Anda di halaman 1dari 24

STATUS PENDERITA NEUROLOGI

I. Identifikasi

Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Agama MRS

: Ny S : 61 tahun : Perempuan : Jl. Nagaswidak : Islam : 19 april 2012

II. Anamnesis (Alloanamnesis, 19 Januari 2012) Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena tidak dapat jalan yang disebabkan oleh kelemahan pada tungkai kanan dan lengan kanan yang terjadi secara tiba-tiba. Kurang lebih 5 jam SMRS, saat penderita sedang beristirahat mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan tanpa disertai penurunan kesadaran. Saat serangan penderita tidak mengalami sakit kepala yang disertai mual dan muntah, dan tanpa kejang, Terdapat gangguan sensibilitas pada sisi yang lemah dan disertai rasa kesemutan. Kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan dirasakan tidak sama berat. Sehari-hari penderita melakukan

perkerjaan dengan menggunakan lengan dan tungkai sebelah kanan. Penderita dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan dengan lisan, tulisan dan isyarat. Saat bicara mulut penderita tidak mengot ke kiri bicaranya tidak pelo. Saat serangan penderita tidak mengalami jantug berdebar debar. Tidak ada riwayat penderita mengeluhkan sakit kepala bagian belakang yang timbul mulai pagi hingga siang hari, keluhan berkurang pada malam hari. Riwayat hipertensi tidak ada. Riwayat penyakit jantung disangkal, penyakit kencing manis disangkal, dan

penyakit ginjal disangkal, penyakit paru disangkal, penyakit hati disangkal. Riwayat trauma pada tulang pungung tidak ada. Penyakit ini diderita untuk kedua kalinya. Pertama penderita juga mengalami kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri 6 bulan yang lalu.

PEMERIKSAAN

STATUS PRESENS Status Internus Kesadaran Gizi Suhu Badan Nadi Pernapasan Tekanan Darah Jantung Paru-paru Hepar Lien Anggota Gerak Genitalia : (E:4, M:6, V:5) : 15 : Cukup : 36,9 C : 92 x/m : 22 x/m : 110/70 mmHg : HR = 98 x/m, murmur (-), gallop (-) : vesikuler(+)N, ronkhi (-), wheezing (-) : tidak teraba : tidak teraba : lihat status neurologikus : tidak diperiksa

Status Psikiatrikus Sikap Perhatian : kooperatif : ada Ekspresi Muka: wajar Kontak Psikik :

Status Neurologikus KEPALA Bentuk Ukuran Simetris Hematom : Brachiocephali : Normal : simetris : (-) Deformitas : (-) Fraktur : (-) Nyeri fraktur : (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran

Tumor

: (-)

Pulsasi

: (-)

LEHER Sikap Torticolis Kaku kuduk : lurus : (-) : (-) Deformitas : (-) Tumor : (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran

SYARAF-SYARAF OTAK N. Olfaktorius Penciuman Anosmia Hyposmia Parosmia N.Opticus Visus Campus visi Kanan Normal (-) (-) (-) Kanan tidak dilakukan V.O.D Kiri Normal (-) (-) (-) Kiri tidak dilakukan V.O.S

Kanan Anopsia Hemianopsia (-) (-)

Kiri (-) (-)

Fundus Oculi Papil edema Papil atrofi Perdarahan retina tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan

Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens Kanan Diplopia Celah mata Ptosis Sikap bola mata - Strabismus (-) (-) (-) (-) Kiri (-) (-) (-) (-)

- Exophtalmus - Enophtalmus - Deviation conjugae Gerakan bola mata Pupil - Bentuknya - Besarnya - Isokori/anisokor - Midriasis/miosis - Refleks cahaya - Langsung - Konsensuil - Akomodasi - Argyl Robertson Nn.Trigeminus

(-) (-) (-) tidak ada kelainan bulat 3 mm isokor (-) (+) tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan

(-) (-) (-)

bulat 3 mm (-) (+) tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan

Kanan Motorik - Menggigit - Trismus - Refleks kornea Sensorik - Dahi - Pipi - Dagu N.Facialis Motorik Mengerutkan dahi Menutup mata Menunjukkan gigi Lipatan nasolabialis Bentuk Muka - Istirahat - Berbicara/bersiul Sensorik 2/3 depan lidah Otonom - Salivasi - Lakrimasi - Chvosteks sign Kanan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan asimetris tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak dilakukan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Kiri

Kiri

N. Cochlearis Suara bisikan Detik arloji Tes Weber Tes Rinne N. Vestibularis Nistagmus Vertigo

Kanan normal normal tidak dilakukan tidak dilakukan

Kiri

(-) (-)

(-) (-)

N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Arcus pharingeus Uvula Gangguan menelan Suara serak/sengau Denyut jantung Refleks - Muntah - Batuk - Okulokardiak - Sinus karotikus Sensorik - 1/3 belakang lidah N. Accessorius Mengangkat bahu Memutar kepala N. Hypoglossus Mengulur lidah Fasikulasi Atrofi papil Disartria MOTORIK LENGAN Gerakan Kekuatan Tonus Refleks fisiologis Kanan kurang 1 Meningkat Kiri cukup 5 Normal Kanan normal tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan Kanan tidak ada kelainan tidak ada kelainan Kiri tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan Kiri Kiri

- Biceps - Triceps - Radius - Ulna Refleks patologis - Hoffman Ttromner

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat (-)

Normal Normal Normal Normal (-)

TUNGKAI Gerakan Kekuatan Tonus Klonus - Paha - Kaki Refleks fisiologis - KPR - APR Refleks patologis - Babinsky - Chaddock - Oppenheim - Gordon - Schaeffer - Rossolimo - Mendel Bechterew Refleks kulit perut Trofik SENSORIK Tidak ada kelainan Atas Tengah Bawah

Kanan tidak ada 0 Meningkat (-) (-)

Kiri cukup 5 Normal (-) (-)

Meningkat Meningkat (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

Normal Normal (+) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan

GAMBAR
Gerakan : kurang Kekuatan : 1 Tonus : meningkat Refleks fisiologi :meningkat Gerakan : kurang Kekuatan : 1 Tonus : meningkat Refleks fisiologi :meningkat

Gerakan : tidak ada Kekuatan : 0 Refleks fisiologi meningkat

Gerakan : tidak ada Kekuatan : 0 Refleks fisiologi meningkat

FUNGSI VEGETATIF Miksi Defekasi : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan

KOLUMNA VERTEBRALIS Kyphosis Lordosis Gibbus Deformitas Tumor Meningocele Hematoma Nyeri ketok : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

GEJALA RANGSANG MENINGEAL Kanan Kaku kuduk Kernig Lasseque Brudzinsky Neck Cheek Symphisis Leg I Leg II (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Kiri (-) (-) (-)

GAIT DAN KESEIMBANGAN Gait Ataxia : belum dilakukan Hemiplegi: belum dpt dinilai Scissor : tidak ada Propulsion: tidak dilakukan Histeric: tidak ada Limping: tidak dilakukan Steppage: tidak dilakukan Astasia-Abasia: tidak dilakukan Keseimbangan dan Koordinasi Romberg: tidak dilakukan Dysmetri: tidak dilakukan jari-jari: normal jari hidung: normal tumit-tumit: tidak dilakukan Rebound phenomen:tidak dilakukan Dysdiadochokinesis:belumdptdinilai Trunk Ataxia : tidak dilakukan Limb Ataxia : tidak dilakukan

GERAKAN ABNORMAL Tremor Chorea Athetosis Ballismus Dystoni : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

Myocloni

: (-)

FUNGSI LUHUR Afasia motorik Afasia sensorik Apraksia Agrafia Alexia Afasia nominal : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

LIQUOR CEREBROSPINALIS : tidak diperiksa

PEMERIKSAAN KHUSUS Rontgen foto cranium Rontgen foto thoraks Rontgen foto columna vertebralis Electro Encephalo Graphy Arteriography Electrocardiography Pneumography Lain-lain : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa

V. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis: Hemiparese dekstra spastic Diagnosis Topik: Kortek Diagnosis Etiologi: Thrombosis cerebri

VI. PENATALAKSANAAN - IVFD RL gtt xx per-menit - Inj. Citichlin 2 x 500 mg IV - Injeksi ranitiddin 1 amp IV - Aspilet 1x 1 tab - Neurodex 1x1 tab - Bed rest - Rencana fisioterapi

