Anda di halaman 1dari 61

SISTEM KESEHATAN Materi Kuliah: Kebijakan Kesehatan Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Marendeng Oleh : Munawar

Pendahuluan Pengertian Sistem dapat didefinisikan sebagai sutu kesatuan atau tatanan yang te rdiri dari kumpulan elemenelemen yang saling berinteraksi dan saling bergantung dengan yang lain dan secara bersama-sama bergerak untuk mencapai tujuan. Elemen dalam sistem terdiri dari masukan, proses, lingkungan. keluaran, umpan balik, da mpak, dan Sistem yang terdiri dari berbagai elemen yang dikenal dengan nama sub sistem, da pat pula membentuk suatu sistem baru dan dipandang sebagai suatu sistem lagi. Se bagai contoh dalam sistem kesehatan terdiri dari beberapa sub sistem seperti sub sistem pelayanan kesehatan dan di dalam sub sistem pelayanan kesehatan itu juga terdiri dari beberapa sub sistem lagi seperti rumah sakit. Rumah sakit tersebut suatu ketika dapat dipandang sebagai suatu sistem sendiri. Berdasarkan pengerti an sistem yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa sistem kesehatan adalah suatu kesatuan dari serangkaian usaha teratur yang terdiri atas berbagai kompon en guna mencapai suatu tujuan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Sis tem kesehatan (Health system) menurut WHO: all the activities whose primary purpos e is to promote, restore, or maintain health WHO, 2000. Munawar, STIKMAR Majene

The system includes all actors, institutions and resources that undertake health actions where a health action is one where the primary intent is to improve hea lth. .......to improve population health, ...... Four key functions determine th e way inputs are transformed into outcomes that people value resource generation , financing, service provision and stewardship. Setiap negara mempunyai perbedaa n pengertian, namun umumnya adalah tatanan kesehatan untuk mengatasi permasalaha n kesehatan. NHS di Inggris > menangani sistem upaya kesehatan, lebih ke arah si stem pembiayaan Munawar, STIKMAR Majene

Sistem Kesehatan Nasional Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai up aya bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat k esehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti d imaksud dalam Pembukaan UUD 1945 Sub sistem SKN Sub sistem Upaya Kesehatan Sub s istem Pembiayaan Kesehatan Sub sistem Sumber Daya Manusia Kesehatan Sub sistem f armasi, alkes, makanan dan minuman Sub sistem Manajemen dan Informasi Kesehatan Sub sistem Pemberdayaan Masyarakat Munawar, STIKMAR Majene

Upaya Kesehatan Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal perlu diselenggar akan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia . Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan tersebut memerlukan dukungan dana, su mberdaya manusia, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan sebagai masukan SKN. Sesuai dengan pengertian SKN, upaya kesehatan terdiri dari 2 unsur utama : 1. Up aya Kesehatan Masyarakat 2. Upaya Kesehatan Perorangan Upaya Kesehatan Masyaraka t (UKM) UKM: Setiap kegiatan oleh Pemerintah dan atau masyarakat, dunia usaha, u ntuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup promosi kesehatan, pemeliharaan k esehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gi zi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggun aan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan na rkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan ben cana dan bantuan kemanusiaan. Munawar, STIKMAR Majene

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) UKP: Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemeri ntah dan atau masyarakat, dunia usaha, untuk menyembuhkan penyakit serta memulih kan kesehatan perorangan. UKP meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit, p engobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Kedua upaya kesehatan tersebut (UKM dan UKP ) bersinergi dan dilengkapi berbagai upaya kesehatan penunjang. Upaya penunjang UKM antara lain adalah pelayanan laboratorium kesmas dan pelayanan sediaan farma si, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya. Upaya penunjang untuk UKP d iantaranya adalah pelayanan laboratorium klinik, apotek, optik, dan toko obat. P risnsip-prinsip Upaya Kesehatan 1. UKM terutama diselenggarakan oleh pemerintah, dengan peran aktif masyarakat dan swasta 2. UKP diselenggarakan baik oleh pemer intah, maupun masyarakat dan dunia usaha 3. Bersifat menyeluruh, terpadu, berkel anjutan, terjangkau, berjenjang, profesional dan bermutu 4. Penyelenggaraan upay a kesehatan oleh swasta harus memperhatikan fungsi sosial 5. Penyelenggaraan upa ya kesehatan, termasuk pengobat tradisional dan alternatif, harus tidak bertenta ngan dengan kaidah ilmiah 6. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus sesuai dengan nilai dan norma sosial budaya serta moral dan etika profesi.

Sistem Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan seperti halnya sistem pada umumnya, juga terdiri dari berbagai elemen atau sub sistem. Salah satu sistem yang dimaksud adalah sistem pelayanan kesehatan, Sistem pelayanan kesehatan adalah sistem yang mengkoordinasikan semua kegiatan sedemikian rupa sehingga menjamin setiap masyarakat memperoleh pelayan an kesehatan yang dibutuhkannya. Sistem pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari sistem pelayanan medik dan sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Di Indone sia, Rumah Sakit dikenal sebagai bentuk sistem pelayanan medik, sedangkan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mencakup sistem pelayanan kesehatan masyarakat dan juga sistem pelayanan medik. Berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan, dibedakan 5 jenjang: 1. Tingkat Rumah Tangga 2. Tingkat Masyarakat 3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 4. Fasilitas Pelayanan Kes. Tk. Kedua 5. Fasilitas Pe layanan Kes. Tk. Ketiga

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) a. UKM Strata Pertama : UKM strata pertama, yai tu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang dituj ukan kepada masyarakat. Penyelenggara UKM strata pertama adalah Puskesmas. Minim al ada 6 jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, y aitu Promosi Kesehatan; Kesehatan Ibu, Anak dan KB; Perbaikan Gizi; Kesehatan Li ngkungan; Pemberantasan penyakit Menular; dan Pengobatan. Dalam UKM strata perta ma, peran aktif masyarakat dan swasta diwujudkan melalui berbagai upaya yang dim ulai dari diri sendiri, keluarga, sampai dengan upaya kesehatan bersumber masyar akat (UKBM) seperti Posyandu, Polindes, POD, Pos UKK dan Dokter Kecil dalam usah a kesehatan sekolah. b. UKM Strata Kedua : UKM strata kedua adalah UKM tingkat l anjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spes ialistik yang ditujukan kepada masyarakat. - Penanggung jawabnya adalah Dinas Ke sehatan Kabupaten/Kota. - Fungsi manajerial dan teknis kesehatan. Fungsi manajer ial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan per tanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Fungsi teknis mencakup pe nyediaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat lanjutan, yakni dalam rangka mel ayani kebutuhan rujukan

Puskesmas. Dapat dilengkapi unit-unit pelaksana teknis seperti unit pencegahan d an pemberantasan penyakit, promosi kesehatan, pelayanan kefarmasian, kesehatan l ingkungan, perbaikan gizi, dan kesehatan ibu, anak dan KB. Unit tersebut disampi ng memberikan pelayanan langsung juga membantu Puskesmas dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan. c. UKM Strata Ketiga : UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang di tujukan kepada masyarakat. - Penanggung jawab Dinas Kesehatan Propinsi dan Depar temen Kesehatan. - Fungsi manajerial dan teknis kesehatan. Fungsi manajerial men cakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggun gjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di provinsi/nasional. Fungsi tekn is mencakup penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat unggulan, yakni da lam rangka melayani kebutuhan rujukan dari kabupaten/kota dan Provinsi. - Diduku ng oleh pusat-pusat unggulan, misalnya Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit Infeksi Nasional, Pusat Laboratorium Nasional, Institut Ketergantungan Obat Nas ional, dll.

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) a. UKP Strata Pertama : UKP strata pertama adal ah UKP tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehata n dasar yang ditujukan kepada perorangan. - Penyelenggara adalah pemerintah, mas yarakat, dan swasta. - Diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional: P uskesmas, praktik dokter, dokter gigi, bidan, perawat, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam, praktik bersama dan rumah bersalin. - Didukung oleh berba gai pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek, laboratorium klinik dan op tik. b. UKP Strata Kedua : UKP strata kedua adalah UKP tingkat lanjutan yang men dayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada perorangan. - Penyelenggara adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta. Diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional: Rumah Sakit kelas C dan B non pendidikan milik pemerintah dan Rumah Sakit Swasta, praktik dokter spesia lis, dokter gigi spesialis, klinik spesialis, BP4, BKMM, BKJM. - Didukung oleh b erbagai pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek, laboratorium klinik da n optik. Munawar, STIKMAR Majene

c. UKP Strata Ketiga : UKP strata ketiga adalah UKP tingkat unggulan yang menday agunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistikyang ditujukan kepada perorangan. - Penyelenggara adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta. Diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional: Praktik Dokter Spesialis Konsultan, Praktik Dokter Gigi Spesialis Konsultan, Klinik Spesialis Konsultan, Rumah Sakit Kelas B Pendidikan dan Kelas A milik Pemerintah, Rumah Sakit Khusus dan Rumah sakit swasta. - Didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti to ko obat dan apotek, laboratorium klinik dan optik.

Rumah sakit merupakan salah satu sistem pelayanan kesehatan yang memberikan jasa pelayanan medic kepada masyarakat. American Hospital Association, mendefinisika n rumah sakit sebagai suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional ya ng terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobata n penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar, 1980). WHO memberikan batasan menge nai rumah sakit sbb: the hospital is an integral part of a social and medical org anization, the function of which is to provide for the population complete healt h care, both curative and preventive and whose outpatient services reach out to the family and its home environment, the hospital is also a centre for training of helath workers and for biosocial research (RS adalah bagian integral dari orga nisasi kesehatan masyarakat yang berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan parip urna, preventif maupun kuratif bagi keluarga dan masyarakat, sebagai pusat pendi dikan tenaga kesehatan dan penelitian biososial) Fungsi Rumah Sakit adalah menye diakan dan menyelenggarakan: a. Pelayanan medik

b. c. d. e. Pelayanan penunjang medik Pelayanan rehabilitatif Pencegahan dan peningkatan kes ehatan Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medik Menurut jenis pelayanannya, RS dapat digolongkan dalam RS Umum dan RS Khusus. RS Khusus meliputi RS jiwa, RS Kusta, RS Mata, SR Bersalin, RS Jantung, dan sebaga inya. Menurut pengelola atau pemiliknya digolongkan: RS Vertikal (milik Depkes), RS Daerah (Provinsi dan Kabupaten), RS TNI dan RS POLRI, Rumah Sakit departemen lain/BUMN, RS Swasta. Klasifikasi Rumah Sakit Umum didasarkan pada perbedaan ti ngkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan yaitu rumah sakit kelas D, kelas C, kelas B dan RS kelas D. Pelayanan medic di RSU kelas D u mumnya diberikan oleh dokter umum dan pelayanan spesialistik dalam jumlah terbat as. RSU kelas C dapat memberikan pelayanan spesialistik minimal 4 jenis, yaitu p elayanan spesialistik bedah, spesialistik kebidanan dan kandungan, spesialistik anak, dan spesialistik penyakit dalam. RSU kelas B adalah rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan spesialistik secara lengkap, bahkan dapat memberikan pelay anan sub spesialistik tertentu. RSU kelas A memberikan pelayanan medic spesialis tik lengkap dan sub spesialistik dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandin gkan RSU kelas B.

