Anda di halaman 1dari 35

BAB I PENDAHULUAN

Pengujian suatu produk sediaan farmasi meliputi makanan, kosmetik dan obat tradisional diperlukan untuk mengetahui tingkat kontaminasi atau pencemaran mikroorganisme dari sediaan tersebut. Pengujian angka lempeng total bakteri diperlukan untuk mengetahui jumlah bakteri yang ada dalam sediaan farmasi khususnya bakteri aerob. Sedangkan pengujian terhadap angka kpang diperlukan untuk mengetahui jumlah kapang yang aterdapat dalam sediaan farmasi. Untuk pengujian MPN diperlukan untuk menentukan MPN koliform terhadap air atau minuman karena bakteri koliform termasuk bakteri yang dapat menfermentasi laktosa. Sediaan-sediaan farmasi yang dipilih dalam praktikum ini seperti sirup ABC, teh kotak, roti, dan Kuku bima TL karena merupakan sediaan kemasan yang banyak dikonsumsi oleh manusia yang belum diketahui mutu bahannya, proses pengawetannya bahkan jumlah jasad renik yang ada dalam sediaan tersebut. Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan jumlah angka lempeng total (ALT) dari bakteri, kapang, dan uji MPN dari bakteri Koliform pada sampel Sirup Marjan, Biskuit Gabin, dan Susu Bubuk.

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan kuantitas mikroorganisme pada suatu sampel tertentu. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kuantitas mikroorganisme yang meliputi : a. Angka lempeng total (ALT) bakteri dari sampel Sirup Marjan, Biskuit Gabin, dan Susu Bubuk. b. Angka lempeng total (ALT) kapang dari sampel Sirup Marjan, Biskuit Gabin, dan Susu Bubuk.. c. Uji MPN dari sampel Sirup Marjan, Biskuit Gabin, dan Susu Bubuk. Adapun prinsip dari praktikum ini adalah : 1. Uji angka lempeng total bakteri Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai. 2. Uji angka lempeng total kapang / khamir Pertumbuhan kapang / khamir setelah sampel diinokulasikan pada media yang sesuai dan diinkubasikan pada suhu 20 25 o C. 3. Uji MPN koliform Pertumbuhan bakteri koliform setelah sampel diinokulasikan pada media cair yang sesuai dengan mengamati adanya reaksi fermentasi dan pembentukan gas dalam tabung durham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Beberapa cara dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu : (1) a. Perhitungan jumlah sel Hitungan mikroskopik Hitungan cawan MPN (Most Probable Number)

b. Perhitungan massa sel secara langsung Volumetrik Gravimetrik

Kekeruhan (turbidimetri) c. Perhitungan massa sel secara tidak langsung Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP, dan sebagainya)

Analisis produk katabolisme (metabolit primer atau sekunder, panas)

Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral, dan sebagainya). Dalam SPC ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni

sebagai berikut : (1) Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama (satuan) dan angka kedua (desimal). Jika angka yang ketiga sama dengan atau > 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua. Sebagai contoh, 1,7 x 10 3 unit koloni / ml atau 2,0 x 10 6 unit koloni/gr. Jika pada semua pengenceran dihasilkan < 30 koloni pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai < 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung. Jika pada semua pengenceran dihasilkan > 300 koloni pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu rendah. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai > 300 dikalikan dengan faktor

pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung. Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran dihasilkan koloni dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari dua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua, dilaporkan rata-rata dari kedua nilai tersebut dengan memperhitungkan faktor pengencerannya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah > 2, yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu. Oleh karena itu, harus dipilih tingkat pengenceran yang menghasilkan kedua cawan duplo dengan koloni diantara 30 dan 300. Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian, setelah inkubasi diharapkan erjadi pertumbuhan pada beberapa tabung, yang dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. (1)

Menghitung langsung secara mikroskopik yaitu dihitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Untuk ini digunakan kaca obyek khusus yang bergaris (Petroff-Hauser) berbentuk bujur sangkar. Jumlah cairan yang terdapat antara kaca obyek dan kaca penutup mempunyai volume tertentu, sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu. (2) Pembesaran yang digunakan untuk melihat bakteri membatasi volume cairan yang diperiksa. Hanya cairan yang mengandung bakteri dalam jumlah tinggi yang dapat menggunakan cara ini. Selain menghitung secara langsung dengan mata, dapat pula digunakan alat penghitung elektronik Coulter counter. Dengan alat ini dihitung semua benda yang memiliki ukuran diameter 30 m, sehingga cairan yang akan dihitung jumlah bakterinya haruslah benar-benar hanya mengandung bakteri. (2) Penghitungan jumlah mikroorganisme dengan cara viable count atau disebut juga sebagai standard plate count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. (2)

Ada dua metode plate count yang sering digunakan yaitu: metode sebaran dan metode tuang. Metode sebaran biasanya

menggunakan volume tidak lebih dari 0,1 ml yang disebar diatas permukaan agar cawan menggunakan batang gelas bengkok steril. Cawan selanjutnya diinkubasi sampai tumbuh koloni, lalu dihitung jumlahnya. Hal yang penting diperhatikan bahwa permuakaan agar harus kering sehingga cairan bisa terendam dan menyebar. Volume yang lebih besar dari 0,1 ml rng digunakan sebab sisa cairan sampel yang tidak mengendap dapat menggumpal sehingga menyulitkan dalam perhitungan. Sedangkan pada metode tuang, volume yang biasa digunakan sekitar 0,1 1,0 ml menggunakan pipet steril; medium agar yang telah cair dituangkan ke petri steril, lalu dituangi medium agar lalu digoyang-goyang diatas meja sampai merata. Oleh karena sampel dicampur dengan medium pembenihan yang telah dicairkan, maka dapat digunakan jumlah smpel yang lebih besar. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa pada metode tuang, organisme harus mampu bertahan pada suhu agar cair (45oC), sehingga dapat tumbuh membentuk koloni yang dapat dihitung. (3) Metode perhitungan viable count lainnya adalah MPN. MPN singkatan dari Most Probable Number (Angka Prakiraan Terdekat) merupakan cara yang digunakan untuk menentukan bakteri golongan koliform yang ada dalam air. Metode ini beranggapan bahwa semakin

banyak mikrobia terdapat dalam suatu sampel maka semakin besar kemungkinan terjadinya pertumbuhan mikrobia tersebut. (3) Ada dua prosedur yang dilakukan untuk menghitung koliform yaitu MPN (Most Probable Number) dan MF (Membran Filter). Prosedur MPN dilakukan dengan menggunakan medium cair laktosa dalam tabung uji yang dimasukkan tabung Durham. Sampel air ditambahkan ke dalam tabung uji lalu diinkubasi. Penentuan tabung positif dinyatakan bila tabung uji timbul kekeruhan atau terbentuk gas. (3)

II.2 Uraian Bahan 1. Sirup Marjan Netto : 650 ml

Komposisi : Gula pasir, air, sari pandan, sari kelapa, aroma, asam sitrat. Perwarna Produksi :Scarlet 4R (CL 16255), Tartrazin (CL 19140). : PT. Lasallefood Indonesia Depok 16952 - Indonesia Exp. Date : 26 Juli 2007

MD 149410097017 2. Gabin Netto : 100 gram

Komposisi : Mentega, terigu, Hens.

Produksi

: Pabrik Biskuit SELECTA Makassar - Indonesia

Exp. Date

: 29 Maret 06

Dep-Kes RI No. SP. 129 / 20.01 / 90 3. Susu Bubuk BENDERA Netto Komposisi : 400 gram :Susu sapi, Susu skim bubuk, Lemak susu 13%, Kalsium 70%, Protein 13%, Karbohidrat 3%, Vitamin A 20%, Vitamin D3 50%, Vitamin E 4%, Vitamin K1 6%, Vitamin C 20%, Vitamin B1 20%, Vitamin B2 15%, Vitamin B6 4%, Vitamin B12 20%, Niasin 2%, Biotin 30%, Asam Pantotenat 15%, Kolin 26 mg, Inositol 8 mg, Natrium 4%, Kalium 10%, Kalsium 70%, Fosfor 30%, Magnesium 10%, Besi <2%, Zinc 8%, Mangan 5 mcg, Cuprum 5 mcg, Klorida 10 mg, Iodium 6%, Selenium 8%. Penyimpanan : Simpan di tempat yang tertutup rapat. Perhatian Produksi : Tidak cocock untuk bayi : PT. Frisian Flag Indonesia Jakarta Indonesia Exp. Date : 15 April 2006

