diagnosis yang paling dipercaya.
Klasifikasi
NPDR Mikroaneurisma (+) Perdarahan intraretina (+) Hard eksudat (+) Oedem retina(+) Cotton Wool Spots (+) IRMA (+) Neovaskularisasi (-) Perdarahan Vitreous (-) PDR Mikroaneurisma (+) Perdarahan intraretina (+) Hard eksudat (+) Oedem retina (+) Cotton Wool Spots (+) IRMA(+) Neovaskularisasi (+) Perdarahan Vitreous (+)
Pemeriksaan oftalmoskopi
Normal Funduskopi
Funduskopi PDR
Penatalaksanaan
Kontrol glukosa darah Fotokoagulasi
Panretina photocoagulation (PRP) Focal photocoagulation
Photocoagulation
Komplikasi
Rubeosis iridis progresif Glaukoma neovaskular Perdarahan vitreus rekuren Ablasio retina
Prognosis
Kontrol optimum glukosa darah (HbA1c < 7%) dapat mempertahankan atau menunda retinopati. Hipertensi arterial tambahan juga harus diobati (dengan tekanan darah disesuaikan <140/85 mmHg). Tanpa pengobatan, Detachment retinal tractional dan edema macula dapat menyebabkan kegagalan visual yang berat atau kebutaan. Retinopati diabetik dapat terjadi walaupun diberi terapi optimum