Sesuai keputusan Menkes R.I. Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat disebutkan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana tek nis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pemban gunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dari definisi di atas, Puskesmas secara umum mengandung pengertian: 1. Unit Pelaksana Teknis Sebagai Unit Pelaksana Tekn is Dinas Kesehatan Kab/kota (UPTD), Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat p ertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan. 2. Pembangunan Kesehatan Sebaga i penyelengara upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemamp uan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yan g optimal. 3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Puskesmas bertanggung jawab unt uk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinkes Kabupaten/ko ta sesuai kemampuannya. 4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan. Namun d emikian, satu kecamatan dimungkinkan terdapat lebih dari satu Puskesmas. Tanggun g jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konse p wilayah (desa/kelurahan atau RW). Fungsi dan peran Puskesmas Fungsi Puskesmas: 1. Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawsan Kesehatan Pus kesmas meng gerak kan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sector ter masuk oleh masyarakat dan dunia usaha, sehingga berwawasan serta mendukung pemba ngunan kesehatan. 2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat. Puskesmas berupaya agar pero rangan, keluarga dan masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upay a kesehatan. Untuk itu berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun. Beberapa kegi atan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat, anta ra lain: - Upaya KIA: Posyandu, Polindes, Poskesdes, POD; - Upaya Pengobaran: Po syandu, POD; - Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, Kadarzi, Panti Pemulihan Gizi; Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter kecil, SBH, Poskestren;

Upaya Kesehatan Lingkungan: Pokmair, Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL ); Upaya Kesehatan Usila: Posyandu Usila, Panti Wreda; Upaya Kesehatan Kerja: Po s UKK; Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisonal: TOGA, Battra; Upaya Pembiayanan da n Jaminan Kesehatan: Dana sehat, Tabulin, mobilisasi dana keagamaan 3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelen ggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berk esinambungan. a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Yankes perorangan adalah pelayan an yang bersifat pribadi (privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyaki t dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan d an pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan raw at inap. b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yankesmas adalah pelayanan yang bersi fat public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan keseha tan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Yankesmas tersebut antara lain adalah promkes, pemberantasan penyaki t, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga, KB, serta berbagai program kesmas lainnya. Pelak sanaan fungsi Puskesmas dilaksanakan dengan cara: - Merangsang masyarakat termas uk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri - Me mberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan s umberdaya yang ada secara efektif dan efisien. - Memberikan bantuan yang bersifa t bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masy arakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. - Mem berikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat - Bekerja sama dengan sek tor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program Puskesmas Peran Puskesma s Sebagai institusi pelaksana teknis, Puskesmas dituntut memiliki kemampuan mana jerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan . Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistik, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian maaj erial di atas bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai baha n kesesuaian dalam menentukan RAPBD.

Fasilitas Penunjang Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan akses layanan Puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih me rata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang dengan Puskesmas Pembantu, Bidan desa di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang sudah ada. Disamp ing itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola Posyandu dan membina dasawisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan. 1. Puskesmas Pemba ntu Puskesmas Pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adal ah unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu mel aksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. 2. Puskesmas Keliling Puskesmas Keliling merupakan unit pelay anan kesehatan Keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau pe rahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenag a dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanak an kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:

a. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau dae rahyang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pemba ntu dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geog rafis tiap Puskesmas. b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KL B ). c. Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderitra dalam rangka rujuka n bagi kasus darurat. d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual. 3. Bidan Desa Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan k esehatannya, ditempatkan seorang Bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut d an bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan pembin aan kelompok Dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan masal ah kesehatan anggota keluarga Dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau d irujuk lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih m ampu dan terjangkau secara rasional. Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

SKEMATIS JENJANG PELAYANAN KESEHATAN RSU B/A, RS Khusus Prak dr spes swasta BP4, BKMM RSU D/C, RS Khusus Prak dr spes swasta BP4, BKMM Puskesmas Prak swasta (dr, Bidan, Prwt) Posyandu, Poskesdes, P olindes Upaya kes Keluarga Mandiri Strata Ketiga Depkes Dinkes Provinsi Strata Kedua Dinkes Kab BP4, BKMM, BKKM, Strata Pertama Puskesmas Posyandu, Poskesdes, Polindes, UKBM lain Upaya kes kel mandiri, Kaderk es Masyarakat Perorangan/ Keluarga

Salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah rujuk an kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan tidak selalu dapat menyelesaikan suatu masalah. Untuk itu diperlukan s uatu mekanisme pelimpahan tanggung jawab dari suatu institusi ke institusi lainn ya yang lebih tinggi dan dapat menyelesaikan suatu masalah. Mekanisme yang dimak sud dikenal dengan sistem rujukan atau refferal. Dalam UU Nomor 29 Tahun 2004 te ntang Praktik Kedokteran disebutkan, bahwa kewajiban dokter.... merujuk pasien k e dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan (Pasal 51) . Apabila kewajiban tersebut diabaikan, dikenakan sanksi pidana sesuai Pasal 79 yang menyebutkan: ...kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000.- setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban tersebut Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan be ntuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedu a dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun be rada dalam suatu sistem dan saling

berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan m edis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelay anan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerint ah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyeb abkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan. 1. Sistem Rujukan Upaya Kesehatan Terdapat perbedaan pengertian antara konsultasi dan ruj ukan. Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan kasus penya kit kepada yang lebih ahli berupa saran (bersifat kesejawatan/kode etik). Rujuka n adalah upaya pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus penyakit d an atau masalah kesehatan kepada dokter lain yang sesuai. Prof. Dr. Soekidjo Not oatmodjo mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pela yanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhada p satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang leb ih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kema mpuannya).

2. Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan a. Umum: Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna. b. Khusus: D ihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabili tatif secara berhasil guna dan berdaya guna. Dihasilkannya upaya kesehatan masya rakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna . 3. Jenis Rujukan Sistem Rujukan secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut: a. Rujukan Medik, meliputi: Adalah rujukan masalah kedokteran yang ber tujuan menyembuhkan dan atau memulihkan status kesehatan pasien, atau sebaliknya untuk tindak lanjut yg diperlukan. Rujukan medik dibedakan atas 3 macam: Rujuka n kasus: untuk hal tentang penatalaksanaan pasien dari satu strata yg kurang mam pu ke strata yang lebih sempurna atau sebaliknya (untuk tindak lanjut yg

diperlukan) untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik, dll. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen): pengiriman bahan-bahan pemeriksaan laboratorium d ari strata yang kurang mampu kepada lebih mampu atau lebih lengkap, atau sebalik nya (tindak lanjut yg diperlukan). Rujukan Ilmu Pengetahuan: pengiriman dokter/t enaga kesehatan yg lebih ahli (strata pelayanan yg lebih mampu) ke strata yang k urang mampu untuk melaksanakan bimbingan/diskusi atau sebaliknya untuk pendidika n dan pelatihan. b. Rujukan Kesehatan. Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat y ang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan atau mencegah penyakit yang ada di masyarakat. Rujukan kesehatan terdiri dari: Rujukan tenaga, antara lain duku ngan tenaga ahli untuk penyelidikan KLB, penanggulangan gangguan kesehatan karen a bencana alam, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan medis, bantuan obat, dsb. Rujukan Op erasional: pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah kesmas a tau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.

Beberapa contoh rujukan kesehatan masyarakat: Survey epidemiologi dan pemberanta san penyakit atas kejadian Luar Biasa atau berjangkitnya penyakit menular Pember ian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah Penyidikan penyebab keracu nan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan obta-obtatan atas te rjadinya keracunan masal Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam Sarana dan teknologi untuk penyediaan ai r bersih atas masalah kekurangan airbersih bagi masyarakat umum Pemeriksaan spes imen air di Laboratorium Kesehatan, dan lain-lain

. Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

ab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 7m Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 1

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 2 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 3

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 4 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 5

Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 3 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 4 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 1 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 2 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 3 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 4 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 5 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 6 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 7 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 8 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 9 PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 10 . Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 11 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 12 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda

Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 13

Anda mungkin juga menyukai