Assalamu Alaikum Wr. Wb. Salam Sejahterah Untuk Kita Semua. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT semoga rahmat dan karunia-Nya selalu tercurah dalam aktivfitas keseharian kita. Dan semoga apa yang kita perbuat hari ini dan esok hari selalu menjadi mamfaat dan berguna untuk kita semua. Petrologi merupakan salah satu matakuliah dasar Geologi yang mempunyai tempat tersendiri dalam pelajaran geologi secara utuh. Sebagai matakuliah wajib petrologi tentunya tidak akan lepas dari rankaian kegiatan kuliah-praktikum-lapangan, sebab mata rantai petrologi tidak lepas dari aplikasinya dengan alam sebagai obyek pelajaran. Untuk itu dipandang perlu adanya suatu panduan teknis dalam pelaksanaan kuliah tersebut khususnya dalam hal praktikum sebab selain inteletual seorang mahasiswa yang akan dituntut, moral juga merupakan hal yang sifatnya penting dalam praktikum. Menyikapi hal tersebut maka kami dari tim Asisten Praktikum Petrologi dengan berbagai keterbatasan mencoba menyusun suatu Buku Saku Praktikan dengan maksud memberikan penjelasan teknis paktikum di laboratorium dan di lapangan dalam bentuk tulisan yang bertujuan supaya parktikan mampu melaksanakan tugasnya sebagai praktikan dengan baik dan teratur disamping itu diharapkan agar praktikan dapat dengan cepat meyesuaikan diri dalam kendisi praktikum petrologi. Selamat belajar kami ucapkan semoga praktikum kali ini akan memberikan makna yang dalam dihati para praktikan sehingga apa yang anda dapatkan pada praktikum ini akan terus terukir dalam hati dan pikiran dalam mepersiapkan diri dengan matakuliah-matakuliah selanjutnya.Kesabaran merupakan kunci sukses bagi anda, namun yang perlu diingat bahwa tugas yang paling berat dalam hidup ini adalah bersabar. Makassar, 10 September 2003
Aplit@Geologist.com
Aplit@Geologist.com
BATUAN DAN MINERAL Mineral Batuan Merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral-mineral (Aggregate of One or more minerals). Example granite, limestone, sandstone, schists, etc Mineral Merupakan bahan alam padat yang tersusun dari non organik dan mempunyai sifat fisika tertentu dan komposisi kimia yang spesifik. Example calcite, feldsfar, quartz. Komposisi Mineral Elemen pembentuk mineral telah diketahui sekitar 100 unsur. Senyawa merupakan gabungan dari dua atau lebih element. Atom materi terkecil dan masih mempunyai karateristik dari unsur. Struktur Atom adalah Nucleus (inti atom),Proton (Partikel Positif), Neutron (Partikel netral), dan electron (Partikel negative mengelilingi inti pada jarak tertentu = Energy-level shells.) Nomor Atom adalah jumlah proton di dalam nucleus = jumlah electron. Ciri Fisik Mineral 1. Bentuk Kristal : Kenampakan luar mineral yang merefleksikan susunan atom di bagian dalamnya 2. Kilap (Luster) : Kena mpakan atau kualitas cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral. Metalik Nom metalik (Kaca, mutiara, dammar, lilin, sutera, lemak, 3.Warna Sub Metalik : Kenampakan nyata dari suatu mineral yang dapat dilihat pleh mata yang menunjukkan warna khas oleh mineral tersebut. 4. Cerat (streak) : warna mineral dalam keadaam bubuk. dan tanah)
Aplit@Geologist.com
5. Kekerasan (hardness)
: Daya tahan mineral terhadap abrasi atau goresan. Skala Mohs 1 Talc 2 Gypsum 3 Calcite 4 Flourite 5 Apatit 6 Orthoklase (Feldspar) 7 Quarts 8 Topaz 9 Corondum 10 Diamond
Kecendrungan
mineral
untuk
pecah
melalui bidan yang relatif datar. : Bentuk pecahan mineral tidak membentuk bidang rata. 8. Berat jenis (Specifik gravity) : angka yang menunjukkan perbandingan antara berat mineral dengan berat dari volume air. 9. Tenacity : Sfat dalam dari suatu mineral. - Brittle - Plstis/Pleksible - Sectile - Ductile - Elastis 10. Komposisi Kimia Mineral Mineral Silikat 90% dari RFM Feldspar lebih dominant > 50% Terbentuk pada waktu pendinginan magma. Lingkungan dan komposisi kimia magma menentukan macam mineral terbentuk. Aplit@Geologist.com
a.
Ferromagnesian Silicates Berwarna Gelap S.G + 3.2 3.6 Unsure Fe dan Mg dominant
Ex : Olivin, Pyroxene, Hornblende, Biotit, Garnet. b. Non-Ferromagnesian Silkates Warna terang S.G + 2.7
Aplit@Geologist.com
BATUAN
Secara garis besar berdasarkan proses terbentuknya, batuan penyusun kerak bumi terdiri atas batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf, yang secara berurutan akan dibahas dibawah ini. II.1 Batuan Beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma yang tersusun oleh mineral-mineral yang kompak. Adapun klasifikasi dari batuan beku tersebut didasarkan atas sifat kimia dan komposisi mineralnya, yaitu sebagai II.1.1 Batuan Beku Asam Kenampakan dari batuan ini memperlihatkan warna terang atau keputihan, kadang merah keabu-abuan atau abu-abu terang. Ukuran butir halus-kasar, bahkan dqapat menunjukkan butiran yang sangat halus mnyerupai kaca seperti obsidian, akibatpembekuan yang sangat lambat. Selain itu juga dapat ditemukan ukuran yang sangat kasar seperti pegmatit. Batuan beku asam dapat ditemukan dalam bentuk Batholith, Laccolith, Lapolith dan intrusi besar lainnya. Batuan beku asam cenderung membentuk suatyu tubuh intrusi yang besar karena sifat kekentalan magmanya yang tinggi, sehingga tidak bisa melalui celah-celah yang sempit dalam bentuk dyke atau sill. Ciri khas dari batuan beku asam adalah kelimpahan dari potash feldspar dibanding jenis plagioklas. Temperatur pembekuan batuan beku asam sekitar 800o C. Kondisi ini kebanyakan tidak mampu melarutkan batuan sampingnya, sehingga tingkat proses asimilasi yang terjadi kecil. Sebaliknya banyak ditemukan xenolith-xenolith terutama pada tepi tubuh batuan beku luarnya. Yang termasuk batuan beku asam yaitu : Granit, Aplit, Pegmatit, Riolit, Obsidian, Pumis, Sienit Dan Trakit. Aplit@Geologist.com berikut : Batuan beku asam, kandungan SiO2 > 66 % Batuan beku intermediate, kandungan SiO2 52 66 % Batuan beku basa, kandungan SiO2 45 52 % Batuan beku ultrabasa, kandungan SiO2 < 45 %
II.1.2 Batuan Beku Intermedit Batuan beku intermedit berwarna agak lebih gelap dari pada batuan beku asam yaitu abu-abu hingga abu-abu kehitaman . Mempunyai ukuran butir halus sampai kasar. Bentuk intrusi dari batuan beku inrtermedit ini kebanyakan termasuk Laccolith, Lapolith, Dtyke dan Sill. Bentuk-bentuk intrusi ini dikontrol oleh kekentalan magmanya yang menengah. Sebagian dapat melalui celah-celah yang agak sempit dalam bentuk dyke atau sill. Komposisi jenis-jenis feldspar sudah mulai adanya perimbangan antara potash feldspar dan plagioklas. Temperatur pembekuan sekitar 900 oC, proses asimilasi mulai nampak dan dapat ditemukan xenolith-xenolith sifatnya basa pada tepi tubuh intrusi atau pada batuan beku luarnya. Berdasarkan perbandingan jenis-jenis feldsparnya, maka batuan beku intermedit dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu : Batuan dengan komposisi potash feldspar dan plagioklas hampir sama; terdiri dari granodiorit andamellit monzonit dan latit dasit. dasit. Batuan beku intermedit paling banyak memperlihatkan pelapukan spheroidal, karena banyak mengandung mineral feldspar. Lebih lagi apabila batuan ini telah mengalami kenaikan tekanan dan temperatur. Mineral-mineral felsdpar yang telah mengalami pelapukan tersebut dapat menjadi mineral-mineral kaolin. Baik gejala spheroidal maupun kaolinisasi dapat ditemukan pada batuan beku intermedit yang telah megalami pensesaran. II.1.3 Batuan Beku Basa Batuan beku basa memperlihatkan warna gelap hitam oleh mineralmineral ferromagnesian dan mineral-mineral plagioklas basa. Ukuran butir dari batuan ini adalah halus hingga kasar. Batuan beku basa dalam Aplit@Geologist.com Batuan dengan komposisi plagioklas lebih dominan dari pada potash feldspar , terdiri dari : diorit tonalit dan andesit
bentuk intrusi kebanyakan dyke, sill, apophyse dan lelehan. Bentuk intrusi tersebut berhubungan dengan sifat magmanya yang memiliki kekentalan rendah (encer) sehingga dapat memasuki celah-celah sempit atau dapat berupa lelehan yang luas di permukaan. Pada permukaan batuan beku luar dari batuan beku basa ini, kadang ditemukan vesiculasi-vesiculasi sebagai kesan bahan-bahan volatil. Batuan beku basa sering pula memberikan bentuk permukaan seperti susunan balok atau pahoe-hoe, yang terbentuk pada pembekuan magma yang encer. Sedangkan magma yang kental atau asam biasanya membentuk seperti susunan tali atau ropy. Temperatur pembekuan dari batuan beku basa sekitar 1000 o C, dimana dapat terjadi proses asimilasi dengan baik apabila batuan sampingnya lebih asam. Meskipun demikian, kadang masih ditemukan xenolith dari batuan yang sama atau yang beku basa (ultra mafic). Disekitar penyebaran batuan beku basa, ditemukan setempat-setempat batuan intermediate dengan penyebaran kecil sebagai akibat hasil asimilasi magma basa dengan batuan samping yang bersifat asam atau dapat pula terbentuk melalui proses differensiasi magma. Biasanya dapat ditemukan pada bagian tepi dan atas tubuh intrusi batuan beku basa. Yang termasuk batuan beku basa adalah Gabro, Diabase, Basal dan Trachyte. II.1.4 Batuan Beku Ultrabasa Batuan beku ultrabasa adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral ferromagnesium sehingga kenampakannya sangat gelap atau hitam. Batuan ini mudah lapuk terhadap air hujan seperti halnya Batugamping karena sifatnya yang tidak tahan terhadap kondisi asam. Kenampakannya hampir sama dengan permukaan Batugamping dengan lubang-lubang atau torehan air hujan. Bentuk dan tipe dari tubuh batuan beku ultrabasa belum dapat diketahui dengan jelas karena batuan ini merupakan batuan dasar samudera yang umurnya lebih tua. Kehadiran suatu singkapan ultrabasa didaerah kontinen sangat berkaitan erat dengan gerak-gerak tektonik masa lampau di daerah tersebut dan biasanya batuan ini berasosiasi dengan batuan metamorf dan batuan Aplit@Geologist.com
sedimen tua. Kehadiran ultrabasa ini biasanya diakibatkan oleh ubduksi, sehingga banyak memberikan batas litologi dan zona sesar naik. Sebagai akibat aktivitas tektonik, batuan ultrabasa banyak mengalami penghancuran atau penggerusan, kekar-kekar dan metamorfisme dinamik yang disertai dengan proses kloritisasi, serpentinisasi, dan lain-lain. Temperatur pembekuan batuan beku ultrabasa adalah diatas 1000 o C dan secara teoritis proses asimilasi berjalan sempurna. Oleh karena kondisi pembekuan batuan beku ultrabasa pada kedalaman dan tekanan yang besar, serta urutan kristalisasi dari mineral penyusunnya yang mengkristal dengan tingkat kristalisasi yang relatif sama sehingga bentuk kristal dari batuan beku ultrabasa adalah anhedral-subhedral. Pada batuan ini tidak ditemukan mineral felspar lagi. Yang termasuk batuan beku ultrabasa adalah sebagai berikut : Dunit, yaitu batuan beku plutonik dengan komposisi 90 % Olivin. Peridotit, yaitu batuan beku plutonik dengan komposisi Piroksin dan Olivin (10 50 %). Piroksenit, batuan beku plutonik dengan komposisi 90 % Piroksin. Limburgit, yaitu batuan beku lelehan dari batuan ultrabasa dengan tekstur afanitik. II.2 Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan. Batuan ini menyebar secara horizontal kurang lebih 75 % menutupi permukaan bumi. Namun secara vertikal penyebarannya sangat tipis dibanding jenis batuan lainnya. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk melalui proses sedimentasi baik secara fisika maupun secara kimia atau organik. Pada sebagian sedimen organik dapat terbentuk melalui proses diagenesis langsung terhadap bahan-bahan organisme seperti pada pembentukan Aplit@Geologist.com
batugamping terumbu. Proses fisika berlangsung selama sedimentasi meliputi perombakan batuan induk, transportasi, perubahan sifat fisik mineral rombakan , pengendapan kompaksi dan selanjutnya diikuti oleh proses kimiawi yaitu proses diagenesis dan sementasi. Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses sedimentasi memiliki kenampakan yang berbeda dengan batuan lainnya. Bentuk dan teksturnya mencerminkan adanya kesan pengendapan selama pembentukannya. Faktor yang berperan dalam pembentukan batuan sedimen adalah aspek mekanik, kimiawi dan biologis. Dalam hal ini akan dibahas secara terpisah dalam dua kelompok, yaitu sumber material sedimen dan lingkungan pengendapan. II.2.1 Sumber Material Sedimen Adapun sumber-sumber material sedimen adalah sebagai berikut : Aktivitas vulkanik, yaitu material klastik atau rombakan yang dikeluarkan oleh aktivitas vulkanisme sebagai bahan piroklastik berupa bomb, block, lapili dan debu-debu vulkanik serta material piroklastik lainnya. Pelapukan mekanik, hasil perombakan melalui pelapukan mekanik terhadap singkapan suatu batuan akan mengalami transportasi kemudian terakumulasi pada suatu cekungan, kemudian terjadi kompaksi, diagenesis, sementasi dan litifikasi. Larutan-larutan dalam air, berupa garam-garaman yang hancur dan lapuk baik di darat maupun di laut pada kondisi tertentu dapat terjadi reaksi kimia membentuk endapan mineralmineral baru. Material organik, yaitu sisa-sisa makhluk hidup yang mati kemudian terendapkan dalam batuan. II.2.2 Evavorasi Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan merupakan suatu daerah tempat suatu batuan sedimen terbentuk yang melibatkan aspek fisika, kimia dan biologi. Aplit@Geologist.com
Untuk analisis dan penentuan lingkungan pengendapan suatu batuan sedimen dapat dilakukan dengan memperhatikan struktur-struktur sedimen yang terdapat pada batuan tersebut yang sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor yang telah disebutkan di atas. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam analisis lingkungan pengendapan adalah faktor asosiasi dan jenis litologi serta paleontologisnya. II.3 Batuan Metamorf Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk atau berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya yang mengalami proses metamorfisme yaitu perubahan fisik dan kimia batuan akibat penagruh temperatur dan tekanan yang tinggi. Adapun proses-proses metamorfisme yang terjadi adalah metamorfisme kontak, metamorfisme dinamik dan metamorfisme regional. II.3.1 Metamorfisme Kontak Metamorfisme kontak adalah suatu proses metamorfisme yang terjadi akibat penerobosan magma. Faktor yang paling berpengaruh adalah temperatur, sedangkan tekanan kurang berpengaruh. Sifat batuan dari metamorfisme kontak menunjukkan perubahan kimia yang menonjol, struktur kurang berfoliasi, tekstur kurang teratur dan penyebarannya mengikuti zona intrusi. Metamorfisme kontak terbagi tiga jenis, yaitu : II.3.2 Pyrometamorfisme Pneumatolysa Hydrothermal Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme dinamik terbentuk oleh adanya pergeseran atau dislokasi lapisan bumi. Faktor yang paling berperan adalah perubahan tekanan. Pembentukan kekar, sesar atau lipatan oleh gerak tektonik dapat memicu terjadinya proses metamorfisme dinamik.
Aplit@Geologist.com
II.3.3 Metamorfisme Regional Metamorfisme regional berkembang pada daerah yang luas dan oleh pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi berhubungan dengan gerakan lempeng, baik secara tektonik maupun non tektonik. Pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi dapat membentuk mineral-mineral tekanan (stress minerals) seperti serisit, muscovit, stourolit dan lain-lain. Metamorfisme regional dapat dikenal berdasarkan tekanan dan temperatur pembentukannya.
Aplit@Geologist.com
Aplit@Geologist.com
B. ACARA PRAKTIKUM
Praktikum Petrologi ini dilaksanakan di Laboratorium Batuan dan Mineral dengan mata acara sebagai berikut : Pengenalan Mineral dan Batuan Pembawa Acara : Amiruddin S , Irawan dan Ledyantje Batuan Beku I Pembawa Acara : Hasrul Rachmat ,Aliahni dan Asri Arifin Batuan Beku II Pembawa Acara : Wo. Prita Amaliah dan Ridwan Soumena Batuan Beku III Pembawa Acara : Amiruddin S. dan Ledyantje Batuan Pyroklastik Pembawa Acara : Asriati Latief , Muh.Hud Astin dan Irawan Batuan Sedimen Klastik & Non Klastik Pembawa Acara : Asriati Latief dan Asri Arifin Batuan Sedimen Karbonat Pembawa Acara : Wo. Prita Amaliah, Aliahni dan Asri Arifin Batuan Metamorf I Pembawa Acara : Hasrul Rachmat dan Ridwan Soumena
Aplit@Geologist.com
Batuan Metamorf II Pembawa Acara : Aliahni, Muh Hud Astin, dan Ledyantje
C. WAKTU PELAKSANAAN Sesuai dengan jadwal praktikum Petrologi Semester Awal 2003/2004 direncanakan dilaksanakan selama sekitar 12 (dua belas ) Minggu dimulai dari minggu II September dan berakhir pada minggu II Desember. D. RESPONSI Responsi adalah salah satu test atau ujian bagi praktikan sebelum mengikuti praktikum, yang dimaksudkan untuk menilai sejauh mana pengetahuan praktikan terhadap materi praktikum yang akan diberikan. Nilai standar dari responsi ini adalah 50 dan jika praktikan mendapatkan nilai dibawah standar tersebut, maka ia dinyatakan wajib mendapatkan tugas Penalti.
E.
TUGAS PENDAHULUAN
Tugas Pendahuluan merupakan suatu jenis tugas tertulis yang diberikan oleh Asisten penanggung jawab acara kepada praktikan sesuai dengan materi praktikum yang akan diberikan pada saat Asistensi Acara. Tugas Pendahuluan ini juga merupakan suatu syarat masuk untuk praktikan yang ingin mengikuti prraktikum.
F.
PAKAIAN PRAKTIKAN
Pakaian wajib untuk seorang praktikan adalah baju berkerah dan sopan serta sepatu tertutup hal ini dimaksudkan agar praktikan dapat terlindunga dari kecelakaan laboratorium yang mungkin terjadi.
G.
ASISTENSI ACARA
Kegiatan ini adalah pemberian materi praktikum yang diberikan oleh Asisten pembawa acara dan pada asistensi acara ini pula diberikan Tugas Pendahuluan, dan untuk praktikan Asisten Acara ini adalah wajib.
H.
LAPORAN
Aplit@Geologist.com
Laporan adalah suatu bentuk tulisan yang merupakan hasil pengamatan laboratorium yang didapatkan pada saat praktikum. Laporan ini terlebih dahulu harus dikonsultasikan kepada Asisten dan jika laporan tersebut telah dianggap memenuhi syarat maka asisten akan memberikan keterangan ACC.
I.
ASISTENSI LAPORAN
Kegiatan ini berupa praktikan yang suatu bentuk pertemuan antara asisten dengan mengkonsultasikan hasil pengamatan laboratorium yang
telah dilengkapi terlebih dahulu sesuai dengan petunjuk dari asisten. Kegiatan Asistensi laporan harus dilakukan didalam lingkungan kampus Universitas Hasanuddin. Asistensi I dilakukan tiga hari setelah praktikum dilaksanakan (tidak terhitung hari Ahad, Hari Raya dan Hari Libur lainnya). Dan pada saat kegiatan tersebut harus di buktikan dengan pengisian kartu kontrol dan lembar asistensi oleh Asisten.
J.
ASISTEN
Praktikum Petrologi di asuh oleh Dosen Mata Kuliah Petrologi Terknik Geologi dengan Asisten Dosen sebagai berikut : Amiruddin S. (Koordinator) Hasrul Rachmat Ridwan Soumena Asri Arifin Muh. Hud Astin Irawan Asriati Latief Wo. Prita Amaliah Aliahni Ledyantje Jurusan
K. KELULUSAN
Praktikan dianggap melulusi praktikum Petrologi jika memenuhi syarat kelulusan. Syarat kelulusan tersebut adalah nilai total standar adalah > 50 . Dengan Perhitungan sebagai berikut:
Nilai Tiap Acara = ( (TP x 10%)+(Respon 10%)+(Lap. x 40)+(Ujian x 40%)) NILAI TOTAL = ( ( Acara I + Acara II +.. + Acara IX ) / 9)
Aplit@Geologist.com
II.
BATUAN BEKU I
15
III.
BATUAN BEKU II
Asistensi Acara Praktikum September 2003
IV.
V.
BATUAN PYROKLASTIK
Asistensi Acara Praktikum 2003 6 Oktober 2003 Minggu II Oktober
VII.
IX.
BATUAN METAMORF II
Asistensi Acara Praktikum November 2003 10 November 2003 Minggu II
Aplit@Geologist.com
UJIAN PRAKTIKUM
30 Nopember 2003
Note : Jadwal dapat diundur dan berubah sewaktu-waktu, jika terjadi hal-hal yang sifatnya prinsipil.
JADWAL PRAKTIKUM PETROLOGI Hari Hari Jam Jam : Senin : Rabu : 14.00 17.00 Wita
:
14.00 17.00 Wita
Siti Aminah Sri Kurniati A A.Junaedi Abdriadi Yulisanti Irmayanti Agussalim Doddy L. Ilmiah Harun Natalia ARD Anggi Enos Linda Ali Yulianti B. Muh. Syafii Dewi Sartika Tenri Abeng Andi Adhar Yanny Serlianti P Rosdiana Haswardi A Supardi Abu Bakar Helmin A Sukarman Yusri LK Didik ES Sintia Y Syahrir Cornelius J.H Buanergis YB Sumarni Ali Imran Ferson T Hendrik Nias Suharia L.M.Syawal Andi Riafial Syamsul Bahri Evert N.S Addy FW Gunawang K. Sudi Suryana Patrisia V Ridwan Subhan A. Fajar Muh.Chaerul Nurdin Jasman Sri Juli L Evi Desiani Yhan Palingan Arief W. Fi rman Am ris Risman Muh Rikmal Arief H Muh.Asnawi Muh.Arifin NoFal F Ismail AD Fadli S. Fitriati Nurahman A Andi Junaedi Hendra R. L.A.Anas Saktiawan Nasruddin
Aplit@Geologist.com
Pengawas:
Pengawas:
Pengawas:
Pengawas:
Note
Tidak diperkenankan kepada praktikan untuk pidah waktu praktikum tanpa sepengetahuanKoordinator Asisten
KELOMPOK ASISTENSI
Kelompok I IV
Kelompok II
Amir Wahyuddin Nurdin Anggi Enos Fitriati Evert N.S. Ridwan Yhan P. Buanergis Y.B Sri Kurniati A. Evi Desiani L.M.Syawal P. Andi Junaedi Abu Bakar Rosdiana Tenri Abeng Firman Anas Gunawang Muh Rikmal Arief H. Natalia ARD
Aplit@Geologist.com
Kelompok V KelompokVIII
Nasruddin Sri Julilestari W. Naufal Fariz A.Andi Rifial Patrisia Vista Sumarn Muh Arifin
Kelompok VI
Kelompok VII
Natalia ARD Muh.Chaerul Muh.Arifin Suharia Ali Imran Saktiawan Ali Imran
Fajar Doddy L. Narahman Abbas Yulisanti Jasman Muh.Rikmal Syahrir Fadli Sangkala Ilmiah Harun Didik Eka S. Hendra H. M. Asnawi Nurrahman A
Arief
Kelompok IX
Irmayanti Muh.Syafii A.K Subhan A. Syamsul Bahri Yulianti Banne Supardi R. Sukarman Agussalim
Kelompok X
Yanny Addy Firmansy Linda Ali Helmin Asri Am ris Abriadi
JADWAL ASISTENSI
Acara Praktikum
1
NamaAsisten
Amiruddin S.
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
Hasrul Rachmat
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
Ridwan Soumena
III
IV
VI
VII
VIII
IX
Aplit@Geologist.com
Muh.Hud Astin
IV
VI
VII
VIII
IX
II
Asri Arifin
VI
VII
VIII
IX
II
III
Irawan
VI
VII
VIII
IX
II
III
IV
Asriati latief
VII
VIII
IX
II
III
IV
VIII
IX
II
III
IV
VI
Aliahni
IX
II
III
IV
VI
VII
Ledyantje
II
III
IV
VI
VII
VIIII
ALAMAT ASISTEN
Nama Asisten
Amiruddin S.
A l a m a t dan No.Telepon
Hasrul Rachmat
Ridwan Soumena
No. Telepon : Markas SKL HMG FT-UH SC-206 No. Telepon : 081524124823
Muh.Hud Astin
Aplit@Geologist.com
Asri Arifin
No. Telepon : Komp. NTI Blok M No 6 Tamalanrea No. Telepon : (0411) 589678 Jl.Kerungkerung No.1A Lr.47 Makassar No.Telepon: 0411)444386/081524039354
Irawan
Asriati latief
No Telepon : (0411) 587645 Komp. BTN KNPI Blok A9/No.4 Daya No.Telepon : (0411)512857/ 08152515687
Aliahni
Ledyantje
Aplit@Geologist.com