VII. PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

RINGKASAN
Anamnesis Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena tidak dapat jalan yang disebabkan oleh kelemahan pada tungkai kanan dan lengan kanan yang terjadi secara tiba-tiba. Kurang lebih 5 jam SMRS, saat penderita sedang beristirahat mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan tanpa disertai penurunan kesadaran. Saat serangan penderita tidak mengalami sakit kepala yang disertai mual dan muntah, dan tanpa kejang, Terdapat gangguan sensibilitas pada sisi yang lemah yaitu berupa kesemutan. Kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan dirasakan tidak sama berat. Sehari-hari penderita melakukan perkerjaan dengan menggunakan lengan dan tungkai sebelah kanan. Saat bicara mulut

penderita tidak mengot ke kiri dan bicaranya tidak pelo. Penyakit ini diderita untuk kedua kalinya. Pertama penderita juga mengalami kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri 6 bulan yang lalu.

STATUS PRESENS Status Internus Kesadaran Gizi Suhu Badan Nadi Pernapasan Tekanan Darah : (E:4, M:6, V:5) : 15 : Cukup : 36,9 C : 92 x/m : 22 x/m : 110/70 mmHg

PEMERIKSAN NEUROLOGIS MOTORIK LENGAN Gerakan Kekuatan Tonus Kanan kurang 1 Meningkat Kiri cukup 5 Normal

Refleks fisiologis - Biceps - Triceps - Radius - Ulna

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

Normal Normal Normal Normal

TUNGKAI Gerakan Kekuatan Tonus Refleks fisiologis - KPR - APR

Kanan tidak ada 0 Meningkat Meningkat Meningkat

Kiri cukup 5 Normal Normal Normal

DIAGNOSA DIAGNOSA KLINIK DIAGNOSA TOPIK DIAGNOSA ETIOLOGI : Hemiparese dextra tipe spastik : korteks : Trombosis Serebri

PENATALAKSANAAN - IVFD RL gtt xx per-menit - Inj. Citichlin 2 x 500 mg IV - Injeksi ranitiddin 1 amp IV - Aspilet 1x 1 tab - Neurodex 1x1 tab - Bed rest - Rencana fisioterapi

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

DISKUSI

DIAGNOSIS BANDING TOPIK 1. Lesi di capsula interna hemisferium cerebri sinistra 2. Lesi di subkorteks hemisferium cerebri sinistra 3. Lesi di korteks hemisferium cerebri sinistra

1. Lesi di capsula interna hemisferium cerebri sinistra Gejalanya Hemiparese tipikal Pada pasien ditemukan Hemiparese dextra Tidak terjadi Parese n. VII dextra Parese n. VII dextra sentral sentral Tidak terjadi Parese n. XII dextra Parese n. XII dextra sentral sentral Jadi, lesi di capsula interna hemisferium cerebri sinistra dapat disingkirkan.

2. Lesi di subkorteks hemisferium cerebri sinistra Gejalanya Defisit motorik hemiparese dextra Hemiparese dextra flaksid flaksid Afasia motorik murni pada hemisferum Tidak Ada afasia global dominan Jadi, lesi di subkorteks hemisferium cerebri sinistra dapat disingkirkan. Pada pasien ditemukan

3. Lesi di korteks hemisferium cerebri sinistra

Gejalanya Defisit motorik hemiparese dextra

Pada pasien ditemukan

Hemiparese dextra flaksid flaksid Gejala iritatif kejang pada sisi yang lumpuh Gejala fokal Kelemahan pada sisi lumpuh tidak sama berat Tidak Ada kejang pada lengan dan tungkai kanan Kelemahan lengan kanan dan tungkai kanan tidak sama berat Defisit sensorik lengan dan tungkai Defisit sensorik pada sisi yang lumpuh kanan Jadi, lesi di korteks hemisferium cerebri sinistra belum dapat disingkirkan.

Kesimpulan : Diagnosis Topik : Korteks hemisferium cerebri sinistra

DIAGNOSIS BANDING ETIOLOGI 1. Emboli cerebri 2. Trombosis cerebri 3. Haemorrhagic cerebri

1. Emboli cerebri Gejalanya Hilang kesadaran > 30 menit Terjadi saat aktivitas Pada pasien ditemukan Tidak hilag kesadaran Terjadi saat beristirahat

Ada atrial fibrilasi

Tidak ada atrial fibrilasi

Jadi, kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkn disingkirkan.

2. Thrombosis cerebri Gejalanya Tidak ada kehilangan kesadaran Terjadi saat istirahat Pada pasien ditemukan Tidak ada kehilangan kesadaran Terjadi saat istirahat

Jadi, kemungkinan etiologi thrombosis belum dapat dapat disingkirkan.

