Anda di halaman 1dari 19

LAMPIRAN 11: TOR RENCANA PENGELOLAAN QUARRY (PENAMBANGAN)

1.0

PENDAHULUAN

Kontraktor bertanggungjawab dalam persiapan, operasional dan pemulihan penambangan Gunungkarang untuk PLTA Cisokan Hulu yang perlu diselesaikan Rencana Pengelolaan Lingkungan (EMP) adalah untuk mencegah kerusakan lingkungan dan gangguan terhadap masyarakat sekitar, dan menekan dampak sekecil-kecilnya terhadap lingkungan. EMP harus dilakukan oleh semua staff, konsultan dan sub-kontraktor. Hal berikut ini harus diperhatikan dalam mempersiapkan EMP Penambangan

Kerangka Rencana Pengelolaan Lingkungan PLA Cisokan Hulu Spesifikasi lingkungan bagi Kontraktor Rencana Pengelolaan Benda Budaya Fisik. Peran dan Tanggungjawab Dampak sosial dan lingkungan yang penting Usaha menangani dampak baik umum maupun spesifik terhadap lingkungan maupun sosial. Pemantauan Komunikasi dan Pelaporan Kapasitas, Pelatihan dan Pembiayaan.

2.0

LATAR BELAKANG PLTA CISOKAN


2.1 Gambaran Umum Proyek PLTA Cisokan Hulu.

Dalam rangka memenuhi laju permintaan dan perkembangan yang signifikan terhadap sistem Jawa Bali, maka PLN merencanakan pembangunan PLTA Cisokan Hulu berkapasitas 1.040 MW dengan dua buah reservoir masing masing dengan volume aktif sebesar 10.000.000 m 3. Upper reservoir akan mengalirkan air untuk membangkitkan energi listrik pada saat beban
EMPLampiran11Quarry(Oktober2010) Hal1

puncak. Air yang ditampung dari reservoir akan dipompa ke upper reservoir pada saat beban dasar atau di luar beban puncak setelah pukul 10-12 malam setiap hari, menggunakan energy listrik dipasok dari pembangkit listrik beban dasar. Sebagai tambahan, proyek ini akan memanfaatkan kembali energy sisa dan membangkitkan kembali seperti peralatan tambahan pada system tenaga listrik. PLTA Cisokan Pumped Storage akan lebih fleksibel dalam jaringan listrik, dan PLN menyediakan metoda yang lebih murah untuk memenuhi beban puncak harian dan permintaan beban tambahan. Lokasi PLTA Cisokan Hulu di Provinsi Jawa Barat Secara umum lokasi Proyek PLTA Cisokan Hulu ditunjukkan dalam Peta 1. Figure 1 Location Map of Java and West Java Province

Lokasi ini terletak di Provinsi Jawa Barat. PLTA Upper Cisokan terletak di perbukitan yang melintasi dari barat ke timur sepanjang pulau Jawa, dan terletak sekitar 150 km dari Jakarta. Reservoir berada dalam jajaran dan bendungan dua sungai (Cisokan dan Cirumamis) pada DAS
EMPLampiran11Quarry(Oktober2010) Hal2

sungai Cisokan, anak sungai utama sungai Citarum, yang mengalir ke Laut Jawa di pantai utara Jawa dan telah terdapat sejumlah PLTA, yang dekat dengan PLTA Cisokan adalah Cirata ( di hilir dengan 1.000 MW) dan Saguling ( 700 MW ). Dari sudut pandang kelistrikan lokasi PLTA Cisokan merupakan lokasi yang ideal untuk pembangkit pumped storage, sangat dekat dengan pusat kota besar yang penting di Jawa Jakarta, dan Bandung, sebagai pusat industri dan konsentrasi penduduk di Jawa. Energi listrik yang dihasilkan PLTA Cisokan akan dihubungkan dengan jaringan transmisi Cibinong Saguling melalui dua transmisi 500 kV baru yang berjarak kira-kira 15,5 km dan 15,9 km. Kedua jaringan transmisi tersebut akan dihubungkan dengan sistem kelistrikan Jawa Bali. Gambaran Utama Rencana Proyek Tinggi Bendungan Hulu 75,5 m terletak di Sungai Cirumamis, dengan luas daerah tampung 10 km 2 dan daerah genangan 0,8 km 2 pada keadaan muka air tertinggi. Pada saat beroperasi permukaan air akan berfluktuasi antara muka air tertinggi dengan muka air terendah adalah sebesar 19 m. Bendungan akan dibangun dengan semen yang dipadatkan. Bendungan hilir setinggi 98 m terletak di sungai Cisokan, dengan luas daerah tampung seluas 355 km 2 dan luas daerah genangan 2,6 km 2 pada keadaan muka air tertinggi. Pada saat beroperasi akan terjadi fluktuasi permukaan air antara muka air tertinggi dengan muka air terendah sebesar 4.5 m. Bendungan akan dibangun dengan semen yang dipadatkan. Kapasitas pembangkitan sebesar 1.040 MW, kapasitas pemompaan sebesar 1.100 MW, rumah pembangkit akan dibangun di bawah tanah. Terowongan akan menghubungkan rumah pembangkit dengan genangan. Switchyard dan gedung administrasi akan merupakan bangunan Pembangkit yang lengkap. Dua transmisi 500 kV baru yang berjarak kira-kira 15,5 km dan 15,9 km. Setelah penggenangan dilakukan, sebagian besar air dari daerah tampung akan dialirkan melalui pintu air di dasar (bottom outlet) atau spillways, dengan hanya akan menahan air di reservoir sebesar kehilangan air karena penguapan. Jalan baru akan dibangun sepanjang 27 km untuk jalan ke lokasi pembangunan, dan peningkatan jalan lama sepanjang 7 km. Penambangan Batu Gunung Karang akan digunakan sebagai bahan bangunan untuk PLTA Cisokan Hulu. Jaringan distribusi 20 kV akan di bangun sebelum kegiatan konstruksi dimulai yang akan digunakan sebagai energi untuk kegiatan pembangunan.

1.1 Gambaran Umum Quarry Batu Gunungkarang Bahan konstruksi akan dipenuhi dari Quarry batu yang ada yang terletak di Gunungkarang, desa Karangsari dan Desa Sarinagen, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan penambangan akan meliputi pengeboran, peledakan, penggilingan batu, dan pengangkutan material ke lokasi
EMPLampiran11Quarry(Oktober2010) Hal3

pembangunan PLTA Cisokan Hulu. Material dibutuhkan untuk konstruksi sekitar 2.133.808 m 3 atau sekitar 1.571.000 ton. Gunungkarang telah digunakan sebagai bahan untuk pembangunan PLTA Saguling tahun 1981. Tebing batu dan umpakan sisa penambangan terdahulu masih dan jalan yang digunakan penambangan terdahulu masih ada. Keadaan umum sumber batu berdasarkan interpretasi peta topografi adalah merupakan cadangan andesit. Gunungkarang telah dipertimbangkan sebagai yang paling mudah dicapai dan memiliki kualitas terbaik dari delapan lokasi yang dikaji pada waktu disain rinci. Berdasarkan interpretasi peta Topografi dari BAKOSURTANAL, cadangan Andesit di Gunungkarang sekitar 60 ha, sedangkan lahan di lokasi penambangan yang telah dibebaskan dan dimiliki oleh PLN seluas 25 ha. Berdasarkan perkiraan material di daerah tersebut lebih dari 12 juta meter kubik.

Figure 5. Digital Elevation Model of Gunung Karang Quarry

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal4

2.2

Kegiatan Utama Penambangan

Sebelum konstruksi

Pembersihan Lahan menyingkirkan tumbuhan dengan bulldozer atau secara manual ( tergantung kemiringan dan kondisi lokasi lainnya) Pengupasan permukaan tanah menyingkirkan tanah humus dan material lainnya yang tidak diperlukan untuk pembangunan, dengan bulldozer. Pengumpulan tanah dan batu untuk digunakan kemudian / rehabilitasi.

Operasional Penambangan

Penggalian batuan: menggunakan teknik peledak dan pengeboran Pengisian muatan dan pengangkutan batu: dari lokasi Quarry ke fasilitas pemecahan batu. Pemecahan batu dan penyimpanan: batu besar di pecah sesuai ukurannya menggunakan rangkaian pemecah dan konveyor, dan penyimpanan sesuai dengan ukuran dan tipe untuk diangkut ke lokasi pembangunan. Pemecah batu akan ditempatkan di lokasi yang datar dan terbuka, dekat jalan angkut dan sumber energi (generator dan /atau jaringan distribusi 20 kV ) Pembuatan Aspal: tempat pengerjaan aspal Kantor dan fasilitas lainnya: Kantor akan menetap dan terletak dekat dengan jalan masuk Quarry. Fasilitas lainnya termasuk tempat pemeliharaan, sarana ibadah, klinik kesehatan, generator, bengkel dan pos keamanan.
Hal5

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Penyediaan air: air akan dipasok dari mata air yang ada di daerah quarry akan digunakan untuk penambangan dan proses pemecahan batu dan menyiram debu. Pengangkutan batu dan pasir ke lokasi konstruksi menggunakan dump truk. Bahan tersebut akan diangkut dengan dump truk ke lokasi konstruksi diperkirakan sebanyak 9 truk setiap jam ( dengan kapasitas 30 ton )

Pemulihan / Perbaikan

Perbaikan bentuk lokasi Quarry dilakukan dengan tanah dan pemupukan untuk mengembalikan kestabilan dan kesuburan tanah, yang kemudian ditanami dengan tumbuhan produktif. Aktivitas/kegiatan reklamasi akan dilakukan setelah kegiatan penambangan selesai.

3.0
3.1

KERANGKA EMP
Kerangka Rencana Pengelolaan Lingkungan PLTA Cisokan Hulu

EMP Quarry sebagai bagian EMP pembangunan PLTA Cisokan Hulu, sebagai digambarkan dalam Gambar 2.

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal6

Gambar2KerangkaEMPTahapKonstruksi

EMP(EnvironmentalManagementPlan) RencanaPengelolaanLingkungan PLTAUpperCisokan(UnitLingkunganPLNPHJ)


RencanaImplementasi

JaminanKualitas
SupervisiKonstruksi

KomunikasidanPelaporan PeningkatanKapasitas danPelatihan RencanaPemantauan, ReviewdanRevisi

PemantauanLingkungan Hidrologi,kualitasair, habitatsungai

KonstruksiUtama
Manajemen Konstruksidan BarakPekerja (SCMP) Pembersihan Lahan Reservoir

Sosialdan Komunitas
Hubungan Sosial(jalan) Pengelolaan peninggalan budayafisik Proses penanganan pengaduan Hubungan Masyarakat

Keaneka ragamanHayati
Pemantauan dansurvey faunahutan danikan Pengembangan Sabukhijau

PrasaranadanSarana

JalanHantar

JalurTransmisi *(termasuk operasi)

Pengelolaan LaluLintas

Quarry

Kunci:

DokumenEMPUtama

ProsesSupervisi,PemantauandanJaminanKualitasEMP

SubRencanaEMP

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal7

3.2

Kegiatan yang dicakup oleh EMP Quarry

EMP quarry harus mencakup pengelolaan lingkungan sebagai kegiatan berikut: Pembersihan lahan dan persiapan Penyimpanan Tanah humus dan Pengupasan tanah. Peledakan Pemecahan batu Proses Penyiapan aspal Jam kerja Pengaturan pengangkutan batu Kenyamanan masyarakat. Perbaikan bentuk Lahan

Rencana ini tidak mencakup prosedur dan usaha mengatasi untuk: Pembebasan lahan dan pemindahan keluarga, lahan pertanian dan usaha. Aktivitas ini dicakup oleh rencana pembebasan lahan dan pemukiman kembali (LARAP). Pembangunan jalan. pembangunan. Isu ini tercakup dalam rencana pengelolaan kegiatan

3.3 Peranan dan Tanggungjawab PLN tetap akan bertanggungjawab terhadap keadaan lingkungan kegiatan penambangan, sekalipun setiap hari pengelolaan lingkungan dan operasionalnya merupakan tanggungjawab Kontraktor, yang diawasi oleh Konsultan Supervisi, sebagai ditunjukkan dalam Gambar 1 di bawah ini:

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal8

Gambar1StrukturOrganisasiuntukPnegelolaanLingkunganQuarryselamaKonstruksi

PLNPHJ(UnitLingkungan)
S u p e r v i s i

Panelindependen Mereviewdanmemberisaranaspeklingkungandansosial KonsultanSupervisi(Unit Lingkungan)


P e l a p o r a n

Kontraktor

Subkontraktor

Kontraktor quarry harus mempekerjakan manajer lingkungan, dari teknik lingkungan atau yang setara, yang mempunyai pengalaman luas (dibutuhkan pengalaman minimal 5 tahun) dalam pengelolaan lingkungan, supervisi dan pemantauan penambangan atau aktivitas penambangan dan mengetahui peraturan lingkungan yang diperlukan. Kontraktor Quarry bertanggungjawab terhadap penyelesaian dan penerapan EMP

penambangan. Konsultan supervisi bertanggungjawab terhadap supervisi implementasi dan review EMP Penambangan. EMP Penambangan berupa Garis besar berbagai peran dan tanggungjawab bidang-bidang berikut:

PLN Konsultan supervisi Kontraktor Penambangan Staff dan sub-kontraktor. Pengelola Quarry Instansi Pemerintah

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal9

3.1

Program EMP

Kontraktor diharuskan mengirimkan EMP Quarry untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi tidak kurang dari enam bulan sebelum persiapan pekerjaan di daerah Quarry. Dalam enam bulan sejak konstruksi selesai, kontraktor harus mempersiapkan rencana lanskap dan mengirimkan untuk mendapatkan persetujuan konsultan supervisi. Rencana Lanskap ini harus memasukkan desain awal dalam temporer dan rencana lanskap permanen selama penambangan dan setelah penambangan.