MD 805309101005

4. Air suling (4) Nama resmi Sinonim RM / BM Pemerian : Aqua destillata : Aquades : H2O / 18,02 : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Kegunaan 5. Alkohol 70 % (4) Nama resmi Sinonim Pemerian : Aethanolum : Alkohol : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P dan dalam eter P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api. Kegunaan II.3 Uraian Medium 1. Lactosa Broth (LB) Komposisi untuk 1000 ml : : Sebagai antiseptik : Sebagai pengencer.

Ekstrak Beef Pepton Laktosa

3g 5g 5g

Brom Thymol Blue 1 ml Aquades ad. 1000 ml

2. Nutrien Agar (NA) Komposisi untuk 1000 ml : Agar Pepton Ekstrak Beef Aquades ad. 15 g 5 g

3 g 1000 ml

3. Potato Dextrosa Agar (PDA) Komposisi untuk 1000 ml : Ekstrak Kentang Dextrosa Agar Aquades ad. 200 g 10 g 15 g 1000 ml

BAB III METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat-alat yang dipakai : 1. Autoclave 2. Botol coklat steril 3. Cawan petri steril 4. Erlenmeyer 5. Hand sprayer 6. Inkubator 7. Kompor gas 8. Lampu spirtus 9. Pipet tetes 10. Rak tabung 11. Spoit 12. Tabung durham 13. Tabung reaksi

III.1.2 Bahan-bahan yang digunakan : 1. Aquades steril 2. Alkohol 70% 3. Biskuit Gabin 4. Kapas 5. Medium LB 6. Medium NA 7. Medium PDA 8. Sirup Marjan 9. Susu bubuk 10. Tissue III.2 Cara Kerja A. Pengenceran Sampel 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Ditimbang 1 gram Biskuit Gabin kemudian dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi air steril 9 ml dan dihomogenkan (pengenceran 10-1). 3. Dipipet 1 ml dari larutan di atas (pengenceran 10 -1) kemudian dimasukkan dalam botol pengencer yang berisi 9 ml air steril (pengenceran 10-2). 4. Pada pengenceran 10-2 dipipet 1 ml lalu dimasukkan dalam botol pengencer yang berisi 9 ml air steril (pengenceran 10 -3). 5. Pada pengenceran 10-3 dipipet 1 ml lalu dimasukkan dalam botol pengencer yang berisi 9 ml air steril (pengenceran 10 -4).

6. Dari ketiga pengenceran (10-2, 10-3, 10-4) akan diberi perlakuan untuk metode ALT Bakteri, ALT Kapang, sedangkan

pengenceran 10-1 untuk metode Uji MPN. B. Pengujian ALT Bakteri 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Disiapkan 3 cawan petri yang steril dan diberi etiket masingmasing label 10-2, 10-3, dan 10-4. 3. Masing-masing cawan petri diisi 1 ml sampel berdasarkan pengencerannya dengan menggunakan spoit dan dimasukkan ke dalam cawan petri secara aseptis . 4. Dituang medium NA pada masing-masing cawan petri secara aseptis dan kemudian dihomogenkan. Dibiarkan memadat. 5. Diinkubasi di inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37 o C. 6. Diamati dan dihitung serta dilaporkan nilai SPC nya. C. Pengujian ALT Kapang 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Disiapkan 3 cawan petri yang steril dan diberi etiket masingmasing label 10-2, 10-3, dan 10-4. 3. Masing-masing cawan petri diisi 1 ml sampel berdasarkan pengencerannya dengan menggunakan spoit dan dimasukkan ke dalam cawan petri secara aseptis .

