Anda di halaman 1dari 4

BAB 3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Faktor Abiotik Suhu 1 meter diatas permukaan tanah Tepat diatas permukaan tanah 10 cm dibawah tanah pH Kelembapan Udara Kecepatan Angin Tempat teduh 29 30 6.3 60.8 % 0.53 m/s ke arah selatan Uji kualitas tanah Kelembapan Tanah Uji porositas Uji kapilaritas Tekstur Tanah 30% 6 menit 6 detik 1.33 cm per menit Liat Tempat panas 32 32.6 6.7 55.67 % 0.28 m/s ke arah selatan 10% 6 menit 2 detik 1.23 cm per menit Liat

Hewan yang kami amati adalah semut hitam dan belalang

3.2 Pembahasan Praktikum ini bertujuan untuk mengukur factor abiotik insitu dari suatu daerah tertentu dan melihat keberadaan hewan yang berada di sekitar daerah tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui factor abiotik yang tepat bagi hewan tersebut. Setelah diamati, terdapat bermacam-macam jenis hewan yang ditemukan di daerah lokasi, tepatnya berada di daerah rerumputan sekitar Fakultas teknik Universitas Jember, diantaranya yaitu semut dan belalang. Keberadaan hewan ini dipengaruhi oleh factor abiotik yang berupa suhu, pH, kelembapan, intensitas cahaya, tanah, angin, dan lain-lain. Faktor-faktor abiotik seperti kelembapan, aerasi, dan suhu sangat

berpengaruh terhadap kelimpahan dan keragaman fauna tanah (Saraswati et.al., 2007).

3.2.1 pH pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat. Untuk pengukuran pH tanah dalam praktikum ini dapat menggunakan soil tester. Berdasarkan hasil pengamatan, di daerah teduh atau daerah yang terdapat naungan memilki pH tanah rata-rata 6.3 dengan 3 kali pengulangan. Sedangkan di daerah panas atau daerah yang tidak terdapat naungan pohon memiliki pH tanah rata-rata 6.7 dengan 3 kali pengulangan juga.

3.2.2 Kelembaban Tanah Kelembaban tanah adalah kandungan air di dalam tanah. Untuk pengukuran kelembaban ini dapat menggunakan soil tester. Berdasarkan hasil pengamatan, pada daerah teduh rata-rata memiliki kelembaban tanah sekitar 30% dan pada daerah panas rata-rata memiliki kelembaban tanah sekitar 10%. Sehingga dapat diketahui bahwa daerah teduh memiliki lebih banyak kandungan airnya daripada di daerah panas.

3.2.3 Kecepatan angin Pengukuran kecepatan angin ini sangat penting karena berdampak pada aktivitas hewan misalnya terbangnya serangga, dan rata-rata evapotranspirasi air dari habitat. Pada daerah yang teduh kecepatan angin pertama sekitar 0.31 m/s ke arah selatan, yang kedua sekitar 0.96 m/s ke arah selatan, dan yang ketiga sekitar 0.31 m/s ke arah selatan. Apabila di rata-rata maka kecepatan angin di daerah teduh sekitar 0.53 m/s ke arah selatan. Sedangkan di daerah yang panas, kecepatan angin pertama sekitar 0.37 m/s ke arah utara, yang kedua sekitar 0.19 m/s ke arah selatan dan yang ketiga sekitar 0.29 m/s ke arah selatan. Apabila ketiga pengukuran ini dirata-rata maka didapatkan hasil sekitar 0.28 m/s dengan arah mata angin dominasi ke arah selatan.

3.2.4 Interaksi insekta dengan lingkungan abiotik Insekta termasuk dalam kelompok arthropoda. Kelompok arthropoda ini mempunyai penyebaran luas dan ditemukan diseluruh lokasi yang ditumbuhi tanaman, dapat hidup di daratan yang bertemperatur dari 60o sampai > 40o C, dan berperan sebagai hewan pioneer (Saraswati et.al., 2007). Salah satu insekta yang terdapat dalam daerah rerumputan yaitu semut dan belalang. Semut di alam dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat kondisi perubahan lingkungan dan semut juga berperan memelihara siklus nutrisi dan struktur tanah. Menurut Riyanto (2007) dalam penelitiannya kisaran pH yang didapat adalah netral, yaitu antara 4,5 sampai 7. Kisaran pH ini merupakan umum untuk kebanyakkan makhluk hidup, artinya semut dapat hidup dengan baik pada pH netral dan sedikit asam. Pengukuran pH tanah sangat penting dalam melakukan penelitian kepadatan fauna tanah, karena bila pH tidak sesuai maka semut mungkin tidak dapat bertahan dan berkembangbiak pada habitatnya. Kisaran suhu udara antara 25o C sampai 32o C merupakan suhu optimal dan toleran bagi aktivitas semut di daerah tropis. Menurut Rahmawati (2004) menyatakan kisaran suhu udara pada mesofauna tanah termasuk insekta, yaitu antara 29,6o C sampai 32,1o C. Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisik tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah salah satunya adalah semut, dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Secara tidak langsung terdapat hubungan kepadatan organisme tanah dan suhu, bila dekomposisi material tanah lebih cepat maka vegetasi lebih subur dan mengundang serangga lain untuk datang.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati. 2004. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah di Kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit. USU e-USU repository : 1-17. Riyanto. 2007. Kepadatan, Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal. Jurnal Penelitian Sains: Vol.10 No. 2: 241-253. Saraswati, R., Husen, A., dan Simanungkalit. 2007. Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai