Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. A. SEJARAH SEL Sejarah Penemuan Sel - Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam pengamatannya. Robert Hooke menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Perhatikan Gambar 1. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang sel. Pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua lensa, ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri. Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop. Pada pertengahan abad Robert Hook, seorang kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan tipis gabus suatu kompartemen atau ruang-ruang. Disebutnya struktur yang dilihatnya itu dengan nama Latin yaitu cellulae (yang berarti ruangan kecil), itulah asal kata sel berasal. Pada akhir tahun 1600-an Antony van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko bangsa Belanda, dan terampil menyusun lensa-lensa hingga dapat digunakan untuk melihat dan mengamati beragam protista, spermatozoa, bahkan bakteri, organisme kecil yang tidak dapat dilihat lagi dua abad kemudian. Tahun 1820-an, peningkatan pada desaian lensa terjadi dan membawa sel menjadi lebih dapat terfokus diamati. Robert Brown, seorang ahli botani, mengamati adanya titik buran yang selalu ada pada sel telur, sel polen atau serbuk sari, sel dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Dia menyebut titik itu sebagai nukleus. Pada tahun 1838 Matthias Schleiden, juga seorang ahli botani, berpendapat bahwa nukleus dan perkembangan sel erat hubungannya. Berdasarkan hasil penelitiannya, Schleiden menyimpulkan bahwa masing-masing sel tanaman mengarah ke suatu

kehidupan ganda, satu tergantung pada kehidupannya sendiri dan yang lain sebagai bagian integral tanaman. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi, berdasarkan hasil penelitiannya selama bertahun-tahun terhadap struktur dan pertumbuhan jaringan hewan, mengemukakan bahwa hewan sama seperti tanaman terdiri atas sel dan produkproduk sel. Dan bahwa walaupun sel adalah bagian dari organisme, mereka pada tingkat tertentu adalah kehidupan tersendiri.

BAB 2 PEMBAHASAN
B. STRUKTUR SEL 1. Dinding Sel Adanya dinding sel pada sel tumbuhan merupakan ciri penting yang membedakan dengan sel hewan. Jaringan tepi dinding sel berisi bahan yang melindungi sel dibawahnya. Dinding sel berfungsi sebagai penyokong mekanisme organ tumbuhan, khususnya pada dinding tebal. Dinding sel mempengaruhi metabolisme penting jaringan tumbuhan, seperti penyerapan, transpirasi, translokasi, dan sekresi. Bahan utama dinding sel adalah selulosa. Molekul ini merupakan rantai glukosa yang panjangnya mencapai 4 mm. Di dalam dinding sel, selulosa bergabung dengan polisakarida yang lain yaitu hemiselulosa dan pektin. Sejalan dengan proses penuaan sel akan mengalami penimbunan lignin (lignifikasi) sehingga dinding sel menjadi kuat dan liat. a. Pembentukan Dinding Sel Selama mitosis, pada telofase, fragmoplas meluas dan membentuk barisan atau deretan. Pada waktu yang sama, di daerah ekuator dibentuk cawan sel, yang dihasilkan oleh protoplas baru yang mulai membentuk fragmoplas di bagian dalam. Di daerah tempat dibentuknya cawan sel, mikrotubula fragmoplas tidak tampak. Semakin meluas cawan sel, mikrotubula fragmoplas semakin mendekati dinding sel yang membelah. Pada waktu cawan sel belum mencapai dinding sel yang membelah, inti sel muda akan mencapai tahap tertentu dalam pembentukandinding inti dan anak inti. Apabila cawan sel sudah mencapai semua bagian dinding sel yang membelah, fragmoplas akan lenyap. Pada tahap ini kekentalan cawan sel akan berubah bentuk menjadi senyawa antar sel atau lamela tengah. Di kedua sisi lamela tengah terdapat lamela tipis yang dihasilkan oleh protoplas sel anak. Dinding ini terdiri atas mikro-serabut yang mengandung selulosa dan matriks tidak mengandung selulosa. Matriks dinding terutama terdiri atas senyawa pektin dan hemiselulosa. b. Struktur Dinding Sel Dinding sel tumbuhan memiliki struktur yang kompleks dengan memiliki tiga bagian fundamental yang dapat dibedakan yaitu lamela tengah, dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Semua sel memiliki lamela tengah dan dinding sel primer, sedangkan dinding sel sekunder hanya pada sel-sel tipe tertentu. Lamela tengah adalah suatu lapisan perekat antar sel yang menyekat dinding primer dua buah sel yang bersebelahan. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas air dan zat-zat

pectin yang bersifat koloid dan bersifat plastik (dapat mudah dibentuk) sehingga memungkinkan gerakaan antar sel dan penyesuaiannya yang diperlukan sebelum selsel dapat mencapai ukuran dan bentuk dewasa. Dinding sel primer adalah dinding sel sejati pertama yang dibentuk oleh sebuah sel baru. Walaupun air, zat-zat pektin dan protein banyak dijumpai di dalamnya, dinding sel primer terutama terdiri atas selulosa dan hemiselulosa. Pada kondisi tertentu dinding sel dapat menebal sehingga memenuhi ruang dalam sel. Zat-zat pembentuk dinding sel tambahan ini disebut dinding sel sekunder yang terdiri atas dua atau lebih lapisan yang terpisah-pisah. Plasmodesamata adalah benang-benang protoplasmik halus yang terletak pada tempat-tempat tertentu pada dinding sel primer (yaitu pada noktah yang berupa bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan). Plasmodesamata dapat menembus pori-pori kecil pada dinding sel primer dan lamela tengah diantara sel-sel yang bedekatan sehingga protoplasma kedua sel dapat berhubungan. Plasmodesmata memudahkan proses transportasi bahan-bahan dari sebuah sel ke sel berikutnya tanpa harus melalui selaput-selaput hidup. Adanya plasmodesmata menunjukkan bahwa tumbuhan berperilaku lebih sebagai suatu organisme tunggal daripada sebagai sekumpulan unit sel bebas. Dinding sel sekunder dibentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Sel yang memiliki dinding sel sekunder volumenya tidak dapat bertambah dengan pertumbuhan permukaan atau kembali ke kondisi awal/dinding sel primer. Penyusun dinding sel sekunder sebagian besar selulosa dan zat-zat lain khususnya lignin (zat kayu). Lignifikasi tidak terlalu mengganggu permeabilitas dinding sel terhadap air dan bahanbahan terlarut, akan tetapi mengubah sifat fisik dan kimiawi dinding sel. Dinding sel yang terlignifikasi menjadi lebih keras dan lebih tahan terhadap tekanan dari pada dinding sel yang berselulosa. 2. Noktah Daerah tertentu dinding sel yang tetap tipis setelah dinding sekunder dibentuk disebut noktah. Noktah dapat tumbuh melalui noktah primer yang kemudian berkembang menjadi noktah, tetapi noktah primer dapat juga seluruhnya ditutupi dinding sekunder. Noktah merupakan daerah tempat senyawa dari sel yang satu agar dapat lewat ke sel yang lain. Kosentrasi plasmodemata dalam sel hidup dua di daerah selaput noktah merupakan bukti bahwa noktah dapat berubah menjadi tempat pertukaran. Bisanya tiap noktah mempunyai pasangan pada dinding tepat dihadapannya pada dinding sel tetangganya. Noktah sebagai suatu unit secara morfologi dan fungsional disebut ruang noktah. Selaput yang dibangun oleh dinding primer dan lamela tengah memisahkan dua ruang noktah dari pasangan noktah dan disebut selaput noktah. Celah noktah pada sisi dalam dinding sel disebut celah noktah. Celah noktah biasanya bulat,lonjong,atau berbentuk garis. Selama dinding terus menebal, ruang noktah menjadi lebih kecil dan saluran noktah diantara celah luar dan dalam menjadi lebih panjang. Pada suatu

noktah, celah dalam seringkali menjadi panjang dan sempit. Pada dinding yang sangat tebal, sumbu memanjangnya mungkin lebih panjang daripada garis tengah ruang noktah. Ada berbagai tipe noktah. Dua tipe noktah yang penting adalah noktah biasa dan noktah berhalaman. Pada noktah biasa tidak terjadi pertumbuhan dinding sekunder. Sementara, pada noktah berhalaman, dinding sekunder berkembang melewati ruang noktah membentuk lingkungan dengan ruang kecil ditengahnya. Dua noktah biasa yang berpasangan akan membentuk pasangan noktah biasa. Dua berhalaman yang berpasangan akan membentuk noktah berhalaman. Apabila noktah tidak mempunyai pasangan dan didepannya terdapat ruang antarsel, disebut noktah buta. Sering kali, dua noktah atau lebih berpasangan dengan sebuah noktah yang besar, disebut noktah majemuk unilateral. Ruang noktah pada noktah biasa mempunyai diameter yang sama dengan diameter bagian dalam. Pada tempat yang dinding sekundernya sangat tebal, ruang noktah membentuk saluran. Sering kali saluran ini bercabang menuju ke permukaan dinding sel. Noktah yang sedemikian disebut noktah biasa bercabang. Noktah ini terbentuk dari peleburan beberapa noktah selama penambahan lapisan dinding sekunder ke arah sentripetal. Noktah biasa sering ditemukan dalam sel perenkim dengan dinding yang menebal dalam serabut libriform dan sklereida. Noktah halaman ditemukan dalam elemen pembuluh dan trakeida serabut. Sebagai tambahan, pada noktah terdapat pahatan lain pada dinding sel, meliput pelubangan (perforasi) ujung dinding elemen pembuluh dan berbagai penebalan pada permukaan dalam dinding sel. Penebalan yang dimaksud misalnya penebalan dinding elemen protoxilem, penebalan berbentuk spiral pada permukaan dalam dinding sekunder bernoktah, pita kaspari pada sel endodermis, penebalan dinding sel endotesium kotak sari,dan proyeksi keluar yang sebagian dibentuk sendiri oleh dinding dan sebagian oleh penimbunan, misalnya kutikula pada sel epidermis dan lapisan luar spora butir serbuk. Ada tiga struktur penebalan yang akan dibicarakan disini, yaitu : a. Krasula adalah penebalan yang berbentuk garis atau setengah lingkaran dari dinding primer dan lamela tengah,yang tampak di antara noktah berhalaman.Krasula berkembang dengan baik pada trakeida Gymnospermae tertentu. b. Trabekula adalah penebalan yang berbentuk tongkat dari dinding yang melalui lumen sel secara menjari.Biasanya tampak pada arah menjari dalam elemen kayu. c. Kutil adalah struktur yang telah diamati pada permukaan dalam dinding sekunder trakeida Conifer dan dari serabut dan pembuluh berbagai Dikotil. Struktur ini mempunyai diameter yang beragam antara 0,1-0,5 mm.Kutilberkembang sesudah atau bersama pertumbuhan, dan terjadi difersiasi dan lignifikasi dinding sekunder dan berisi prekursor lignin yang

dibawa ke permukaan dinding dalam menuju trakeida.Sisa ini disimpan dan mengalami polimerisasi di dalam kutil. 3. Sitoplasma Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti sel dan organel sel. Sitoplasma bersifat koloid yaitu tidak padat dan tidak cair. Sitoplasma terdiri atas air yang di dalamnya terlarut banyak molekul kecil, ion dan protein. Bahan-bahan lain yang lazim terdapaat dalama sitoplasma adalah butir minyak dan berbagai macam kristal yang dalam banyak hal tersusun dari kalsium oksalat. Ukuran partikel terlarut adalah 0,001 0,1 mikron dan bersifat transparan. Sitoplasma terikat pada permukaan luarnya oleh sebuah selaput yang disebut plasmolema (selaput plasma) dan pada permukaan dalamnya, yang berbatasan dengan vaakuola sentral, oleh selaput lain yang disebut tonoplas (selaput vakuola). Plasmolema dan tonoplas sangat penting dalam fisiologi sel-sel karena sebagian besar mengontrol pertukaran bahan antara sitoplasma dan ruang diluar sitoplasma dan di dalam vakuola Koloid sitoplasma dapat mengalami perubahan dari fase sol ke fase gel atau sebaliknya. Fase sol jika konsentrasi air tinggi dan gel jika konsentrasi air rendah.

