Anda di halaman 1dari 4

Uraian Manfaat farmakologis dari tanaman jambu biji adalah a.

Diare & disentri: Jambu biji sangat kaya astringents (senyawa yang membuat gusi Anda terasa lebih kencang dan segar setelah mengunyah daun jambu atau makan jambu mentah) yang melindungi perut dari diare. Astringents bersifat alkali dan memiliki desinfektan serta anti-bakteri, sehingga membantu penyembuhan disentri dengan cara menghambat pertumbuhan mikroba dan menghilangkan lendir ekstra di usus. Nutrisi lain dalam jambu biji, seperti vitamin C, karotenoid dan kalium memperkuat sistem pencernaan dan disinfeksi itu. Jambu biji juga bermanfaat dalam gastroenteritis karena alasan tersebut di atas. b. Jambu Biji Untuk Mengatasi Sembelit: Jambu biji adalah salah satu sumber serat makanan. Bijinya, jika tertelan keseluruhan atau dikunyah, berfungsi sebagai mengatasi pencahar yang sangat baik. Kedua sifat jambu biji membantu membentuk perut, menahan air dan membersihkan usus dan sistem ekskretoris secara menyeluruh. c. Jambu Biji Untuk Batuk & Demam: Jus jambu biji mentah atau rebusan daun jambu biji sangat membantu dalam memberikan bantuan batuk dan dingin dengan melonggarkan batuk, mengurangi lendir, desinfektan saluran tenggorokan, pernapasan dan paru-paru dan menghambat aktivitas mikroba. Jambu biji banyak mengandung vitamin-C dan zat besi yang terbukti ampuh mencegah infeksi dingin dan virus. d. Jambu Biji Untuk Perawatan Kulit: Jambu dapat membantu meningkatkan tekstur kulit dan menghindari masalah kulit. Hal ini terutama karena banyaknya astringents dalam buah-buahan (yang belum matang) dan daun. Selain astringents, jambu biji sangat-sangat kaya akan vitamin A, B, C dan kalium, antioksidan yang sangat baik dan pendetoks dan menjaga kulit tetapbercahaya dan bebas dari penuaan, keriput, dan gangguan lainnya. e. Jambu Biji Untuk Tekanan darah tinggi: Jambu membantu mengurangi kolesterol dalam darah dan mencegah dari penebalan, sehingga mempertahankan fluiditas darah dan mengurangi tekanan darah. Jambu sangat kaya serat dan hipoglikemik sehingga efektif membantu menurunkan tekanan darah. f. Jambu Biji Untuk Diet atau Menurunkan Berat Badan: Jambu biji sangat membantu menurunkan berat badan tanpa kompromi dengan asupan protein, vitamin dan serat. Jambu banyak mengandung serat dan sangat kaya akan vitamin, protein dan mineral, tetapi tanpa kolesterol dan karbohidrat sehingga membuat anda merasa lebih cepat kenyang. g. Manfaat lain: Jambu biji membantu mengendalikan diabetes, Lypocene mengurangi risiko kanker, jus daun jambu untuk menyembuhkan sakit gigi, gusi bengkak & ulkus oral, menyembuhkan luka bila diterapkan secara eksternal, kejang-kejang, epilepsi, infeksi bakteri.

Uji KLT Minyak Atsiri 1. Pembuatan Larutan uji 1 gram serbuk simplisia disari dengan diklorometana 10 ml Digojog sampai terjadi suspensi dan disaring Filtrat diuapkan Residu dilarutkan dengan 1 ml toluen 5 l digunakan untuk uji KLT

2. Uji KLT Fase diam (silika Gel GP 254) disiapkan Larutan pembanding dan Residu dimasukkan ke dalam pipa kapiler masing-masing larutan ditotoli di titik yang telah disiapkan sebelumnya pada silika gel setelah kering, dimasukkan ke dalam camber yang telah diisi toluen etil asetat sebagai fase gerak dan juga kertas saring setelah fase gerak sampai pada titik 10 cm pada silika gel, silika gel dikeluarkan dan dikeringkan diuji KLT pada panjang gelombang 254 nm bila tidak terlihat jelas, silika disemprot dengan larutan deteksi yaitu vanilin asam sulfat dan kembali diuji dengan KLT Bahan Uji KLT Minyak Atrsiri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Serbuk simplisia Diklorometana Toluen Silika gel GP 254 Toluen etil asetat Eugenol Vanilin asam sulfat

Pembahasan KLT minyak atsiri Kromatografi lapis tipis atau biasa disingkat dengan KLT merupakan bentuk kromatografi planar, fase diamnya berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang yang bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara mekanik(ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara umum (descending). Kromatografi lapis tipis lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom, alat yang digunakan juga lebih sederhana dan dapat dilaksanakan di laboratorium setiap saat secara cepat. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat. Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas).Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Fase diam dalam uji KLT minyak atsiri menggunakan silika gel GF 254. Dimana G adalah singkatan dari pengikat (lapisan halus) gipsum (CaSO4. H2O), F berarti ditambah bahan yang berfluoresensi dan 254 merupakan panjang gelombang. Penggunaan silika gel untuk uji minyak atsiri kerena mekanismenya adalah penyerapan adsorpsi Sedangkan fase gerak yang dipakai dalam uji Minyak atsiri adalah toluen etil asetat dengan perbandingan Toluen dan etil asetat adalah 93:7. Merupakan dua campuran pelarut karena daya elusi kedua pelarut dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Pembanding yang digunakan untuk uji KLT minyak atsiri adalah eugenol. Sedangkan pendeteksi untuk memperjelas reaksi warna yang terbentuk digunakan vanilin asam sulfat. Sebelum melakukan uji KLT, terlebih dulu dibuat larutan uji yang akan ditotoli pada silika gel. Serbuk simplisia sebanyak 1 gram disari dengan diklorometana 10 ml dan digojog hingga terjadi suspensi. Setelah itu sisaring dan filtrat diuapkan lalu residu dilarutkan dengan 1 ml toluen. 5 l digunakan untuk uji KLT. Setelah larutan uji disiapkan, fase diam atau silika gel GF 254 di siapkan sebagai berikut :
1 cm

10 cm

Pemisahan pada kromatografi lapis tipis yang optimal akan diperoleh hanya jika menotolkan sampel dengan ukuran bercak sekecil dan sesempit mungkin. Jika sampel yang digunakan terlalu banyak maka akan menurunkan resolusi dan menyebabkan bercak yang menyebar dan puncak ganda. Untuk memperoleh reprodusibilitas, volume sampel yang ditotolkan paling sedikit 0.5 l. Jika volume sampel yang ditotolkan lebih besar dari 2-10 l maka penotolan harus dilakukan secara bertahap dengan melakukan pengeringan tiap totolan. Dalam uji KLT minyak atsiri ini, larutan uji yang ditotolkan 5 l. Setiap penotolan pembanding dan larutan uji, dilakukan pengeringan sebelum ditotol lagi. Penotoloan dilakukan 3 kali dengan menggunakan pipa kapiler. Selanjutnya adalah tahap pengembangan sampel dalam bejana atau camber yang sebelumnya sudah dijenuhi dengan uap fase gerak, yaitu toluen. Di dalam camber terdapat kertas saring yang akan membuat suasana di dalam camber terjenuhi. Setelah itu lempeng yang telah ditotoli sampel, dicelupkan ke dalam fase gerak kurang lebih 0.5-1 cm. Tinggi fase gerak dalam camber harus di bawah lempeng yang telah berisi totolan sampel. Camber harus tertutup rapat dan sedapat mungkin volume fase gerak sedikit mungkin. Teknik yang dilakukan dalam uji KLT ini adalah teknik pengembangan menaik (ascending). Selain dengan teknik menaik dikenal pula pengembangan dengan cara menurun (descending), melingkar dan mendatar. Bercak pemisahan pada KLT umumnya merupakan bercak yang tidak berwarna. Untuk penentuannya dapat dilakukan secara kimia, fisika dan biologi. Yang dilakukan dalam deteksi bercak kali ini adalah secara kimia. Dimana bercak direaksikan dengan suatu pereaksi melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Pendeteksi yang digunakan adalah vanilin asam sulfat. Lempengan silika gel diamati di bawah lampu ultra violet yang dipasang panjang gelombang emisi 254 nm. Dan hasilnya berupa warna hijau (tidak terlihat jelas) dan setelah disemprot dengan vanilin asam sulfat warna hijau yang timbul dapat terlihat jelas. Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh fase gerak yaitu toluen eti asetat dan jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing sampel.Ketika pelarut atau fase gerak mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi fase gerak ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan. Begitu juga dengan sampel. Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rf = Nilai Rf yang didapatkan dari pembanding sebesar 0,59 cm dan untuk sampel sebesar 0,8 cm

Anda mungkin juga menyukai