Anda di halaman 1dari 14

Patologi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan merupakan tempat yang umumnya mengalami perubahan patologis yang signifikan. Contohnya, pengaruh dari konsumsi makanan basi atau benda asing, virus, bakteri, infeksi protozoa dan cacing dapat juga terjadi karena 'kecelakaan' seperti volvulus(terpilinnya usus). Gejala klinis suatu penyakit saluran pencernaan diantaranya adalah disfagia, halitosis, muntah dan diare. Pada akhirnya, akibat dari penyakit saluran pencernaan ini penting yang meliputi sakit parah, kematian dan sakit kronis.

Rongga Mulut

Peradangan Bisa terjadi secara difus (stomatitis) atau terlokalisasi di faring (faringitis), lidah (glositis), gusi (gingivitis) atau tonsil (amandel). Penyakit sistemik dan ketidakseimbangan gizi dapat mengubah sekresi saliva sehingga mengganggu pembersihan mekanis rongga mulut yang normal. Hal ini pada waktunya dapat menyebabkan perubahan populasi bakteri di rongga mulut, kerusakan dari epitel mulut yang utuh dan stomatitis. Stomatitis dapat disebabkan oleh cedera langsung pada mukosa mulut, misalnya tertelannya bahan kimia(deterjen, caustic) atau benda tajam (tulang, benih rumput). Stomatitis juga merupakan manifestasi lokal beberapa penyakit menular yang sangat penting terutama virus (penyakit mulut dan kuku, blue tongue, rinderpest), penyakit autoimun dan penyakit sistemik. Bentuk morfologi dari stomatitis adalah :
1. Stomatitis Kataral - Mukosa terlihat hiperemi dan ditutupi oleh eksudat kataral berwarna

abu-abu yang tahan(yaitu, eksudat mucus yang kaya akan kandungan kumpulan epitel dan beberapa sel inflamasi). Ini adalah bentuk non-spesifik umum dari stomatitis yang ditemukan pada hewan dengan kondisi lemah yang mengalami anemia berat, kekurangan gizi dan neoplasia parah. Stomatitis Kataral Sembuh kembali dengan cepat seiring kembalinya kesehatan hewan. 2. Stomatitis vesikuler - Vesikel merupakan akibat dari akumulasi cairan serosa di lapisan yang lebih dalam dari lapisan epitel atau di lapisan antara epitel dan lamina propria. Keduanya bersatu dan epitel paling atas kemudian terkelupas dan meninggalkan potongan lesi erosi dengan sisa-sisa epitel yang masih menempel. Penyembuhannya cepat, kecuali ada infeksi bakteri. Penyebab yang paling penting dari lesi ini adalah virus yang menyebabkan penyakit mulut dan kuku (picornavirus pada ruminansia dan babi), stomatitis vesikuler (Rhabdovirus pada kuda, sapi dan babi) dan vesikular exanthema (calicivirus pada babi). Mortalitas penyakit mulut dan kuku pada sapi umumnya tidak tinggi, tetapi morbiditasnya sangat tinggi dan produktivitas turun drastis karena kehilangan berat badan dan juga aborsi. Lesi pada mulut dimulai pada bibir, mukosa, dan lidah dan sering terjadi infeksi sekunder oleh bakteri ( yang dapat mengakibatkan endotoxaemia ) dan membutuhkan waktu dua minggu untuk sembuh. Lesi serupa juga

3.

4.

5.

6.

7.

dapat terjadi di kulit antar jari, puting dan ambing. Stomatitis vesikuler dan vesikular exanthema ini penting karena mereka mirip dengan penyakit mulut dan kuku. Stomatitis erosif atau ulseratif terdapat batas dari epitel yang hilang dalam bentuk stomatitis ini namun tidak ada tahap vesikularnya. Terdapat sedikit erosi pada stratum germinativum dan ada peradangan akut pada dasar dari lapisan lamina propria. Lesi cenderung sembuh dengan cepat, tetapi dapat terjadi rinfeksi sekunder dan berkembang menjadi ulser. Ulcer merupakan lesi yang dalam dan meluas ke lamina propria. Erosi mulut dan ulcer dapat dilihat pada hewan kecil biasanya disertai penyakit gigi atau uremia. Dalam uraemia, ulserasi merupakan hasil pembentukan amonia dari urea oleh bakteri. Erosi mulut, yang berkaitan dengan penyakit saluran pernapasan atas juga dapat dilihat dalam Feline Herpes virus dan calicivirus, penyakit Bovine Viral Diare, dan Bovine Malignant Catarrhal Fever. Rinderpest dan Blue Tongue. Rinderpes adalah, penyakit yang sangat menular dan akut ditandai oleh lesi erosif dan hemoragik pada selaput lendir. Blue Tongue adalah infeksi virus yang ditularkan melalui serangga pada domba dan sapi. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan dan sianosis juga ulserasi pada bibir dan lidah. Necrosis Stomatitis hasil dari infeksi Fusobacterium necrophorum, merupakan bakteri anaerob gram negatif merupakan flora normal dalam usus dan lingkungan. Infeksi sering terjadi pada anak sapi yang hidup dalam kondisi kebersihan dan gizi yang buruk dan disebut sebagai `calf difteri'. Lesi berupa nekrosis berwarna abu-abu kekuningan kering dan dikelilingi oleh zona hiperemi. F necrophorum dapat menyebabkan rumenitis dan dapat terjadi di hati dan menyebabkan abses. Necrosis Stomatitis ini juga terlibat dalam etiologi penyakit penting, yakni ovine foot rot. Stomatitis Granulomatosa Merupakan reaksi granulomatosa kronis disertai mikro-abses, terjadi pada lidah, mengikuti infeksi Actinobacillus lignierisi ke dalam jaringan subepitel. Pada sapi penyakit ini disebut sebagai lidah-kayu' karena lidah memiliki jaringan parut. Actinomyces bovis menyebabkan osteomyelitis granulomatosa progresif dari mandibula dan jaringan lunak yang berdekatan pada sapi. Kedua mikroorganisme merupakan flora normal pada mulut sapi. Papular stomatitis - Ecthyma menular atau 'mulut keropeng ' adalah virus pada domba dan kambing ditandai dengan makula, papula, vesikel, pustula, scabs, scar dan nodul pada abrasi kulit di mulut, ambing, koronari band dan anus. Penyakit ini zoonosis dan pada manusia disebut 'orf' Eosinofilik granuloma kompleks-Juga disebut 'borok tikus'. Merupakan grup yang berkaitan dengan lesi di kulit dan rongga mulut pada kucing. Lesi di mulut terlihat kuning sampai merah, terjadi ulserasi dan mengandung sejumlah besar eosinofil. Sering terjadi pada bibir, tetapi juga dapat terjadi pada gusi, palatum, faring dan lidah. Etiologi gangguan ini tidak diketahui, tetapi lesi diduga dari mekanisme sistem imun.

Gangguan peredaran Darah Pemeriksaan selaput lendir merupakan detail yang penting dari pemeriksaan klinis dan postmortem. Kepucatan dapat menunjukkan anemia, kongesti dan sianosis berhubungan dengan ulserasi pada anjing yang disertai dengan uremia. Perdarahan dapat dilihat dalam septicaemia atau menyertai peradangan lokal dan trauma. Pendarahan petekie dapat terjadi disertai dengan gangguan pembekuan. Hiperemi dapat dilihat dalam stomatitis difus. Pigmentasi Pigmentasi melanotik pada mukosa mulut merupakan hal yang normal dan umum. Pada hewan, dimana mukosa mulutnya sangat berpigmen, penilaian dari fungsi sirkulasi (misalnya CRT) merupakan hal sulit. Warna kuning difus dapat dilihat pada penyakit jaundice. Kelainan Perkembangan Cacat dapat disebabkan oleh kegagalan pertumbuhan dan pembentukan wajah dan rongga mulut. Sebagai contoh kegagalan pembentukan garis tengah yang mengakibatkan sumbing (cheiloschisis) dan palatoskisis. Sumbing bisa berasal dari kelainan genetik atau toxic dan hasil dari kegagalan proses pembentukan dari palatina lateral. Gejala lain yang penting adalah hewan akan kelaparan karena ketidakmampuan hewan untuk menciptakan tekanan negatif di mulut dan karenatidak mampu untuk menyusu, juga aspirasi pneumonia karena tidak adanya pemisah yang efektif diantara rongga mulut dan hidung. Brachygnathia mengacu pada pemendekan mandibula (bentukan mulut burung beo) dan prognathia untuk pemanjangan mandibular. Hiperplasia dan Neoplasia Hiperplasia gingiva merupakan suatu pertumbuhan berlebih dari jaringan gusi dan paling sering terjadi pada breeds yang mempunyai kepala pendek dan lebar seperti boxer Epulis adalah istilah non spesifik yang umum untuk massa mirip tumor di gusi. epulis ini umumnya berbentuk lesi yang soliter dan terletak berdekatan dengan gigi. Umumnya terjadi pada anjing, khususnya boxer dan bulldog. Ada beberapa jenis epulis yang dapat dibedakan dengan pemeriksaan histopatologi diantaranya epulis fibrosa, epulis fibromatous dan epulis acanthomatous. Semua epulid dianggap jinak kecuali epulis acanthomatous yang dapat menyerang tulang dan menyebabkan hilangnya gigi juga rentan untuk infeksi ulang setelah dilakukan operasi pengangkatan. Squamous cell carcinoma umum terjadi pada hewan kecil, terutama di kucing yang sering terjadi di lidah. Pada anjing lebih sering terjadi pada amandel. Oral Melanoma bersifat ganas pada anjing. Melanoma ini awalnya sebagai makula hitam kemudian berkembang pesat menjadi massa yang kuat. Beberapa melanoma tidak memiliki pigmen dan akan sulit untuk mendiagnosa.

Viral papilloma( kutil ) terjadi di bibir dan mukosa mulut pada anjing muda, dan menginfeksi semua anjing seperindukan. kutil ini disebabkan oleh papovavirus. pertama tama berkembang sebagai elevasi papular halus, kemudian berkembang menjadi permukaan yang tidak teratur dan membentuk seperti bunga kol. Fibrosarcomas timbul dari sel fibroblast penghasil kolagen dan umum terjadi di kucing.

GIGI DAN JARINGAN GIGI Bentuk dari gigi, terutama pada herbivora, tergantung pada hasil kebalikan pertumbuhannya dan pemakaian gigi. Kelainan pada saat pemakaian gigi dapat menyebabkan gangguan pergerakan rahang atau kerusakan pada mukosa mulut karena bagian gigi yang menonjol. Pada tikus dan kelinci, gigi akan terus tumbuh sepanjang hidup hewan dan dapat menyebabkan kesulitan untuk makan. Peradangan Peradangan pada gigi dan gusi dapat mengakibatkan pulpitis atau periodontitis. akhirnya akan menyebabkan gingivitis atau melibatkan struktur yang lebih dalam di alveolus gigi ( penyakit pd gusi ). Pulpitis umumnya disebabkan masuknya bakteri melalui fraktur, atau cacat pada jaringan gigi dan dapat menyebar ke rahang. Gingivitis sering dikaitkan dengan penyakit gigi dan dapat dikarenakan impaksi makanan di margin antara gusi dan gigi. Ketika prosesnya menyebar ke dalam jaringan alveolar (pyorrhoea) membran periodontal akan hancur. Gingivitis kronis dapat diakibatkan oleh proliferasi hiperplastik dari jaringan gusi. Karies merupakan dekalsifikasi enamel dan lisis dari matriks organik. Umumnya terjadi pada herbivora, terutama pada permukaan oklusif gigi molar di mana relung gigi dapat menjebak partikel makanan. Plak merupakan lapisan dari debris yang padat dan bakteri yang menempel pada permukaan gigi. Kalkulus adalah plak yang termineralisasi. Kalkulus secara umum terdapat pada semua spesies dan berkaitan dengan peradangan gusi. Anomali perkembangan Odontodystrophy terjadi akibat kerusakan dalam pembentukan jaringan ikat mineralisasi khusus pada gigi (enamel, dentin dan sementum). Kondisi sistemik yang menekan fungsi sel blast dapat menyebabkan cacat seperti diatas, misalnya distemper, keracunan fluor, kekurangan Vitamin A, malnutrisi. Kista dentigerous merupakan struktur kistik epitel berlapis pada tulang atau jaringan lunak dari rahang akibat perkembangan gigi yang abnormal. Hal ini jarang terjadi dan mungkin asimtomatik atau menyebabkan kerusakan rahang atau neoplasia. Biasanya terjadi pada kuda sebagai lesi fistulous.

GLANDULA SALIVA

Ptyalism mengacu pada peningkatan sekresi air liur dan harus dibedakan dari akumulasi air liur dalam mulut karena kesulitan menelan. Hal ini sering terjadi pada stomatitis. Benda asing mungkin ada dalam saluran ludah, terutama saluran parotis. Seperti benih rumput dan kalkuli (sialoliths) dan dapat menyebabkan penyumbatan aliran. Ranula mengacu pada penggelembungan sistikus dari saluran-saluran sublingual atau submaxillary di dasar mulutdapat mengakibatkan sialoliths. Akumulasi sekresi saliva pada rongga tunggal atau multilocal yang berdekatan dengan saluran saliva disebut sebagai mucocoeles saliva. Akumulasi tersebut bukan kista yang sebenarnya. karena mereka tidak dibatasi oleh epitel dan saluran air liur tersebut dapat pecah karena trauma. Peradangan kelenjar ludah (sialoadenitis) jarang pada hewan tetapi dapat dikarenakan infeksi bakteri, rabies dan distemper. neoplasma kelenjar ludah jinak dan ganas jarang namun dapat terjadi pada semua spesies. ESOFAGUS Esofagitis dapat berupa erosif dan ulseratif. Satu-satunya bentuk esofagitis umum yang lainnya yakni karena konsumsi bahan kimia yang korosif. Penggunaan yang tidak semestinya dari saluran perut dapat menyebabkan erosi linier. Stenosis esofagus diakibatkan karena cacat atau diakuisisi, juga karena scar pada dinding atau pertumbuhan tumor. Impaksi benda asing (tersedak) dapat mengakibatkan stenosis atau juga diakibatkan benda yang kurang dikunyah seperti kentang atau apel, biji-bijian atau tulang. sering terjadi pada lokasi di mana esofagus tidak dapat sepenuhnya berdilatasi (misalnya cerukan dada, basis jantung dan hiatus diafragma). konsekuensi dari impaksi berupa tekanan nekrosis, berlubangnya jaringan yang berdekatan dan selulitis. Benda asing seperti tulang dan kait ikan atau potongan tulang dapat menyangkut pada esofagus pada anjing. bagian dada Sering terkena dan komplikasi pada mediastinum dan paru-paru. Pelebaran esofagus (disebut mega-esofagus) dapat karena bawaan atau dapatan, umumnya dari proksimal ke titik stenosis. Terjadi pada anjing, kucing dan kuda. Kongenital megaesofagus biasanya karena penyumbatan parsial lumen esofagus oleh lengkungan aorta kanan. Dalam bentuk ini, obstruksi terjadi dari kranial ke jantung. Dalam mega-esofagus dapatan, stenosis dan pelebaran terjadi dari cranial ke perut. Penyebabnya idiopatik juga karena peradangan otot esofagus, myasthenia gravis (penyakit autoimunyang mengarah pada reseptor asetil kolin dari neuromuskuler), hipotiroidisme (hasil dalam atrofi otot) dan keracunan timah. Mega-esofagus secara klinis diakibatkan oleh regurgitasi makanan. Dilatasi harus dibedakan dengan divertikula, yang bersifat lokal dan hanya melibatkan satu sisi kerongkongan.

Disfagia atau kesulitan menelan adalah gejala klinis utama penyakit esofagus tetapi juga umum pada penyakit mulut dan faring, misalnya sumbing, faringitis atau tonsilitis. Achalasia (ketidakmampuan kerongkongan relaksasi) menyebabkan dilatasi progresif dan pemanjangan esophagus.

FORESTOMACH RUMINANSIA

peradangan Trauma reticuloperitonitis (atau TRP atau penyakit hardware), akibati penetrasi dinding lambung kaena tertelannya benda asing yang tajam, sangat umum pada sapi. Benda asing seperti paku atau kawat dari tumpukan jerami. Hal ini sering dipicu oleh meningkatnya tekanan intraabdomen selama kehamilan akhir atau partus. peradangan supuratif atau granulomatosa terbatas pada dinding retikulum atau meluas ke peritonitis dan perikarditis. Perluasan di luar dinding mengarah ke perlekatan antara retikulum dan struktur yang berdekatan.. Rumenitis (laktat asidosis) dapat dikarenakan makan gandum berlebihan atau perubahan makanan dari hay ke makanan yang lebih mudah difermentasi. Hal ini mendorong pertumbuhan bakteri penghasil asam laktat menurunkan pH rumenl dan mengubah flora normal rumen. Terjadinya Rumenitis oleh bakteri terjadi ketika terdapat laktat asidosis atau kerusakan rumen secara mekanik dan diperparah oleh pertumbuhan dari Fusobacterium necrophorum atau Actinobacillus pyogenes dalam lingkungan rumenal dan berikutnya menginvasi epitel rumen. Nekrosis epitel secara luas diikuti metastasis abses yangi terbentuk di hati. Penyembuhan diikuti oleh terbentuknya jaringan parut di dinding rumen, karena vili rumen tidak beregenerasi sepenuhnya. Pemberian antibiotik dapat mengurangi jumlah flora normal yang akan memungkinkan jamur untuk berkembang biak dan mengakibatkan mikotik rumenitis Lesi akibat inflamasi dalam forestomachs terjadi pada beberapa penyakit erosif tertentu, seperti penyakit mukosa. Penyakit lain dari forestomachs Bloat atau timpani mengacu pada distensi yang berlebihan dari rumen disertai dengan gas atau busa (diproduksi selama fermentasi) dan dapat menyebabkan kesulitan bernafas. Hewan yang mati akibat bloat dapat diamatai pada punggungnya yakni terdapat emphysema subkutan. Darah berwwarna gelap dan tidak menggumpal (konsekuensi dari anoksia) dan mungkin ada pendarahan di kelenjar getah bening saluran pernapasan. Bloat primer terjadi akibat perubahan diet, sedangkan bloat sekunder disebabkan oleh obstruksi atau stenosis dari esofagus yang akan mengakibatkan kegagalan untuk pecah. Contoh penyebab bloat sekunder meliputi gangguan pencernaan vagal, neoplasia esofagus atau benda asing. Neoplasma, selain papiloma, jarang terjadi di forestomach ruminansia. paramphistomum merupakan

Parasite rumen yang penting, cacing dewasa tampak tidak berbahaya tetapi Cacing yang belum dewasa dapat menyebabkan penyakit karena mereka akan bermigrasi ke duodenum dan melalui abomasum bermigrasi ke forestomachs.

PERUT, TERMASUK ABOMASUM umum Interpretasi dari temuan post-mortem pada saluran pencernaan bagian bawah diperumit oleh variasi fisiologis pada organ dan perubahan post-mortem yang cepat seperti maserasi epitel, kongesti pembuluh darah dan pewarnaan karena empedu. Perubahan histologis pada saluran gastro-intestinal juga menimbulkan masalah. Misalnya lamina propria yang normal mengandung banyak sel-sel inflamasi, terutama sel plasma, dan meskipun neutrofil dapat bermigrasi ke organ dalam jumlah besar neutrophil tersebut dapat masuk ke dalam lumen dengan cepat tanpa terakumulasi di mukosa. Disamping epitel, khususnya bagian atas dari vili usus, dengan cepat akan lepas setelah mati. Meski demikian, lesi yang penting terjadi pada saluran pencernaan bagian bawah dan harus diperiksa secara sistematis. Radang lambung (gastritis) Gastritis hanya menunjukkan peradangan pada perut saja. Sering gastritis berhubungan dengan peradangan yang terjadi di sepanjang usus, yang kemudian diberi istilah gastroenteritis. Gastritis sering disebabkan oleh menelan benda asing, konsumsi makanan yang berkualitas buruk atau basi dan berbagai infeksi parasit. Gastritis catarrhal adalah yang paling umum. Mukosa pada gastritis ini hyperaemic dan bengkak dan ditutupi oleh eksudat kaya akan lendir. Bagian atas dari usus halus mungkin sama terpengaruhnya. Refluks empedu akan memberi warna eksudat menjadi kuning-hijau. Dalam gastritis kronis mukosa menjadi abu-abu dan menebal akibat hiperplasia epitel, edema dan infiltrasi seluler. Ulserasi dari mukosa lambung di mana hilangnya ketebalan seluruh epitel sampai membran basal merupakan hal yang umum. Penetrasi melalui jaringan yang tersisa ke rongga perut disebut ulkus perforasi. Ulkus diperparah oleh invasi bakteri dan jamur. Etiologi dari ulserasi lambung pada hewan kurang dipahami, namun pola makan yang buruk dan stres diyakini menjadi predisposisi pembentukan ulkus. obat Steroid dan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) juga dapat memicu pembentukan ulkus (terutama pada kuda). Pada hewan kecil, ulkus lambung dapat terjadi pada hewan yang uremik, hewan yang mengandung tumor sel mast disuatu tempat dalam tubuh dan jarang terjadi pada anjing dengan pulau pankreas yang mensekresi gastrin. Lambung yang salah tempat dan kelainan yang terkait. Hernia diafragma - Perut dapat memasuki rongga dada melalui diafragma yang pecah. Ini merupakan konsekuensi umum dari kecelakaan mobil pada anjing dan kucing

