Anda di halaman 1dari 12

1.

A. Sebutkan macam-macam pioderma dan penyebabnya B. Apa perbedaan pioderma primer dan pioderma sekunder C. jelaskan perbedaan Selulilitis Dengan Erisipelas A. Jelaskan perbedaan 4 penyakit menular seksual pada wanita yang membentuk gejala lekore B. Jelaskan perbedaan Ulkus Durum, Ulkus Mole dan Ulkus Herpes genitalis C. Uraikan klasifikasi HIV-AIDS menurut CDC Atlanta D. Stadium mana saja yang termasuk ARC dan AIDS A. Jelaskan perbedaan Veruka Vulgaris dengan Moluskum kontagiosum B. Jelaskan perbedaan Varisela dengan Herpes zoster A. Sebutkan macam macam dermatitis B. Jelaskan perbedaan DKA dan DKI C. Bagaimana cara menegakkan diagnosis Dermatitis Atopik dan ada berapa Macam Jelaskan perbadaan klinis MH tipe Lepromatosa dan Tubekuloid, bagaimana terapi masing-masing tipe tersebut Sebutkan 3 penyakit Gawat Darurat kulit yang bersifat akut dan bagaimana prinsip penatalaksanaannya Sebutkan pembagian penyakit yang termasuk Dermatomikosis Bagaimana Saudara menegakan diagnosa skabies terapinya

2.

3. 4.

5. 6. 7. 8.

1.

A. -Impetigo : Impetigo krustosa Impetigo bulosa -Folikulitis -Furunkel/Karbunkel -Ektima -Pionika

-Erisipelas -Selulitis -Staphylococcus Scalde skin Syndrom : Staphylococcus aureus II faga 52, 55, dan/ atau faga 71 -Erytrasma : Corynebacterium minutissimum -Hidradenitis Supuratif : Staphylococcus aureus & Proteus Sp -Ulkus : Kuman gram negatif B. 1. Pioderma primer : Infeksi terjadi pada kulit yang normal, Gambaran Klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu macam mikroorganisme. 2. Pioderma sekunder : pada kulit telah ada penyakit kulig yanng lain. Gambaran kulitnya tak khas dan mengikuti penyakit kulit Yang telah ada. Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder disebut impetigenisata Contoh : dermatitis impetigenisata, skabies impet Igenisata. Erisipelas Penyakit infeksi dengan gejala utama adalah eritema pada kulit yang berbatas tegas disertai demam tinggi dan menggigil Selulitis Penyakit infeksi akut dimana inflamasi pada kulit meluas sampai jaringan sub kutan dengan gejala utama eritema pada kulit dengan batas tidak tegas Streptococcus B Group A : hemoliticus Sterptococcus & Staphylococcus aureus Group B :

: Streptococcus B hemolyticus : Staphylococcus aureus : Staphylococcus aureus : Staphylococcus aureus : Streptococcus B hemolyticus : Staphylococcus aureus/ Streptococcus B Hemolyticus : Streptococcus B hemolyticus : Streptococcus B hemolyticus

C. Devinisi

Etiologi

ii

Stertococcuc neonatorum Predileksi Faktor predisposisi Muka, kepala Extremitas, genetalia Cachexia, DM, penyakit sistemik dan higiene buruk

2.

A. 1.

Trikomoniasis : penyakit infeksi protozoa yang disebabakan T. Vaginalis, Di tularkan melalui hub seksual dan sering menyerang traktus genitalis bag Bawah. G. klinik : Masa tunas (4-28 hari), Asimtomatis, Duh tubuh vaginal >>& Berbau, Klasik :duh tubuh kuning kehijauan, berbau(10-35%), Rasa perih dan gatal pada vulva, dispareunia, perdarahan paska Coitus

2. Kandidosis Vaginalis :infeksi dengan berbagai manifestasi klinik yang disebabkan candida khususnya C.albicans & ragi(yeast)lain dari genus candida. G. klinik : Masa tunas (5-21 hari) Gatal pada vulva, duh tubuh warna putih seperti susu pecah, Sangat Gatal, nyeri, panas selama senggama, disuria Khas : Pseuodo membran (+), duh tubuh mucoid atau cair dengan Butir-butir gumpalan seperti keju. 3. Vaginosis Bakterialis :Hemofilus Vaginalis(gardnerella vaginalis)Mycoplasma hominis, Bacteroidies Sp. G. klinik : duh tubuh Vagina sedikit/sedang, bau amis lebih bau setelah senggama, iritasi daerah vagina&sekitarnyagatal, rasa terbakar, duh tubuh abu-abu homogen, melekat pada dinding vagina 4. Gonore : Penyakit yang disebabkan Neiseria gonorrhoeae. G. klinik : pada wanita asimtomatis, pada umumnya wanita datang kalau ada komplikasi B. Ulkus Durum Devinisi Mula-mula timbul erosi kecil kemudian melebar ke perifer, dasarnya menonjol, kemerahan tertutup Ulkus mole Bentuknya polisiklik, mulamula timbul vesikel yang bergerombol kemudian pecah menjadi ulkus dan Ulkus Herpes genitalis Vesikel berkelompok di atas daerah eritematosa pada alat kelamin. Vesikel mudah pecah iii

Etilogi

sedikit oleh serum yang kadangkadang mengering, pada perabaan seperti meraba tulang rawan dan tidak sakit,terdapat pembesaran kelenjar limfe inguinalis Treponema palida

menyatu berbentuk polisiklik biasanya pada preputium penis, labium majus/minus

meninggalkan ulkus-ulkus kecil, dangkal dan jika sembuh tidak meninggalkan jaringan parut

Streptobacillus ducrey (haemophilus ducreyi)

Herpes virus hominis tipe II

C. klasfikasi HIV AIDS menurut CDC Atlanta 1. Acut infection (flu like syndrom / flu like illnes) 2. Asymtomatis infection 3. progresife, generalised lymphadenopathy ( perbesaran kelenjar betah bening nyeri (-) bertahan selama 3 bulan 4. other disease. a. Gejala kardinal : berat badan turun 10% tiap bulan , demam >38C b. Neurological disease c. secondari infection disease - spesified secondary infencion disease listed in the cdc Surveilance definition for AIDS - other spesified secondary infection d Secondary cancers sercoma kaposi, Lmnh, burkits c. other condition CDC Classification System for HIV Infection
The CDC categorization of HIV/AIDS is based on the lowest documented CD4 cell count (Table 1) and on previously diagnosed HIV-related conditions (Tables 2 and 3). For example, if a patient had a condition that once met the criteria for Category B but now is asymptomatic, the patient would remain in Category B. Additionally, categorization is based on specific conditions, as indicated below. Patients in categories A3, B3, and C1-C3 are considered to have AIDS.

Table 1. CDC Classification System for HIV-Infected Adults and Adolescents


Clinical Categories CD4 Cell Categories
(1) 500 cells/L A Asymptomatic, Acute HIV, or PGL A1 B Symptomatic Conditions,#* not A or C B1 C AIDS-Indicator Conditions* C1

iv

(2) 200-499 cells/L (3) <200 cells/L

A2 A3

B2 B3

C2 C3

Key to abbreviations: CDC = U.S. Centers for Disease Control and Prevention; PGL = persistent generalized lymphadenopathy. # For symptomatic conditions, see Table 2 . * For AIDS-indicator conditions, see Table 3 .

Table 2. CDC Classification System: Category B Symptomatic Conditions


Category B symptomatic conditions are defined as symptomatic conditions occurring in an HIV-infected adolescent or adult that meet at least 1 of the following criteria: a) They are attributed to HIV infection or indicate a defect in cell-mediated immunity. b) They are considered to have a clinical course or management that is complicated by HIV infection. Examples include, but are not limited to, the following:

Bacillary angiomatosis Oropharyngeal candidiasis (thrush) Vulvovaginal candidiasis, persistent or resistant Pelvic inflammatory disease (PID) Cervical dysplasia (moderate or severe)/cervical carcinoma in situ Hairy leukoplakia, oral Idiopathic thrombocytopenic purpura Constitutional symptoms, such as fever (>38.5C) or diarrhea lasting >1 month Peripheral neuropathy Herpes zoster (shingles), involving 2 episodes or 1 dermatome

Table 3. CDC Classification System: Category C AIDS-Indicator Conditions



Bacterial pneumonia, recurrent (2 episodes in 12 months) Candidiasis of the bronchi, trachea, or lungs Candidiasis, esophageal Cervical carcinoma, invasive, confirmed by biopsy Coccidioidomycosis, disseminated or extrapulmonary Cryptococcosis, extrapulmonary Cryptosporidiosis, chronic intestinal (>1-month duration) Cytomegalovirus disease (other than liver, spleen, or nodes) Encephalopathy, HIV-related Herpes simplex: chronic ulcers (>1-month duration), or bronchitis, pneumonitis, or esophagitis Histoplasmosis, disseminated or extrapulmonary Isosporiasis, chronic intestinal (>1-month duration) Kaposi sarcoma Lymphoma, Burkitt, immunoblastic, or primary central nervous system Mycobacterium avium complex (MAC) or M kansasii , disseminated or extrapulmonary

Mycobacterium tuberculosis , pulmonary or extrapulmonary Mycobacterium , other species or unidentified species, disseminated or extrapulmonary Pneumocystis jiroveci (formerly carinii ) pneumonia (PCP) Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML) Salmonella septicemia, recurrent (nontyphoid) Toxoplasmosis of brain Wasting syndrome due to HIV (involuntary weight loss >10% of baseline body weight) associated with either chronic diarrhea (2 loose stools per day 1 month) or chronic weakness and documented fever 1 month

D. Stadium ARC dan AIDS : Berat badan turun 10% tiap bulan Diare kronik > 1 bulan Demam >38C selama 3 bulan Keringat malam hari.

3.

A. Devinisi Veruka vulgaris Kutil yang berwarna seperti kulit atau kehitaman, lunak, berbentuk papula-papula datar berdiameter 1-3 mm, terutama timbul di wajah, leher permukaan ekstensor lengan bawah dan tangan Papiloma virus Kepala pipi, hidung dan punggung tangan Vegetasi milier lentikular dg permukaan yang datar, licin multipel dan berbatas tegas Moluskum kontangiosum Sejenis tumor virus yang terbatas pada manusia dan kera

Etiologi Predileksi Ukk

Pox virus dan biasanya berhubungan dg pemakaian imunosupresif. Wajah, badan, bagian bawah perut dan genitalia Papula padat bentuk kubah dengan cekungan ditengah (delle)

B.

vi

Devinisi

Varisela Penyakit yang disebabkan oleh virus variela dg gejala dikulit dan selaput lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi Virus varisela-zoster Terutama pada badan dan sedikit pada wajah dan ekstremitas Vesikel berukuran milier sampai lentikular, disekitarnya terdapat daerah eritematosa

Etiologo Predileksi Ukk

Herpes zoster Radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesua dermatom Virus V-Z ,kelompok virus herpes Bisa di semua tempat paling sering pada servikal IV dan lumbal II Lesi biasanya berupa kelompok-kelompok vesikel sampai bula di atas daerah eritematosa, lesi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan letak sarah yang terinfeksi virus

4.

A - Dermatitis Kontak Iritan - Dermatitis Kontak Alergi - Dermatitis Okupasional - Dermatitis Atopik - Dermatitis Stasis - Dermatitis Numularis - Dermatitis Solaris B. Devinisi Dermatitis kontak Iritan Suatu dermatitis yang timbul setelah kontak dengan kontakan eksterna melalui proses iritasi Iritan primer seperti asam dan basa kuat, serta pelarut organik Dermatitis kontak Alergi Suatu dermatitis (peradangan kulit) yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi Alergen : berupa bahan logam berat, kosmetik (lipstik, deodoran, cat rambut) bahan perhiasan (kaca mata, jam tangan, anting-anting) karet (sepatu, BH

Etiologi

vii

predileksi Ukk

Seluruh permukaan tubuh dapat terkena Eritema numular sampai dengan plakat Vesikel, bula sampai erosi numular sampai plakat

Semua bagian tubuh dapat terkena Eritema numular sampai dengan plakat papula dan vesikel berkelompok disertai erosi numular sampai dengan plakat.

