Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN NUTRISI BALITA

DISUSUN OLEH: NARITA APRILIA EKA PUTRI P 27220010 107

D III BERLANJUT D IV KEPERAWATAN INTENSIF POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2013

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN NUTRISI BALITA Topik Subpokok Bahasan Sasaran Tempat Penyuluh : Nutrisi Balita : Pemberian Nutrisi Pada Balita : Ny. F :Di rumah keluarga Bp. A Cinderejo 01/IV Gilingan, Surakarta :Narita Aprilia Eka Putri (Mahasiswa Semester 6 DIII Berlanjut DIV Keperawatan Intensif Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta) Waktu Waktu Penyuluhan I. Tujuan A. Tujuan Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan orang tua dapat mengetahui dan melakukan pemberian nutrisi yang tepat untuk anak balita B. Tujuan Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan orang tua mampu : 1. Menjelaskan pengetian dan karakteristik balita 2. Menjelaskan pengertian nutrisi 3. Menyebutkan zat yang terkandung dalam makanan 4. Menjelaskan makanan yang tepat pada anak balita 5. Menjelaskan hal yang menjadi pencetus kurang gizi pada balita 6. Menjelaskan cara mengatasi balita susah makan II. Materi : Terlampir : Senin, 8 April 2013 : 30 menit

III.Metode IV. Media Leaflet

: Ceramah dan tanya jawab : Lembar balik

V. Kegiatan Belajar Mengajar No. Tahap 1. Pembukaan Waktu 5 menit Kegiatan Memberi salam Memperkenalkan diri Menjelaskan proses belajar mengajar 2. Pelaksanaan 15 menit Menjelaskan materi: Menjelaskan pengetian dan karakteristik balita Menjelaskan nutrisi Menyebutkan zat yang terkandung dalam makanan Menjelaskan Menjelaskan gizi pada balita Menjelaskan mengatasi 3. Penutup 10 menit makan Evaluasi balita cara susah Menyimpulkan. makanan hal ang pengertian Audien Membalas salam Memberikan respon, mendengarkan dan mau bekerja sama Memperhatikan materi yang telah diberikan. Mendengarkan penjelasan yang telah diberikan. Mendengarkan penjelasan yang telah diberikan dan mau bekerja sama.

yang tepat pada anak balita menjadi pencetus kurang

Menyimpulkan materi. Memberi pada orang bertanya. kesempatan tua untuk

Materi Bertanya hal jelas. Membalas salam. yang tentang belum

VI. Evaluasi : Terlampir

Memberikan pertanyaan kepada orang tua pasien. Memberi salam penutup.

VII.Daftar pustaka : Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Depkes RI. 1996. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI. 1999. Pedoman Tata Laksana Kurang Energi Protein Pada Anak di Puskesmas dan di Rumah Tangga. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba. http://cepystar.wordpress.com/2011/07/14/%E2%80%9Cmasalah-gizi-pada-balita %E2%80%9D/ diakses 24 Maret 2013 http://bidanku.com/index.php?/tips-mengatasi-anak-susah-makan. diakses 7 April 2013 Moore, M. Courtney. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta : EGC Supriasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

VIII. Lampiran

1. Materi (lampiran I) 2. Evaluasi a. Kognitif (lampiran II) b. Afektif (lampiran III) c. Psikomotor (lampiran IV) 3. Leaflet (lampiran V)

Lampiran I NUTRISI BALITA A. Balita 1. Mengenal Balita Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal

dengan usia prasekolah. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. 2. Karakteristik Balita Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering 3. Karakteristik Usia Prasekolah Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai masa keras kepala . Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

B.

Nutrisi 1. Pengertian Nutrisi Nutrisi atau zat makanan adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Nutrisi merupakan bagian dari makanan termasuk didalamnya air, lemak, protein dan asam amino yang membentuknya lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Jadi nutrisi adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh yang mengandung berbagai komponen yang berguna untuk tubuh. 2. Zat- Zat yang Terkandung di dalam Makanan a. Air Kebutuhan tubuh akan air merupakan urutan kedua setelah kebutuhan oksigen. Fungsi dari air bermacam-macam. Air merupakan komponen terpenting dari struktur tubuh dan dalam fungsinya sebagai pelarut. Air mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas yang dihasilkan dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Air penting sebagai pelumas tubuh misalnya saliva, memungkinkan makanan masuk ditelan b. Karbohidrat Karbohidrat ialah substansi organik besar terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama karbohidrat dalam organisme ialah membekalkan tenaga. Tiga kumpulan karbohidrat ialah monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida manis dan larut dalam air. Terdiri daripada glukosa, fruktosa dan galaktosa.