4. Organel di dalam Sel Inti Sel (Nukleus) adalah inti sel yang memiliki membran inti dengan susunan molekul sama dengan membran sel yaitu berupa lipoprotein. Pori-pori pada membran inti memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan sitoplasma. Fungsi utama nukleus adalah sebagai pusat yang mengontrol kegiatan sel dan mengandung bahan-bahan yang menentukan sifat-sifat turun-temurun suatu organisma. Didalam inti sel tersusun atas tiga komponen yaitu : Nukleoulus (anak inti) yang berfungsi untuk menyintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Nukleoplasma (cairan inti) merupakan cairan yang tersusun dari protein. Butiran kromatin yang terdapat pada nukleoplasma, yang dapat menebal menjadi struktur seperti benang yaitu kromosom yang mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesa protein. Retikulum Endoplasma merupakan perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma. Dalam pengamatan mikroskop, retikulum endoplasma

nampak seperti saluran berkelok-kelok dan jala yang berongga-rongga. Saluran-saluran tersebut berfungsi membantu gerakan subsatansi-subsatansi dari satu bagainsel ke bagian sel lainnya. Dalam sel terdapat dua tipe retikulum endoplasma (RE) yaitu retikulum endoplasma kasar (REK) dan retikulum endoplasma halus (REH). REK dikatakan kasar karena permukaannya diselubungi oleh ribosom sehingga tampak seperti helaian panjang kertas pasir. Ribosom adalah tempat sintesa protein yang hasilnya akan melekat pada retikulum endoplasma dan biasanya ditujukan untuk luar sel. REH tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya nampak halus. REH memiliki enzim-enzim pada permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid, glikogen dan persenyawaan steroid seperti kolesterol, gliserida dan hormon. Badan Golgi adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik. Badan golgi pada sel tumbuhan biasa disebut diktiosom. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk sisterna, tubulus dan vesikula. Sisterna mebentuk pembuluh halus (tubulus). Dari tubulus diepaskan kantong-kantong kecil yang berisi bahan-bahanyang diperlukan seperti enzim-enzim atau pembentuk dinding sel. Fungsi badan golgi dalam sel yaitu : Membentuk kantong-kantong (vesikula) yang bersisi enzim-enzim dan bahan lain untuk sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar. Membentuk membran plasma Membentuk dinding sel Membentuk akrosom pada sel spermatozoa yang berisis enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom. Mitokondria adalah organel sel penghasil energi sel. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu membran dalam dan membran luar. Membran luar memiliki permukaan halus, sedangkan membran dalam berlekuk-lekuk yang disebut kista. Mitokondria adalah struktur yang mampu bereproduksi sendiri. Pada pembelahan sel, semua kitokondria membelah diri, setenganhnya menuju ke sel anak yang satu dan setengahnya ke sel anak yang lain. Mitokondria mengandung enzim-enzim untuk fosforilasi oksidatif dan sistem transpor electron. Pada bagian membran dalam dihasilkan enzim pembuatn ATP dan protein yang diperlukan untuk pernafasan antar sel. Membran dalam mitokondria terbagi menjadi dua ruang yaitu : Ruang intermembran yaitu ruangan diantara membran luar dan membran dalam. Membran luar dapat dilalui oleh semua molekul kecil tetapi tidak dapat dilalui protein dan molekul besar. Matriks mitokondria : merupakan ruangan yang diselubungi oleh membran dalam. Didalam matriks tersebut tahapan metabolisme terjadi, mengandung enzim untuk siklus Krebs dan oksidasi asam lemak, mengandung banyak butiran protein dan DNA, ribosom dan beberapa jenis RNA. Mitokondria dapat menyintesis protein sendiri karena memiliki DNA, RNA dan ribosom. Plastida adalah organel sitoplasma yang tersebar pada sel tumbuhan dan terlihat jelas di bawah mikroskop sederhana. Plastida sangat bervariasi ukuran

dan bentuknya, pada sel-sel tumbuhan berbunga biasanya berbentuk piringan kecil bikonveks. Meskipun macam-macam plastida dihubungkan dengan fungsi-fungsi fisiologis yang tetap, namun macam tersebut diklasifikan berdasarkan warnanya yaitu : Kloroplast yang mengandung klorofil yaitu suatu campuran pigmen yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Fungsinya adalah menangkap energi cahaya yang diperlukan untuk proses potosintesis. Kromoplast yang mengandung pigmen-pigmen lain yang menentukan timbulnya warna merah, jingga dan kuning pada bagian-bagian tumbuhan. Fungsinya masih belum jelas, tetapi berhubungan dengan kemasakan buah dari mulai hijau sampai dengan berwarna merah berhubungan dengan penurunan dan peningkatan jumlah kromoplast. Leukoplast (tidak berwarna) : biasanya lazim terdapat dalam sel-sel yang tidak terkena cahaya matahari, misalnya pada jaringan yang terletak sangat dalam pada bagian tumbuhan baik di atas maupun di dalam tanah. Fungsinya adalah sebagai pusat sintesis dan penyimpanan makanan cadangan seperti pati. Badan Mikro (peroksisom) adalah kantong-kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas adalah enzim katalase. Fungsi enzim tersebut adalah mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Senyawa tersebut merupakan produk metabolisme sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Ribosom adalah organel kecil bergaris tengah 17 20 mikron yang tersusun oleh RNA ribosom dan protein. Ribosom terdapat pada semua sel hidup dan terdapat bebas dalam sitoplasma atau melekat pada REK. Tiap ribosom terdiri atas dua sub unit yang saling behubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion magnesium. Ribosom berfungsi untuk sintesis protein, dimana pada waktu sintesis protein, ribosom mengelompok membentuk poliribosom (polisom). Sterosom ; tubuh lipid berbentuk bulat yang dibatasi oleh membran atau selapis molekul lipid. Mikrotubula, terdiri dari tubul protein yang lurus dan ramping (garis tengah 23-27 mikromikron), terlibat dalam membentuk serta mempertahankan bentuk sel serta deferensiasi kimiawi. Vakuola adalah rongga besar di bagian dalam sel yang berisi cairan vakuola yang merupakan suatu larutan cair berbagai bahan organik dan anorganik yang kebanyakan adalah cadangan makanan atau hasil sampingan metabolisme. Vakuola diselubungi oleh selaput vakuola yang disebut tonoplas. Umumnya vakuola tidak berwarna, namun dapat berwarna kebiru-biruan atau kemerah-merahan karena adanya pigmen terlarut yang termasuk bahan kimia

kelompok antosianin. Pada tumbuhan muda berisi banyak vakuola berukuran kecil, akan tetapi dengan semakin matangnya usia sel maka terbentuk vakuola yang semakin membesar. Vakuola berisi bahan-bahan antara lain : asam organik, asam amino, glukosa, gas, garam-garam kristal, alkaloid (nikotin, kafein, kinin, tein, teobromin, solanin dan lain-lain). 5. Senyawa Ergastik (Bahan cadangan yang dihasilkan dari sisa sel) Senyawa ergastik adalah senyawa-senyawa yang dapat dibedakan dari protoplasma sel hidup yang biasa disebut bioplasma. Wujud senyawa ergastik dapat bersifat cairan sel (cell sap) dan dapat pula bersifat padat. a. Tepung (amilum) terdapat di dalam plastida yang berupa karbohidrat/polisakarida berbentuk tepung. Plastida dengan bentuk tepung disebut amiloplas, yang dibedakan menjadi : ~ Leukoamiloplas, berwarna putih menghasilkan tepung cadangan makanan. ~ Kloroamiloplas, berwarna hijau menghasilkan tepung asimilasi. Titik initial (permulaan) terbentuknya amilum disebut hilus (hilum). Di dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Berdasarkan letak hilus, butir amilum dibedakan menjadi : o Amilum Konsentris, jika hilus berada ditengah. o Amilum Eksentris, jika hilus berada ditepi. Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dibedakan menjadi: o Butir amilum tunggal: pada sebutir amilum terdapat sebuah hilus. o Butir amilum setengah majemuk: terdapat dua hilus yang masingmasing dikelilingi oleh lamella, tetapi kemudian terbentuk lagi lamella yang mengelilingi seluruhnya. o Butir amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari satu hilus dan hilus-hilus ini dikelilingi oleh lamella masing-masing. b. Protein adalah komponen utama protoplasma organisme. Protoplasma seringkali terdapat di dalam sel sebagai benda yang tak aktif-sebagai benda ergastis, atau dalam bentuk kristaloid. Salah satu benda ergastis berupa protein yang umum terdapat dalam sel tumbuhan adalah gluten. c. Lemak (lipid) dan minyak biasanya tersebar pada bagian-bagian sel di berbagai jaringan tumbuhan. Beberapa senyawa yang juga berhubungan erat dengan lemak dan minyak adalah lilin, suberin dan kutin, biasanya senyawa-senyawa ini terdapat pada sel atau jaringan dengan fungsi sebagai lapisan pelindung pada dinding sel. d. Kristal Ca-Oksalat merupakan hasil akhir/ hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi didalam sitoplasma. Kristal Ca-Oksalat tidak larut dalam asam cuka tetapi larut dalam asam kuat. Kristal Ca-Oksalat terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya :

Kristal pasir, bentuk piramida kecil, teradapat misalnya pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp), tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum). Kristal tunggal besar, berbentuk prisma/poliendris, terdapat pada daun jeruk (Citrus sp). Rafida, berbentuk seperti jarum/sapu lidi, terdapt pada daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa), pada batang dan akar lidah buaya (Aloe sp) dan daun nanas (Ananas commosus). Kristal sferit, bentuk kristal tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara radier, terdapat pada batang Phyllocactus sp. Kristal majemuk, berbentuk seperti bintang atau roset disebut kristal drussen, terdapat pada korteks batang mlinjo (Gnetum gnemon), daun kecubung (Datura metel), korteks batang delima (Punica granatum), dan batang jarak (Ricinus communis).

e. Badan silika ; bentuk anhidrida dari silika ini berfungsi mencegah hewan herbivora memakan bagian tumbuhan yang dikandungnya (sebagai pelindung), sebagaimana fungsi rafida dari kristal kalsium oksalat. f. Tanin (zat samak) merupakan zat cair campuran dari beberapa macam zat, terutama asam gallus dan glukosit. Fungsi tanin utamanya adalah mencegah infeksi atau pembusukan pada sel dan jaringan tanaman, disamping sebagai pelindung dari gangguan hewan herbivora. Tanin biasanya terdapat pada batang, akar, yang tua sehingga menjadikan organ ini berwarna lebih gelap dibanding bagian yang lebih muda. Selain itu tanin juga dapat ditemukan pada di dalam sel-sel khusus yang mempunyai tempat penyimpanan khusus yang disebut tanin sac (kantong tanin). Jika berada di dalam protoplasma, zat tanin terdapat dalam vakoula berbentuk tetesan-tetesan kecil sehingga lazim disebut vakoula tanin.

KESIMPULAN
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Adanya dinding sel pada sel tumbuhan merupakan ciri penting yang membedakan dengan sel hewan. Pembentukan dinding sel tumbuhan terjadi secara mitosis dan memiliki struktur yang kompleks dengan tiga bagian fundamental yang dapat dibedakan yaitu lamela tengah, dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dalam sel tumbuhan terdapat sitoplasma dan organel-organel sel seperti: inti sel (nukleus), retikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, plastida, badan mikro (peroksisom), ribosom, sentrosom, mikrotubula, vakuola, yang masing-masing organel memiliki perannya dalam metabolisme tubuh tumbuhan. Noktah merupakan daerah tempat senyawa dari sel yang satu agar dapat lewat ke sel yang lain. Dua tipe noktah yang penting adalah noktah biasa dan noktah berhalaman. Selain terdapat adanya organe-organel sel, dalam sel tumbuhan juga terdapat senyawa ergastik (bahan cadangan yang dihasilkan dari sisa sel) seperti: tepung (amilum), protein, lemak, kristal Ca-oksalat, badan silika, dan tanin.

DAFTAR PUSTAKA
http://ahli-biologi.blogspot.com/2012/04/benda-ergastis-benda-mati-dalam-sel.html http://gudangilmudanbisnis.blogspot.com/2011_04_01_archive.html http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi) http://ins-think.blogspot.com/2011/10/organel-sel-tumbuhan.html http://ilushahab.blogspot.com/2013/04/struktur-sel-tumbuhan.html

Anda mungkin juga menyukai