Assallamuallaikum Wr.Wb Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas limpaan ramat hidayan serta taufiknya maka makalah yang berjudul ini bisa teselesaikan dengan lancar. Tidak lupa shalawat serta salam kepada Rasullalah kita yang membawa zaman kebodohan ke jalan yang terang benderang ini dan yang kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Terima kasih pula kami ucapkan kepada Bapak Ahmad Subandi, M.Kep.,Sp. Kep.An yang tidak pernah lelah menerima pertanyaan-pertanyaan dari kami dan atas bimbingannya maka makalah ini bisa terselesaikan dan terima kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini berisi penjelasan tentang konsep medis gangguan kardiovaskuler pada anak yaitu dengan gangguan VSD Yang nantinya di harakan kami semuanya bisa dimengerti dan bisa menjadi bahan pembelajaran bagi yang membacanya. Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan dan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Terima Kasih Wassalalmuallaikum Wr.Wb
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ventrikel Septal Defect (VSD) Penyakit jantung VSD ini adalah salah satu kelainan jantung bawaan pada anak-anak dan juga seringkali disebut dengan jantung bocor. Yang dimaksud dengan VSD (Ventricular Septal Defect) adalah terjadi bila sekat (septum) ventrikel tidak terbentuk sempurna. Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole. Ada juga yang mengartikan bahwasannya VSD adalah VSD adalah suatu keadaan dimana terdapat defek ( lubang ) abnormal pada sekat yang memisahkan antara ventrikel kanan dan kiri sehingga adanya percampuran antara darah bersih dan juga darah kotor. Demikian kurang lebih pengertian VSD Ventrikel Septal Defect. Dan VSD ini terbagi menjadi dua jenis VSD yaitu Membranous ( terjadi + 80 % )dan juga Muskular.
B. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : Untuk memenuhi tugas mata kuliah askep II Untuk menambah pengetahuan dalam mengenal masalah anatomi tulang kepala dan batang yang umum.
BAB II PEMBAHASAN
2. Fisiologi
Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom. I. Sirkulasi darah 1. Sistem Peredaran darah besar Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan arteri-arteri yang lebih kecil atau arteriola ke seluruh tubuh. Arteri mempunyai dinding yang berotot yang dapat menyempitkan dan menahan aliran darah yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan darah arteri dan mengatur aliran darah kapiler. Dalam jaringan kapiler terjadi pertukaran zat antara plasma dan jaringan interstitial. Kapiler-kapiler bergabung membentuk venula dan vena kava inferior dan masuk ke atrium kanan jantung. 2. Sistem peredaran darah kecil
Darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis dan arteri arteri yang lebih kecil membawa darah kotor ke paru-paru. Di paru-paru (alveoli) terdapat peningkatan o2 dan pelepasan co2 dalam kapiler pulmonal. Kapiler pulmonal kemudian bergabung membentuk vena dan membawa darah bersih ke jantung melalui atrium kiri.
3. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa factor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian PJB yaitu : 1. Faktor prenatal Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela Ibu alkoholisme Umur ibu lebih dari 40 tahun Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin Ibu meminum obat-obatan penenang 2. Faktor genetic Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB Ayah/ibu menderita PJB Kelainan kromosom misalnya sindrom down Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
2. VSD Sedang :
Pada Bayi :Sesak nafas pada waktu makan dan minum atau tidak mampu menghabiskan makanan dan minumnya. Peningkatan berat badannya terhambat. Seringkali menderita infeksi paru yang memerlukan waktu yang lama untuk sembuh. Gagal jantung mungkin terjadi sekitar 3 bulan. Fisik bayi tampak kurus dengan dyspnoe-takipnoe serta retraksi sela iga. Pada pasien besar dapat terjadi penonjolan dada.
