Anda di halaman 1dari 20

RESUME FISIOLOGI OTAK DAN MEDULA SPINALIS

OLEH : SGD 4

Gede Adi Rantawan Km. Albert Hadinuansa Ni Komang Trisna Dewi Kadek Ayu Jati Murni Ni Luh Made Ari Irawati I Dewa Gede Eri Suryawan Made Widya Pramesti Ni Made Yunita Sari Dewa Ayu Pradnyani Prabawati Ni Luh Putu Ita Kristina Ni Wayan Desi Yanti

(0902105044) (0902105040) (0902105041) (0902105038) (0902105036) (0902105084) (0902105030) (0902105028) (0902105042) (0902105048) (0902105034)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SEMESTER GANJIL 2010

FISIOLOGI OTAK DAN MEDULA SPINALIS

A. OTAK Otak merupakan organ yang paling mengagumkan dari seluruh organ. Otak manusia berisi hampir 98% jaringan saraf tubuh atau sekitar 10 miliar neuron yang menjadi kompleks secara kesatuan fungsional. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. (Mutaqin, 2009 : 11)

1. Lapisan Pelindung Otak Dua macam jaringan pelindung utama dalam sistem saraf adalah meninges dan system ventrikular. Berikut lebih jelas mengenai Meninges dan Sistem Ventrikular: A. Meninges Otak terdapat di dalam rongga tengkorak, tepatnya di depan sumsum tulang belakang, dan diselubungi oleh selaput meninges (tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges). Lapisan meninges terdiri dari pia mater,lapisan araknoid, dan dura meter. Urutan lapisan penyusun meninges dari luar ke dalam yaitu: 1. Piamater Berasal dari kata pious=small=kecil dan mater=mother=ibu, adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis,serta melekat erat pada otak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai darah pada jaringan saraf. Pembuluh darah membawa darah untuk mensuplai kebutuhan oksigen dan sari makanan bagi sel otak serta mengangkut sisa metabolisme sel di otak. 2. Lapisan arachnoid Berasal dari kata arakhe=spider, terletak pada bagian eksternal dari pia mater dan mengandung sedikit pembuluh darah. Adapun bagian-bagian yang terdapat pada lapisan arachnoid adalah: a. b. Ruangan subarachnoid Memisahkan lapisan arachnoid dari pia mater dan mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan penghubung

seperti selaput yang mempertahankan posisi arachnoid terhadap pia mater dibawahnya. c. d. Vili arachnoid Menonjol ke dalam sinus vena ( dural ) dura mater.

3. Dura mater Berasal dari kata dura=hard=keras dan mater=mother=ibu), Lapiasan terluar dan tebal berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak. Dura mater terdiri dari dua lapisan: a. Lapisan periosteal Lapisan terluar dari dura mater yang melekat pada permukaan dalam tulang kranium dan berlanjut sebagai periostium yang membatasi kanalis vertebralis dengan medulla spinalis. b. Lapisan meningeal Merupakan membran tebal yang meliputi otak dan menyusup di antara jaringan otak sebagai penyokong dan pelindung. Lapisan ini melanjutkan diri sebagai dura mater spinal. c. Ruang subdural d. Memisahkan dura mater dari arachnoid pada daerah kranial dan medulla spinalis. e. Ruang epidural Ruang antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada dura mater di daerah medulla spinalis. Cairan cerebrospinal Cairab serebrospinalis mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla spinallis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. 1. Komposisi Komposisi cairan medulla spinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. 2. Produksi Produksi cairan serebrospinal dihasilkan oleh : a. Pleksus koroid, yaitu jarring jarring kapiler berbentuk bunga kol yangmenonnjol dari piamater ke dalam dua ventrikel otak. b. Sekeresi oleh sel sel ependimal, yang mengitari pembuluh darah sersebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. 3. Sirkulasi

Sirkulasi cairan serebrospinal adalah sebagai berikut: a. Cairan bergerak dari ventrikel lateral melaluii voramen interventrikular (Munro) menuju ventrikel ketiga otak, tempat cairan semakin banyak karena ditambahkan oleh pleksus koroid ventrikel ketiga. b. Dari ventrikel ketiga, cairan mengalir melalui akuaduktus serebral (Sylvius) menuju ventrikel keempat, tempat cairan ditambahkan kembali dari pleksus koroid. c. Cairan mengalir melalui tiga lubang pada langit langit ventrikel keempat kemudian bersirkulasi melalui ruang subaraknoid disekitar otak dan medulla spinalis. d. Cairan kemudian direabsorpsi di vili araknoid (granulasi) ke dalam sinus vena kedalam dura mater dan kembali ke aliran darah tempat asal produksi cairan tersebut. e. Reabsorpsi cairan serebrospinalis berlangsung secepat

produksinya,dan hanya menyisakan sekitar 125 ml pada sirkulasi. Reabsorpsi normal berada di bawah tekanana ringan (10 mmHg 20 mmHg), tetapi jika ada hambatan saat reabsorpsi berlangsung maka cairan akan bertambah dan tekakanan intara cranial akan semakin besar. 4. Fungsi Fungsi cairan serebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutriendan zat buangan antara darah dan otak seta medulla spinalis. 5. Secara klinis cairan serebrospinalis dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosedur pungsi lumbal (Spinal Tap), yaitu jarung berongga diinsersi ke dalam ruang sub araknoid diantara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga dan keempat.

B. Sistem Ventrikulus Otak sangat lembut dan kenyal. Karena sifat fisiknya tersebut otak sangat mudah rusak, oleh kerena itu perlu dilindungi dengan sempurna. Otak manusia dilindungi oleh cairan cerebrospinal di dalam subarachnoid space.

Cairan ini menyebabkan otak dapat mengapung sehingga beratnya yang sekitar 1400gram dapat berkurang menjadi 80 gram dan kondisi ini sekaligus mengurangi tekanan pada bagian bawah otak yang dipengaruhi oleh gravitasi. Cairan cerebrospinal ini selain mengurangi berat otak juga melindungi otak dari goncangan yang mungkin terjadi. Cairan cerebrospinal ini terletak dalarnruang-ruang yang saling

berhubungan satu saran lain. Ruang-ruang ini disebut dengan ventricles (ventrikel). Ventrikel berhubungan dengan bagian subarachnoid danjuga berhubungan denganbentuk tabung pada canal pusat (central canal) dari tulang belakang. Ruang terbesar yang berisi cairan terutama ada pada pasangan ventrikel lateral (lateral ventricle). Ventrikel lateral berhubungan dengan ventrikel ketiga (third ventricle) yang terletak di otak bagian tengah (midbrain). Ventrikel ketiga dihubungkanke ventrikel keempat oleh cerebral aqueduct yang menghubungkan ujung caudal ventrikel keempat dengan central canal. Ventrikel lateral juga membentuk ventrikel pertama dan ventrikel kedua.

Cairan cerebrospinal merupakan konsentrasi dari darah dan plasma darah. Diproduksi oleh choroid plexus yang terdapat dalam keempat ventrikel tersebut. Sirkulasi CSF dimulai dalam ventrikellateral ke ventrikel ketiga, kemudian mengalir ke cerebral aqueduct ke ventrikel keempat. Dari ventrikel keempat mengalir ke lubang-Iubang subarachnoid yang melindungi keseluruhan CNS. Selanjutnya cairan itu (yang sudah digunakan) diabsorpsi ke superior saggital sinus dan mengalir ke durameter yang kemudian akan dikeringkan oleh pembuluhjugular di bagian leher.

Volume total CSF sekitar 125 milimeter dan daya tahan hidupnya (waktu yang dibutuhkan oleh sebagian CSF untuk berada pada system ventrikel agar diganti oleh cairan yang baru) sekitar 3 jam.

Kadang-kadang aliran CSF ini terganggu, misalnya karena cerebral aqueduct diblokir oleh tumor. Hambatan ini menyebabkan tekanan pada ventrikel karena ia dipaksa untuk mengurangi cairan yang terus menerus

diproduksi oleh choroid plexus sementara alirannya untuk keluar terhambat. Dalam kondisi ini, dinding-dinding ventrikel ini akan

mengembang dan menyebabkan kondisi hydrocephalus. Bila kondisi ini berlangsung terus menerus, pembuluh darah juga akan mengalami penyempitan dan dapat menyebabkan kerusakan otak. Kondisi ini dapat ditolong melalui operasi dengan memasang tabung saluran ke salah satu ventrikel kemudian tabung tersebut diletakkan dibawah kulit dan dihubungkan dengan katup pengurang tekanan yang dipasang pada rongga perut. Bila tekanan pada ventrikel meningkat, katup akan bekerja dan mengalirkan CSF ke perut sehingga dapat direabsorbsi ke dalam peredaran darah.

Untuk lebih memperjelas mengenai lapisan pelindung otak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

2. Serebrum Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Substansia grisea terdapat pada bagian luar dinding serebrum, Substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam.

Pada prinsipnya komposisi substansia grisea yang terbentuk dari badanbadan sel saraf memenuhi korteks serebri, nukleus, dan badan ganglia. Substansia alba terdiri dari sel-sel saraf yang menghubungkan bagian-bagian otak dengan bagian yang lain. Sebagian besar hemisfer serebri (telensefalon)

berisi jaringan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang mengontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu terhadap fungsi individu dan intelegensi.

Empat lobus serebrum tersebut adalah : Frontal Merupakan lobus terbesar dari ke empat lobus serebrum, terletak pada fossa anterior. Area ini mengontrol perilaku individu, membuat keputusan, kepribadian, dan menahan diri. Parietal Merupakan lobus sensori. Area ini menginterpretasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak berpengaruh adalah bau. Lobus parietal mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya. Kerusakan pada daerah ini menyebabkan sindrom hemineglect. Temporal Lobus temporal berfungsi mengintegrasikan sensasi kecap, bau, dan pendengaran. Ingatan jangka pendek sangat berhubungan dengan daerah ini. Oksipital Lobus oksipital terletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan. Korpus kolosum adalah kumpulan serat-serat saraf yang tipis, yang menghubungkan keduia hemisfer otak dan bertanggung jawab dalam transmisi informasi dari salah satu otak ke bagian lain. Informasi yang di transfer adalah sensori, memori, dan belajar membedakan sesuatu. Seseorang yang dominan menggunakan tangan kanan dan beberapa dengan tangan kiri, mempunyai bagian serebri dominan pada daerah kiri otak dengan kemampuan lebih pada bicara, bahasa, aritmatika, menghitung dan fungsi analisis. Daerah hemisfer yang tidak dominan bertanggung jawab dalam kemampuan geometrik, penglihatan, membuat pola dan fungsi musikal. Basal ganglia terdiri dari sejumlah nukleus dan terletak di bagian terdalam hemisfer serebri, bertanggung jawab mengontrol gerakan halus tubuh, kedua tangan dan ektremitas bagian bawah. (Brunner & Suddarth, 2001 : hal. 2074) Menurut sumber lain, serebrum merupakan daerah terbesar dari otak. Substansia gresia (grey matter) dapat ditemukan pada korteks serebri dan nukleus serebri. Substansia alba (white matter) terdapat pada korteks neural dan

sekitar nukleus. Disini terletak pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik, juga mengatur proses penalaran, ingatan, dan intelejensi. Serebrum terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dibagi oleh suatu lekuk atau celah dalam yang disebut fisura longitudinalis mayor. Bagian luar hemisfer serebri terdiri atas substansia grisea yang disebut sebagai korteks serebri, terletak diatas substansia alba yang merupakan bagian dalam (inti) hemisfer dan disebut pusat medula. Kedua hemisfer saling dihubungkan oleh suatu pita serabut lebar yang disebut korpus kalosum. Di dalam substansia alba terdapat kumpulan massa kumpulan substansia gresia yang disebut ganglia basalis. Pusat aktivitas sensorik dan motorik pada masing-masing hemisfer dirangkap dua, dan sebagian besar berkaitan dengan bagian tubuh yang berlawanan. Hemisfer serebri kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer serebri kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan. Konsep fungsional ini disebut pengendalian kontralateral.

3. Serebelum Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh dura mater yang mempunyai atap tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebelum. Serebelum terdiri dari bagian tengah (vermis) dan dua hemisfer lateral. Serebelum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang dinamakan pedunkulus. Pedunkulus serebeli superior berhubungan dengan mesensefalon ; pedunkulus serebeli media

menghubungkan kedua hemisfer otak; sedangkan pendukulus serebeli inferior berisi serabut -serabut traktus spinoserebelaris dorsalis dan berhubungan dengan medula oblongata. Semua aktivitas serebelum berada di bawah kesadaran. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. (Sylvia A. Price, 2005 : hal. 1026 ). Serebelum berada di otak belakang sebelah posterior batang otak. Serebelum membantu mempertahankan keseimbangan dan bertanggung jawab untuk repons otot rangka halus sehingga menghasilkan gerakan volunter yang baik dan terarah. Serebelum mengontrol gerakan cepat dan berulang yang diperlukan untuk aktivitas seperti mengetik, bermain piano, dan mengendarai sepeda. ( Elizabeth J. Corwin, 2009 : hal 222 ).

Komponen serebelum : SUBDIVISI Substansia grisea AREA Korteks serebelum Nucleus serebelum FUNGSI Koordinasi dan gerakan control involunter untuk

mempertahankan gerakan posisi tubuh saat berjalan. Substansia alba Arbor vitae Menghubungkan korteks serebri dan nucleus dengan pendikuli serebelar. Pendikuli superior serebri Penghubung serebelum dengan mesensefalon, diensefalon, dan serebri. Pendikuli serebri tengah Berisi serabut transversal dan membawa pesan antara

serebelum dengan pons Pendikuli serebri inferior Penghubung serebelum dengan medulla oblongata dan medulla spinalis. (Arif Mutaqin, 2009 : hal. 27) Serebelum berkembang dari bagian metensefalon. Fungsi primernya adalah mengkoordinasikan pergerakan. Serebelum menerima informasi sensoris mengenai posisi persendian dan panjang otot, juga informasi dari system auditoris (pendengaran) dan visual (penglihatan). Serebelum juga menerima input dari jalur motoris, yang memberitahunya tindakan mana yang diperintahkan oleh serebrum. Serebelum menggunakan informasi ini untuk menghasilkan koordinasi otomatis atas pergerakan dan keseimbangan. Jika salah satu bagian tubuh digerakkan, serebelum akan mengkoordinasikan bagian tubuh lainnya untuk menghasilkan pergerakan yang mulus dan pemeliharaan keseimbangan.

Serebelum juga memainkan peranan dalam pembelajaran dan pengingatan respon motoris. Koordinasi tangan-mata merupakan salah satu contoh fungsi serebelum. Jika serebelum rusak, mata dapat mengikuti objek yang bergerak, akan tetapi mata tidak akan berhenti bergerak pada tempat yang sama ketika objek tersebut berhenti.

4. Batang Otak Ke arah kaudal batang otak berlanjut sebagai medula spinalis dan ke bagian rostral berhubungan langsung dengan pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons, dan mesenfalon (otak tengah). Di sepanjang batang otak banyak ditemukan jaras-jaras yang berjalan naik dan turun. Batang otak merupakan pusat transmiter dan refleks dari SSP. Pons Pons (Latin, berarti jembatan) berupa jembatan serabut serabut yang menghubungkan kedua hemisfer hemisferium serebri, serta menghubungkan mesensefalon disebelah atas dengan medula oblongata di bawah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikoserebelaris yang menyatukan hemisferium serebri dan serebeli. Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernapasan. Nukleus saraf kranial V (trigeminus), VI (abdusen), VII (fasialis), VII (vestibulokoklearis dan auditorius) terdapat disini. Terletak diatas Medulla, Pada bagian dorsal Terdapat Formatio Retikularis dan nuklei syaraf kranial jalur asenden dan desenden. Dalam Formatio Retukularis terdapat pusat apneu dan pneumotoxic yang membantu dalam pengaturan pernafasan.

Medula Oblongata Medula oblongata merupakan lanjutan dari medula spinalis, yang berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Medula oblongata merupakan pusat reflex yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernapasan, bersin, batuk, menelan, salivasi dan muntah. Semua jaras asendens dan desendens medulla spinalis dapat terlihat disini. Pada permukaan anterior terdapat dua pembesaran (disebut pyramid) yang terutama mengandung serabut-serabut motorik voluntary. Di bagian posterior medulla oblongata terdapat pula dua pembesaran yang merupakan vasikuli dari jaras asendens

kolumna dorsalis, yaitu fasikulus grasilis dan fasikulus kuneatus. Jaras-jaras ini menghantarkan tekanan, propriosepsi otot-otot sadar, sensasi getar, dan diskriminasi taktil dua titik. Medula oblongata mengandung nucleus-nucleus empat saraf cranial terakhir (saraf IX sampai XII).

Komponen dan fungsi dari Medula Oblongata : Subdivisi Substansia Grisea Area Nukleus gracili Nukleus koneatus Fungsi Sebagai yang transmitter dan sensorik informasi

penting

somatic ke hipothalamus Nukleus Olivari Sebagai transmitter informasi dari red nucleus, nucleus otak tengah, dan korteks serebri ke

serebellum. Pusat Refleks Pusat kardivaskular Pusat vasomotor Pusat pernapasan Nukleus lainnya Sensorik dan motorik dari 5 saraf cranial Nukleus menyampaikan informasi dari sensorik asending dari Pengatur Regulasi denyut jantung dan

kekuatan kontraksi jantung. Regulasi distribusi aliran darah. ritmisitas Mengatur pergerakan respirasi

medulla spinalis ke pusat yang lebih tinggi. Substansia Alba Traktus asending dan Penghubung medulla spinalis. otak dengan

Desending

5. Mesenfalon Mesenfalon (otak tengah) merupakan bagian pendek dari batang otak yang letaknya di atas pons. Secara fisiologis mesenfalon mempunyai peran yang penting dalam pengaturan respons-respons tubuh. (Mutaqin, 2009 : 30) Otak tengah mengandung aquaductus Sylvius, yaitu saluran yang menghubungdkan ventrikel ketiga dengan ventrikel keempat. Nuklei pada saraf kranial III, IV, dan sebagian saraf kranial V berada dalam otak tengah. (Sloane, 2004 : 172)

Secara ringkas, anatomi dan fisiologi dari mesenfalon dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Subdivisi Area Fungsi

Substansia grisea Bagian atap Superior colliculi Informasi penglihatan terintegrasi dengan input sensorik dan input dari beberapa respons-respons involunter motorik Inferior colliculi Relai informasi pendengaran menuju nukleus genikulat medial Bagian dinding dan bawah Substansia nigra Formasi retikularis Red nuklei Kontrol involunter terhadap kekuatan otot dan postur tubuh Regulasi aktivitas di dalam nukleus serebri Melakukan proses secara otomatis sensasi yang masuk dan mengeluarkan perintah motorik ; dapat menjadi inisiatif respons motorik involunter terhadap stimulus ;

memelihara tingkat kesadaran (RAS) Nukleus lainnya Berasosiasi dengan 2 saraf kranial (N III, N IV) Substansia alba Pendikuli serebri Penghubung motorik utama korteks dengan motor neuron di otak dan medula spinalis, membawa informasi sensorik asending ke talamus (Sumber : Mutaqin, 2009 : 30)

Gambar. Mesenfalon. Gambaran diafragmatik dari arah posterior

Formasi Retikularis Formasi retikularis terdiri atas jaringan kompleks dan serabut yang saling terjalin membentuk inti sentral batang otak. Fungsi utama sistem retikularis, meliputi : Integrasi berbagai proses kortikal dan subkortikal yaitu penentuan status kesadaran dan keadaan bangun Modulasi transmisi informasi sensorik ke pusat-pusat yang lebih tinggi Modulasi aktivitas motorik Pengaturan respons otonom dan pengaturan siklus tidur bangun Tempat asal sebagian besar monoamin yang disebar ke seluruh SSP

Salah satu komponen fungsional formasi retikularis yang pentng disebut sistem aktivitas retikular (reticular activating system-RAS), RAS mengatur fungsi kesadaran dengan merangsang korteks serebri untuk menerima rangsang dan semua bagian tubuh. Sistem retikularis juga dianggap berperan dalam proses habituasi (kebiasaan) yaitu mengurangi respons terhadap rangsang monoton seperti berdetiknya jam dinding. Rangsang tertentu yang bermakna untuk individu tertentu dapat terseleksi sedangkan rangsang lainnya mungkin diabaikan. Hal ini dapat menjelaskan mengapa papan nama suatu restoran dapat menarik perhatian kita ketika kita sedang mengendarai mobil di jalan raya dan sedang lapar. Hal lain yang sering terjadi adalah ketika seoang ibu dapat tertidur, walaupun ada suara geledek yang keras, tetapi terbangun ketika mendengar suara tangisan yang lemah dari bayinya merupakan suatu proses habituasi dari peran sistem retikularis. (Mutaqin, 2009 : 30)

6. Diensefalon Diensefalon, berarti diantara otak terletak diantara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi dibalik hemisfer serebral, kecuali pada sisi basal. Bagian ini terdiri dari seluruh struktur yang berada disekitar ventrikel ketiga. 1. Talamus terdiri dari dua massa oval (lebar 1 cm dan panjang 3 cm) substansi abu-abu yang senagian masih tertutup substansi putih. Masingmasing massa menonjol keluar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga. a. Banyak nukleus sensorik dan motorik penting yang terletak dalam thalamus, misalnya, nucleus genikulasi, nukleus ventral, dan nukleus ventrolateral b. Talamus merupakan stasiun pemancar sensorik utama untuk serabut aferen dari medulla spinalis ke serebrum. 1) Akson neuron sensorik muncul dari sinaps tubuh bersama nuklei thalamus untuk mempersepsikan kesadaran akan sensasi. 2) Serabut thalamus merentang dari traktus talamokortikal ke area sensorik serebrum untuk lokalisasi, diferensiasi, interpretasi sensai yang lebih baik. 3) Beberapa traktus eferen (motorik) yang keluar dari serebrum juga bersinaps dengan neuron thalamus. 2. Hipotalamus terletak di sisi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga. a. Struktur 1) Bagian anterior hipotalamus adalah substansi abu-abu yang menyelubungi kiasma optic, yang merupakan persilangan pada saraf optic. 2) Bagian tengah hipotalamus terdiri dai infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis. b. Fungsi 1) Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetative penting untuk kehidupan seperti untuk pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual.

2) Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan. 3) Hipotalamus memproduksi hormone yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormone kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi

keseluruhan system endokrin. 3. Epitalamus membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan pineal, yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.

B. SISTEM LIMBIK System limbic adalah kelompok difus neuron dari area yang berbeda di otak. Istilah limbic (limbus) berarti batas atau tepi. System limbic mencakup nucleus dan terusan batas traktus antara serebri dan diensefalon yang mengelilingi korpus kalosum. Struktur kortikal utama adalah girus singuli (kingulata) dan girus hipokampus dan hipokampus yang berperan penting dalam memberi kode dan mengonsolidasi memori dalam korteks serebral. Bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus olfaktorius, dan septum. Amigdala dianggap bagian dari sistem limbic, yang terlibat dalam pembentukan emosi, agresi dan perilaku seksual. Beberapa ahli

menyertakan hipotalamus dan bagian-bagian thalamus dalam system limbic karena memiliki hubungan yang erat. Secara fungsional system limbic berkaitan dengan : 1. Suatu pendirian atau respons emosional yang mengarahkan pada tingkah laku individu. 2. Suatu respon sadar terhadap lingkungan. 3. Memberdayakan fungsi intelektual dari korteks serebri secara tidak sadar dan memfungsikan batang otak secara otomatis untuk merespon keadaan. 4. Memfasilitasi penyimpanan suatu memori dan menggali kembali

simpanan memori yang diperlukan. 5. Merespon suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual. System limbic memiliki hubungan timbal balik dengan banyak struktur saraf sentral pada beberapa tingkat integrasi termasuk neokorteks,

hipotalamus, dan RAS dari batang otak. Gangguan persepsi, terutama dalam mengingat kembali, krisis emosional dan gangguan hubungan dengan orang lain dan dengan objek, diperkirakan berhubungan dengan struktur limbic. C. MEDULA SPINALIS

Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat refleks spinal dan juga sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak. Medulla spinalis dan batang otak membentuk struktur kontinu yang keluar dari hemisfer serebral dan memberikan tugas sebagai penghubung otak dan saraf perifer, seperti kulit dan otot. Medulla spinalis ini memanjang dari foramen magnum di dasar tengkorak sampai bagian atas lumbar kedua tulang belakang, yang berakhir di dalam bekas serabut yang disebut konus medullaris. Medula spinalis terdiri dari substansia alba dengan bagian dalam terdiri dari substansia grisea. Substansia alba berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen antara berbagai tingkat medulla spinalis dan otak. Substansia grisea merupakan tempat integrasi refleks-refleks spinal. Kolumna vertebral melindungi medulla spinalis, memungkinkan gerakan kepala dan tungkai, dan menstabilkan struktur tulang untuk ambulasi. Masing-masing tulang belakang mempunyai hubungnan dengan ventral tubuh dan dorsal atau lengkungan saraf, dimana semua berada di bagian posterior tubuh. Seterusnya lengkung saraf terbagi dua yaitu pedikel dan lamina. Medulla spinalis dikeliling oleh meningen, dura, arakhnoid, dan pia mater. Di antara dura mater dan kanalis vertebralis terdapat ruang epidural. Medulla spinalis berbentuk struktur H dengan badan sel saraf (substansia grisea) dikelilingi traktus asenden dan desenden (substansia alba). Setiap separuh lateral medulla spinalis dibagi menjadi tiga bidang longitudinal yang berjalan di sepanjang medulla, disebut sebagai kolumna ventralis, dorsalis, lateralis. Traktus dapat berjalan naik (asendens), turun (desendens), atau asosiatif. Traktus asendens membawa informasi sensorik ke SSP dan dapat berjalan ke bagian-bagian medulla spinalis dan otak. Impuls dari berbagai bagian otak yang menuju neuron-neuron motorik batang otak dan medulla spinalis disebut traktus desendens. Traktus asosiatif merupakan traktus

asendens atau desendens yang pendek ;misalnya, traktus ini dapat hanya berjalan antara beberapa segmen medulla spinalis, sehingga disebut juga traktus intersegmental. Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masingmasing memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen invertebra (lubang pada tulang vertebra). Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramen invertebra tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya tujuh saraf servikalis), 12 pasang saarf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigis.

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed4. Jakarta: EGC. 1995.

Corwin,Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC

Mutaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.Jakarta: Salemba Medika

Price, Anderson Sylvia. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

http://www.scribd.com/doc/22561811/An-a-to-Mi ( Akses : 26 Oktober 2010 )

Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Dr. Gede Eka Wijaya. 2009. Catatan Materi Kuliah Fisiologi: Sistem Saraf Pusat. http://ekajayaartikel.blogspot.com/2009/10/sistem-saraf-pusat.html (Akses: 27 Oktober 2010)

Anonim.

2006.

Sistem

Saraf

Pada

Manusia.

http://www.e-

dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=377&fname=materi3.html (Akses: 26 Oktober 2010)

Anda mungkin juga menyukai