Anda di halaman 1dari 3

Phitsanulok, Thailand Phitsanulok adalah sebuah kota di Thailand yang mungkin namanya masih terdengar asing bagi kebanyakan

orang. Kota ini memang bukanlah kota tujuan pariwisata, akan tetapi kota ini dinobatkan sebagai kota terbersih di Thailand, bahkan di Asia Tenggara. Kota ini

memiliki 160.000 penduduk dan terletak 377 km dari Ibukota Thailand, Bangkok. Sejak tahun 1999, Walikota Premrudee Charmpoonod mulai membangun sistem pengolahan sampah kota yang disebut Solid Waste Management Program. Program Solid Waste

Management (SWM) ini bertujuan untuk mewujudkan sebuah sistem pengelolaan sampah terpadu dan melibatkan masyarakat untuk meningkatkan daur ulang dan pengumpulan limbah padat untuk hindari pembuangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menerapkan Mechanical Biological Treatment. Proses Mechanical Biological Treatment

(MBT) ini berlangsung selama 5-9 bulan dengan diawali dengan tahap pemilihan sampah sesuai

diameternya dan dilanjutkan dengan proses pengolahan secara biologis. Proses MBT ini dapat mengurangi jumlah sampah dari 1500 ton menjadi 535 ton atau sekitar 64%. Berikut adalah komposisi limbah padat yang dihasilkan setelah proses MBT :

Komposisi limbah padat dengan diameter < 10mm

Komposisi limbah padat dengan diameter 10-40mm

Komposisi limbah padat dengan diameter >40mm

Masyarakat Phitsanulok turut berperan aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah di kota ini. Sekitar 90% sampah yang dihasilkan dikumpulkan dan dijual ke tempat pengumpulan barang bekas ataupun didaur ulang sendiri oleh warga untuk menghasilkan kompos.

Keberhasilan kota ini dalam mendaur ulang sampahnya hingga dijuluki City of Recycling atau Kota Daur Ulang tidak lepas dari kontribusi sebuah perusahaan daur ulang sampah, Wongpanit. Dr. Somthai Wongcharoen memulai bisnis mengumpulkan dan mendaur ulang sampah pada tahun 1974 dengan hanya bermodalkan sebual mobil pick-up tua dan uang 1000 baht. Namun sekarang, perusahaan Wongpanit telah bertumbuh besar dan menghasilkan ratusan juta baht dan mampu mengumpulkan dan mengolah sampah sebanyak puluhan ribu ton setiap tahunnya. Perusahaan Wongpanit setiap harinya dapat mengumpulkan 70 100 ton sampah dengan membelinya dari penduduk melalui bank-bank sampah yang tersebar di kota. Jumlah sampah tersebut mencapai 90% dari seluruh sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga, atau mencapai 50% dari total sampah yang dihasilkan oleh kota tersebut. Sampah-sampah tersebut lalu dipilah sesuai jenisnya, lalu diolah, dan dijual lagi kepada perusahaanperusahaan lain, baik di dalam ataupun di luar Thailand. Kota Phitsanulok ini telah menunjukkan betapa besar dampak dari daur ulang. Peneliti dari Naresuan University, Phitsanulok, bahkan memprediksi bahwa Phitsanulok nantinya tidak lagi membutuhkan tempat penampungan sampah. Kegiatan daur ulang ini sebenarnya sangat sederhana tetapi dapat menjadi sangat menguntungkan dan tentunya sangat berperan besar untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi sampah.

DAFTAR PUSTAKA Dr. Goh Ban Lee. 2009. Phitsanulok The City of Recycling. http://www.thesundaily.my/node/153508. Diakses pada 22 Oktober 2013 Environmental Research Centre (ERC) Naresuan University. 2006. Summary Report of Solid Waste Management Program for Phitsanulok Characteristics of Solid Waste after Mechanical Biological Treatment. http://www.erc.nu.ac.th/file_pdf/summary%20report.pdf. Diakses pada 22 Oktober 2013. Mechanical Biological Treatment. http://en.wikipedia.org/wiki/Mechanical_biological_treatment. Diakses pada 22 Oktober 2013. Solid Waste Management Program for Phitsanulok. http://www.unescap.org/drpad/vc/conference/ex_th_4_swm.htm. Diakses pada 22 Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai