Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

Keramik adalah suatu bahan yang sangat berguna, karena sifat-sifat khusus atau uniknya sangat luas. Untuk pengukuran sifat liat (plastis) suatu lempung sampai sekarang belum ada ketentuan pasti, tetapi perajin keramik yang ahli dapat mengira-kirakan keplastisan suatu lempung hanya dengan mencobanya misal di atas meja putar. Sifat plastis adalah suatu sifat dari lempung yang sangat penting, artinya sifat yang memungkinkan untuk diberi bentuk dan plastis ini timbul apabila lempung ditambah air pada kadar yang tepat. Peningkatan keplastisan suatu tanah liat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Penyimpanan diluar bangunan untuk beberapa waktu tertentu disebut pelapukan. 2. Dengan menggiling didalam molen, wals, dan sebagainya. 3. Perendaman dan penguletan yang baik. 4. Penambahan bahan lain yang sudah bersifat plastis (tanah dari daerah lain yang mutu atau keplastisannya bagus). Pada pembuatan keramik hias, susut kering tidak boleh terlalu besar tidak boleh lebih dari 10% sebab lempung yang susut keringnya lebih dari 10% memberi banyak kesukaran dalam proses pengerjaannya seperti sukar dibentuk, retak waktu pengeringan, dan lain-lain. Umumnya, makin plastis suatu lempung makin tinggi kuat keringnya dan sifat ini sangat penting dalam industri pembuatan keramik hias karena barang mampu menyangga bebannya sendiri, memungkinkan untuk dibawa atau dipindahkan selama pengeringan dan disusun di dalam tungku, serta mampu menerima tegangan yang timbul pada waktu pembentukan dan pengeringan. Secara umum keramik dari jenisnya ada beberapa macam di lihat dari orientasi suhu dalam proses pembakarannya seperti gerabah atau terakota dari tanah lokal pada suhu 900-1000C, stonewear 1100C dengan campuran bahan seperti kaolin, feldpard, ball clay, lainnya keramik semi porselen pada pembakaran 1250C, serta keramik hard porselen pada pembakaran 1250C keatas. Sentra keramik di Indonesia tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Kita mengenal sentrasentra seperti Plered, Banjarnegara, Mayong, Kasongan, Dinoyo, Tanah Agung, Penanggungan Malang, Kinasih, Banyumelek, Takalar dan lain-lain. Semua daerah itu menghasilkan keramik yang khas dan unik. Keunikan inilah yang mampu dijual sebagai suatu komoditi. Selain sentra-sentra keramik rakyat, ada juga beberapa industri keramik besar yang memproduksi keramik whiteware untuk keperluan makan minum, saniter, dan bangunan. Ada juga industri yang khusus memproduksi keramik lantai. Pembuatan

BAB I PENDAHULUAN

keramik di pabrik-pabrik besar umumnya berbeda dengan pembuatan keramik di sentrasentra keramik tradisional, karena sudah menggunakan mesin-mesin (masinal). Sedangkan proses pembuatan keramik disentra-sentra keramik umumnya manual. Tapi justru inilah keunikan yang dapat diunggulkan, karena nilai unik suatu produk handmade pasti lebih tinggi dari produk pabrikan.

Gambar 1.1 Ragam produk keramik hias porselin (sumber: Dinoyo keramik)

Nilai perdagangan produk-produk berbahan dasar lempung atau tanah liat yang meliputi alat makan minum, ubin, alat laboratorium, alat listrik, dan bahan bangunan mencapai lebih dari 5 triliun (BPS, 2002). Nilai ini mengindikasikan bahwa industri keramik merupakan sektor riil yang mampu menggerakkan ekonomi negara secara signifikan. Demikian juga kerajinan keramik yang tersebar dihampir seluruh wilayah Indonesia merupakan aset bangsa yang harus terus dikembangkan.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Produk yang memiliki keindahan dan daya tarik terlihat dari segi bahan, material atau bentuk dalam mencerminkan sebuah produk yang dapat dimaksudkan kedalam elemen fungsional atau elemen estetis. Produk dengan estetis tinggi maka bentukan akan plastis, berbeda dengan fungsional akan mengambil bentukan geometris karena memiliki tambahan kegunaan. Dalam hal ini, bahan yang dipakai adalah keramik hias yang dalam pengertian umumnya tidak hanya sebagai sekedar pemenuh benda pakai, tetapi juga merupakan benda hias atau seni dan ekspresi. Peningkatan jumlah peminat keramik dewasa ini semakin bertambah, tidak terbatas hanya pada kalangan atas atau etnis tertentu tetapi juga sudah mulai merambah kalangan menengah bahkan kalangan bawah, dengan jumlah penduduk yang besar Indonesia merupakan pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi para pelaku industri keramik lokal. Industri keramik lokal tetapi masih kalah bersaing dengan keramik dari luar khususnya keramik China karena minimnya pemasaran dan desain tetap yang dilakukan oleh pengusaha industri keramik lokal di tengarai sebagai salah satu sebab kenapa keramik lokal kalah bersaing. Melihat dari beberapa sentra industri keramik yang setara di Indonesia seperti Tanah Agung dan Dinoyo Malang, Kinasih Keramik dan Keramik Jawa Probolinggo,

BAB I PENDAHULUAN

Tulip Keramik Bogor, Rumah Keramik Yogyakarta, serta lainnya di wilayah Indonesia yang dapat diambil mengenai keanekaragaman produk-produk dari keramik pada setiap daerah tersebut. Sentra industri tersebut saling berkompetisi dan bersaing dalam pengembangan produk yang dapat menghasilkan keuntungan maupun ingin menjadi yang terbaik dari segi level industri keramik. Semua sentra industri menengah tersebut belum mencoba dalam produk baru walaupun sebenarnya sentra industri kesemuanya tersebut mampu berusaha menjadi lebih maju karena dari segi peralatan dan proses produksi yang bagus dan para perajin yang juga memiliki dasar-dasar tentang keramik industri. Dengan ke semua hal itu, masih kurang membawa produk keramik lebih bersaing karena produk yang dibuat berdasar pengamatan perajin mengenai produk souvenir yang dapat bersaing, jika melihat sumbernya produk souvenir lokal kalah bersaing dengan produk souvenir dari China yang dapat merambah pangsa pasar luar seperti di Eropa. Sentra UKM Dinoyo Cenderamata sebagai salah satu usaha keramik dari sekian sentra usaha keramik lainnya juga berpotensi untuk mengembangkan produk berupa bathroom accessories akan tetapi sesuai karakter dan kemampuan UKM tersebut, karena produk yang dihasilkan selama ini sangat bagus di lihat dari segi finishing dan proses produksinya. Bahan yang dibutuhkan dalam produksi berupa tanah lempung putih yang diperoleh dari Bantur atau Malang selatan, melalui proses pembakaran berbahan bakar gas LPG pada suhu pembakaran 1220C dapat menghasilkan ciri khas tersendiri dari keramik Dinoyo berwarna natural, finishing oleh perajin dari UKM tersebut juga menambah nilai dalam membuat dekorasi ornamen secara handmade karena mudah dikenal oleh masyarakat luas.

Gambar 1.2 Sistem cetak tuang dinoyo keramik

Berawal dari perkembangan perumahan menengah saat ini menambah kebutuhan dalam memenuhi aktifitas dari setiap user, maka bermacam desain produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pemilihan pada bagian rumah, kamar mandi sebagai ruang privat juga membutuhkan keperluan untuk menunjang kegiatan yang ada didalamnya tetapi terkadang yang telah ada kurang menjangkau seperti pada perumahan

BAB I PENDAHULUAN

menengah seperti aksesoris perlengkapan kamar mandi yang saat ini banyak pada perumahan kalangan atas.

1.2 PERMASALAHAN 1.2.1 IDENTIFIKASI MASALAH Dari studi yang dilakukan diperoleh permasalahan sebagai berikut : a. Berawal pada kurangnya kepekaan user dalam menata kelengkapan untuk beraktifitas di kamar mandi, menjadikan ketidaknyamanan user karena kelengkapan tidak tertata secara ringkas dan rapi. b. Belum tersedia fasilitas produk kelengkapan kamar mandi untuk perumahan menengah saat ini, sehingga masyarakat kalangan menengah merasa terbatasi dalam memenuhi aktifitas di kamar mandi. c. Perlengkapan kamar mandi pada perumahan menengah menggunakan

perlengkapan yang telah ada di pasaran dan belum cocok dengan kondisi untuk perumahan menengah, sehingga kurang mewakili konsep rumah itu sendiri.

1.2.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana menciptakan produk kelengkapan kamar mandi dengan material keramik untuk perumahan menengah bagi pengguna serta dapat menciptakan suasana keringkasan dan kenyamanan bagi user. Dengan menitik beratkan pada : a. Desain produk keramik berupa kelengkapan kamar mandi ditinjau menurut aspek bentuk sesuai luasan kamar mandi terbatas, tren produk aksesoris kamar mandi seragam, material keramik hias yang digunakan untuk produk sanitary. b. Identifikasi produk kelengkapan kamar mandi menurut kondisi user dalam penggunaan produk kelengkapan kamar mandi dan image pada nuansa perumahan. c. Mencirikan spesifikasi produk aksesoris kamar mandi saat ini sebagai produk yang dapat dikembangkan dengan karakter material keramik hias dan kemampuan UKM dalam proses produksinya. d. Produk aksesoris yang dirancang sesuai dengan produk aksesoris saat ini berdasarkan kondisi eksisting dari industri besar keramik yaitu aksesoris kamar mandi yang seragam untuk wastafel, cermin, wadah sabun, dan gantungan seperti komparator dari INA, TOTO, dan American standart tetapi secara kemampuan dari material keramik hias dan mengangkat karakter Dinoyo yang natural.

BAB I PENDAHULUAN

1.3 BATASAN (RUANG LINGKUP PENELITIAN) a. Inti penelitian Pembuatan dan produksi keramik hias porselen serta gypsum pada industri keramik menjadi material yang potensial untuk pembuatan massal dengan sistem cetak tuang berkondisikan produk yang berongga. b. Penerapan hasil penelitian Mencitrakan produk aksesoris kamar mandi karena klasifikasi untuk produk sanitary, klaster membuat produk elemen estetis yang fungsional, dan ciri khas Dinoyo dengan ornamen ilalang serta warna yang dihasilkan dari pembakaran bersifat natural. c. Target pasar Pasar yang ingin dituju yaitu untuk kelas perumahan menengah dengan nuansa perumahan yang minimalis atau tradisional. d. Output (penerapan hasil penelitian pada studi kasus yang diangkat) Desain aksesoris perlengkapan kamar mandi untuk perumahan menengah dengan material keramik hias Dinoyo Malang.

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT 1.4.1 TUJUAN a. Mengembangkan desain keramik Dinoyo dari beberapa aspek (bentuk, proses, estetis, dan tren) ke dalam produk kebutuhan rumah tangga seperti produk sanitary yang dapat dijadikan nilai untuk menarik pangsa pasar yang lebih luas khususnya kalangan menengah perumahan. b. Pengembangan desain tentang produk sanitary dari keramik sesuai karakter Dinoyo yang dapat dijadikan daya saing oleh UKM Dinoyo itu sendiri dalam mengangkat level lebih tinggi serta pangsa pasar lebih luas lagi. 1.4.2 MANFAAT a. Menjadi masukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerintah mengenai desain keramik sebagai salah satu produk karya seni rupa tradisional dan juga modern yang memiliki potensi daya saing ekonomi yang sangat tinggi khususnya bagi kebanggaan Dinoyo dan Malang sendiri. b. Memacu tumbuh pesatnya usaha industri kecil kerajinan rakyat, dengan strategi peningkatan kualitas desain serta mutu produk yang dihasilkan nantinya ke arah kalangan menengah.

BAB I PENDAHULUAN

c. Menggerakkan kembali potensi keramik Dinoyo sebagai salah satu produk unggulan kota Malang yang mampu bersaing dengan sentra industri lokal maupun global.

1.5 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN Untuk mempermudah dalam pembahasan, maka laporan dibagi menjadi beberapa bab yang masing-masing diuraikan sebagai berikut : a. Bab I Pendahuluan Pada bab ini membahas tentang hal yang melatarbelakangi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah (ruanglingkup penelitian dan perancangan), tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan. b. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini akan berisikan penjabaran dan penjelasan dari teori-teori dasar serta datadata riil yang terkait dengan keramik dinoyo dan proses produksinya, data perumahan dan produk eksisting, serta penjelasan mengenai material massal dalam produksi keramik dinoyo yang akan diangkat dalam proyek ini. Bab ini juga akan berisi data-data produk kompetitor serta aktifitas user mengenai budaya yang nantinya akan dijadikan acuan dalam studi dan analisa yang dilakukan. Sumber dari semua data yang terdapat dalam bab ini adalah hasil observasi lapangan dan pencarian data dari berbagai referensi, buku, dan situs-situs web yang terkait. c. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini akan menjelaskan rancangan penelitian, dari mulai proses brainstorming ide dari isu yang sedang dicermati, pengumpulan data hingga ditemukan sebuah konsep desain yang sesuai dan implementasinya sampai ke tahap desain final dan prototyping. Di dalamnya akan berisi skema alur perancangan yang akan dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan dari tiap tahapannya. d. Bab IV Pembahasan (Studi dan Analisa) Bab ini menjelaskan proses utama dari keseluruhan laporan penelitian. Bab ini terdiri dari berbagai studi dan analisa yang diperlukan untuk diimplementasikan ke dalam proyek desain. Secara garis besar, bab ini merupakan kerangka umum riset desain yang dilakukan oleh penulis. e. Bab V Implementasi Desain (Konsep Desain) Bab ini menjelaskan tentang bagaimana berbagai studi dan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV diterapkan dan diimplementasikan ke dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN

konsep desain. Pada pembahasannya nanti, akan disajikan variasi-variasi desain yang akan diuji melalui pembobotan dengan skala tertentu untuk menentukan desain final. Penentuan karakter tren dan uji pasar merupakan salah satu cara yang akan ditempuh untuk menentukan desain final, yaitu desain yang paling efisien dan diminati oleh target pasar yang dituju. f. BAB VI : Desain Final Dalam bab ini diuraikan detail desain final sebagai solusi bagi permasalahan yang diangkat. Uraian detail desain final tersebut akan divisualisasikan dalam bentuk gambar teknik, 3D modeling, serta gambar presentasi, dan konsep prototip. g. BAB VII : Kesimpulan dan Saran Dalam bab terakhir ini akan dibahas tentang kesimpulan yang merupakan jawaban dari manfaat dan tujuan penelitian ini dan juga saran dari penulis.

BAB I PENDAHULUAN

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB I PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai