Anda di halaman 1dari 29

Skenario A Blok 21 Dr. sukses sudah lama bertugas sebagai dokter UKM (upaya kesehatan masyarakat) di Puskesmas Makmur.

Pada sore hari, ia melakukn UKP (upaya kesehatan perorangan) sebagai dokter umum yang membuka praktek di rumah dinasnya. Rumah dinas Dr. Sukses bersebelahan dengan puskesmas tempat dia bertugas; Dr. sukses di tempat prakteknya melakukan layanan primer. Pasien Dr. Sukses, dia berpraktek sampai jauh malam, kadang-kadang pagi hari sebelum bertugas di puskesmas dia masih melayani pasiennya. Hal ini menyebabkan Dr. Sukses dating kesiangan, akibatnya yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat atau bidan. Di lingkungan wilayah puskesmas Makmur, ada juga Dr. arif, yang melakukan layanan primer ssebagai dokter keluarga. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pasiennya tidak sebanyak Dr. sukses. Dr. Arif baru mulai berpraktek sebagi dokter keluarga, sarana dan prasarana Dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh Dr Arif adalah pelayanan kedokteran yang komprehensif dan menyeluruh. Dr. Arif berpraktek sebagai dokter keluarga karena dia adalah lulusan Fakultas Kedokteran yang menyelenggarakan KBK (kurikulum berbasis kompetensi), dan sudah mengikuti pelatihan dokter keluaraga yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga (PDKI) cabang setempat. I. 1. 2. 3. 4. 5. KLARIFIKASI ISTILAH UKM : Upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan masyarakat. UKP : Upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan perseorangan (individu). Puskesmas : unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang melakukan usaha prevensi, promosi, dan kurasi kesehatan yang mencakupi suatu wilayah kecamatan. Layanan Primer : layanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Dokter Keluarga : dokter yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam bidang kedokteran keluarga yanhg diperoleh dari pendidikan khusus dalam bidang
1

tersebut sehingga memiliki kompetensi dan kewenangan untuk bekerja dalam profesi dokter keluarga. 6. Sistem Kesehatan Nasional : suatu bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan. 7. 8. Kedokteran yang komprehensif : kedokteran yang memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai suatu kesatuan; Standar pelayanan dokter keluarga mandiri : standar minimum yang harus dikuasai oleh seorang dokter keluarga mandiri. II. IDENTIFIKSI MASALAH UKP sebagai dokter umum di rumah dinasnya dan Dr. Sukses sering datang kesiangan karena sibuk praktek di rumahnya sehingga yang melayani pasien di puskesmas adalah perawat atau bidan. 2. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), tetapi pasiennya tidak banyak dari Dr. Sukses. 3. Sarana dan prasarana Dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. III. ANALISIS MASALAH Jawab : UKP dalam SKN UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. UKM dalam SKN UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular,
2

1. Dr. sukses bertugas sebagai dokter UKM di puskesmas Makmur, yang juga malakukan

1. a. Bagaimana peran dokter UKM dan UKP menurut SKN?

penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Pelayanan Cakupan Pelayanan Sasaran Sifat Pelayanan Cara pelayanan UKM Lebih luas Komunitas Menyeluruh dan paripurna Kasus per UKP Terbatas Individu/keluarga Sesuai dengan keluhan kasus Kasus per kasus, pengamatan sesaat

berkesinambungan, Jenis layanan pengamatan sepanjang hayat Promotif, preventif, rehabilitatif, Lebih bersifat kuratif kuratif Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Selalu dipertimbangkan, dimanfaatkan dan dilibatkan Promotifpreventif Upaya kesehatan Menjadi perhatian utama Komunitas Bukan perhatian utama Individu/keluarga

b. Apa yang harus dilakukan dr. Sukses agar dokter UKM tidak terganggu ? Jawab : Dr.Sukses harus membatasi waktu prakteknya sebagai dokter UKP, jangan sampai mengganggu waktu dinasnya sebagai dokter UKM, sehingga tugas utamanya sebagai dokter UKM tidak terbengkalai. c. Apakah dokter UKM boleh membuka praktek sebagai UKP ? Jawab : Dr.Sukses boleh saja membuka praktek UKP, tetapi tidak boleh mengabaikan tugas utamanya sebagai dokter UKM. Waktu pelayanan harus diatur sebaik-baiknya sehingga tidak mengganggu waktunya sebagai dokter UKM (08.00-14.00).

2. Bagaimana konsep dokter keluarga : a. Definisi ? Jawab : Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI 1982). Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969) Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan specialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari suatu disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinis, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan psien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of Family Physician, 1969) llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983). b. Kompetensi ? Jawab : Standar Kompetensi Dokter Keluarga Berdasarkan PDKI tahun 2006, yaitu :
4

1. Kompetensi Dasar a. Keterampilan komunikasi efektif b. Keterampilan klinik dasar c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga. d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga,ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer. e. Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi. f. Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat. g. Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik. 2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama a. Bedah b. Penyakit Dalam c. Kebidanan & penyakit kandungan d. Kesehatan Anak e. THT f. Mata g. Kulit dan kelamin h. Psikiatri i. Saraf j. Kedokteran komunitas 3. Keterampilan klinis Layanan Primer Lanjut a. Keterampilan melakukan health screening b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut c. Membaca hasil EKG d. Membaca hasil USG e. BTLS, BCLS dan BPLS 4. Keterampilan Pendukung a. Riset b. Mengajar kedokteran keluarga
5

5. Ilmu dan Keterampilan Kliinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif 6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis a. Manajemen klinik dokter keluarga c. Syarat atau prosedur untuk mendapatkan izin ? Jawab : Berdasarkan pendekatan public - private participation
Sertifikat Kompetensi ( Surat Tanda Registrasi ) Rekomendasi Quota peserta Surat Izin Praktik Kredit profesi Staterkit PDKM Melayani pasien

Dokter baru

IDI BPJS Dinas Kesehatan BANK Koperasi IDI Praktek Dokter Keluarga

d. Bentuk-bentuk dokter keluarga ? Jawab : 1. Sebagai bagian dari Pelayanan rumah sakit (Hospital based) a. Diselenggarakan di rumah sakit b. Dibentuk unit khusus yang disebut bagian dokter keluarga (departement of family medicine)
6

c. Semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistikkemudian dirujuk ke bagian spesilis yang ada di rumah sakir tersebut 2.Dilaksanakan oleh klinik Doga (Family Clinic) e. Pelayanan dilakukan pada suatu klinik yang khusus didirikan untuk itu yang disebut family clinic center. f. Menjalin hubungan dengan rumah sakit, apabila pasien membutuhkan perawatan inap dapat dirujuk kerumah sakit mitra. 3. Pelayanan Doga dilakukan melalui praktek Doga (family doctor). a. Bentuk pelayanan sama dengan yang dilaksanakan melalui klinik Doga. b. Umumnya berupa rawat jalan, bisa berupa kunjungan rumah, atau perawatan pasien di rumah. . e. Sarana dan prasarana ? Jawab : Standar Sarana dan prasarana dokter keluarga : a. Standar Fasilitas Praktik Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya. 1) Fasilitas untuk praktik Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien, pegawai, dan dokter yang berpraktik. 2) Kerahasiaan dan privasi Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien. 3) Bangunan dan interior
7

Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semipermanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien. 4) Alat komunikasi Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya. 5) Papan nama Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh organisasi profesi. b. Standar Peralatan Klinik Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer). 1) Peralatan medis Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama. 2) Peralatan penunjang medis 3) Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama 4) Peralatan nonmedis 5) Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan nonmedis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama. c. Standar Proses-Proses Penunjang Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga. 1) Pengelolaan rekam medis Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medis dengan dasar rekam medis berorientasikan pada masalah.
8