4.0

DAMPAK POTENSIAL LINGKUNGAN & SOSIAL DAN USAHA MENGATASINYA

4.1

Dampak potensial Utama dan Usaha Mengatasinya.

EMP quarry berisi daftar lengkap dampak potensial lingkungan dan sosial dan menyediakan secara explisit usaha penanganannya yang sesuai. Minimum rencana berisi hal berikut: Penambangan hubungan aktivitas dan potensi dampak lingkungan dan sosial dan usaha menanganinya
Kegiatan Pembersihan vegetasi Dampak potensial Kehilangan produksi lahan/ tanaman Kehilangan habitat hewan Menyebabkan aliran sedimen dan material vegetasi ke badan perairan berpengaruh terhadap habitat di perairan Pengupasan Tanah Kestabilan lereng Aliran Sedimen ke badan perairan yang berpengaruh terhadap habitat perairan. Emisi debu mengganggu kenyamanan dan kesehatan (lihat di bawah) Standar minimum usaha penanganan Meminimalkan jumlah vegetasi yang ditebangkan. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menebang dan memanfaatkan kayu dan sumberdaya lainnya.

Tidak ada aliran yang mengandung sedimen tanpa pengolahan. Pekerjaan tanah dan pembersihan lahan sekecil mungkin. Menyediakan pengolahan untuk memperoleh sedimen terlarut ke badan perairan. Air hujan dan air tanah sedapat mungkin jangan dialirkan ke lokasi lahan terbuka. Pengaliran air ke sungai dilakukan harus dalam keadaan debit air tinggi. Lokasi penyimpanan material paling dekat 10 m dari badan perairan. Sisa batuan dan pengupasan tanah harus ditempatkan pada tempat pembuangan yang direncanakan dengan baik, dan dibentuk dengan lanskap sekitarnya. Pemadatan dan penanaman tanaman terhadap lahan

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal10

Kegiatan

Dampak potensial

Standar minimum usaha penanganan terbuka sesegera mungkin Usaha Pengendalian pekerjaan tanah harus diperiksa dan dijaga agar bekerja dalam kondisi secara efisien. Saluran pembuangan yang ada agar dijaga tidak terkena kegiatan pengupasan tanah. Sejauh memungkinkan, pengupasan tanah atas harus ditempatkan secara langsung pada lokasi yang sedang direhabilitasi.

Stockpiles. (Penimbunan)

Lahan yang tidak stabil berasal dari perataan tanah yang tidak benar atau penempatan buangan yang tidak stabil, berpotensi menjadi gerakan tanah atau terjadinya erosi. Mengalirnya sedimen ke badan perairan berdampak terhadap habitat perairan. Emisi debu mengganggu kenyamanan dan kesehatan

Mengacu kepada tindakan pekerjaan tanah dan pengelolaan debu.

Emisi Debu

Gangguan kenyamanan kesehatan

terhadap dan

Menyiram debu dengan setiap saat. Menjaga stockpile dan pemadatan tanah terbuka dan penanaman sesegera mungkin. Penutupan bahan muatan sewaktu pengangkutan. Menjaga kecepatan secara perlahan di daerah padat penduduk.

Bising, ledakan udara dan getaran dari peledakan

Gangguan terhadap masyarakat. Kerusakan struktur bangunan.

Getaran tanah akibat kegiatan peledakan tidak boleh


melampaui peak particle velocity (ppv) 6 mm/dt untuk 95% ledakan dalam 12 bulan dan tidak ada ledakan 12 mm/dt ppv (KepMenLH No.49 tahun 1996) Sebelum dilakukan peledakan, harus diberikan tanda/alarm kepada pekerja dan penduduk adanya kegiatan peledakan. Tanda tersebut harus diberikan paling lambat 15 menit sebelum peledakan dilakukan. Menghindari peledakan pada cuaca mendung tebal dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Memastikan pengawasan jadwal yang tegas dan lokasi detonasi oleh staf terlatih. Perlu ada waktu jeda antar ledakan. Singkirkan semua staf dan pengunjung dari areal kegiatan sebelum peledakan. Melakukan pengecekan keselamatan kerja sebelum dimulainya bekerja kembali. Mengadakan program pendidikan dengan masyarakat mengenai dampak potensial peledakan, tanda peringatan peledakan, jadwal dan lain-lain. Kegiatan agar sesuai dengan KepMenLH No.48/MENLH/II/1996 mengenai standar kebisingan. Secara berkala dilakukan perawatan transportasi dan kendaraan untuk mengurangi kebisingan akibat beroperasinya peralatan pembangunan. Pelaksanaan Peledakan hanya pada jam kerja

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal11

Kegiatan

Dampak potensial

Standar minimum usaha penanganan penambangan ( siang hari) Penggunaan jalan akses hanya pada jam kerja. Mesin pemecah batu dioperasikan pengendalian /penyaring /pengisap debu. dengan

Menggunakan penutup di sekeliling mesin pemecah batu dan tanaman penahan debu. Gunakan pembatas yang solid, seperti dinding dan bentuk topografi, dan vegetasi. Pembuatan aspal Pembuang bahan pencemar ke tanah dan aliran air (lihat penyimpanan dan penggunaan bahan bakar di bawah). Emisi kebisingan Pengangkutan Batu Gangguan dan kesehatan bagi Masyarakat lokal Kebisingan dan Getaran (lihat di atas) Semua pengemudi akan dilatih mengenai Keamanan mengemudi Olah larian air hujan dari lokasi sebelum dibuang.

Hanyamenggunakanjalanaksesselamasianghari.
Pendidikan terhadap masyarakat lokal mengenai keselamatan jalan. Menghindari pengangkutan di jalan akses sewaktu anak-anak sekolah dalam perjalanan pergi dan pulang sekolah. Mengkomunikasikan perkiraan pengangkutan secara reguler kepada masyarakat.

Penyimpanan dan penggunaan bahan bakar, kimia dan bahan peledak.

Mengalirnya ke badan perairan mempengaruhi kualitas air dan kehidupan biota air. Mengalir ke dalam tanah menyebabkan pencemaran.

Semua ceceran dan tampungan sisa oli harus dibuang sesuai dengan prosedur/pedoman lingkungan, dan tidak dibuang ke tanah atau perairan. Penyimpanan bahan bakar dan daerah pengisian harus terletak paling tidak 50 m dari sistem drainase dan badan perairan penting atau sesuai dengan petunjuk Konsultan supervisi. Yakinkan semua peralatan aktivitas pemeliharaan, termasuk ganti oli, semua dilakukan dalam daerah pemeliharaan, saluran drainase atau sistem pembuangan. Bahan mudah meledak/terbakar harus disimpan pada tempat yang terkunci, dengan petugas jaga.

Gangguan aliran air

Mengurangi aliran air dari mata air ke perairan dan irigasi/air minum Merubah arah aliran air Peningkatan air limpasan

Membangun kolam sementara untuk mengolah sedimen dan mengurangi kecepatan aliran air permukaan terutama pada saat hujan lebat. Membuat saluran dari kolam pengendapan ke sungai Cireundeu Membuat saluran air bersih dari mata air khusus untuk masyarakat. Mengalihkan air tanah dan air permukaan di sekitar lokasi Quarry ke sungai Cireundeu

Perbaikan Lokasi

Erosi dan gundulnya lahan setelah penambangan selesai. Gulma tak terkendali

Meminimalisasi penggunaan bahan timbunan dari luar Peralatan harus dibersihkan sebelum bekerja di lokasi untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya biji gulma. Tumbuhan spesies lokal dan tanaman produktif sebagai bagian dari rencana perbaikan. Stabilisasi semua lereng dan daerah yang tidak stabil. Pindahkan semua stockpiles

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal12

4.2

Pengelolaan Umum Operasional Quarry

EMP quarry harus mendokumentasikan operasional penambangan secara umum dan pengelolaannya untuk pengarsipan yang baik untuk mengurangi risiko sosial dan lingkungan pada waktu yang akan datang. EMP harus berisi hal minimum yang harus diikuti:

Operasional harus dilakukan sesuai dengan tahapan dengan semua bahan yang bernilai terkumpul sehingga rehabilitasi dapat dilakukan secara progresif. Rencana rehabilitasi secara progresif (bertahap) sewaktu kegiatan berlangsung. Rencana penyelesaian rehabilitasi lubang harus terjadi dengan baik sebelum berakhirnya operasional. Suatu rencana untuk rehabilitasi harus mencakup uraian singkat tentang lokasi sebelum dimulainya kegiatan operasional, mencakup: tanah, bentuk lahan, flora dan fauna, drainase, dan nilai konservasi.

Bahan Timbunan harus dikerjakan secara sistematik, umumnya melintasi atau menurun lereng, sehingga bagian luar dapat direhabilitasi dan dapat ditumbuhi vegetasi tanpa terganggu lebih lanjut.

Meminimalkan total area yang terganggu dengan metode yang terbaik mengurangi erosi akibat air larian dan pertumbuhan gulma. Menggunakan tanda batas, untuk memberikan tandai kepada operator mengenai daerah yang harus dibersihkan.

Pemindahan batu harus dilakukan dalam umpakan jika bahannya stabil. Orientasi umpakan harus mempertimbangkan geologi dan keindahan pemandangan. Semua umpakan harus mempunyai drainase. Setiap umpakan harus bertindak sebagai saluran pengering, membawa air ke lokasi aliran akhir atau kolam. Jika sistem pengaliran membuat aliran sepanjang muka dari satu umpakan kepada umpakan berikut, maka erosi akan dapat terjadi dan umpakan mungkin hilang.

Jika humus harus ditimbun, perlu ingat bahwa ini akan menurunkan nilai kualitas sementara humus tsb ditimbun. Cara berikut akan membantu menjaga kualitas tanah o Humus harus dijaga terpisah dari permukaan tanah yang dibuang, kerikil dan material lain; jika memungkinkan, tumpukan humus seharusnya tidak melebihi satu meter tingginya untuk mengurangi keasamannya. o Persediaan humus harus dilindungi dari erosi; o Tumbuh-tumbuhan di lokasi penimbunan (belukar atau rumput) dapat mereduksi erosi dan akan memelihara kegiatan biologis di tanah; o Humus seharusnya tidak dikubur atau dibuang, karena akan merusak struktur tanah. o Tanah harus disimpan di suatu tempat di luar dari jalan; dan o Penanganan humus yang berlebihan harus dihindari.

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal13

Lokasi harus diperiksa secara teratur terhadap kehadiran gulma yang mengganggu, kehadiran gulma tersebut harus dicatat, dan jika perlu dilaksanakan program pengendalian. Semua air buangan dari wilayah kerja, yang berisi endapan, harus dikumpulkan di kolam endapan sebelum dialirkan dari lokasi. Air dari pencucian, penyaringan, atau alat penurunan debu harus diolah. Metode yang dapat diterima untuk pengurangan endapan dari aliran termasuk kolam pengendap, penyaring rumput kering, agregat penyaring, (kolam dangkal ditanami dengan tanam-tanaman rawa). Untuk Spoil bank di daerah tumbuh tumbuhan, runoff harus diarahkan melalui tumbuh-tumbuhan sebelum mencapai anak sungai untuk mengaktifkan penyaringan endapan lebih jauh.

Teknik di bawah ini harus dipertimbangkan untuk meminimalisasi dampak lingkungan terhadap kualitas air. o Arah dominan angin dan penempatan stockpile di lokasi harus dipertimbangkan sewaktu dalam tahap perencanaan. Untuk mengurangi dampak dari hembusan angin, dapat digunakan pepohonan untuk menahan atau topografi dan/atau digunakan untuk timbunan, untuk menutupi stockpile dan lingkungan kerja. Konveyor dan titik transfer dapat merupakan sumber debu, dilakukan penutupan, penyiraman air, atau pemasangan alat penangkap debu jika diperlukan. Jarak antar tempat terjunan dan titik tertinggi tempat stockpile dibuat seminimum mungkin. o Kecepatan kendaraan merupakan faktor penting dalam menghasilkan debu. Kecepatan kendaraan di lokasi perlu pengaturan secara ketat. Jika pengangkutan dilakukan sepanjang jalan yang tidak beraspal, disarankan untuk memperlambat laju kendaraan khususnya sepanjang jalan yang berdekatan dengan penduduk. o Oli bekas tidak boleh digunakan sebagai penghilang debu.

Dampak fisik harus dikurangi melalui : o Vegetasi alami sebagai sumberdaya bermanfaat mungkin dapat digunakan untuk penghalang. Tumbuhan mungkin akan rusak oleh penggunaan alat berat di dekatnya. Pembersihan secara minimum mungkin dilakukan secara minimum untuk efisiensi operasional. Penanaman vegetasi juga diperlukan sebagai penghalang tambahan. o Permukaan Quarry harus ditutup dari pengguna jalan dan pengunjung umum. Kenampakan topografi eksisting mungkin dapat berguna sebagai penghalang yang efektif dan pengubahan lanskap harus direncanakan kenampakan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya. Sepanjang praktis, tempat kerja harus jauh dari tempat pandang dan tetangga dan arah kerja harus dipilih secara hati-hati dan terlindung dari view yang sangat kritis. Jika memungkinkan bagian paling atas dari teras dikerjakan lebih dahulu dan direhabilitasi secepatnya.

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal14

5.0

ATURAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Sebagai bagian EMP Quarry, kontraktor harus mempersiapkan dan mengharuskan tatakerja yang harus dipatuhi oleh pekerja sebagai berikut: 5.1.1 Larangan

Kegiatan-kegiatan yang tidak diperbolehkan di dalam dan dekat lokasi proyek: 1. Menebang pohon dengan alasan apapun di luar quarry. 2. Berburu, memancing/menangkap ikan, menangkap hewan liar dan memungut, atau mengkoleksi tanaman. 3. Membeli hewan liar, atau dagingnya untuk dimakan atau tujuan lainnya. 4. Mengganggu terhadap semua arsitektur atau bernilai sejarah. 5. Melakukan pembakaran di luar barak tanpa izin. 6. Menggunakan senjata api ( kecuali ada izin penjaga keamanan) 7. Penggunaan alkohol oleh pekerja sewaktu jam kerja. 8. Menyuci mobil atau peralatan mesin di sungai atau di danau. 9. Melakukan perbaikan (perubahan tanah dan filter) mobil dan peralatan di luar daerah yang diijinkan. 10. Membuang sampah dan sisa tidak pada tempat yang disediakan. 11. Pekerja mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm. 12. Melindungi konstruksi atau kendaraan oleh orang yang tidak berhak. 13. Mengendarai kendaraan melampaui kecepatan yang diijinkan. 14. Memiliki kandang hewan liar (terutama burung) di dalam Barak (Base camp) 15. Bekerja tanpa menggunakan alat pengaman (termasuk kaus tangan, boot dan masker) 16. Membuat kegaduhan dan mengganggu masyarakat 17. Tidak menghormati kebiasaan dan tradisi lokal. 18. Menggunakan sungai dan badan perairan untuk mencuci pakaian. 19. Menggunakan peralatan, obor karbit dan bahan bahan lain yang dapat menyebabkan terjadinya bahaya kebakaran. 20. Mencampur-adukan sampah dengan sisa konstruksi. 21. Terbuangnya polutan potensial, seperti minyak; 22. Menyimpan dan menggunakan bahan mudah meledak 23. Mengumpulkan kayu bakar.
EMPLampiran11Quarry(Oktober2010) Hal15

24. Pergi ke toilet di luar fasilitas yang telah disediakan.

25. Membakar sampah dan/atau membersihkan vegetasi.


5.2 Keselamatan Prosedur Standar Keselamatan harus terdokumentasikan dalam EMP Quarry. Secara minimum rencana harus mencakup hal-hal berikut: a. Aturan ketat terhadap batas akses ke daerah Quarry, dengan demikian yang tidak berkepentingan dilarang masuk. b. Semua personil harus disediakan (dan menggunakan) peralatan keselamatan (PSE), seperti helm keselamatan, sepatu keselamatan, rompi, masker debu, kaca mata, dan rompi berwarna mencolok. c. Disediakan alat radio komunikasi sebagai fasilitas berkoordinasi di lapangan. d. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap kendaraan berat dan peralatan keselamatan. e. Membatasi jam operasional alat berat dan peralatan, untuk meminimalisasi risiko terhadap kelelahan pekerja. f. Melakukan pemeriksaan terhadap jalan masuk ke lokasi pengangkutan batu proyek karena rute jalan yang terjal.

6.0
6.1

EMP KOMUNIKASI DAN PELAPORAN


Matrix Umum Komunikasi

EMP quarry harus mencakup matrix komunikasi yang memperlihatkan garis komunikasi bagi masyarakat desa, karyawan potensial, pekerja, instansi pemerintah, dan individu lainnya untuk penyampaian keluhan atau hal lainnya selama quarry beroperasi. Table 1 Tanggungjawab Komunikasi
Yang Berkepentingan Perhatian Utama Kontrak dan Rencana Pengelolaan yang relevan Kontak Person

6.2

Keluhan Masyarakat

EMP harus mendokumentasikan proses keluhan secara rinci, termasuk metode yang digunakan untuk menerima dan tindakan protes dari masyarakat dan instansi pemerintah.
EMPLampiran11Quarry(Oktober2010) Hal16

6.3

Pelaporan

EMP quarry harus mencakup jadwal pelaporan untuk semua kegiatan pemantauan rutin, protes dan tindakan yang ada dalam EMP, sebagai berikut: Laporan dan Pelaporan yang diperlukan

Jenis laporan dan maksud

Frekuensi pengiriman

7.0
7.1

KAPASITAS/KEMAMPUAN DAN PELATIHAN


Kapasitas/Kemampuan

EMP Quarry harus mendaftar kapasitas yang diperlukan bagi semua peserta mengenai pengelolaan lingkungan quarry. Ini harus mencakup biaya. 7.2 Pelatihan

EMP Quarry harus mencakup daftar latihan yang diperlukan, dan proses untuk mendapat pelatihan dan pelaksanaan pelatihan. Minimum EMP harus berisi yang diperlukan untuk: 7.2.1 Pengelolaan dan Pengoperasian EMP.

Semua yang bertanggungjawab pengelolaan dan operasional aspek-aspek EMP harus mendapat pelatihan yang cukup untuk tugas mereka. Bukti Pelaksanaan pelatihan harus berada di lokasi, untuk keperluan pemeriksaan/ auditing. Daftar kehadiran peserta pelatihan dan program pelatihan harus disimpan dan tersedia untuk pemeriksaan / auditing. 7.2.2 Pengelolaan bahan Berbahaya dan Prosedur tanggap darurat

Semua staf yang terlibat dan menggunakan bahan kimia dan bahan bakar akan dilatih cara menangani, ceceran dan prosedur tanggap darurat. Bukti pelatihan harus disimpan untuk pemeriksaan/auditing. 7.2.3 Pengelolaan Aspal

Semua staf yang mengolah, mengangkut dan menangani aspal harus dilatih dalam hal cara menangani, ceceran, debu, pengelolaan air dan prosedur tanggap darurat. Bukti pelatihan harus di simpan untuk keperluan pemeriksaan/auditing.

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal17

7.2.4

Pengendalian Sedimen, dan Pengendalian Aliran Buangan

Pelatihan harus dilakukan oleh ketiga pihak, atau tersedia bukti pelatihan sebelumnya, untuk konstuksi, pemeliharaan dan pemantauan perlindungan lingkungan dan pengolahan air buangan. Bukti pelatihan harus disimpan untuk keperluan pemeriksaan /auditing. 7.2.5 Pengelolaan Lalulintas dan penyuluhan Pengemudi.

Pelatihan harus dilakukan oleh ketiga pihak, atau tersedia bukti pelatihan sebelumnya, untuk pengendalian yang aman dan pengendara kendaraan berat dan alat berat untuk kegiatan penambangan. Bukti pelatihan harus disimpan untuk keperluan proses pemeriksaan/auditing 7.2.6 Peledakan dan penanganan bahan peledak.

Pelatihan harus dilakukan oleh ketiga pihak, atau tersedia bukti pelatihan sebelumnya, untuk penanganan dan penggunaan yang aman, dan prosedur tanggap darurat. Bukti pelatihan harus disimpan untuk keperluan pemeriksaan/auditing.

8.0

PEMBIAYAAN

Pembiayaan EMP Quarry lihat EMP Lampiran 14.

9.0

REVIEW RENCANA

EMP quarry harus mencakup proses review dan perbaikan rencana, dalam kaitan dengan proses review rencana berkaitan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan PLTA Cisokan Hulu.

10.0

LAMPIRAN 1: BAKU MUTU KEBISINGAN DAN GETARAN

Standar Tingkat Getaran Yang Menyebabkan Dampak Kerusakan KepMenLH No.49 Tahun 1996
Getaran Parameter Kecepatan Getaran Frekuensi Unit mm/detik Frekuensi (Hz) 4 5 Hz 6,3 8 10 12,1 16 20 25 EMPLampiran11Quarry(Oktober2010) Limit Vibrasi, tertinggi, mm/detik Category A <2 < 7,5 <7 <6 < 5,2 < 4,8 <4 < 3,8 < 3,2 Category B 2 - 27 < 7,5 - 25 < 7 - 21 < 6 - 19 < 5,2 - 16 < 4,8 - 15 < 4 - 14 < 3,8 - 12 < 3,2 - 10 Category C > 27 - 140 > 25 - 130 > 21 - 110 > 19 - 100 > 16 - 90 > 15 - 80 > 14 - 70 > 12 - 67 > 10 - 60 Category D > 140 > 130 > 110 > 100 > 90 > 80 > 70 > 67 > 60 Hal18

Getaran Parameter Unit

Frekuensi (Hz) 31,5 40 50

Limit Vibrasi, tertinggi, mm/detik Category A <3 <2 <1 Category B <3-9 <2-8 <1-7 Category C > 9 - 53 > 8 - 50 > 7 - 42 Category D > 53 > 50 > 42

Note: Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan Kategori B : Dapat menyebabkan keretakan pada plester ( retak/detached) Kategori C : Dapat menimbulkan kerusakan pada pilar bangunan Kategori D : Menyebabkan kerusakan pada pilar bangunan.

Standar kualitas Kebisingan Menurut KepMenLH No.48/MENLH/II/1996

Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan -----------------------------------------a. Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan pemukiman 2. Perdagangan dan jasa 3. Perkantoran dan Perdagangan 4. Ruang Terbuka Hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan fasilitas umum 7. Rekreasi 8. Khusus - Bandarlabuhan udara - Stasiun Kereta api *) - Pelabuhan Laut - Cagar Budaya b. Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit atau sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat ibadah atau sejenisnya
Keterangan : *) disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan

Tingkat kebisingan dB (A) ---------------------------------

55 70 65 50 70 60 70

70 60

55 55 55

EMPLampiran11Quarry(Oktober2010)

Hal19

Anda mungkin juga menyukai