3. Haemorrhagic cerebri Gejalanya Hilangan kesadaran > 30 menit Terjadi saat aktivitas Didahului sakit kepala, mual, dan Ada sakit kepala, mual, dan muntah muntah Riwayat hipertensi Ada riwayat hipertensi Pada pasien ditemukan Tidak Hilang kesadaran > 30 menit Terjadi saat istiraat

Jadi, kemungkinan etiologi Haemorrhagic cerebri belum dapat disingkirkan.

Kesimpulan : Diagnosis etiologi : tombrosis

DISKUSI A.Diagnosis Topik : Lesi di Capsula interna hemisferium dextra B. Diagnosis banding Etiologi: Trombosis Serebri PEMBAHASAN Definisi Stroke Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.

Klasifikasi stroke A. Berdasarkan kelainan patologik pada otak : 1. Stroke Hemoragik :

Perdarahan intraserebral Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)

2. Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan) Yang dibagi atas subtipe : Trombosis serebri Emboli serebri Hipoperfusi sistemik

B. Berdasarkan penilaian terhadap waktu kejadiannya 1. Transient Iskemik Attack (TIA) atau serangan stroke sementara, gejala defisit neurologis hanya berlangsung kurang dari 24 jam. 2. Reversible Ischemic Neurolagical Deficits (RIND), kelainannya atau gejala neurologis menghilang lebih dari 24 jam sampai 3 minggu. 3. Stroke progresif atau Stroke in Evolution (SIE) yaitu stroke yang gejala klinisnya secara bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin berat.

4. Stoke komplit atau completed stroke, yaitu stroke dengan defisit neurologis yang menetap dan sudah tidak berkembang lagi. C. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler 1. Sistem karotis Motorik : hemiparese kontralateral, disartria Sensorik : hemihipestesia kontralateral, parestesia Gangguan visual : hemianopsia homonym kontralateral, amourosis fugax Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia 2. Sistem vertebrobasiler Motorik : hemiparese alternan, disartria Sensorik : hemihipestesia alternan, parestesia Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia

Manifestasi Klinis Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak dapat dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini : 1. Arteri vertebralis (6) a. Hemiplegi alternan b. Hemiplegi ataksik 2. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior ; gejala-gejalanya biasanya unilateral). Lokasi lesi yang paling sering adalah pada bifurkasio arteria karotis komunis menjadi arteria karotis interna dan eksterna. Gejala-gejala yaitu : a. Buta mutlak sisi ipsilateral b. Hemiparese kontralateral 3. Arteri Basilaris a. Tetraplegi b. Gangguan kesadaran c. Gangguan pupil d. Kebutaan

e. Vertigo f. Arteria serebri anterior (gejala primernya adalah perasaan kacau) Kelemahan kontralateral lebih besar pada tungkai. Lengan bagian proksimal mungkin ikut terserang. Gerakan voluntar pada tungkai terganggu. g. Gangguan sensorik kontralateral. h. Demensia, refleks mencengkeram dan refleks patologis 4. Arteria serebri posterior (dalam lobus mesencepalon atau talamus) (14) a. Koma. b. Hemiparesis kontralateral. c. Afasia visual atau buta kata (aleksia). d. Kelumpuhan saraf otak ketiga hemianopsia, koreoatetosis. 5. Arteria serebri media a. Monoparesis atau hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai tangan). b. Kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan). c. Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena) ; gangguan semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan komunikasi. d. Disfagia.

Patofisiologi

Gambar. Penyumbatan pembuluh darah Penyumbatan pembuluh darah merupakan 80% kasus dari kasus stroke. Penyumbatan sistem arteri umumnya disebabkan oleh terbentuknya trombus pada ateromatous plaque pada bifurkasi dari arteri karotis. Erat hubungannya dengan aterosklerosis (terbentuknya ateroma) dan

arteriolosclerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik dengan cara : c. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah. d. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus atau perdarahan aterom e. Merupakan terbentuknya trombus yang kemudian terlepas sebagai emboli f. Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi aneurisma yang kemudian dapat robek Suatu penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan menyebabkan hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga. Bila anoksia ini berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel penyangganya yaitu sel glia akan mengalami kerusakan ireversibel sampai

nekrosis beberapa jam kemudian yang diikuti perubahan permeabilitas vaskular disekitarnya dan masuknya cairan serta sel-sel radang.

Gambar. Iskemik penumbra Disekitar daerah iskemi timbul edem glia, akibat berlebihannya H+ dari asidosis laktat. K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai rentensi air yang timbul dalam empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini menyebabkan daerah sekitar nekrosis mengalami gangguan perfusi dan timbul iskemi ringan tetapi jaringan otak masih hidup. Daerah ini adalah iskemik penumbra. Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi kerusakan (baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamat, yang selanjutnya akan membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini akan menempel pada membran sel neuron di sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka kanal kalsium (calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati ini akan mengeluarkan glutamt, yang selanjutnya akan membanjiri lagi neuron-neuron disekitarnya. Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged oxygen molecules (seperti nitric acida atau NO), yang akan

merombak molekul lemak didalam membran sel, sehingga membran sel akan bocor dan terjadilah influks kalsium. Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang menyebabkan kematian sel.

Faktor Risiko Stroke Secara umum faktor resiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu umur, jenis kelamin, ras/bangsa dan genetik, sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi, yaitu hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, merokok, dan hiperlpidemia. Faktor resiko stroke dibagi atas faktor mayor dan faktor minor : A. Faktor mayor Hipertensi Penyakit jantung Diabetes Melitus Pernah stroke

B. Faktor minor Hiperlipidemia Hematokrit tinggi Merokok Obesitas Hiperurisemia Kurang olahraga Fibrinogen tinggi

Beda klinis stroke infark dan perdarahan Gejala atau pemeriksaan Gejala yang mendahului Beraktivitas/istirahat TIA (+) Istirahat, tidur atau segera Infark otak Perdarahan intra serebral TIA (-) Sering pada waktu aktifitas

setelah bangun tidur Nyeri kepala dan muntah Penurunan kesadaran waktu onset Hipertensi Sedang, normotensi Berat, kadang-kadang sedang Rangsangan meningen Defisit neurologis fokal Tidak ada Sering kelumpuhan dan gangguan fungsi mental CT-Scan kepala Terdapat area hipodensitas Ada Defisit neurologik cepat terjadi Massa intrakranial dengan area hiperdensitas Angiografi Dapat dijumpai gambaran penyumbatan, penyempitan dan vaskulitis Dapat dijumpai aneurisma, AVM, massa intrahemisfer atau vasospasme Jarang Jarang Sangat sering dan hebat Sering

Dasar diagnosis a. Dasar diagnosis klinis Anamnesis: penurunan kesadaran mendadak, lengan dan tungkai kanan tidak dapat digerakkan, riwayat hipertensi. Pemeriksaan fisik: TD 140/90 mmHg, hemiparese dekstra, parese N VII sinistra sentral, hemihipestesi dekstra. GDS terakhir: 102 mg/dl b. Dasar diagnosis topik Sistem vertebrobasiler, karena gejala yang timbul merupakan gejala gangguan sistem vertebrobasiler berupa gangguan motorik pada wajah satu sisi dengan tubuh (anggota gerak), yaitu hemiparese dekstra, parese N VII sinistra sentral.

c. Dasar diagnosis etiologik Stroke hemoragik karena terjadi secara mendadak dan adanya penurunan kesadaran, Hal ini sesuai dengan Algoritma Stroke Gajah Mada. Selain itu, stroke pada pasien ini terjadi pada waktu beraktivitas (saat mandi).

Alogaritma Gajah Mada1 1. Penurunan kesadaran 2. Sakit kepala 3. Refleks patologi

Penderita Stroke Akut

Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada Penurunan kesadaran (+), sakit kepala (-), refleks patologis (-) Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (+), reflek patolgi (-) Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (+) Stroke Infark Stroke Hemoragi

Dasar usulan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah rutin: untuk mengetahui faktor resiko stroke berupa hematokrit meningkat, fibrinogen tinggi Pemeriksaan darah lengkap: untuk mengetahui faktor resiko stroke berupa DM, hiperkolesterolemia dan berguna juga untuk penatalaksanaannya. Head CT scan: diagnosis pasti kelainan patologi stroke (hemoragik atau infark), lokasi dan luas lesi. EKG: mengetahui kelainan jantung berupa LVH (left ventricel hypertrofi)

Anda mungkin juga menyukai