Anda di halaman 1dari 17

TO TA L QU ALI TY MAN AJEMEN T

DA LA M KONTE KS PE NDI DIKAN


(Sumber : Bab 3, Buku TQM In Education,
Edwar Sallis)

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Sutaryat
Trisnamansyah.

Oleh:
Arman, Eddy, Efendi, Enci, Endang,
Triyono
UNIV ERSITA S ISL AM NU SA NTA RA
PR OGR AM PA SC ASA RJA NA
BANDUN G 2 00 6
Apa Itu TQM

• TQM adalah sebuah filosofi tentang


perbaikan secara terus menerus,
yang dapat memberikan seperangkat
alat praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan
para pelanggannya, saat ini dan
untuk masa yang akan datang
(Edwar Sallis, 2008).
Untuk menghindari salah persepsi tentang TQM,
kita bisa membedakannya, seperti pada tabel di
bawah ini:
TQ M ( Be nar ) BUKA N TQ M (Sa la h)

TQM bisa diterapkan untuk siapa TQM tidak bisa diterapkan untuk
saja (organisasi atau individu) kita
TQM dikerjakan dengan baik sejak TQM tidak selalu dikerjakan
awal dengan baik dari awal
TQM menekankan adanya TQM tidak menyiapkan
perbaikan disetiap tahap kesempatan untuk keselahan
manajemen.
TQM dikerjakan secara TQM hanya dikerjakan oleh
menyeluruh oleh seluruh staff manajer senior, bukan pegawai
yang ada di lembaga atau bawahan.
organisasi tersebut.
Yang terpenting bukan nama Nama TQM tidak boleh diganti
(TQM) tetapi perubahan yang dengan nama lain.
terjadi pada kultur sekolah.
TQM adalah pola pikir sekaligus TQM hanya konsep dan gagasan.
aktivitas praktis.
Kenapa perbaikan
terus-me nerus?.
• TQM adalah pendekatan praktis dan
strategis dalam menjalankan roda
organisasi yang memfokuskan diri
pada kebutuhan pelanggandan
kliennya. Karena kebutuhan dan
kepuasan pelanggan selalu berubah
dan berkembang, maka manajemen
dan pelayanan terhadap pelnggan
juga harus terus diperbaiki
Mengapa TQ M perl u di wuj udkan dal am
bentuk rangkai an proyek- proyek
bersekal a keci l?.

• TQM menganut konsep perubahan dan


perbaiakan yang bertahap tidak sekaligus.
• Hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk proyek-
proyek bersekala kecil. Sekala kecil (Kaizen)
bisa dilakukan dengan lebih murah dan lebih
mudah, tidak terlalu tergantung pada
sumberdaya besar.
• Kaizen dilakukan untuk membangun
pengetahun dan kepercayaan diri, yang kelak
bisa dikembangkan dalam sekala yang lebih
besar.
• Jika kita punya proyek besar, pilah-pilah
menjadi proyek kecil-kecil, sehingga semua
bisa dilakukan dengan teliti dan bertahap.
Kenapa TQM
memer luka n perubahan
kul ture?.
• Total quality manajement hanya akan tercapai
jika dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat
dan dilakukan terus menerus.
• Ini artinya memerlukan perubahan sikap,
kebiasaan dan budaya seluruh staff dan
memerlukan perubahan metode dalam
mengarahkan sebuah institusi.
• Untuk bisa berubah dan menghasilkan mutu yang
baik, para staf membutuhkan : 1). Lingkungan
yang cocok untuk bekerja (prosedur yang jelas,
sederhana, dan dilengkapi oleh sarana yang
cukup); 2). Lingkungan yang mendukung dan
menghargai kesuksesan dan prestasi yang
mereka raih.
Apa yan g di maksud
dengan strukt ur
organi sasi terb alik? .
• Biasanya susunan organisasi berbentuk
krucut. Pimpinan ada dibagian atas,
menyusul pimpinan tengah, guru dan staff
pendukung.
• Dalam TQM bentuk krucut ini harus
terbalik. Justru pucuk pimpinan berada di
bawah, yang memberikan implikasi ia
harus menjadi pelayan bagi pimpinan di
yang ada level menengah. Begitupun
pimpinan menengah harus melayani guru,
dan guru harus melayani kebutuhan
siswanya.
Mengapa hubungan dengan pelanggan
(si swa) m enj adi hal yang ut ama dal am
TQ M pendi dikan?
• Kriteri keberhasilan penerapan TQM
dalam pendidikan adalah kepuasan
pelanggan, dalam hal ini siswa, orang
tua dan masayarakat. Hubungan yang
erat dan komunikasi yang lancar antara
institusi sekolah dengan pihak
pelanggan sangat dibutuhkan.
• Komunikasi yang baik, akan
memudahkan proses panjang
penyesuaian antara harapan pelanggan
dengan berbagai hal yang ditawarkan
oleh institusi sekolah. Proses ini sangat
penting untuk mengatasi keragaman
kebutuhan tiap pelanggan.
Sia pa p ela nggan
utama d ala m QT M? .
• Untuk menentukan siapa pelanggan utama kita, ada
dua pertanyaan kunci: 1). Siapa yang paling utama kita
layani?; 2).Siapa yang bergantung pada kita agar
tugas-tugas mereka berjalan dengan baik?.
• Yang termasuk dalam dua jawaban pertanyaan
tersebut bisa pelanggan eksternal (siswa dan orang
tua siswa), bisa juga pihak yang ada di dalam institusi
sekolah itu sendiri.
• Dalam kondisi ini hirarki dalam institusi menjadi tidak
perlu. Bos dan pucuk pimpinan bukan yang harus
dilayani sebagai raja, tetapi sebaliknya harus
melayani semua jajaran yang ada di bawah
koordinasinya.
• Guru-guru yang ada di sekolah adalah pelanggan
utama bagi kepala sekolah. Para murid adalah pelayan
utama bagi guru dikelasnya.
Apa itu p emasaran i nte rnal d an
mengapa sangat dib utuhkan
dala m aplik asi TQM ?.

