Anda di halaman 1dari 3

Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik.

Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru. Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan lebih lanjut. Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori 'dunia RNA', yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA. Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil cincin gula pentosa, sehingga dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA disebut deoksiribosa.[1] Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk suatu nukleotida. Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.

Komponen penyusun ADN dan ARN


Seperti telah diketahui, bahwa pada prinsipnya komponen penyusun ADN dan ARN sebenarnya sama. Baik ADN maupun ARN dibentuk oleh tiga bahan utama yaitu: gula ribosa, basa nitrogen, dan fosfat. Perbedaan bahan penyusun ADN dan ARN ada pada jenis gula ribosa dan basa nitrogen primidinnya. Gula ADN adalah deoksiribosa, sedangkan ARN adala gula ribosa. Basa nitrogen pirimidin pada ADN ada timin, sedangkan pada ARN timin diganti urasil. Jika lupa silahkan baca lagi

Struktur paling dasar pembentuk ADN dan ARN (monomer) adalah ikatan antara gula dengan basa nitrogen yang disebut nukleosida. Jika nukleosida ini berikatan dengan dengan fosfat (P) mereka disebut nukleotida. Nukleotida pada ADN akan berikatan satu sama lain membentuk rantai panjang yang memiliki berpasangan. Karena itu ADN sering disebut rantai ganda polinukleotida yang berbentuk doublehelix (pita terpilin). Sedangkan pada ARN nukleotida juga berikatan satu sama lain membentuk rantai polinukleotida tetapi berukuran pendek dan berupa rantai tunggal. Nukleotida pembentuk ADN disebut deoksiribonukleotida (nukleotida yang berikatan dengan gula deoksiribosa) sebanyak 4 macam sesuai dengan jenis basa nitrogen, yaitu: deoksiadenosinmonofosfat / dAMP (basa nitrogen adenin) deoksiguanosinmonofosfat /dGMP (basa nitrogen guanin) timidinmonofosfat / TMP (basa nitrogen timin) deoksisitidinmonofosfat / dCMP (basa nitrogen citosin) Nukleotida pembentuk ARN disebut ribonukleotida (nukleotida yang berikatan dengan gula ribosa) sebanyak 4 macam sesuai dengan jenis basa nitrogen, yaitu: adenosinmonofosfat / AMP (basa nitrogen adenin) guanosinmonofosfat /GMP (basa nitrogen guanin) uridinmonofosfat / UMP (basa nitrogen urasil) sitidinmonofosfat / CMP (basa nitrogen citosin) Para nukleotida itulah yang akan digunakan pada proses replikasi untuk membentuk rantai baru ADN, juga digunakan pada proses transkripsi sewaktu pencetakan ARNd oleh ADN.
DNA (Deoksirybose Nucleid Acid) merupakan komponen penyusun kehidupan. Zat DNA adalah apa yang membuat tiap-tiap individual (apapun jenis dan spesiesnya) unik. Bentuk DNA Pada tahun 1953, berdasarkan hasil penelitian dari Rosalind Franklin, James Watson dan Francis Crick,DNA diketahui berbentuk double helix yang terdiri dari 2 pita yang berpilin menjadi satu yang masing-masing memiliki warna biru dan kuning. Penyusun utama DNA adalah gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen (deoksiribose) Tiap pita atau rantai double helix terbuat dari unit-unit berulang yang disebut nukleutida. Satu nukleutida terdiri dari 3 gugus fungsi yaitu: Satu gula ribose Triphosphate

Satu basa nitrogen Ketika nukleotida bergabung menjadi DNA maka nukleotida-nukleotida tersebut dihubungkan oleh ikatan phosphodiester. Basa nitrogen pada DNA Pada struktur DNA, gula ribose dan gugus phosphate yang tarikat adalah sama, yang berbeda hanyalah pada basa nitrogen, jadi sebetulnya perbedaan disebabkan oleh fariasi susunan dari basa-basa nitrogen yang terdapat pada rantai DNA. Ada 4 macam basa nitrogen yaitu Adenine, Cytosine, guanine dan thymin. Ketika basa-basa nitrogen tersebut terikat dengan nukleotida maka penamaanpun berubah.interaksi ikatan hidrgen antara masing-masing basa nitrogen menyebabkan bentuk dari 2 rantai DNA menjadi sedemikian rupa, bentuk ini disebut double helix. STRUKTUR RNA RNA merupakan rantai tunggal polinukleutida. Setiap ribonukleutida terdiri dari 3 yaitu: 1. 5 karbon 2. Bas nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin ( C ) dan urasil ( U ) 3. Gugus fosfat Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk satu molekul yang dinamakan nukleusida atau ribonukleusida, yang merupakan frekurso dasar untuk sintesis DNA. Ribonukleusida yang berkaitan dangan gugus fosfat membentuk suatu nukleutida atau ribonukleutida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA.

Anda mungkin juga menyukai