D. Diagnosa dermatis atopi (Uk working parti) wiliam memperbaiki dari Hanifin dan rajka. Yang sahih untuk semua umur dan ras. - Harus mempunyai kondisi kulit gatal (itchy skin) atau laporan dari orng Tuanya kalau anaknya suka menggaruk atau menggosok - Ditambah 3 atau lebih kriteria berikut 1. riwayat terkenanya lipatan kulit,misalnya lipatan siku, belakang lutut, bagian depan pergelangan kaki atau sekeliling leher (termasuk pipi anak dibawah usia 5 tahun) 2. Riwayat asma bronkhial atau hay fever pada penderita (atau riwayat atopi pada keluarga tingkat pertama dari anak dibawah 4 tahun) 3. Riwayat kuling kering secara umum pada tahun terakhir 4. Adanya dermatitis yang tampak dilipatan (atau dermatitis pada pipi/dahi dan anggota badan bagian luar anak dibawah 4 tahun) 5. Awitan di bawah usia 2 tahun ( tidak digunakan bila anak di bawah 4 tahun) Macam dermatitus Atopik : 1. Dermatitis atopik infantil (2 bulan-2 tahun) 2. Dermatitis atopik pada anak ( 2 tahun-10 tahun) 3. Dermatitis atopik pada remaja dan dewasa 5. Sifat Lesi : Bentuk jumlah distribusi permukaan Batas anestesi BTA : Lesi kulit Sekret idung Tes lepromin Terapi Lepromatosa Makula, infiltra difus, papula, nodul Tidak terhitung praktis tidak ada kulit yanng sehat Simetris Halus berkilat Biasanya tidak jelas Biasanya tidak jelas Banyak (ada globus) Banyak (ada globus) Negatif DDS 100 mg/hari dan Tuberkuloid Makula saja; makula dibatasi infiltrat Satu/dapat beberapa Asimetris Kering bersisik Jelas Jelas Hampir selalu negatif Positif kuat (+3) Kombinasi DDS, rifampisin viii

rifampisin 600 mg/bulan ke duanya di berikan selama 6 bulan. Pengawasan dilakukan selama 2 tahun

dan lamparen. DDS 100 mg/hari; rifampisin 60 mg setiap bulan; dan lamparen 300 mg setiap bulan, diteruskan dengan 50 mg setiap hari atau 100 mg selang sehari atau 3 x 100 mg setiap minggu, pengobatan selama 2-3 tahun

6.

1. Sindrom Stevens Johnson :sindroma penyakit kulit akut dan berat, terdiri dari erupsi kulit, kelainan pada mukosa dan lesi pada mata Etiologi : terbesar di sebabkan karena Alergi obat, sebagian kecil karena infeksi. Penatalaksanaannya : Umum :Obat yang tersangka sebagai kausa segera dihentikan, -Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan pemberian cairan intra vena. -Jika penderita koma, lakukan tindakan darurat terhadap keseimbangan 02 dan C02 Sistemik : -Kortikosteroid dosis tinggi, prednison 80-200 mg(live saving) secara perenter al/per oral, kemudian diturunkan berlahahn lahan. -pada kasus berat di beri deksametason IV, dosis 4x5 mg selama 3 hari, jika keadaan umum membaik, penderita dapat menelan, maka obat di ganti dengan prednison (dosis ekivalen).pada kasus ringan diberikan prednison 4x5 mg 4x20 mg mg/hari, dosis diturunkan bertahap jika terjadi penyembuhan. Topikal : -Vesikel dan bula belum pecah di beri bedak salisil 2% -kelainan yang basa dikompres dengan asam salisil 1% -kelainan mulut yang berat diberikan asam borat 3% -konjungtivitis diberi salep yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.

2. Nekrolisis Epidermal Toksit : Adalah suatu penyakit kulit akut yang ditandai dengan epidermolisis menyeluruh. Etiologi :Tidak diketahui di duga ada hubungan dengan obat Penatalaksanaan : Umum :Keseimbangan cairan dan elektrolit. Diet rendah garam tinggi protein Khusus :Kortikosteroid :deksametason 4-6x5mg/hari kemudian diturunkan secara cepat. -Antibiotik :gentamisin 2 x 80 mg/hari, eritromoisin 20-40 mg/kgBB/hari sela ma 7-14 hari

ix

-KCL 3 x 500 mg. 3. Staphylococcal scalded skin syndrome :suatu penyakit kulit dengan epidermolisis yang disebabkan oleh eksotosin atau protein ekstraseluler staphylococcus. Etiologi : Staphylococcus grup 2 tipe faga 53, 53 dan 57 Penatalaksanaan : Topikal :dapat di beri KMn04 i/10.000 atau larutan asam borat 2% Sistemik :Antibiotik spektrum luas seperti kloksasiklin. Dosisdewasa 4 x 500 Mg/hari Eritromisin 40-50 mg /kg BB selama 14 hari-21 hari, sefalosporin 1g /hari selama 10-14 hari 7. Mikosis superfisial Non dermatophytosis : -Pityriasis versicolor /pv -Pidra -Tinea nigra palmaris -Otomikosis Dermatophytosis -Tinea capitis -Tinea fasialis/T.barbae -Tinea corporis Tinea pedis -Tinea ungium Mikosis intermedia : -Kandidosis mukosa -Kandidois interdigitalis -Kandidosis perianal -Kandidosis kulit generalisasi Mikosis profunda/deep mikosis Mikosis subkutaneus : -Cromoblastomikosis -Phaeohyphomikosis -rhinosporidiosis -Sporotrichosis -Lobomikosis Mikosis sistemik : -Parococidiomykosis -Coccidiomikosis -Histoplasmosis -Blastomikosis -Inf. Oportunistik(Aspergilus, Rhizopus, Candida, Cryptococcus)

8.

Skabies :adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitasi tungu sarcoptes

Scabiei jenis manusia dan produknya pada tubuh. Gejala klinik :4 tanda kardinal -Gatal terutama pada malam hari -Distribusi gatal :sela2 jari, lipatan siku, ketiak, bawah payudara, sekitar pusar,sekitar kelamin daerah lembab mudah ditembus sarcoptes. Diagnosis tersangka :3 dari kriteria diatas Diagnosis ideal :ditemukan sarcoptes/paling tidak telur/kotoran(hanya 10% positif) Penatalaksanaan Umum : Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan; menghindari orng-orang yang terkena; mencuci/menjemur alat-alat tidur dan jangan memakai pakain/han nduk bersama-sama Topikal -Sulfur presipitatum 2-5% dalam bentuk salep atau krim.obat ini lebih efektif jika di campur dengan asam salisilat 2%. Dioleskan seluruh tubuh sesudah mandi dan dipakai 3-4 hari berturut turut. -Emulsi benzil nenzoat 20-25 % selama 24 jam -Gama besen heksa klorida (gameksan)0,5-1% dalam salep atau krim, dioleskan selama 24 jam -Krotamiton 10% dalam bentuksalep atau krim dipakai selama 24 jam -Krim permetrin 5% dapat memberi hasil yang baik.

Refrensi :

xi

1. Sari pati penyakit kulit, edisi 2. prof. Dr. Rs. Siregar, Sp.KK(K) 2. Ilmu penyakit kulit dan kelamin Edisi 5 tahun 2007, FK UI 3. Ilmu penyakit kulit dan kelamin (seri catatan kuliah) FK undip

xii

Anda mungkin juga menyukai