• Pemasaran internal adalah serangkaian proses


komunikasi ide antar seluruh staff dalam institusi
sekolah. Dalam hal ini terjadi sharing ide dan pengalaman
antara sesama staff, sehingga perbaikan mutu setiap
saat bisa dilakukan.
• Pengetahuan dan pengalaman guru, dan seluruh
pengelola akan lebih cepat meningkat, yang akan
berguna untuk memecahkan setiap masalah yang muncul
di dalam institusi tersebut.
• Jika hal ini dikerjakan terus menerus, maka akan
dihasilkan guru-guru, dan staf-staf yang sangat paham
terhadap pekerjaanya (Profesionalisme), dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan dan mutu pendidikan dan
kejuruan.
• Profesionalisme tidak hanya membuat pelanggan
tersenyum, tetapi mampu berdialog dengan mereka
tentang harapan dan kekuatiran yang mereka hadapi.
Dalam hal ini profesionalisme mengandung arti ”memiliki
perhatian yang tinggi terhadap pelanggan”.
Ba gaia ma n
mencip takan mutu
pembela ja ran?.
Mutu pembelajaran hanya akan tercapai jika
memperhatikan fakta berikut ini :
• Tiap individu siswa memiliki keragaman dalam
metode belajar, sehingga guru harusnya memiliki
metode mengajar yang juga beragam.
• Keragaman metode belajar belum tentu diterima
langsung oleh siswa dan orang tua, sehingga guru
harus menjelaskan kenapa perlu variasi metode
belajar –mengajar.
• Sering terjadi gap antara harapan siswa/orang tua
dengan hal yang ditawarkan oleh guru (sekolah),
oleh karena itu sebaikan ada media negosiasi
tentan visi dan misi yang tersepakati antara
sekolah dan orang tua, atau antara guru dan siswa.
Lebih detil guru harus selalu bersepakat dengan
siswa tentang ”Hasil belajar yang ingin dicapai
Ken da la ap a y ang di ha dap i dal am m eng apl ikas i
TQ M?. Ban yak ha mb ata n y ang bi asan ya d ih ad api
da lam im ple mt asi TQ M, sepe rti :
• Kurangnya dukungan dari top manajemen (pimpinan),
hal ini bisa disebabkan oleh kekuatiran kehilangan
peran sebagai pemimpin, atau kurangnya niat baik dari
pimpinan untuk bersikap sebagai pelayan.
• Diperlukan biaya yang cukup besar untuk melakukan
pemberdayaan aparatur pemerintah, dan warga
masyarakat yang dipimpinnya, serta biaya
untukmelakukan evaluasi yang terus menerus.
• Koordinasi dan komunikasi antar bagian atau staf
intitusi tidak mudah dilakukan, memerlukan kerja
keras dan kemauan tingi.
• Biasanya tiap individu atau bagian intsitusi sekolah
bekerja sendiri-sendiri.
• Besarnya tekanan eksternal yang menghambat atau
menolak implementasi TQM.
• Biasanya manajer level menengah menjadi
penghambat komunikasi antara pelanggan dengan top
manajer. Hal ini bisa diakibatkan oleh kekuatiran
terhadap hal yang belum tentu.
TOK OH -TOKO H MUT U :