2) Pengelolaan rantai dingin Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya. 3) Pengelolaan pencegahan infeksi Pelayanan dokter keluarga memerhatikan universal precaution management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya. 4) Pengelolaan limbah Pelayanan dokter keluarga memerhatikan sistem pembuangan air kotor dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik 5) Pengelolaan air bersih Pelayanan dokter keluarga mengonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga aman digunakan. 6) Pengelolaan obat Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistem pengelolaan obat sesuai prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluarsa. f. Pelayanan dokter komprehensif dan menyeluruh ? Jawab : Standar pelayanan paripurna ( comprehensive) Adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna, yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan proteksi khusus, pemulihan kesehatan, pencegahan kecacatan, dan rehabilitasi setelah sakit dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran. Standar pelayanan menyeluruh. Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan sosialnya. Selain itu, pasien juga dipandang sebagai bagian dari keluarga dan lingkungannya dan pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya.
9

g.

Apa perbedaan pelayanan dokter keluarga dan pelayanan dokter umum ? Jawab :

Prinsip dasar Layanan kontak pertama Layanan panjang Layanan bersifat personal Layanan komprehensif Mengutamakan pencegahan Koordinasi Kolaborasi Berorientasi pada keluarga Berorientasi pd komunitas sinambung dan

Dokter keluarga Ya jangka Ya Ya

Dokter umum di puskesmas Ya Episodik Tidak

Ya,>> promotif, Ya, >> kuratif preventif Ya Ya Ya Ya Ya Terbatas Tidak Tidak Tidak Ya

h.

Apa saja manfaat dokter keluarga ? Jawab : Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak manfaat yag diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge Research Institute, 1976): 1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan. 2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan. 3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama di tengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini. 4. Akan dpat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.
10

5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi. 6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologi. 7. Akan dapat diselenggarkan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan. 8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan. 3. Bagaimana system pembiayaan dokter keluarga dan dokter umum ? Jawab : Penetapan penggolongan Dokter Keluarga berdasarkan kapitasi pelayanan yang dimilikinya dilakukan melalui pelaksanaan seleksi PPK (credentialing) dan seleksi kembali PPK (re-credentialing) dengan memperhatihkan indicator-indikator penentu yakni: 1. Hasil penilaian sarana dan prasarana 2. Ketersediaan tenaga perawat 3. Ketersediaan tenaga administrasi 4. Kemampuan penyediaan sarana laboratorium 5. Penggolongan besaran kapitasi Dokter Keluarga berdasarkan kapasitas 6. pelayanan yang dimiliki di bagi atas 3 kategori yakni: -Kategori Kapitasi A yakni apabila Dokter Keluarga memenuhi seluruh indicator (indicator penentu point (1)-(4) point c). besaran kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal sebesar Rp 6500,00 per jiwa -Kategori Kapitasi B yakni apabila Dokter Keluarga hanya mampu memenuhi minimal 2 (dua) indicator penentu. Besaran kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal sebesar Rp 6000,00 per jiwa -Kategori Kapitasi C yakni apabila Dokter keluarga hanya mampu memenuhi indicator sarana dan prasarana sedangkan indicator penentu lainnya tidak terpenuhi. Besarnya kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal Rp 5500,00 Penetapan komponen besaran kapitasi yang dibayarkan kepada Dokter Keluarga untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1. Kategori Kapitasi A yakni maksimal sebesar Rp 6.500,00 per jiwa, terdiri dari: jasa medis dokter, pelayanan obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine
11

rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, siasanya adalah biaya obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin). 2. Kategori Kapitasi B yakni maksimal sebesar Rp 6.000,00 per jiwa terdiri dari : jasa medis dokter, pelayanan obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah biaya obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin). 3. Kategori Kapitasi C yakni maksimal sebesar Rp 5.500,00 per jiwa, terdiri dari : jasa medis dokter, pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium sederhana). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium sederhana) Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal dasar yang dibutuhkan dalam pelaksanaan dokter keluarga secara konsisten, yaitu mekanisme pelayanan kesehatan berjenjang dan sistem pembiayaan kesehatan berbasis asuransi. Sayangnya sistem pembiayaan yang ada, seperti dilakukan ASKES belum ideal. Penelitian yang dilakukan oleh pakar jaminan sosial Prof. Hasbullah Thabrany menunjukkan bahwa untuk menyelenggarakan jaminan sosial yang ideal, paling tidak kapitasina sebesar Rp. 20.000 per jiwa, tentu angka ini masih jauh dibanding yang telah dilaksanakan (Rp.5.500- Rp. 6500 per jiwa). Tanpa pelaksanaan mekanisme pelayanan kesehatan berjenjang sangat sulit untuk mengedukasi masyarakat akan peran dan manfaat dokter keluarga. Tanpa pembiayaan kesehatan berbasis asuransi yang merata, juga akan tetap sangat sulit bagi masyarkat untuk mengakses pelayanan dokter keluarga. Di berbagai negara, pelaksanaan pelayanan dokter keluarga telah diintegrasikan dengan mekanisme pembiayaan kesehatan berbasis asuransi dan mekanisme pelayanan kesehatan berjenjang. Sayangnya sistem jaminan sosial yang memiliki prinsip asuransi belum terlaksana (2014 akan dilaksanakan) sehingga saat ini pembiayaan praktek dokter keluarga masih menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan sistem ini. 4. Apa yang dimaksud dengan SJSN dan PPJS ? Jawab : Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem Jaminan sosial yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan program-program jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut.
12

Berdasarkan [[UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah : a. Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (pasal 1 ayat 6) b. Badan hukum nirlaba (pasal 4 dan Penjelasan Umum) Pembentukan dengan Undang-undang (pasal 5 ayat 1) Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit) yang beroperasi berdasarkan asas membayar sambil jalan (pay-as-you-go). Manfaat pasti program ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60% hingga 80% dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja. Setiap pekerja akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat. Badan Penjamin Jaminan Sosial IV. HIPOTESIS Dr. Sukses praktek sebagai layanan primer sehingga belum bisa membagi waktu dalam perannya sebagai dokter UKM dan UKP, sedangkan dr. Arif sebagai dokter keluarga tetapi sarana dan prasarana dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. V. SINTESIS

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) UKP adalah setiap kegiata yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatn rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pembrantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan, penyediaan sanitasi dasar perbaikan gizi masyarakat,
13

pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan bahan zat adiktif dan bahan berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Perbedaan UKP dan UKM Upaya Kesehatan Perorangan (Pelayanan kedokteran) : Tenaga pelaksananya terutama adalah dokter. Perhatian utamanya pada peyembuhan penyakit Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga Kurang memperhatikan efisiensi Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa. Bertanggung jawab hanya kepada penderita Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan Masalah administrasi amat sederhana Upaya Kesehatan Masyarakat : Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan. Selalu berupaya mencari cara yang efisien. Dapat menarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan kesehatan. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undangundang Penghasilan berupa gaji dari pemerintah Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat Dapat memonopoli upaya kesehatan Menghadapi berbagai berbagai persoalan kepemimpinan.

14

Rumah Dinas Peraturan menteri keuangan nomor 138/PMK.06/2010 tentang pengelolaan barang milik negara berupa rumah Negara. Konsep Dokter Keluarga di Indonesia 1. Pengertian Dokter Keluarga Dokter keluarga adalah dokter yang dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif menhunjungi penderita dan keluarganya.(Ikatan Dokter Indonesia, 1982) 2. Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga Batasan pelayanan dokter kelurga banyak macamnya. Dua diantaranya yang dipandang cukup penting adalah: Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kendungan, ilmu bedah serta ilmu ekdokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologis, dan ilmu-ilmu klinis dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk memiliki peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.(The American Academy of Family Physician, 1969) Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan
15

dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. 3. Tugas Dokter Keluarga Tugas dari dokter keluarga adalah : a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan, b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit, d. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarga e. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, f. Menangani penyakit akut dan kronik, g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, h. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau dirawat di RS, i. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, j. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, k. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien, l. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar, m. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus. 4. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga Tujuan umum Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Tujuan khusus

16

Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien. 5. Prinsip Dokter Keluarga Prinsip pelayanan Dokter keluarga mempunyai 9 prinsip, yaitu: - Komprehensif dan holistik - Kontinu - Mengutamakan pencegahan - Koordinatif dan kolaboratif - Personal sebagai bagian integral dari keluarganya - Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan - Menjunjung tinggi etika, moral dan hokum. - Sadar biaya dan sadar mutu - Dapat diaudit dan dipertanggung jawab. 6. Tugas Dokter Keluarga - Menapis kebutuhan sosialitik - Mendiagnosis cepat dan mengobati cepat-tepat - Memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit - Melayani individu dan keluarganya - Membina dan mengikutsertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit - Menangani penyakit akut dan kronik - Melakukan kerjasama dengan seluruh pengandil - Melakukan tindak awal persiapan rujukan - Memantau pasien yang dirujuk - Bertanggungjawab atas pasien yang dirujuk - Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan. - Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif. 7. Kewajiban Dokter Keluarga

17

- Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan - Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat - Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit - Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya - Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi - Menangani penyakit akut dan kronik - Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS - Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS - Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan - Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya - Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien - Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar - Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus 8. Wewenang Dokter Keluarga Wewenang dari dokter keluarga adalah : a. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar b. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat c. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit d. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer e. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal f. Melakukan tindak pra bedah, bedah minor, perawatan pasca bedah di unit pelayanan primer g. Melakukan perawatan sementara, h. Menerbitkan surat keterangan medis i. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap
18

j. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus. Peran Dokter Keluarga dalam Sistem Kesehatan nasional Sistem kesehatan adalah semua kegiatan yang secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Kegiatan yag tercakup dalam sistem kesehatan dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu pemberian pelayanan kesehatan dan pembiayaan upaya kesehatan. Sistem kesehatan memiliki 4 fungsi yaitu: Pelayanan kesehatan : merupakan proses memberikan dan mengelola masukan di dalam kegiatan produksi jasa kesehtan yang terjadi dalam suatu tatanan organisasi tertentu. Kesemuanya itu mengarah kepada dilakukannya serangkaian intervensi terhadap masalah- masalah kesehatan yang ada. Pelayanan kesehatan terbagi menjadi pelayanan individu dan pelayanan masyarakat. Dokter keluarga merupakan penggerak dari pelayanan kesehatan individu. Pembiayaan kesehatan : adalah proses penarikan dana dari sumber dana (primer yaitu rumah tangga atau perusahaan, maupun sekunder yaitu pemerintah dan lembaga-lembaga donor), penghimpun dana tersebut di badan-badan tertentu dan pengalokasian dana untuk kegiatan-kegiatan para pemberi pelayanan Sumber daya kesehatan : tidak hanya berupa dana, tetapi juga tenaga kesehatan, obat, peralatan kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Pengawasan dan pengarahan : adalah fungsi yang harus dipegang oleh aparat pemerintah yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. Pengawasan dan pengarahan ini pada hakikatnya terdiri atas penetapan kebijakkan kesehatan, pengaturan di bidang kesehatan, serta penilaian kinerja dan penyediaan informasi kesehatan. Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga 1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of Clinical Care) a. Standar Pelayanan Paripurna (Standard of Comprehensive of Care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and specific
19

protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan social serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran. 1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuaan tempat praktik. 2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya. 3) pencegahan penyakit dan proteksi khusus Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya. 4) Deteksi dini Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu. 5) Kuratif medis Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medis, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi 6) Rehabilitasi medis dan social Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun social. 7) Kemampuan social keluarga Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan kondisi social pasien dan keluarganya. 8) Etik medikolegal

20

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai dengan medikolegal dan etik kedokteran. b. Standar pelayanan medis (standartd of medical care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis. 1) Anamnesis Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patientcentered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis. 2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelaianan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistic; dan bila perlu mengajurkan pemeriksaan penunjang secara rasianol, efektif dan efesien demi kepentingan pasien semata. 3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistic. 4) Prognosis Pada setap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based). 5) Konseling Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepeduliaan terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan disaat itu 6) konsultasi Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi kedokter lain yang dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman. Konsultasidapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, doter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
21

7) Rujukan Pada saat-saat dinilai perlu, doker keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata. 8) Tindak lanjut Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan diklinik, maupun ditempat pasien. 9) Tindakan Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik distrata pertama, dan demi kepentingan pasien. 10) pengobatan rasional Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien. 11) Pembinaan keluarga Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga. c. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, dan spiritual, serta berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan sosialnya. 1) Pasien adalah manusia seutuhnya Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya. 2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien. 3) pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
22

Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya. d. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas pogram dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal. 1) Koordinator penatalaksanaan pasien Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antardokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit. 2) Mitra dokter-pasien Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis. 3) Mitra lintas sektoral medis Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal disekitarnya. 4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimeter medik Pelayanan dokter keluarga memedulikan dan memerhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar pelayanan bersinambung (standard of continuum care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efesien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien. 1) Pelayanan proaktif
23

Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif. 2) Rekam medis bersinambung Informasi dalam riwayat kesehatan pesien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan. 3) Pelayanan efektif efisien Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya. 4) Pendampingan Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan, pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien. Klasifikasi klinik dokter keluarga

Alur Dokter Lulusan KBK Untuk Menjadi Doga


24

Konversi Dokter Praktek Umum Menjadi Dokter Keluarga Surat edaran IDI nomor 2342/PB/A3/11/2008 tentang dokter keluarga & keputusan Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes RI/Per/VII/1997 juga mengatur peraturan praktek dokter umum dan dokter gigi yang diarahkan ke konsep dokter keluarga. Dari dua peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa peralihan fungsi DPU menjadi DK merupakan suatu pilihan, bukan suatu kewajiban. Tidak ada regulasi yang mewajibkan setiap dokter umum untuk beralih fungsi menjadi DK secara administratif (memiliki gelar DK). Sistem Manajemen Keuangan dalam Pengelolaan Praktek DOGA Pelayanan kedokteran keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional. Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi. Selain itu, manajemen keuangan pelayanan kedokteran keluarga dikelola sehingga dapat mengikuti sistem pembayaran praupaya pembiayaan melalui program asuransi kesehatan (health insurance) maupun sistem pembiayaan fee for service. Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut, yang dinilai sesuai untuk pelayanan dokter keluarga hanyalah pembiayaan melalui program asuransi kesehatan saja. Mudah dipahami, karena untuk memperkecil risiko biaya, program asuransi sering menerapkan prinsip membagi risiko (risk sharing) dengan penyelenggara pelayanan, yang untuk mencegah kerugian, tidak ada pilihan lain bagi penyelenggara pelayanan tersebut, kecuali berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, dan atau mencegah para anggota keluarga yang menjadi tanggungannya untuk tidaksampai jatuh sakit 1. Sistem langsung (fee for service) Pasien membayar langsung jasa medik setelah berobat ke dokter. Hampir 80% terjadi dalam masyarakat. Mekanisme pembayaran langsung telah menimbulkan ketidakadilan distributif
25

dimana banyak pasien miskin yang tambah miskin pada saat sakit; banyak tenaga kesehatan yang imbalan jasa profesionalnya masih--berbisnis atau terpaksaberorientasi dari orang sakit). 2. Sistem praupaya Dilakukan dengan perhitungan per-kapitasi/per-kepala seperti pada sistem dokter keluarga yang diharapkan dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang dokter (care provider, decision maker, communicator, community leader, manager) secara profesional. Dalam sistem ini dokter dibayar dimuka dengan tanggung-jawab memelihara kesehatan keluarga. Sisa manajemen dana yang dititipkan ke dokter keluarga merupakan income (jasa pemeliharaan kesehatan) dari dokter tersebut atas jasanya memelihara kesehatan keluarga. Teknis mekanisme rujukan dari dokter keluarga ke dokter spesialis (pelayanan tingkat lanjut) diluar skema pembiayaan di atas, yang umumnya bersifat reimburse dari lembaga nirlaba (atau co-payment dari dokter keluarga) ke dokter spesialis. Mengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pada saaat ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebut banyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan. Ketiga bentuk yang dimaksud adalah: a) Sistem kapitasi (capitation system), yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu jaminan. b) Sistem paket (packet system), yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem
26

pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama diterapkan. c) Sistem anggaran (budget system), yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati. Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaan fee for service.

BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem Jaminan sosial yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan programprogram jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang
27

dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut. Manfaat program Jamsosnas tersebut cukup komprehensif, yaitu meliputi jaminan hari tua, asuransi kesehatan nasional, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Program ini akan mencakup seluruh warga negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka termasuk pekerja sektor formal, sektor informal, atau wiraswastawan. Paradigma Jamsosnas Sistem jaminan sosial nasional dibuat sesuai dengan paradigma tiga pilar yang direkomendasikan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Pilar-pilar itu adalah : Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat yang terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat terjadi bencana alam, konflik sosial, menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari APBN dan dari dana masyarakat setempat. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh iuran yang ditarik dari perusahaan dan pekerja. Iuran yang harus dibayar oleh peserta ditetapkan berdasarkan tingkat pendapatan/gaji, dan berdasarkan suatu standar hidup minimum yang berlaku di masyarakat. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat dibeli oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program asuransi sosial wajib. Iuran untuk program asuransi swasta ini berbeda menurut analisis risiko dari setiap peserta. Asas Jamsosnas Program Jamsosnas diselenggarakan menurut asas-asas berikut ini: 1. Asas saling menolong (gotong royong): peserta yang lebih kaya akan membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang mempunyai risiko kecil akan membantu peserta yang mempunyai risiko lebih besar, dan mereka yang sehat akan membantu mereka yang sakit. 2. 3. Asas kepesertaan wajib: seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan diwajibkan untuk berpartisipasi dalam program Jamsosnas Asas dana amanah (trust fund): dana yang dikumpulkan dari peserta akan dikelola oleh beberapa Badan Pengelola Jamsosnas dalam sebuah dana amanah yang akan dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh peserta 4. Asas nirlaba: dana amanah ini harus bersifat nirlaba dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan jaminan sosial seluruh peserta.Keterbukaan, pengurangan risiko, akuntabilitas,
28

efisiensi, dan efektifitas: dasar pengelolaan ini akan digunakan sebagai dasar pengelolaan program Jamsosnas Portabilitas: peserta akan terus menjadi anggota program Jamsosnas tanpa memedulikan besar pendapatan dan status kerja peserta, dan akan terus menerima manfaat tanpa memedulikan besar pendapatan dan status keluarga peserta sepanjang memenuhi kriteria tertulis untuk menerima manfaat program tersebut. Berdasarkan [[UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dibentuk dengan pertimbangan utama untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui pengembangan sistem jaminan sosial nasional tersebut hak setiap orang atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat sebagaimana diamanatkan konstitusi akan dapat diwujudkan. Sistem jaminan social nasional yang berfungsi secara efektif merupakan salah satu sarana membangun solidaritas social dalam rangka terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Pasal 14 ayat (1) UU SJSN menentukan bahwa Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada BPJS. Selanjutnya pada ayat (2) ditentukan :Penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Tidak ada penjelasan tentang siapa yang dimaksud dengan fakir miskin dan orang tidak mampu. Hal tersebut akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah sebagaimana ditentukan pada ayat (3). Kemudian Pasal 17 ayat (4) menentukan : Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh Pemerintah. Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit) yang beroperasi berdasarkan asas membayar sambil jalan (pay-as-you-go). Manfaat pasti program ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60% hingga 80% dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja. Setiap pekerja akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat.

29

Anda mungkin juga menyukai