3. VSD Besar :
Gejala dan gagal jantung sering terlihat. Pasien tampak sesak,pada saat istirahat kadang pasien biru,gagal tumbuh dan banyak keringat. Sering terkadi infeksi saluran nafas bagian bawah. Aktifitas prekardium meningkat. Bising yang terdengar nada rendah,pansistolik dan tidak terlokalisir. Gejala sering timbul setelah minggu ke 3 sampai dengan minggu ke 4 pada saat resistensi paru sudah menurun.
5. Patofisiologi
Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan. 2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner. 3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis. Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel 2. EKG dan foto thoraks menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri 3. Hitung darah lengkap untuk uji prabedah rutin 4. Uji masa protombin (PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) yang dialkukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan (biasanya normal)
7. Penatalaksanaan Medis Atasi gizi, infeksi dan kegagalan jantung. Pada kasus dengan defek kecil (15mm) dan perkembangan baik tidak memerlukan operasi.
Pembedahan dengan kasus defek sedang/besar, menutup defek dengan dijahit melalui cardiopulmonary bypass. Non-pembedahan, menutup defek dengan alat melalui kateterisasi jantung. Obat-obat vasopresor atau vasodilator : 1. Dopamin (intropin) ; memiliki efek inotropik positif pada miokard, menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan sistolik serta tekanan nadi, sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada tekanan diastolic, digunakan untuk mengobati gangguan hemodinamika yang disebabkan bedah jantung terbuka. 2. Isoproterenol (isuprel) ; memiliki efek inotropik positif pada miokard, menyebabkan peningkatan curah jantung dan kerja jantung, menurunkan tekanan diastolic dan tekanan rata-rata sambil meningkatkan tekanan sistolik.
Kolaborasi untuk pemberian obat (diuretic, untuk menurunkan afterload) sesuai indikasi. 2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal Tujuan : Pertukaran gas membaik Kriteria hasil : tidak adanya tanda-tanda resistensi pembuluh paru Intervensi : Monitor kualitas dan irama pernafasan Atur posisi anak dengan posisi fowler Hindari anak dari orang yang terinfeksi Berikan istirahat yang cukup Berikan oksigen sesuai indikasi 3. Tidak toleransi terhadap aktifitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel. Tujuan : Aktifitas klien terpenuhi Kriteria hasil : Anak berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuanya Intervensi : Ijinkan anak sering istirahat dan hindarkan gangguan saat tidur Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktifitas ringan Bantu anak untuk memilih aktifitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas Hindarkan suhu lingkungan terlalu panas atau dingin Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan /kecemasan anak 4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan Tujuan : Tidak terjadi perubahan pertumbuhan dan perkembangan Criteria hasil : Pertumbuhan anak sesuai kurva pertumbuhan BB dan TB. Intervensi : Sediakan didit yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat. Monitor TB dan BB
Libatkan keluarga dalam pemberian nutrisi kepada anak 5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori. Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : Anak mempertahankan intake makanan dan minuman Intervensi : Timbang BB setiap hari dengan timbangan yang sama Catat intake dan out put secara benar Berikan makanan dengan porsi kecil sering Berikan minum yang banyak 6. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan Tujuan : tidak terjadi infeksi Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi Intervensi : Monitor tanda tanda vital Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi Berikan istirahat yang adekuat Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal 7. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekwatiran terhadap penyakit anak. Tujuan : Tidak terjadi perubahan peran orang tua Kriteria hasil ; orang tua mengekspresikan perasaannya Orang tua yakin memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan. Intervensi : Motivasi orang tua ntuk mengekspresikan perasaannya sehubungan dengan anaknya Diskusikan dengan orang tua tentang rencana pengobatan Berikan informasi yang jelas dan akurat Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit
Motivasi keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain dalam perawatan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L, Buku Saku Keperawatan pediatric, Ed3. Jakarta, EGC. 2002 Heni R dkk, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta, Pusat kesehatan Jantung dan Pembuluh darah nasional Harapan Kita 2001. Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982 Suriadi & Rita Y, Asuhan keperawatan Pada Anak, Ed1. Jakarta, Sagung Seto, 2001 Samsjuhidayat & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta, EGC, 1997