Anda di halaman 1dari 28

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi adalah suatu kondisi tekanan sistolik 140 dan tekanan diastolik 90 dan tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi. Menurut Joint National Committee VII, Klasifikasi hipertensi adalah : Systolic Normal Prehipertension Hipertension stage I Hipertension stage II Hipertensi atau Tekanan darah tinggi merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit Strok, jantung dan ginjal. Penderita yang beresiko tinggi terkena hipertensi adalah lakilaki > 45 tahun atau perempuan > 50 tahun dan mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga. Selain itu, obesitas, merokok, alkohol, mengkomsumsi garam berlebihan, kurang olah raga, Diabetes Melitus, stress juga beresiko. Pada akhir abad ke 20, penyakit jantung dan vaskuler menjadi penyebab kematian utama di negara-negara berkembang. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, kematian karena penyakit jantung dan vaskuler di Indonesia sebesar 26,3%. Sementara data kematian di Rumah Sakit 2005 sebesar 16,7%. Resiko utamanya adalah hipertensi, dan juga hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Hipertensi yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebabakan Congestive Hearth Failure ( CHF). CHF adalah penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Resiko kematian karena gagal sebesar 5-10% setiap tahun dari gagal jantung ringan menjadi berat meningkat 30-40%. Pressure <120 120-139 140-159 160 and Or Or Or Diastolic Pressure <80 80-89 90-99 100

CHF adalah kegagalan jantung mempompaka darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). CHF di klasifikasikan menjadi akut dan kronik.CHF akut terjadi secara sporadik, ditandai dengan menurunya Cardiac output dan perfusi yang tidak adekuat. Hal ini dapat menyebabakan Edema pulmonal dan kolaps pembuluh darah. Penyebab CHF akut diantaranya ruptur katup jantung karena trauma, endokarditis, miokard infark masif pada penderita yang belum pernah terkena penyakit jantung. Sedangkan CHF kronik terjadi dengan lambat, ditandai dengan penyakit iskemik atau obstruksi pulmonal. Pada CHF kronik, terjadi retensi air dan natrium pada ventrikel yang menyebabkan hipervolume, kemudian dilatasi dan hipertropi ventrikel. CHF kronik biasanya terjadi pada penderita kardiomiopati atau penyakit katup multipel yang berlangsung lambat. Kongestif Vaskuler sering terjadi pada CHF kronik. Diagnosis CHF berdasarkan Framinghams Score adalah sebagai berikut: Kriteria Mayor 1. Paroxysmal Nokturnal dispnu atau ortopnu 2. Tekanan vena jugularis meningkat 3. Ronkhi Paru 4. Kardiomegali 5. Edema pulmonal akut 6. Gallop S3 7. Peningkatan Tekanan vena >16cmHg 8. Refluk Hepatojugular Kriteria Minor 1. Edema Pretibial 2. Batuk pada malam hari 3. Dyspnoe Deffort 4. Hepatomegali 5. Efusi Pleura 6. Penurunan Vital Capacity sampai1/3 Maksimum

7. Takikardi Diagnosis ditegakkan jika terdapat 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Karena begitu banyaknya insiden penderita CHF, maka sangat perlu pemahaman yang lebih mendalam baik anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan fisik, serta kelainan lain yang menyertai penyakit ini, sehingga identifikasi dan pengobatan menjadi lebih tepat. Karena alasan tersebut kami memilih kasus ini.

BAB II LAPORAN KASUS

2.1 Identifikasi Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Agama MRS : Ny. D : 58 tahun : Perempuan : Talang Semut Palembang : Ibu Rumah Tangga : Islam : 1 Januari 2008

2.2 Anamnesis (Auto dan Alloanamnesis) Keluhan Utama Sesak napas yang makin menghebat sejak 6 jam SMRS Riwayat Perjalanan Penyakit 1 bulan SMRS os mengeluh sesak napas, sesak dipengaruhi aktifitas bila berjalan 50 m, sesak tidak dipengaruhi posisi dan cuaca. Nyeri dada (-), dada berdebar-debar (+) timbul bersamaan dengan sesak napas setelah beraktifitas, batuk (+), dahak (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. 1 minggu SMRS os mengeluh sesak napas ketika beraktifitas berjalan jauh 10 mm, sesak berkurang bila os istirahat, os juga sering terbangun di malam hari karena sesak dan sesak berkurang bila os duduk, sesak dipengaruhi cuaca (-), batuk (+), dahak (-), demam (-). Os juga mengeluh perutnya membesar, mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), sembab pada kelopak mata di pagi hari (-), bengkak pada kaki (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. 6 jam SMRS os mengeluh sesak napas hebat, sesak dipengaruhi posisi, sesak tidak dipengaruhi aktifitas dan cuaca. Batuk (+), dahak (-) demam (-). Os juga mengeluh perutnya semakin membesar, mual (-), muntah (-), sembab pada mata (-), bengkak pada kaki (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Kemudian os berobat ke RSMH.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal Riwayat hipertensi (+) sejak tahun 2008 Riwayat sakit jantung (+) sejak tahun 2008 dan os kontrol teratur ke poli jantung RSMH Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal 2.3 Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Temperatur RR Dehidrasi Gizi Berat Badan Tinggi Badan Lingkar Perut Keadaan Spesifik Kulit Warna sawo matang, efloresensi tidak ada, scar tidak ada, pigmentasi dalam batas normal, ikterus pada kulit tidak ada, temperatur kulit normal, keringat umum tidak ada, keringat setempat tidak ada, pucat pada telapak tangan dan kaki tidak ada, sianosis tidak ada, lapisan lemak cukup. 5 : Tampak sakit sedang : Compos Mentis : 150/90 mmHg : 90 x/m irregular, isi dan tegangan cukup : 36.5 C : 38 x/m : tidak ada : cukup : 48 kg : 150 cm : 89 cm

Kelenjar Getah Bening Kelenjar getah bening submandibular, leher, axilla, dan inguinal tidak ada pembesaran, nyeri tekan tidak ada. Kepala Bentuk bulat, simetris, rambut rontok ada, deformitas tidak ada, perdarahan temporal tidak ada, dan nyeri tekan tidak ada. Mata Eksopthalmus dan Endopthalmus tidak ada, edema palpebra tidak ada, conjungtiva palpebra kedua mata pucat tidak ada, sklera ikterik tidak ada, pupil isokor, refleks cahaya baik, penglihatan kabur pada kedua mata tidak ada, gerakan bola mata ke segala arah dan simetris, lapangan penglihatan baik. Hidung Bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang perabaan baik. Selaput lendir dalam batas normal. Tidak ditemukan adanya penyumbatan dan perdarahan. Pernapasan cuping hidung tidak ada. Telinga Tophi tidak ada, pada liang telinga tidak ada kelainan, nyeri tekan proc.mastoideus tidak ada, selaput pendengaran tidak ada kelainan, pendengaran baik. Mulut Tonsil tidak ada pembesaran, pucat pada lidah tidak ada, atrofi papil tidak ada, gusi berdarah tidak ada, stomatitis tidak ada, rhagaden tidak ada, bau pernapasan yang khas tidak ada. Leher

Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, JVP (5+2) cm H2O, hipertrofi m.sternocleidomastoideus tidak dijumpai . Dada Bentuk thorax`normal simetris kanan dan kiri, sela iga tidak melebar, retraksi dinding thorax tidak ada, ginekomastia tidak ada, tidak ditemukan venectasis dan spider nevi. Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Statis, dinamis simetris : Stemfremitus kanan = kiri : Sonor di kedua lapangan paru : Vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus (+) di kedua basal paru, wheezing (-) Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis teraba : Batas atas jantung ICS III, kanan linea sternalis dextra, kiri linea axillaris anterior sinistra : HR: 116x/m, Murmur (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III. Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Cembung, umbilikus datar : Lemas, NT (-), Hepar dan Lien sulit dinilai, Undulasi (+) : Shifting Dullness (+) : Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas Atas