Dilatasi lambung yang sederhana - Biasanya berhubungan dengan makan yang berlebihan. Terutama signifikan pada fermentasi makanan yang cepat yang akan menghasilkan gas atau pembengkakan, misalnya biji-bijian. Pada anjing gangguan biasanya sembuh secara spontan tetapi pada kuda dapat terjadi ruptur lambung dan kematian. Dilatasi lambung dan ruptur juga dapat terjadi setelah kematian. Untuk membedakan antara yang terjadi pada keadaaan hidup dan mati, mencari adanya perdarahan dan peradangan karena peradangan hanya dapat terjadi dalam hewan hidup. Dilatasi lambung kronis biasanya bersifat sekunder terhadap penyakit seperti tukak lambung, neoplasia, uremia, pyloric stenosis, dilatasi lambung akut, penyakit cakram intervertebralis atau kerusakan vagal. Dilatasi lambung dengan torsi atau volvulus (GDV) - Terlihat pada anjing ketika perut yang berdilatasi mengalami rotasi kompleks, baik kardia dan pilorus menjadi berputar. Rotasi akan mencegah pecah juga muntah dan obstruksi pilorus akan mencegah lewatnya isi lambung ke duodenum. Muntah, makan berlebihan, latihan setelah makan, genetika, trauma, operasi dan obstruksi duodenum telah dicurigai dalam etiologi pada kasus ini. Hal ini dapat mengancam jiwa penderita karena obstruksi vena portal dan vena cava yang akan menghasilkan efek kardiovaskular yang parah dan shock Pergeseran Abomasum pada sapi - abomasum dapat beregser dan menempati posisi pada dinding perut bagian kiri atas. Hal ini cenderung menyebabkan distensi disertai dengan gas dan kondisi ini dapat menjadi menetap. Hal ini mungkin terjadi pada sapi perah pascaberanak. Sebuah persentase yang jauh lebih kecil untuk bergesernya abomasum ke kanan. Stenosis pilorus dapat karena congenital atau dapatan. Umumnya ditandai dengan muntah yang berkaitan dengan pakan. Stenosis kongenital pyloric dikaitkan dengan hipertrofi dan fibrosis dari jaringan pilorus. Hal ini terutama sering terjadi pada boxers. Stenosis dapatan terlihat pada hewan yang lebih tua umumnya mengikuti neoplasia di wilayah pilorus. Perubahan Peredaran Darah - hiperemi lambung, aktif terjadi selama proses pencernaan dan maag akut. Hiperemi pasif dikaitkan dengan hipertensi portal dan kongesti vena juga kegagalan sirkulasi pusat dan juga perifer. mungkin menyertai pendarahan kongestif dan edema. kongesti parah dan edema dari mukosa lambung juga terlihat pada anjing yang menderita uremia kronis Neoplasia - Neoplasma, selain dari adenocarcinoma pada anjing dan lymphosarcoma pada kucing, merupakan lesi lambung yang biasa terjadi. Leiomyomas dan leiomyosarcomas timbul dari tunica muskularis. Squamous cell carcinoma dari bagian skuamosa berlapis pada perut yang terjadi pada kuda.

USUS

umum Saat mendorong material di sepanjang lumen nya, usus melakukan sekretori, pencernaan, penyerapan, penyimpanan dan fungsi ekskretoris. Ada gerakan dalam skala besar yang terus menerus dari air dan elektrolit di mukosa usus. kelainan Usus akan mengganggu keseimbangan antara sekresi dan penyerapan Lipatan, vili, kripta dan mikrovili akan meningkatkan area efektif dari lapisan epitel usus. Sel-sel epitel muncul dalam kripta, dan matang secara struktural dan fungsional saat mereka bergeser ke ujung vili dan kemudian lepas ke dalam lumen. lamina propria usus merupakan sebuah lapisan yang longgar, dengan jaringan ikat dan pembuluh darah, biasanya mengandung banyak limfosit dan sel plasma dan banyak neutrofil dan eosinofil. lamina propria usus sering merespon cedera dengan cara pemendekan dan penyatuan vili, dan kongesti juga infiltrasi lamina propria yang disertai sel-sel inflamasi. Hal ini dapat mengganggu fungsi organ. Namun, tingginya pergantian epitel dapat menyebabkan regenerasi yang cepat kecuali sel-sel germinal dalam kriptanya rusak Dalam Usus yang normal memiliki flora normal dalam jumlah besar. Beberapa mungkin berpotensi menjadi patogen. Gangguan yang terakhir adalah akibat perubahan diet atau dengan pemberian obat yang memungkinkan patogen untuk berkembang dan menyebabkan penyakit. mukosa usus mensekresikan antibodi, baik secara lokal (terutama IgA) dan serum dapatan, ke dalam usus di mana antibodi tersebut akan melawan invasi patogen. Hewan yang baru lahir kekurangan dalam jumlah antibodi dan tergantung pada antibodi kolostrum sampai sistem kekebalan lokal mereka matang. obstruksi usus Obstruksi usus bersifat akut dan katastropik di usus kecil, tetapi dapat menjadi kronis di usus besar. Strangulasi mengacu pada sumbatan pada pembuluh darah pada bagian yang terkena dampak. Obstruksi usus mungkin dikarenakan tertelannya benda asing, tumor, parasit, dampak pakan atau kotoran, volvulus, intususepsi atau juga karena hernia. Pemberian obat cacing dapat menyebabkan kematian yang cepat dari sejumlah besar nematoda yang akan menyebabkan impaksi. Sejumlah besar pasir yang tertelan dapat terakumulasi pada usus kuda, juga akan menyebabkan impaksi. Enterolit adalah batu yang biasanya terbentuk dari struvite di sekitar sarang serangga atau benda asing. Mereka jarang terjadi pada spesies selain kuda.

enterolith umumnya berkumpul di fleksura pelvis atau transversum kolon. terjebaknya Renosplenic dapat terjadi pada kuda di segmen usus yang bergeser di antara limpa dan dinding tubuh bagaian kiri, di atas ligamen renosplenic. Volvulus merujuk pada berputarnya usus yang berukuran panjang terhadap penggantung mesenterika nya. Hal ini akan memutar akan memblok usus dan pengeringan vena akan menyebabkan nekrosis kemudian pembusukan dan kematian akan jaringan yang terkena. Torsi merupakan rotasi organ yang berbentuk tabung sepanjang sumbu axisnya misalnya sekum. Volvulus dari kolon bagian kiri adalah hal yang umum pada kuda dan mungkin menjadi sekunder akibat pengisian usus besar yang berlebihan oleh kotoran atau pasir. Juga terlihat pada kuda yang ususnya mengalami strangulasi sekunder akibat pedunkulata lipoma intraabdominal yang melapisi mesenterium atau usus. Intususepsi merujuk pada teleskopik dari usus panjang sehingga panjangnya menjadi terbatas. Efek akutnya mirip dengan yang terlihat pada volvulus, tapi hewan yang terkena dapat bertahan hidup beberapa hari terutama ketika lesinya didalam usus besar. Etiologinya tidak diketahui, tetapi mungkin terkait dengan iritabilitas usus dan Hipermotilitas. Intususepsi dapat terjadi secara sekunder akibat benda asing (benda asing yang berbentuk linier), bedah pada usus kecil, usus yang mengalami neoplasia atau infestasi parasit. kelumpuhan Ileum Hal ini merupakan hipomotilitas non-mekanik yang mengakibatkan obstruksi fungsional pada usus besar. Hal ini dapat disebabkan oleh kelumpuhan dinding usus, yang dapat disertai peritonitis, syok, stimulus yang menyakitkan dalam tubuh, toxaemia dan kekurangan elektrolit juga merupakan hal yang menjadi penyebabnya. Hal ini juga dapat terjadi akibat penghambatan saraf simpatis secara sekunder akibat bedah. Hernia mengacu pada penonjolan suatu organ karena bawaan atau karena kecelakaan dalam jaringan sekitarnya. Hernia usus digambarkan sebagai eksternal apabila perpindahannya melalui dinding perut, misalnya umbilikus, kanalis inguinalis atau di samping rektum, di daerah perineum. Herniasi internal apabila perpindahannya melalui diafragma (sering setelah kecelakaan mobil ). gejala hernia usus tergantung pada usus yang masih bebas bergerak dalam kantung hernia dan sirkulasi yang masih normal. Jika usus menjadi tertahan ( atau terjebak ), obstruksi usus dapat terjadi atau drainase vena akan terganggu. edema dan vena stasis akan dapat menyebabkan obstruksi. Salah satu bentuk yang paling umum dari hernia internal adalah yang terjadi pada kuda yakni ketika usus yang hernia melalui foramen epiploika atau melalui mesenterika yang robek. Eventrasi mengacu pada keluarnya rongga perut yang tanpa penutup dari parietal peritoneum. luka dehisensi Pasca operasi dapat menyebabkan eventrasi. Konsekuensi langsung dari obstruksi usus tidak semata-mata secara lokal saja. cairan dalam Volume besar biasanya diproduksi dalam saluran pencernaan bagian atas akan dicegah dari mencapai permukaan penyerap dari usus. refleks Sekresi lebih lanjut akan membuat keadaan menjadi lebih buruk karena cairan dan elektrolit bisa hilang dari tubuh karena muntah. Hasil akhir gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Selain depresi kardiorespirasi yang parah dapat dikarenakan distensi akut dari dinding usus.

Radang usus ( enteritis )