Deming, Juran dan Crosby


• Ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan
jasa. dengan tujuan agar bisa kompetitif dan tetap
berjalan, serta menyediakan lowongan pekerjaan.
• Adopsi falsafah baru
• Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk men-
capai mutu.
• Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.
• Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan
jasa, untuk meningkatkan mutu dan produktivitas.
• Lembagakan pelatihan kerja.
• Lembagakan kepemimpinan.
• Hilangkan rasa takut, agar setiap orang dapat bekerja se-
cara efektif.
• Uraikan kendala-kendala antar departemen
(bagian).
• Hapuskan slogan, desakan, dan target,
serta tingkatkan produktifitas tanpa
menambah beban kerja.
• Hapuskan standar kerja yang menggunakan
quota numerik. Mutu tidak dapat diukur
dengan hanya mengkonsentrasikan pada
hasil proses.
• Hilangkan kenda/a-kendala yang merampas
kebanggaan karyawan atas keah/iannya.
• Lembagakan aneka program pendidikan
yang meningkatkan semangat dan
peningkatan kualitas kerja.
• Tempatkan setiap orang dalam tim kerja
agar dapat me-lakukan transformasi
Penyebab Gagalnya Mutu
• Apa sa ja yan g m en jad i p en yeb ab ut ama keg ag ala n
mu tu pen did ik an me nur ut D emi ng?
• Ke gag al an mu tu p en did ik an di seb abk an ol eh : Desain
kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi
syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur
yang tidak sesuai, jadwal kerja yang se-rampangan,
sumberdaya yang kurang, dan pengem-bangan staf yang
tidak memadai.
• Ke gag al an Um um : Mas al ah s is tem, ke bi ja kan , atau
sum be rday a,
• Untuk menentukan akar dan penyebaran sebuah masalah,
diperlukan sebuah upaya untuk mencari data-data kegagalan
dan melaku-kan pemeriksaan secara teratur.
• Dan kesalahan yang sering kali terjadi dalam dunia
pendidikan adalah kurangnya penelitian dan analisa terhadap
sebab-sebab rendahnya tingkat pencapaian tujuan, serta
belum ter-wujudnya penelitian dan analisa tersebut sebagai
subyek
• Sebab--sebab khusus masalah mutu bisa mencakup
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan anggota, kurangnya
motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang
berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan
• Jura n me-n yata kan b ahwa 85
pers en masala h-ma sala h mu tu
dalam s ebuah organis asi a dalah
hasil dari desain pro ses y ang
kura ng b aik. Sehingga, penerapan
sistem yang benar akan menghasilkan
mutu yang benar.
• Dengan demikian, menurutJuran, 85
persen masalah merupa-kan
tanggungjawab manajemen, karena
mereka memiliki 85 persen kontrol
terhadap sistem organisasi
Empat belas langkah P hilip Cr os by U ntuk meraih Mutu.

• Komitmen Manajemen yang dikomunikasikan dalam bentuk


statemen kebijakan.
• Membangun team peningkatan mutu.
• Mengukur mutu yang sudah dicapai.
• Mrngukur biaya mutu.
• Membangun kesadaran mutu
• Pelatihan bagi pengawas mutu.
• Menyusun metodologik yang sistematik.
• Membentuk tiem tugas dengan agenda kegiatan yang dibuat
dengan sangat hati-hati.
• Menyelenggarakan hari tanpa cacat.
• Menyusun tujuan atau goal.
• Menghapuskan sebab-sebab kesalahan
• Memberikan apresiasi dan penghargaan bagi mereka yang
berprestasi.
• Mendirikan dewan mutu.
• Lakukan lagi dan lakukan lagi.

Anda mungkin juga menyukai