Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Seperti yang kita tahu, bahwa permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup khususnya manusia dengan lingkungannya. Selain itu suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri tanpa kehadiran organisme lain. Karena itulah diperlukan pemahaman mengenai Makhluk Hidup dalam Ekosistem Alami. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Kahar ST, Msi , selaku dosen yang telah membimbing dan memberi banyak pengarahan pada kami. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak terkait, yang telah membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritikan positif yang membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi semua orang, khususnya bagi para mahasiswa agar lebih mengetahui tentang Ekosistem Alami. Makhluk Hidup dalam

Samarinda, 26 Oktober 2011

Kelompok 4 ( A )

BAB 1 POPULASI DAN KOMUNITAS MAKHLIK HIDUP

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu

pengetahuan. Miller memberi gambaran batas wilayah kerja ekologi sebagai suatu model yang berdasarkan atas anggapan, bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu ekosistem tersusun dari kelompok-kelompok komponen yang berkaitan satu sama lain. Dalam cakuoan wilayah kerja ekologi perlu diketahui beberapa pengertian antara lain individu, populasi, komunitas, dan ekosistem. A. INDIVIDU Individu adalah suatu struktur yang membangun suatu kehidupan dalam bentuk organisme. Jika kita bayangkan pandangan ke sebuah kebun, maka kita mungkin akan menemukan beberapa tumbuhan, misalnya pohon jambu, pohon pisang, jahe, rumput, dan sebagainya. Setiap pohon disebut individu. Dengan demikian kita katakan individu pisang, individu jambu, individu jahu dan sebagainya. Banyak sedikit individu yang termasuk dalam satu populasi bergantung pada potensi untuk berbiak silang antara individu yang satu dengan individu yang lain.

B. POPULASI Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme hidup yang sama. Populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis daripada gejala individu yang selalu melakukan hubungan. Populasi merupakan kumpulan individu sebuah spesies yang mempunyai potensi untuk berbiak silang antar satu individu dengan individu yang lain. Tentu saja individu

dalam sebuah populasi itu tidak hanya berinteraksi melalui biak silang, tetapi juga berhubungan secara dinamis dalam hal-hal lain. Kalau jumlah individu per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, maka kepadatan populasi naik. Kalau kepadatan populasi itu sedemikian rupa naikknya sehingga kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, timbullah persaingan atau kompetisi. Persaingan ini menimbulkan dua akibat, 1) dalam jangka waktu yang singkat akan menimbulkan akibat (efek) ekologi dan 2) dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan akibat evolusi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah: 1. natalitas, 2. mortalitas 3. migrasi (imigrasi dan emigrasi) Faktor yang mempengaruhi kepadatan populasi adalah: 1. kompetisi, 2. predasi, 3. penyakit 4. cekaman atau stress

C. KOMUNITAS Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau

kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya. Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama. Dalam suatu komunitas sering terjadi interaksi. Interaksi itu dapat bermacammacam: 1. netral, diantara populasi tidak ada saling mempengaruhi , misalnya populasi semut dan lebah. 2. kompetisi, terjadi persaingan antar populasi, misalnya populasi zebra dan rusa 3. mutualisme, kalau hubungan antar populasi saling menguntungkan, misalnya antara populasi semut dan kutu pohon. 4. predasi, jika anggota populasi akan dimakan oleh anggota populasi yang lain, yang makan disebut predator, yang dimakan disebut mangsa, misalnya antara populasi singa dan rusa. 5. parasitisme, kalau salah satu populasi jadi parasit dari populasi yang lain. Misalnya antara pohon dengan benalu 6. komensalisme, interaksi antar populasi , dimana yang satu untung yang lain tidak rugi, misalnya antara pohon dengan anggrek.

D. EKOSISTEM Suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri tanpa kehadiran organisme lain serta mengabaikan sumber daya alam yang merupakan sumber pangan, tempat perlindungan dan tempat perkembangbiakan. Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem adalah suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari berbagai spesies makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya baik lingkungan abiotik (tanah, air, udara, cuaca, iklim, suhu, cahaya dll) dan lingkungan biotik. Lingkungan biotik dibedakan 3 kelompok: 1. Produsen : makhluk hidup yang yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis, dengan mengubah zat anorganik menjadi zat organik, misalnya adalah tumbuhan yang memiliki klorofil. 2. Konsumen : kelompok m.h. yang makanannya tergantung secara langsung maupun tidak langsung pada produsen, contoh hewan dan manusia 3. Pengurai: makhluk hidup yang menguraikan sisa m.h. yang sudah mati, dengan menguraikan zat organik dari tubuh yang mati menjadi zat anorganik, sehingga dapat digunakan kembali oleh produsen. termasuk kelompok ini adalah bakteri dan jamur Dalam ekosistem ada: 1. Rantai makanan (food chain): Perpindahan energi dari sinar matahari yang dipakai oleh tumbuhan melalui serangkaian organisme dalam peristiwa makan memakan dengan arah tertentu./ proses saling makan dalam suatu ekosistem. 2. Jaring-jaring makanan: rantai makanan yang satu dengan yang lainnya dalam suatu ekosistem akan saling menjalin, sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

Dibawah ini adalah contoh gambar rantai dan jaring-jaring makanan

BAB 2 BERBAGAI BENTUK EKOSISTEM ALAMI

Ekosistem dapat dibedakan menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan. A. Ekosistem alami, adalah ekosistem yang mengalami proses perubahan secara alami tanpa campur tangan manusia. Berbagai bentuk ekosistem alami, antara lain: 1. Ekosistem darat, Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut. a. Gurun

Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

b. padang rumput

Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

c. Hutan Basah

Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

d. tundra

Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. 2. Ekosistem air tawar (danau dan sungai). Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (dikotil dan monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau). Dan hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar misalnya, protozoa, spans, cacing, mollusca, serangga, ikan, ampibi, reptilian, burung, dan mamalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke air untuk mencari makan saja.

Ciri-ciri ekosistem air tawar : a. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari kadar garam protoplasma organisme akuatik. b. Variasi suhu sangat rendah. c. Penetrasi cahaya matahari kurang. d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca Ekosistem air tawar terbagi menurut kedalamannya : a. Zona tepi/ zona Litoral, merupakan daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton. b. Zona tengah/zona Limnetik, masih bisa ditembus matahari, terdapat fitoplankton, ikan karnivor dan ular. c. Zona dasar/zona Profundal, merupakan daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi. Hanya terdapat jamur, bacteri pengurai, dan ikan pemakan sisa organisme mati.

3. Ekosistem air laut (estuari, pesisir dan lautan), Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar.

Ciri-ciri ekosistem air laut : a. Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin). b. Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Berdasarkan kedalamannya ekosistem air laut terbagi atas : a. Daerah litoral : adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut. b. Daerah neritik, merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton.

c. Daerah batial, dalamnya 200-1500m dpl. Daerah ini masih dapat ditembus sinar matahari (daerah fotik). Di daerah ini sudah tidak ada produsen. d. Daerah abisal, daerah yang kedalamannya lebih dari 1500m dan tidak dapat ditembus cahaya matahari (daerah afotik). Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.

B. Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya, kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu padi dan kacang-kacangan

BAB 3 ALIRAN ENERGI DAN MATERI DALAM EKOSISTEM ALAMI

A. ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM ALAMI

Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Makhluk hidup memperoleh energi dari sinar matahari , energi ini kemudian pindah ke produsen , konsumen dan akhirnya ke pengurai, sedangkan sebagian lain tersebar ke lingkungan, artinya energi yang sudah terlepas ke lingkungan tidak dapat kembali lagi masuk ke dalam sistem kehidupan. Aliran energi berupa makanan dan jaring makanan dari komponen-komponen produsen, konsumen dan pengurai, aliran energi ini dapat berupa simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan.

Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke saproba, aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat trofik makan-memakan. Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran energi yang terjadi diantara komponen ekosistem. Siklus energi ini diawali dari energi matahari yang ditangkap oleh produsen, kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen dan semua komponen ekosistem yang. hal ini karena menurut hukum termodinamika bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak dapat dimusnahkan serta diciptakan. Perubahan bentuk energi ini dikenal dengan istilah transformasi energi. Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum

termodinamika tersebut. Proses aliran energi berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan oleh herbivora, dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir masuk ke tubuh herbivora. Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energi makanan dari herbivora masuk ke tubuh karnivora.

Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu dengan yang lain saling terkait atau berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Organisme-organisme yang memperoleh energi makanan dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dimasukkan ke dalam aras trofik yang sama. Makin tinggi aras trofiknya, makin tinggi pula efisiensi ekologinya.

B. SIKLUS MATERI DALAM EKOSISTEM ALAMI

Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran materi yang terjadi diantara komponen ekosistem. Materi yang menyusun tubuh organisme berasal

dari bumi. Materi yang berupa unsur unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Materi itu antara lain siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut akan terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian pertukaran, unsur kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran. materi dari tanah dan air serta udara, masuk ke produsen dan konsumen kemudian oleh pengurai dikembalikan lagi kedalam air, tanah maupun udara dalam bentuk mineral-mineral dan gas yang diambil lagi oleh produsen. Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan fosfor di alam berupa siklus yang abadi. Beberapa siklus materi: 1. Siklus air: pada makhluk hidup air kembali melalui proses penguapan dan pernafasan. Siklus air kecil terjadi bila air laut menguap dan membentuk awan, kemudian mengalami proses pengembunan menjadi hujan yang jatuh ke laut lagi. Siklus air sedang terjadi bila hujan tersebut jatuh di daratan, air sebagian meresap ke dalam tanah menjadi air tanah, sebagian lagi mengalir ke sungai, danau dan akhirnya ke laut menjadi air permukaan. Uap air

dari sungai, danau, dan laut tersebut membentuk awan lagi dan seterusnya. Hewan memperoleh air berupa air minum dan makanan yang mengandung air, sedang tumbuhan memperoleh air dari tanah melalui akar. 2. Siklus karbon: CO2 dari pernafasan, diambil tumbuhan untuk proses fotosintesis yang kemudian disimpan dalam bentuk senyawa organik, senyawa organik ini dimakan konsumen. Jika makhluk hidup mati maka senyawa karbon dalam tubuhnya akan diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa an organik yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dan seterusnya. Penguraian C dalam tumbuhan dapat terjadi sangat lambat

sampai jutaan tahun, yang akhirnya terbentuklah batu bara, minyak bumi dll 3. Siklus oksigen : berhubungan langsung dengan siklus karbon, yaitu

terjadinya pernafasan dan fotosintesis. 4. Siklus nitrogen : bila protein pada makhluk hidup yang telah mati diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa N dalam tanah terutama gas NH3, jika bereaksi dengan air akan memben-tuk ion NH4 yang langsung dapat diserap kembali oleh tumbuhan. Udara banyak sekali mengandung N2 (78%) tapi hanya bakteri pengikat N2 yang dapat memanfaatkannya secara langsung menjadi senyawa N dalam tanah, mis: Azotobacter yang hidup bebas dan Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan. Kilat dan halilintar juga dapat mengubah N2 menjadi senyawa N yang jatuh ke tanah bersama air hujan, di tanah kelompok I bakteri nitrifikasi mengubah ion NH4+ menjadi senyawa nitrit, kemudian oleh bakteri nitrat akan diubah menjadi senyawa nitrat yang siap diisap oleh tumbuhan. Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling terkait atau mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada siklus belerang. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi. Sebagai contohnya adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat meningkatkan kandungan senyawasenyawa oksidasi belerang, dan oksida nitrogen di udara. Contoh : Aliran Materi Pada Ekosistem Mangrove

ALIRAN MATERI PADA EKOSISTEM MANGROVE

Materi anorganik yang masuk ke lingkungan mangrove akan dimanfaatkan oleh produsen dalam hal ini adalah tumbuhan mangrove untuk kebutuhan fotosintesis. Nutrien tersebut berupa Karbon organik, Nitrogen, dan Posfat dan bentuk nutrien yang lainnya. Mangrove akan menghasilkan serasah berupa bunga, ranting dan daun mangrove yang jatuh ke perairan sebagian akan tenggelam atau terapung di perairan tersebut dan sebagian lagi akan terbawa oleh arus laut ke daerah lain. Serasah yang dihasilkan oleh pohon-pohon mangrove merupakan landasan penting bagi produksi ikan di muara sungai dan daerah pantai. Zat organik yang berasal dari penguraian serasah hutan mangrove ikut menentukan kehidupan ikan dan invertebrata di sekitarnya dalam rantai makanan.

BAB 4 MACAM-MACAM BENTUK POLA KEHIDUPAN

Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan. Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu : A. Pola kehidupan di darat Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain: 1. Keadaan tanah 2. Suhu 3. Angin 4. Kelembaban udara 5. Curah hujan 6. Pancaran sinar matahari Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya: 1. Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan hidup subur. 2. Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian mati. Salah satu pola kehidupan di darat adalah bioma. Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Berikut ini hanya akan dibahas beberapa bioma utama yaitu:

1. Bioma Gurun Bioma gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. Ciri-ciri : a. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun b. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi c. Kelembaban udara sangat rendah d. Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C) e. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air Lingkungan biotik: a. Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).

b. Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.

2. Bioma Padang Rumput Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia. Ciri-ciri: a. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun. b. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur. c. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan d. porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air. Lingkungan biotik: a. Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria dan prairi di Amerika Utara.

b. Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia.

Karnivora:

singa,

srigala,

anjing

liar,

cheetah.

3. Bioma Sabana Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang

menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.

a. Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja. b. Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon.

4. Bioma Hutan Tropis Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika. Ciri-ciri: a. Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun. b. Matahari bersinar sepanjang tahun. c. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil. d. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari. Lingkungan biotik : a. Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi.

Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-

batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung. b. Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan- hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan, kucing hutan, macan tutul.

5. Bioma Hutan Musim Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.

Ciri

tumbuhan

yang

membentuk

formasi

hutan

musim:

Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati,

hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, dan harimau.

6. Bioma Hutan Lumut Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batangbatang pohon berkayu. Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.

7. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest) Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Ciri-ciri: a. Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun. b. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi c. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis. Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.

Musim hutan

panas

pada

bioma radiasi

gugur,

energi

matahari yang diterima cukup tinggi, presipitasi (curah hujan) dan demikian pula dengan ini

kelembaban.

Kondisi

menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang. Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur. Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan

melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.

8. Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.

Ciri-ciri bioma hutan taiga: a. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah. b. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan. Lingkungan biotik a. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus).

Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah. b. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.

9. Bioma Hutan Tundra Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.

Ciri-ciri: a. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap. b. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan. c. Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).

10. Hutan Bakau / Mangrove Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

Ciri-ciri: a. Kadar garam air dan tanahnya tinggi. b. Kadar O2 air dan tanahaya rendah. c. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut

lingkungannya becek dan herlumpur.

B. Pola kehidupan di air Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi: 1. Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit 2. Lingkungan air asin: laut 3. Lingkungan air payau: danau air tawar

Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya: 1. air sebagai zat perantara: tembus cahaya 2. air sebagai zat pelarut: larutnya bermacam-macam zat 3. mempunyai gaya tekan ke atas 4. mempunyai suhu yang tidak mudah berubah

Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari 1. Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air. 2. Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya. 3. Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke tumbuhan air ke konsumen.

Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut 1. Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati. 2. Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak kekurangan makanan.

Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas 1. Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah permukaan.

Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu 1. Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.

Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masingmasing lingkungan air tersebut.

Anda mungkin juga menyukai