Tepatnya, enteritis mengacu pada peradangan pada usus kecil, kolitis yakni kolon, typhlitis yakni sekum dan proktitis yakni rektum. Dalam banyak penyakit perubahan melibatkan seluruh usus dan perut dan pada radang ini menggunakan istilah gastroenteritis.manifestasi dari klinis enteritis adalah diare. Enteritis mungkin dikarenakan bakteri, virus, protozoa, cacing dan keracunan bahan kimia. Ada sejumlah bentuk morfologi enteritis yakni catarrhal, hemoragi, fibrin dan granulomatosa. Catarrhal enteritis adalah bentuk yang sangat umum dari peradangan usus. bentukIni cenderung menyebar dengan berbagai tingkat hiperemi, pembengkakan mukosa dan pembesaran limfoid. Lumen berisi eksudat yang bervariasi penampilannya sesuai dengan rasio dari cairan : sel : lendir. Jika kondisi tersebut terus berlangsung eksudat akan menjadi semakin lembut dan buram. Secara Histologis terdapat pembengkakan mukosa pembuluh darah dengan pembengkakan lamina propria, hilangnya sel epitel dan infiltrasi leukosit. neutrofil bermigrasi cepat ke lumen dan tidak terakumilasi di mukosa. Fusi dari vili dan pelebaran kripta dengan produk inflamasi juga dapat terjadi ( crypt abses ). Penampilan enteritis akut catarrhal secara umum hamper sama dengan hiperemi fisiologis yang dikombinasikan dengan postmortem autolisis dan akan ditentukan dengan sangat cepat di usus kecil. Enteritis catarrhal dapat menjadi kronis, apabila ada eksudat yang kaya akan lendir, fusi vili, peningkatan jumlah sel goblet dalam epitel dan peningkatan infiltrasi pada lamina propria. Mungkin terdapat pelebaran kripta. limfonodus mesenterika dapat menjadi hiperplastik pada enteritis kronis ini Enteritis akut catarrhal dapat dilihat pada infeksi bakteri dan protozoa sedangkan bentuk kronis adalah umum pada infeksi cacing. Dalam kasus yang terakhir, eosinofil umum menginfiltrasi lamina propria. enteritis hemoragik adalah peradangan yang lebih akut dan parah, eksudatnya mengandung darah. Jenis peradangan ini terjadi pada infeksi bakteri dan virus yang parah ( misalnya, rinderpest dan penyakit mukosa ). Enteritis fibrinous adalah peradangan yang sangat parah di mana ada eksudat yang kaya fibrin, nekrosis superfisial dari selaput mukosa dan pembentukan pseudomembran. Istilah difteri digunakan bila ada nekrosis yang dalam dan pseudomembran yang sangat tebal. Sebelum pembukaan, usus meradang terasa bengkak - karena hiperemi dan eksudasi masuk ke dalam dinding usus. secara Histologi, eksudat terlihat di permukaan mukosa yang merupakan campuran fibrin, kumpulan sel epitel dan sel-sel inflamasi. Jika sangat parah, lapisan permukaan dinding usus dapat menjadi massa yang tak berstruktur dengan bagian yang aktiv dari dinding usus sangat diinfiltrasi sel-sel inflamasi. Enteritis fibrinous terlihat pada infeksi bakteri dan virus parah pada usus ( misalnya infectious feline enteritis ) dan berakibat fatal jika bersifat luas.

enteritis granulomatosa terjadi ketika ada infiltrasi luas dan proliferasi sel-sel inflamasi yang kronis. Reaksi sering transmural. Entitas yang paling terkenal dari jenis ini adalah penyakit Johne pada ruminansia, disebabkan oleh Mycobacterium avium sub spesies paratuberculosis. Dalam kasus yang terjadi terdapat penebalan mirip gelatin dan kerutan mukosa di sebagian besar usus. Secara mikroskopis hal ini terjadi karena infiltrasi oleh makrofag di mana hal dapat dibuktikan. Sel raksasa dan sel inflamasi kronis lainnya terdapat dalam jumlah yang banyak. Reaksi ini juga melibatkan kelenjar limfonodua regional dan dapat berefek pada hati. Granuloma nodular Focal dibawah serosa terjadi di sekitar parasit Oesophagostomum columbianum pada domba. Oleh karena disebut dengan 'cacing bintil'. Beberapa Infeksi usus yang khusus Infeksi feline enteritis panleukopaenia dan enteritis Parvo pada anjing merupakan penyakit yang menular, penyakit virus yang sangat fatal. Virus tampaknya sangat patogen yang mengakibatkan penurunan secara tajam dari jumlah leukosit dan menyebabkan hilangnya sel epitel usus. usus akanberisi foetid, berair, cairan berwarna kuning abu-abu. secara Histologis terdapat hilangnya epitel, penggabungan dari vili dan pelebaran kripta karena cairan dan sel yang degenerasi. Anak kucing yang terinfeksi dalam kandungan dapat lahir dengan menderita cerebellar hypoplasia. virus anjing dapat menyebabkan miokarditis non - supuratif pada anjing muda. clostridum enterotoxaemia merupakan kelompok penyakit fatal yang penting dan dapat terjadi ketika toxix dari jenis Clostridium perfringens berkembang biak dalam usus, racun mereka akan diserap dan menyebabkan gangguan sistemik berat. Proliferasi diakibatkan perubahan kondisi dalam usus, umumnya hasil dari perubahan pola makan terutama peningkatan kandungan karbohidrat. C. perfringens Tipe D penyebab dari penyakit pulpy kidney pada domba dan sapi. peradangan Gastrointestinal pada penyakit ini merupakan peradangan yang ringan, lesi merupakan akibat dari racun yang menimbulkan kerusakan pada ginjal, miokardium dan otak. Infeksi cacing usus adalah penyebab utama dari penyakit pada hewan. Patogenesis dari penyakit tergantung pada jenis host dan parasit, tingkat infeksi, status kekebalan tubuh dan status kesehatan dan nutrisi dari host. umumnya infeksi kronis menyebabkan enteritis catarrhal kronis disertai villus yang atrofi, peningkatan produksi lendir dan infiltrasi lamina propria usus oleh eosinofil. hiperplasia limfonodus regional umumnya sering terjadi. Colibacillosis - Escherichia coli merupakan flora normal pada saluran pencernaan, tetapi dapat menyebabkan penyakit enterik yang signifikan. Faktor-faktor seperti usia, status kekebalan, gizi, lingkungan dan strain organisme dapat mempengaruhi terjadinya penyakit. Sejumlah sindrom yang berbeda telah dikaitkan dengan E. Coli, diantaranya :

a) Colibacillosis Enterotoxic. toksin menyebabkan kerugian air dan elektrolit karena adanay dasarnya lesi dalam sel epitel usus. Penyerapan berlangsung normal dan susu secara mikroskopis terlihat normal. b) Enterotoxaemic Colibacillosis. Selain menyebabkan penyakit saluran pencernaan, eksotoksinnya akan diserap, menyebar secara hematogen dan menyebabkan lesi di tubuh. Ini yang paling dikenal edema pada babi terjadi didahi, kelopak mata, tenggorokan, dinding perut ventral, dinding lambung dan jaringan diantara kolon dan dinamakan " penyakit edema ". c) Colibacillosis enteroinvasif di mana organisme menyerang dinding usus dan menyebabkan enteritis berat karena penyerapan endotoksin yang menyebabkan penyakit umum. d) Septicaemic Colibacillosis. Invasi yang luas pada tubuh menyebabkan lesi inflamasi seperti arthritis dan meningitis. Hal ini tidak selalu melalui infeksi usus - misalnya, hewan yang baru lahir dapat terinfeksi melalui umbilikus. Terlihat pada hewan muda dengan kekebalan colostral. Salmonellosis - mengacu pada penyakit menular yang disebabkan oleh serovar Salmonella. Ada beberapa ratus jenis daro salmonella dan banyak yang menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. Penyakit ini sering terjadi yakni enteritis yang akan menjadi septikemia dan toxaemia. Salmonellosis dapat menjadi infeksi nosokomial ( misalnya diperoleh di rumah sakit ) dan dapat berakibat fatal setelah stres operasi dan terapi antimikroba. Eosinophilic gastroenteritis - merupakan penyakit kurang dipahami pada anjing di mana mukosa gastrointestinal diinfiltrasi oleh eosinofil. dicirikan dengan diare disertai dengan pendarahan perifer atau eosinofilia pada jaringan. Hal Ini terkait dengan perkembangan hipersensitivitas terhadap antigen dari makanan atau parasit. Kolitis kronis pada anjing - merupakan grup penyakit yang kurang dipahami dan sering dikaitkan dengan ulserasi. Salah satu bentuk penyakit terjadi pada Boxers, di mana mukosa kolon yang diinfiltrasi oleh makrofag yang mengandung PAS positif. Umumnya, usus besar menjadi ulserasi, berfibrosa dan diinfiltrasi oleh sel-sel inflamasi. Duodenitis - jejunitis proksimal ( juga dikenal sebagai DPJ, enteritis anterior, gastroduodenojejunitis ) - ini adalah sindrom klinis yang idiopatik terlihat pada kuda.ditandai dengan edema submukosa dan neutrofil yang menginfiltrasi submukosa dan lamina propria menghasilkan sekresi elektrolit dan cairan yang berlebihan oleh usus kecil. Kuda memperlihatkan gejalan klinis refluks lambung yang berlebihan melalui salluran nasogastrik, sakit perut dan distensi usus ( palpasi rektal ) karena perkembangan ileum. Lesi selalu terlihat dalam duodenum,juga sering dalam jejunum, dan kadang-kadang hadir di bagian pilorus lambung. Infeksi enterik oleh Salmonella atau spesies clostridium sering dikaitkan sebagai penyebabnya, namun organisme ini tidak sering terisolasi dari refluks lambung atau sampel feses yang diambil dari kuda yang menderita penyakit ini. Komplikasinya antara lain adhesi, laminitis dan endotoxaemia karena penyerapan racun melalui dinding usus.

Bovine Viral Diarrhoea atau BVD - disebabkan oleh pestivirus dan secara klinis terjadi diare yang berlimpah. Dalam usus, lesi yang menciri adalah area nekrosis pada epitel atas dari jaringan limfoid usus yang terkait. Erosi dan ulserasi juga terjadi di lidah, gusi, kerongkongan, abomasum, rumen dan band koroner. Diare Diare, didefinisikan sebagai tinja yang lembek atau berair, merupakan hal yang menciri dari banyak gangguan usus. Hipermotilitas sangat penting dalam patogenesis diare juga perubahan permeabilitas mukosa, sekresi dan penyerapan oleh mukosa. Ada fluks air dan elektrolit yang terus menerus dan di mukosa usus normal. Enteritis dapat menyebabkan peningkatan fluks ke dalam usus. Jika peningkatan melebihi kapasitas penyerapan usus tersebut, diare akan terjadi. Hal yang serupa dapat terjadi karena hipersekresi. Di sisi lain, malabsorpsi dikarenakan kerusakan sel penyerapan usus juga dapat menyebabkan diare bahkan ketika jumlah cairan yang memasuki usus adalah normal. Neoplasia Karsinoma usus merupakan kejadian yang umum dan berbahaya pada manusia. Karsinoma usus, dan beberapa neoplasma lain seperti leiomyomas dan leiomyosarcomas, jarang terjadi pada saluran pencernaan dari hewan peliharaan. Adenokarsinoma usus umumnya terjadi pada domba. Neoplasma jinak dari usus diantaranya adenoma atau polip. lymphosarcoma Pencernaan umumnya terjadi pada hewan peliharaan, terutama kucing. Mastocytomas juga terjadi pada kucing.

Anda mungkin juga menyukai