Disakarida terdiri dari maltosa, sukrosa dan laktosa. Rasanya manis dan larut dalam air. Polisakarida tidak larut dalam air kecuali glikogen yang larut di dalam air dan berasa manis. Karbohidrat misalnya: nasi tim dan sereal. c. Protein Protein tesusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Protein terbagi menjadi protein nabati (berasal dari tumbuhan) dan protein hewani (berasal dari hewan). Contoh protein ialah susu, kacang tanah, ikan, daging dan keju. Dua kelas protein ialah protein kelas pertama dan protein kelas kedua. Protein kelas pertama ialah protein yang mengandung semua 10 jenis asam amino yang diperlukan oleh badan. Terdapat pada daging, ikan, susu, dan telur. Protein kelas kedua merupakan protein yang tidak mengandung

kesemua asam amino yang perlu. Terdapat dalam protein tumbuhan seperti sayuran, kekacang dan buah-buahan. d. Lemak Lemak dan minyak berasal dari hewan dan tumbuhan. Lemak dan minyak berfungsi sebagai tenaga simpanan digunakan dan perlindungan. Contoh lemak hewani adalah daging ayam, daging sapi, dsb. Sedangkan lemak nabati bisa didapat dari kacang-kacangan, buah seperti alpukat. e. Vitamin Vitamin A Vitamin A baik untuk nutrisi balita, khususnya kesehatan mata. Selain itu, vitamin A juga mampu berfungsi sebagai antiokasaman. Vitamin A bisa didapatkan dengan memberikan buah-buahan dan sayuran, seperti pepaya, pisang dan apel, bayam, brokoli, dan wortel.

Vitamin B Ada beberapa jenis vitamin B, seperti B1, B2, B3, B5, B6, dan B12. Sebagian besar vitamin B berfungsi sebagai zat yang membantu pertumbuhan dan fungsi pencernaan. Vitamin B akan dengan mudah diperoleh dengan mengkonsumsi susu, telur, daging dan ikan. Vitamin C Vitamin C dikenal sebagai zat yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh dan sebagai antioksidan. Vitamin C bisa diserap tubuh ketika mengkonsumsi buah-buahan, seperti jeruk dan alpukat. Vitamin D Kekuatan tulang dan gigi disusun oleh vitamin D dan mineral, seperti kalsium dan zat besi. Vitamin D didapat dengan mengonsumsi, telur, susu, daging atau keju, dll. Vitamin E Kekuatan struktur kulit dan bentuk fisik akan terjaga dengan mencukupi kebutuhan vitamin E. Balita dapat memperolehnya dengan mengonsumsi ikan, daging ayam dan roti. Vitamin K Vitamin K berhubungan langsung dengan proses penyembuhan luka dan pembekuan darah. Oleh karena itu, vitamin K sangat penting diperoleh dengan mengonsumsi susu dan kuning telur. f. Mineral Kalsium Seperti yang telah disebutkan, vitamin D bersama kalsium memiliki peran besar dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Kalsium didapatkan ketika balita mengonsumsi brokoli, kacang-kacangan dan sayur-sayuran lain yang berwarna hijau.

Magnesium Tanpa adanya magnesium, penyerapan gizi yang dilakukan oleh tubuh tidak akan berlangsung optimal. Magnesium didapatkan jika balita mengonsumsi kacang, udang dan sayuran hijau. Zat besi Mineral yang satu ini berfungsi vital untuk membantu darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi bisa didapatkan dari telur, kerang dan coklat. Seng atau Zinc Mineral terakhir yang sangat penting adalah seng. Sangat baik untuk kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Mineral ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi daging, telur, kacang dan susu. 3. Pemberian Makanan Anak Balita Anak usia pra sekolah mulai tumbuh lebih aktif dan cerdas. Orang tua mungkin merasa bahwa pertumbuhannya terasa lamban dan selera makannya kurang baik seperti sebelumnya. Hal ini bukan merupakan suatu hal yang menakutkan selama orang tua tetap memberikan anak dengan aneka makanan sehat/bergizi dan memonitor petumbuhan secara teratur. Kebutuhan nutrisi anak bisa dipenuhi dengan memberikan makanan dari keempat kelompok makanan penting, yaitu : Nasi dan alternative. Makanan ini memberikan energi yang baik, sedikit vitamin dan mineral. Pilihan lain yang meliputi : bubur ayam, mie atau bubur kacang ijo. Buah-buahan. Buah-buahan adalah sumber serat yang baik, khususnya vitamin A, C dan mineral seperti kalium. Lebih sering memberikan buah-buahan yang mengandung citrun dan buah-buahan yang isinya berwarna kuning.

Sayur-sayuran. Merupakan sumber serat dan mineral yang baik seperti kalium, juga memberikan vitamin A, C dan asam folik. Berikan sayuran berwarna hijau atau sayuran berwarna kuning kehijauan. Daging dan alternative. Kelompok ini meliputi tempe, tahu, ikan, susu, telur yang memberikan protein penting, lemak, vitamin dan mineral. Berikan ikan paling sedikit 3 kali dalam seminggu dan berikan sebanyak 5 telur dalam seminggu. Menu Makanan Untuk Balita Bahan Makanan Daging, ikan, telur Nasi Tempe Sayur daun Buahbuahan Susu Umur 1-3 th. 25 gr (1 potong) 150 gr (3/4 piring) 50 gr (2 potong se-besar kotak korek api) 150 gr (1/2 mangkuk kecil) 100 gr (1 potong) 100 gr (1 gelas) Umur 4-6 th. 50 gr (2 potong se-besar kotak korek api) 200 gr (1 piring) 75 gr (3 potong se-besar kotak korek api) 150 gr (3/4 mangkuk kecil) 200 gr (2 potong) 100 gr (1 gelas)

4. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima

tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut: a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karen akurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan. b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga. c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan

kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999). d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan. f. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. 5. Anak Susah/Kurang Nafsu Makan Faktor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh anak. Sedangkan faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang tidak disukai. Bagaimana mengatasinya? Mungkin ada beberapa catatan penting yang terlewatkan saat memberi makan anak. Berikut beberapa tips untuk mengatasi anak susah makan: a. Sajikan makanan dalam porsi kecil Ingat, lambung si kecil belum mampu menampung makanan terlalu banyak, jadi berikan ia makanan sedikit demi sedikit. b. Variasi makanan Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda memilih makanan yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan pilihannya. c. Sajikan dengan menarik Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik. Misalnya, mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil. Contoh: Makanan Unik

d. Jadikan saat makan menyenangkan Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan lebih banyak. Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak menyenangkan. Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis baginya. e. Makan teratur Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi dan sebagainya. f. Beri cemilan sehat Setelah bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya. Apalagi ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang. Untuk menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun beragam. Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus mini isi fla coklat, donat tabur keju, dan sebagainya. g. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak. h. Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan. i. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang tua. j. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup selama 2 hari dalam seminggu,

sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan penutup. k. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila ananda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.

Lampiran II EVALUASI 1. Kognitif a. Apakah yang dimaksud dengan balita? Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk. b. Apakah yang dimaksud dengan nutrisi? Nutrisi atau zat makanan adalah substansi organik yang dibutuhkan makhluk hidup untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. c. Sebutkan zat-zat yang terkandung dalam makanan! Karbohidrat Protein Lemak Vitamin (A,B,C,D,E,K) Mineral (kalsium, magnesium, zat besi, seng) d. Jelaskan makanan yang harus diberikan kepada anak balita! Nasi dan alternative. Buah-buahan. Sayur-sayuran. Daging dan alternative. e. Jelaskan hal yang dapat mencetus kurang gizi pada balita! Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Sosial Ekonomi f. Sebutkan cara mengatasi anak susah makan! Sajikan makanan dalam porsi kecil Variasi makanan Sajikan dengan menarik Jadikan saat makan menyenangkan Makan teratur Beri cemilan sehat Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah Lampiran III 2. Afektif SIKAP PERAWATAN NUTRISI BALITA Petunjuk pengisian Isilah kuesioner berikut dengan seksama dan tepat (berikan pendapat ibu-ibu) tentang sikap balitanya dalam perawatan nutrisi balita. Berilah tanda () disamping tiap pertanyaan pada kolom yang sesuai dengan pendapat ibu dengan menggunakan skala berikut: SS S E TS STS = Sangat Setuju = Setuju = Tidak dapat menentukan pendapat (ragu-ragu) = Tidak Setuju = Sangat Tidak Setuju

No. 1. 2. 3.

Perawatan SS Saya memberikan makanan sesuai usia balita Saya memberikan makan tepat waktu pada balita Saya memperhatikan kandungan gizi pada makanan balita

TS

STS

Lampiran IV 3. Psikomotor Observasi dilakukan di rumah Bp. A selama 2 kali kunjungan terhitung dari tgl 1-8 April 2013. PEDOMAN OBSERVASI PERAWATAN NUTRISI BALITA Nama responden Tanggal Jam Tempat Observer : : : : : Check Ya 1. 2. 3. Saya memberikan makanan sesuai usia balita Saya memberikan makan tepat waktu pada balita Saya memperhatikan kandungan gizi pada makanan balita. Tidak Keterangan

No. Perawatan

KESIMPULAN Dari hasil evaluasi yang dilakukan secara kognitif, afektif, psikomotor dapat disimpulkan bahwa keluarga Bp. mampu/tidak mampu menguraikan, mengikuti serta mengerjakan mengenai perawatan nutrisi balita khususnya pada An. N.

Anda mungkin juga menyukai