4. Dituang medium PDA pada masing-masing cawan petri secara aseptis dan kemudian dihomogenkan. Dibiarkan memadat. 5. Diinkubasi di inkubator selama 3 x 24 jam. 6. Diamati dan dihitung serta dilaporkan nilai SPC nya. D. Uji MPN 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Diambil 1 ml dari masing-masing pengenceran 10 -2, 10-3, 10-4 dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium LB dan tabung Durham. 3. Dilakukan masing-masing 3 tabung reaksi untuk pengenceran yang sama. 4. Diinkubasi dalam inkubator 1 x 24 jam pada suhu 37 o C. 5. Diamati perubahan warna dari warna biru menjadi kuning dan terbentuknya gas pada tabung Durham serta dihitung nilai MPNnya.

LAMPIRAN KOMPOSISI MEDIUM

1. Lactosa Broth (LB) Komposisi untuk 1000 ml : Ekstrak Beef Pepton Laktosa 3 g 5 g 5 g

Brom Thymol Blue 1 ml Aquades ad.1000 ml

2. Nutrien Agar (NA) Komposisi untuk 1000 ml : Agar Pepton Ekstrak Beef Aquades 15 g 5 g 3 g ad.1000 ml

3. Potato Dextrosa Agar (PDA) Komposisi untuk 1000 ml : Ekstrak Kentang 200 g

Dextrosa Agar Aquades

10 g 15 g ad.1000 ml

DAFTAR PUSTAKA

1. Fardiaz, S., (1992), Mikrobiologi Pangan I, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2. Bibiana W.L., (1994), Analisis Mikroba di Laboratorium, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta. 3. Ali, A., Dwiyana, Z., (2004), Mikrobiologi Dasar, Tim Proyek Program Semi-Que Jurusan FMIPA UNM, Makassar. 4. Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, DepKes RI, Jakarta. 5. Rusli, (2005), Mikrobiologi Farmasi Dasar, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Fak. Farmasi UMI, Makassar.

BAB IV HASIL PENGAMATAN IV.1. Hasil Praktikumn IV.1. 1 ALT Bakteri


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan Petri a. 10-1 (28 koloni) b. 10-2 (42 koloni) c. 10-3 (66 koloni) 2. Medium NA 3. Bakteri

MEDIUM : NA SAMPEL : Sirup Marjan LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan Petri a. 10-2 (TBUD) b. 10-3 (31 koloni) c. 10-4 (109 koloni)

MEDIUM : NA SAMPEL : Gabin

2. Medium NA 3. Bakteri

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan Petri a. 10-2 (15 koloni) b. 10-3 (13 koloni) c. 10-4 (10 koloni) 2. Medium NA 3. Bakteri

MEDIUM : NA SAMPEL : Susu bubuk

IV.1. 2 ALT Kapang Keterangan : 1. Cawan Petri a. 10-1 (19 koloni) b. 10-2 (2 koloni) c. 10-3 (1 koloni) 2. Medium PDA 3. Kapang
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MEDIUM : PDA SAMPEL : Sirup Marjan

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan Petri a. 10-2 (TBUD) b. 10-3 (11 koloni) c. 10-4 (15 koloni) 2. Medium PDA 3. Kapang

MEDIUM : PDA SAMPEL : Gabin

Keterangan : 1. Cawan Petri a. 10-2 (7 koloni) b. 10-3 (5 koloni) c. 10-4 (2 koloni) 2. Medium PDA 3. Kapang

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MEDIUM : PDA SAMPEL : Susu Bubuk

IV.1.3 Uji MPN


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

MEDIUM : LB SAMPEL : Sirup Marjan (10-1)

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MEDIUM : LB SAMPEL : Sirup Marjan (10-2)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

MEDIUM : LB SAMPEL : Sirup Marjan (10-3)

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MEDIUM : LB SAMPEL : Gabin (10-2)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

MEDIUM : LB SAMPEL : Gabin (10-3)

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MEDIUM : LB SAMPEL : Gabin (10-4)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

MEDIUM : LB SAMPEL : Susu bubuk (10-2)

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MEDIUM : LB SAMPEL : Susu bubuk (10-3)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Kapas 2. Tabung reaksi 3. Medium LB 4. Bakteri coliform 5. Gas yang terbentuk 6. Tabung durham

MEDIUM : LB SAMPEL : Susu bubuk (10-4)

IV.2 Tabel Pengamatan IV.2.1 ALT Bakteri


No 1. 2. 3. Sampel Sirup Marjan Gabin Susu Bubuk 10-1 28 # # Jumlah MIkroba 10-2 10-3 42 66 TBUD 15 31 13 10-4 # 109 10 Nilai SPC 4,2 . 103 CFU 3,1 . 104 CFU < 3,0. 103 CFU

IV.2.2

ALT Kapang
No 1. 2. 3. Sampel Sirup Marjan Gabin Susu Bubuk 10-1 19 # # Jumlah MIkroba 10-2 10-3 2 1 TBUD 7 11 5 10-4 # 15 2 Nilai SPC 1,9 . 102 CFU 1,5 . 105 CFU < 15. 103 CFU

IV.2.3

Uji MPN
No 1. 2. 3. Sampel Sirup Marjan Gabin Susu Bubuk 10-1 0 # 2 Jumlah MIkroba 10-2 10-3 0 1 2 1 1 0 10-4 0 0 # Nilai SPC 3,0 CFU 1,5 . 102 CFU 15 CFU

IV.3 Perhitungan IV.3.1 ALT Bakteri 1. Sirup Marjan 10- 1 28 NP 10-2 42 10-3 66

SPC tertinggi = ------------------------------SPC terendah 66 x 103 = -----------------------42 x 102 = 15,7 > 2

NP

Dilaporkan pengenceran terendah SPC 2. Gabin 10- 2 TBUD NP 10-3 31 10-4 109 1 = 42 x -------- = 4,2 x 103 CFU 10-2

SPC tertinggi = ------------------------------SPC terendah 109 x 104 = -----------------------31 x 103 = 35,16 > 2

NP

Dilaporkan pengenceran terendah SPC 1 = 31 x -------- = 3,1 x 104 CFU 10-3

3. Susu bubuk 10-2 15 10-3 13 10-4 10

MO < 30, maka dilaporkan pengenceran terendah SPC 1 = 15 x -------- = 1,5 x 103 CFU 10-2 1 = (< 30 x ---------- ) 10-2 = (< 30 x 103) IV.3.2 ALT Kapang 1. Sirup Marjan 10- 1 19 SPC 10-2 21 10-3 1

1 = 19 x -------- = 1,9 x 102 CFU 10-4

2. Gabin 10- 2 TBUD 10-3 11 10-4 15

SPC

1 = 7 x -------- = 1,5 x 105 CFU 10-4

3. Susu bubuk 10-2 7 SPC 10-3 5 10-4 2

1 = 7 x -------- = 7 x 103 CFU 10-2 1 = (< 15 x ---------- ) 10-2 = (< 15 x 103)

IV.3.3

Uji MPN 1. Sirup Marjan 10- 1 0 10-2 0 10-3 1

1 Nilai MPN = Nilai tabel x ---------------Fp. tengah 1 = 0,03 x -------10-2 2. Gabin 10- 2 2 10-3 1 10-4 0 = 3,0 CFU

1 Nilai MPN = Nilai tabel x ---------------Fp. tengah 1 = 0,15 x -------10-3 3. Susu bubuk 10-2 2 10-3 1 10-4 0 = 1,5 x 102 CFU

1 Nilai MPN = Nilai tabel x ---------------Fp. tengah 1 = 0,15 x -------10-2 = 15 CFU

BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa : No 1. Sirup Marjan 2. Biskuit Gabin 3. Susu Bubuk <3,0. 103CFU <15.103CFU 15 CFU 3,1.104CFU 1,5.105CFU 1,5.102CFU 4,2.103CFU 1,9.102CFU 3,0 CFU Sampel Pengujian SPC Bakteri SPC Kapang Uji MPN

VI.2 Saran -

LAMPIRAN SKEMA KERJA

1 ml 9ml aquadest steril 10 steril 1ml 1 ml


1

1 ml 9ml aquadest steril 10 -2

1 ml 9ml aquadest 9 ml aquadest steril

10 -3

1 ml NA NA

1 ml NA

PDA LB

PDA

PDA

10 ml

BAB V PEMBAHASAN

Pada praktikum ini akan dilakukan perhitungan kuantitas mikroba terhadap suatu sampel, yang mana sampel ini banyak beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat luas. Sampel yang dipergunakan yakni Sirup Marjan, Biskuit Gabin, dan Susu Bubuk. Jumlah mikroba yang ada di dalam suatu bahan/sample sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Jumlah mikroba dapat dihitung dengan beberapa cara. Pada praktikum ini, perhitungan mikroba mencakup perhitungan ALT Bakteri, ALT Kapang, dan Uji MPN. Pada pengujian perhitungan ALT Bakteri terhadap sampel dipergunakan medium NA, karena NA merupakan campuran agar yang mana dapat memadatkan medium sehingga apabila medium telah memadat maka akan memudahkan kita untuk menghitung jumlah bakteri yang tumbuh pada medium NA ini. Pada pengujian perhitungan ALT Kapang terhadap sampel dipergunakan medium PDA, karena PDA merupakan campuran agar yang mana dapat memadatkan medium dan juga merupakan kombinasi dari Potato (Kentang) yang merupakan senyawa alamiah sehingga apabila medium telah memadat dan dapat ditumbuhi kapang/khamir, maka akan memudahkan kita untuk menghitung jumlah bakteri yang tumbuh pada medium PDA ini. Pada perhitungan nilai SPC dipergunakan cawan Petri bukan tabung reaksi, karena menggunakan medium NA dan PDA yang mana

medium ini sifatnya akan memadat pada suhu kamar, selain itu perhitungan nilai SPC juga memerlukan wadah yang permukaannya luas supaya memudahkan untuk mengamati dan menghitung jumlah mikroba yang tumbuh dengan cara mengamati banyaknya titik-titik mikroba yang tumbuh pada medium dalam cawan petri tersebut. Titik-titik mikroba inilah menjadi parameter untuk menghitung banyaknya mikroba yang tumbuh, metode pencawanan ini diperlukan karena jumlah mikroba dalam sample belum diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurangkurangnya satu cawan mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Di sini dipergunakan pengenceran terendah karena pada pengenceran tersebut sample yang ada pada medium sudh tidak pekat lagi, sehingga medium tersebut menjadi jernih tanpa menghilangkan sampel yang ada. Bila dalam keadaan jernih maka kita dapat melihat bahwa yang nantinya tumbuh pada medium tersebut adalah benar-benar mikroba bukan serpihan sampelnya. Pada uji MPN kita menggunakan tabung reaksi karena medium yang digunakan adalah Lactosa Broth (LB) yang bersifat akan terus mencair walaupun pada suhu apapun. Pada perhitungan uji MPN dipergunakan juga tabung durham karena untuk memudahkan kita melihat ada atau tidak adanya gelembung gas yang terjadi. Perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang positif

yakni yang ditumbuhi mikroba setelah diinkubasi pada incubator dengan suhu 37o C. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan mengamati perubahan warna medium dan terbentuknya gelembung gas di dalam tabung durham untuk mikroba pembentuk gas. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh didapatkan perhitungan nilai SPC untuk ALT Bakteri pada Sirup Marjan adalah 4,2 x 10 3 CFU, Biskuit Gabin adalah 3,1 x 10 4 CFU, dan Susu Bubuk adalah < 30 x 10 3 CFU. Sedangkan nilai SPC untuk ALT Kapang pada Sirup Marjan adalah 1,9 x 102 CFU, Biskuit Gabin adalah 1,5 x 10 5 CFU, dan Susu Bubuk adalah < 15 x 103 CFU. Dan untuk perhitungan nilai uji MPN pada Sirup Marjan adalah 3,0 CFU, Biskuit Gabin adalah 1,5 x 10 2 CFU, dan Susu Bubuk adalah 15 CFU.

Anda mungkin juga menyukai