Kedua ekstremitas atas tampak pucat tidak ada, palmar eritema tidak ada, nyeri otot dan sendi tidak ada, gerakan kesegala arah, kekuatan +5, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ada, jari tabuh tidak ada, eutoni, eutropi, tremor tidak ada, edema ada pada kedua lengan dan tangan tidak ada. Ekstremitas Bawah Kedua ekstremitas bawah tidak tampak pucat, nyeri otot dan sendi tidak ada, kekuatan +5, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ada, eutoni, eutrophi, varices tidak dijumpai, jaringan parut ada, pigmentasi dalam batas normal, jari tabuh tidak ada, turgor cukup, edema pretibial ada tapi minimal. Alat Kelamin Tidak diperiksa

2.4 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Hematologi (1 Januari 2009) Hb Leukosit LED Trombosit Hitung Jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit : 0 (normal : 0-1 %) : 4 (normal : 1-3%) : 1 (normal : 2-6%) : 80 (normal : 50-70%) : 12 (normal : 20-40%) : 3 (normal : 2-8%) : 12.0 g/dl (normal : 12 16 g/dl) : 10800 / mm3 (normal : 5000-10000/mm3) : 23 mm/jam (normal : < 15 mm/jam) : 225.000/mm3 (normal : 200.000-500.000/mm3)

Kimia Klinik (1 Januari 2009) 8

BSS Ureum Creatinin HDL LDL Triglycerida Protein Total Albumin Globulin Na+ K+

: 116 mg/dl : 30 mg/dl (normal : 15-39 mg/dl) : 0.9 mg/dl (normal : 0.6-1.0 mg/dl) : 62 mg/dl (normal : > 65 mg/dl) : 239 mg/dl (normal : < 130 mg/dl) : 114 mg/dl (normal : < 150 mg/dl) : 7.0 g/dl (normal : 6.0-7.8 g/dl) : 5.0 g/dl (normal : 3.5-5.0 g/dl) : 2.0 g/dl : 143 mmol/l (normal : 135-155 mmol/l) : 5.0 mmol/l (normal : 3.5-5.5 mmol/l)

Cholesterol total : 324 mg/dl (normal : < 200 mg/dl)

Urinalisa (1 Januari 2009) Sedimen : sel epitel Leukosit Eritrosit Protein Glukosa 2.5 Resume 1 bulan SMRS os mengeluh sesak napas, sesak dipengaruhi aktifitas bila berjalan 50 m, sesak tidak dipengaruhi posisi dan cuaca, dada berdebar-debar (+) timbul bersamaan dengan sesak napas setelah beraktifitas, batuk (+) tidak berdahak, BAB dan BAK tidak ada keluhan. 1 minggu SMRS os mengeluh sesak napas ketika beraktifitas berjalan jauh 10 mm, sesak berkurang bila os istirahat, os juga sering terbangun di malam hari karena sesak dan sesak berkurang bila os duduk, batuk (+) tidak berdahak. Os juga mengeluh perutnya membesar : negatif : negatif : (+) : 2-4/ LPB (N : 0-5/LPB) : 0-2/LPB (N : 0-1/LPB)

6 jam SMRS os mengeluh sesak napas hebat, sesak dipengaruhi posisi, sesak tidak dipengaruhi aktifitas dan cuaca, BAB dan BAK tidak ada keluhan. Kemudian os berobat ke RSMH. Os menyangkal pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama. Os mengaku ada riwayat darah tinggi dan sakit jantung sejak tahun 2008 dan os kontrol teratur ke poli jantung RSMH. Os menyangkal adanya riwayat kencing manis. Os juga menyangkal adanya penyakit dengan gejala yang sama dalam keluarganya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 90 x/m irreguler isi dan tegangan cukup, frekuensi pernapasan 38 x/m, suhu 36.5C. Pada pemeriksaan paru ditemukan adanya ronkhi basah halus di kedua basal paru dan pada pemeriksaan jantung didapatkan batas jantung membesar yaitu batas jantung kiri pada linea axillaris anterior sinistra dan pada auskultasi didapat heart rate yang 110x/m dimana hal ini tidak sama dengan denyut nadinya. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pada inspeksi tampak cembung, pada palpasi ditemukan adanya undulasi, hepar dan lien sulit dinilai, pada perkusi ditemukan adanya shifting dullness. Pada pemeriksaan ekstremitas tampak adanya edema pretibial minimal . Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12.0 g/dl, Leukosit 10800/mm3, LED 23 mm/jam, Trombosit 225.000/mm3 , hitung jenis 0/4/1/80/12/3, BSS : 116 mg/dl, Kolesterol total 324 mg/dl, HDL kolesterol 62 mg/dl, LDL kolesterol 239 mg/dl, Trigliserida 114 mg/dl, Ureum 30 mg/dl, Creatinin 0.9 mg/dl, Protein total 7.0 mg/dl, Albumin 5.0 g/dl, Globulin 2.0 g/dl, Na+ 143 mmol/l, K+ 5.0 mmol/l. Pada urinalisa ditemukan sedimen epitel (+), leukosit 2-4/LPB, eritrosit 0-2 /LPB, protein negatif, glukosa negatif. Skor Farmingham untuk pasien ini : Kriteria Mayor Paroxysmal nocturnal dyspneu Distensi vena leher Ronkhi paru Kardiomegali (+) (-) (+) (+) 10

Edema paru akut Gallop S3 Peninggian tekanan vena jugularis Refluks hepatojugular

(+) (-) (+) (+)

Kriteria Minor Edema ekstremitas Batuk malam hari Dispneu deffort Hepatomegali Efusi pleura Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal Takikardi (>120 x/menit) (+) (+) (+) (-) (+) (-) (-)

2.6 Diagnosa Sementara CHF e.c HHD + Hipertensi stage I + fibrilasi atrium+hiperlipidemia 2.7 Diagnosa Banding CHF e.c CAD + Hipertensi stage I +fibrilasi atrium+ hiperlipidemia 2.8 Penatalaksanaan Istirahat duduk Diet Jantung II O2 3 L/menit IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c 11

2.10

Simvastatin 1x10mg Rontgen Thorax ECG Echocardiograhy Monitor Balance Cairan Prognosis

2.9 Rencana Pemeriksaan

Quo ad vitam Quo ad functionam

: dubia : dubia ad malam

12

FOLLOW UP
2 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 110x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Abdomen Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal Ekstremitas A : Edema pretibial (+) minimal CHF e.c HHD + Hipertensi stage I Fibrilasi atrium P : Hiperlipidemia - Istirahat duduk Sesak napas Compos Mentis 140/80 mmHg 88 x/m irreguler 28x / m 36.8C

13

O2 2L/menit Diet Jantung II IVFD D5 gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x10mg Monitor Balance cairan Rontgen Thorax ECG ulang Echocardiography

Rencana :

3 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 110x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : 14 Sesak napas Compos Mentis 140/80 mmHg 80 x/m irreguler 28x / m 36.6C

Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar Abdomen dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal Ekstremitas Edema pretibial (-) Hasil ECG : Kesan: AF rapid ventrikuler respon Hasil Echocardiography : Kesan: HHD Foto Thorax : A : Kesan : Kardiomegali dengan efusi pleura minimal CHF e.c HHD + Hipertensi stage I Hiperlipidemia P : AF rapid ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II IVFD D5 gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg

15

4 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 100x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Abdomen Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal Ekstremitas A : Edema pretibial (+) minimal CHF e.c HHD Hiperlipidemia P : AF rapid ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II IVFD D5% gtt X/menit mikro Sesak napas Compos Mentis 130/80 mmHg 80 x/m irreguler 28x /m 36.6C

16

Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg

Rencana pemeriksaan: Cek urin rutin dan kimia klinik ECG ulang

5 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 102x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Sesak napas Compos Mentis 130/80 mmHg 84 x/m irreguler 28 x/m 36.6C

17

Abdomen

Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal

Ekstremitas A :

Edema pretibial (-) CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF rapid ventrikuler respon Edema perbaikan - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II IVFD RL gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg

P :

Rencana Pemeriksaan: Cek darah rutin dan kimia klinik ECG ulang

6 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Sesak napas Compos Mentis 130/80 mmHg 80 x/m irreguler 28x / m

18

Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax

36.6C

Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 96x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-)

Abdomen

Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal

Ekstremitas A :

Edema pretibial (-) CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF rapid ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg

P :

19

Rencana Pemeriksaan: Cek darah rutin dan kimia klinik ECG ulang

7 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 94x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Abdomen Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal Ekstremitas A : Edema pretibial (-) CHF e.c HHD Hiperlipidemia Sesak napas Compos Mentis 130/70 mmHg 70 x/m irreguler 26 x/m 36.5C

20

P :

AF rapid ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg

Rencana pemeriksaan: Cek darah rutin dan kimia klinik ECG ulang

8 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+0) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 82x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, Compos Mentis 130/80 mmHg 64 x/m irreguler 26 x/m 36.5C

21

trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Abdomen Cembung, Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal

Ekstremitas

Edema pretibial (-) Hasil ECG :

A :

AF Normo Ventrikuler Respon CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF normo ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.125 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg

P :

Rencana pemeriksaan: cek darah rutin dan kimia klinik

9 Januari 2009 S : -

22

O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+0) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 80x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Abdomen Cembung, Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal Compos Mentis 130/70 mmHg 68 x/m irreguler 26 x/m 36.5C

Ekstremitas A :

Edema pretibial (-) CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF normo ventrikuler - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.125 mg 23

P :

Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg

Rencana : Cek darah rutin dan kimia klinik

Daftar Pengawasan Cairan


Tanggal 2-1-2009 3-1-2009 4-1-2009 5-1-2009 6-1-2009 7-1-2009 8-1-2009 9-1-2009 Intake (ml) Makan 300 150 150 150 150 150 200 200 Output (ml) BAK 600 1500 900 900 800 1000 900 1000 CWL 480 480 470 450 450 400 400 400 Selisih 1000 -1180 -570 -550 -500 -650 -450 -550 Berat Badan 48 kg 48 kg 47 kg 45 kg 45 kg 40 kg 40 kg 40 kg Lingkar Perut 89 cm 88 cm 86 cm 86 cm 86 cm 85 cm 84 cm 84 cm Minum IVFD BAB 800 1000 50 750 100 750 100 750 100 700 100 700 100 750 100 750 100

24

25

BAB III ANALISA KASUS


Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak bisa memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung terbagi menjadi gagal jantung kiri, gagal jantung kanan dan gagal jantung kongestif, yakni gabungan gagal jantung kiri dan kanan. Gagal jantung kiri ditandai oleh dispneu deffort, kelelahan, orthopnea, paroksismal nokturnal dispnea, batuk, pembesaran jantung, irama derap, bunyi derap S3 dan S4, pernapasan cheyne stokes, takikardi, ronki dan kongesti vena pulmonalis. Gagal jantung kanan ditandai oleh adanya kelelahan, pitting edema, ascites, peningkatan tekanan vena jugularis, hepatomegali, pembesaran jantung kanan, irama derap atrium kanan, murmur dan bunyi P2 mengeras, sedangkan gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gejala gabungan keduanya. Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan jika terdapat 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor kriteria framingham, ditambah dengan pemeriksaan penunjang. Kriteria framingham terbagi menjadi kriteria mayor dan kriteria minor. Yang termasuk kriteria mayor yakni: dispneu nokturnal paroksismal atau orthopneu, peningkatan tekanan vena jugularis, ronki basah tidak nyaring, kardiomegali, edema paru akut, irama derap S3, peningkatan vena > 16 cm H2O dan refluks hepatojugular. Sedangkan yang termasuk kriteria minor yakni: edema pergelangan kaki, batuk pada malam hari, dispneu deffort, hepatomegali, efusi pleura, kapasitas vital berkurang menjadi 1/3 maksimum dan takikardi (>120x/menit). Sedangkan pada pemeriksaan penunjang, dari hasil pemeriksaan foto rontgen toraks dapat mengarah ke kardiomegali dengan corakan bronkovaskuler yang meningkat. Pada pasien ini, dari hasil anamnesis didapatkan adanya sesak nafas, sesak dipengaruhi oleh aktifitas, pasien juga sering terbangun pada malam hari karena sesak, selain itu pasien juga lebih nyaman jika berada dalam posisi duduk. Tidak adanya keluhan-keluhan lain seperti sakit kepala, mual, muntah, bengkak pada kelopak mata mendukung bahwa sesak yang dialami oleh pasien berhubungan dengan jantung bukan dari organ yang lain. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya perut yang membesar. 26

Dari riwayat penyakit terdahulu, didapatkan adanya riwayat hipertensi dan jantung sejak tahun 2008, hal ini dapat menjadi landasan pikir bahwa kemungkinan sesak nafas yang berhubungan dengan jantung ini disebabkan oleh hipertensi yang sudah dideritanya sejak tahun 2008 tersebut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya peningkatan tekanan vena jugularis, ronki basah halus pada kedua basal paru, adanya pelebaran batas jantung kiri, murmur sistolik pada katup mitral, trikuspid dan pulmonal serta adanya ascites. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis gagal jantung kongestif, karena kriteria framingham sudah terpenuhi. Terapi yang diberikan adalah furosemid 40 mg 1x1, pemberian diuretika ini bertujuan untuk mengurangi ascites yang ada pada pasien ini dengan mengurangi beban awal jantung tanpa mengurangi curah jantung. Selain itu, juga diberikan digoksin 1x 0,25 mg untuk memperbaiki kontraktilitas jantung dan mengurangi adanya fibrilasi atrium hingga tercapai kondisi dimana irama ventrikelnya terkontrol. Acetosal 100 mg diberikan sebagai antiagregasitrombus, untuk mencegah terjadinya tromboemboli yang merupakan komplikasi tersering pada penderita fibrilasi atrium. Sedangkan captopril 12,5 mg 3x 1diberikan untuk menurunkan tekanan darahnya, karena pasien ini juga menderita hipertensi.

27

DAFTAR PUSTAKA

1. Ebbersole, Hess. Prevalence of CHF in old people. Available from URL: www.emedicine.library.com. 2. Imam, Ali. Peringatan Hari Hipertensi 2007 di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, Available from URL: www.puskom.depkes.com 3. Miftah, Suryadipraja. Prevalensi Congestive Hearth Failure (CHF). Available from URL: library.usu.ac.id./download/fkm-hiswani12.pdf 4. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI; 2006 5. Rani, Aziz, dkk. Panduan Pelayanan Medik, Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI; 2006 6. Pathophysiology of CHF. Available From URL : www.thenewstoday.info/2006/12/08/CHF.html 7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penatalaksanaan CHF, Jakarta: 2006. 8. Congestive Heart Failure.Available From URL : www.wikipedia.info/2006/12/08/CHF.html 9. ISO INDONESIA volume 41-2006 10. Kamaluddin, M. Totong. Farmakologi Obat Anti Hiperlipidemia. Cermin Dunia Kedokteran No. 85. Hal 26-32. 1993

28

Anda mungkin juga menyukai