AKUNTANSI MANAJEMEN
KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN
OLEH
KELOMPOK
ARUNG GIHNA MAYAPADA C 301 11 004 INNE CHYNTIA C 301 11 009 E R D I N C 301 11 016 MUHAMMAD AFDHAL C 301 11 023 E V I PRATIWI C 301 11 029
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2013
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Manajemen dengan membahas mengenai Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang-orang disekitar kami, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Aamiin.
Kelompok 1
Page 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Pembahasan
A. Tingkat Segmentasi Pasar
1. Pemasaran Segmen 2. Pemasaran Ceruk 3. Pemasaran Lokal 4. Pemasaran Individual 6 7 7 8 8 9 9 9 9 10 10 11 11 12 12 12 6 6 1 2 3 5 6
Page 3
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan semua kejadian ekonomi (economic events) yang menghasilkan keluaran berupa laporan khusus harga pokok produk, anggaran, dan laporan kinerja yang beguna dalam rangka pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu para manajer dalam mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Oleh karena itu, akuntansi manajemen dapat diartikan sebagai penggunaan informasi akuntansi untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling). Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer dalam proses pengambilan keputusan adalah hal-hal yang berhubungan dengan biaya. Hal ini dikarenakan biaya merupakan hal penting dalam suatu perussahaan yangmana mempengaruhi laba perusahaan. Akan tetapi, beberapa manajer tidak memahami secara jelas konsep dasar akuntansi manajemen sehinggan informasi akuntansi yang disajikan akuntan menjadi sia-sia. Konsep dasar akuntansi manajemen terdiri dari konsep pembebanan biaya yang mana menujukkan bagaiamana suatu biaya dibebankan pada suatu produk, konsep definisi biaya produk baik produk berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible), konsep pelaporan eksternal yang menujukkan bagaimana biaya-biaya tersbut disajikan dalam laporan keuangan dan konsep system akuntansi manajemen yang terbagi atas dua jenis, yaitu system akuntansi manajemen berdasarkan fungsional dan aktivitas.
Page 4
2.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu: 2.1. Mendeskripsikan proses pembebanan biaya. 2.2. Mendefinisikan produk berwujud dan tidak berwujud serta menjelaskan perbedaan definisi biaya produk. 2.3. Menyusun laporan laba rugi dan neraca untuk perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa. 2.4. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas.
3.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah: 3.1. Mengetahui dan mampu memahami proses pembebanan biaya. 3.2. Mampu menjelasakan definisi produk berwujud dan tidak berwujud serta menjelaskan mengenan definisi biaya produk. 3.3. Mampu menyusun laporan laba rugi dan neraca perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa serta mampu menjelasakan perbedaan diantara ketiganya. 3.4. Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan aktivitas.
Page 5
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)
Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan kepentingan manajemen, adalah salah satu tujuan dasar system informasi akuntansi manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
1.1. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini dan di masa datang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat mengganggap biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya tidak hanya harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis. Para manajer harus memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama besar dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan begitu posisi strategis perusahaan akan naik, dan terciptalah keunggulan kompetitif. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika suatu alternative dipilih dari beberapa alternative lain. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi pada laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expired) yang kemudian disebut beban.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 6
Di setiap periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi, untuk menentukan laba periode tersebut. Agar perusahaan tetap eksis dalam bisnisnya, pendapatan harus melebihi beban, selain itu laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk dapat memuaskan pemilik perusahaan. Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga harus melebihi biaya agar menghasilkan cukup banyak laba. Selanjutnya, penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan, dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh sebab itu, pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting dalam penyediaan informasi ini kepada manajer.
Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Intuisi dan anggapan umum diekspresikan sebagai berikut : lebih baik menjadi kurang lebih benar daripada menjadi sangat tidak akurat. Beberapa metode pembebanan biaya ternyata lebih akurat dibandingkan lainnya. Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Melakukan hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya yang secara wajar akurat.
Page 8
1.3.2.1.Penelusuran Langsung Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yng berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara fisik. Baik bahan baku dan penggunaan tenaga kerja dapat diobservasi secara fisik, oleh sebab itu, biayanya dapat dibebankan secara langsung ke objek biaya. Idealnya, semua biaya harus dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan penelusuran langsung. Sayangnya, sering terjadi bahwa objek biaya bukan merupakan pengguna satu satunya sumber daya. Dalam kasus ini, penelusuran penggerak dipertimbangkan penggunaannya untuk
membebankan biaya.
1.3.2.2. Penelusuran Penggerak Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke objek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah factor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu, penggerak adalah factor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.
Page 9
Penting untuk dipahami bahwa contoh sederhana pembagian sumber pizza ini, secara langsung dapat diperluas ke dalam latar bisnis yang lebih kompleks. Inspeksi atas produk mungkin dapat berupa pizza yang dibagi secara tepat oleh instrument pemisahan yang diproduksi dalam pabrik. Biaya inspeksi dapat dibebankan pada instrument individual (objek biaya) dengan menggunakan jumlah jam inspeksi (potongan pizza) yang dikonsumsi oleh masing masing jenis instrument. Contoh kedua, pertimbangkan biaya dari pemantau jantung yang digunakan oleh pasien penyakit jantung (objek biaya). Pemantau jantung adalah pizza, dan jam pemantauan yang digunakan dapat menjadi potongan pizza yang dipilih untuk membebankan biaya ke penderita penyakit jantung. Jadi prinsip penelusuran yang dijelaskan dengan contoh pizza, dapat dihubungkan langsung dengan proses perhitungan biaya dalam lingkungan bisnis yang sesungguhnya. Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingkan penelusuran langsung. Akan tetapi, jika hubungan sebab akibatnya kuat, maka dapat diperkirakan adanya tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Perhatian yang lebih penting adalah situasi dengan kondisi objek biaya bukan merupakan pemakai satu satunya dari sumber daya, dan tidak ada hubungan sebab akibat yang dapat ditetapkan (atau adanya kendala biaya jika menggunakan hubungan sebabakibat).
Page 10
Oleh karena tidak terdapat hubungan sebab-akibat, pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya adalah hanya dengan membebankannya secara proporsional ke jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap produk. Pembebanan biaya tidak langsung secara arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan biaya secara keseluruhan. Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin ke objek biayanya membebankan biaya (yang ditelusuri), langsung ke objek biaya. Akan tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di samping keakuratan. Misalnya, mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk (suatu objek biaya) mungkin dibutuhkan untuk memenuhi peraturan pelaporan eksternal. Walaupun demikian, kebanyakan manfaat manajerial dari pembebanan biaya lebih baik dalam hal keakuratan; jadi, paling tidak, penelusuran dan alokasi pembebanan biaya sebaiknya dilaporkan secara terpisah. Tampilan 1 Model Pembebanan Biaya
Penelusuran Langsung
Penelusuran Penggerak
Alokasi
Pengamatan Fisik
Hubungan Sebab-Akibat
Asumsi Hubungan
Objek Biaya
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 11
2.
Ketidakberwujudan (intangibility), tidak tahan lama (perishability), tidak dapat dipisahkan (inseparabaility), dan heterogenitas (heterogenity). Ketidakberwujudan berarti bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli. Jadi, jasa adalah produk tidak berwujud. Tidak tahan lama memiliki arti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan (ada beberapa kasus yang tidak umum , yaitu saat barang-barang berwujud tidak dapat disimpan), tetapi harus dikonsumsi pada saat diselenggarakan. Meskipun jasa tidak bisa disimpan, akan tetapi beberaa jasa, seperti operasi plastik, member pengaruh jangka panjang dan tidak perlu diulangi pelanggan tersebut. Jasa lainnya memberi pengaruh jangka pendek dan menciptakan pelanggan setia. Contoh jasa yang berulang adalah jasa pemeriksaan, jasa penjagaan rumah, dan binatu (dry cleaning). Tidak dapat dipisahkan memiliki arti bahwa produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan kontrak langsung pada saat pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari produsen mereka. Sebagai contoh, pemeriksaan mata mengharuskan kehadiran baik pasien maupun dokter spesialis mata.
Page 12
Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak memerlukan kontak langsung dengan pembeli produk mereka. Pembeli mobil tidak perlu melakukan kontak langsung dengan dengan insinyur dan pekerja perakitan yang memproduksi mobil mereka. Heterogenitas berarti bahwa terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa daripada produksi produk. Penyelenggara jasa dapat saja dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bauran individu lainnya yang bekerja dengan mereka, pendidikan dan pengalaman mereka, serta faktor-faktor pribadi seperti kehidupan rumah tangga. Faktorfaktor ini membuat penyelenggaraan tingkat jasa yang konsisten menjadi sulit. Prngukuran produktivitas dan mutu pada perusahaan jasa harus dilakukan secara terus menerus dan sensitive terhadap faktor-faktor tersebut. Perbedaan ini mempengaruhi informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Berikut ilustrasi berbagai aspek yang berkaitan dengan jasa, beberapa sifat turunannya, serta interaksinya dengan sistem akuntansi manajemen. Tampilan 2 Interaksi Jasa dengan Akuntansi Manajemen ASPEK SIFAT TUJUAN DAMPAK PADA AKUNTANSI MANAJEMEN
Ketidakberwujudan Jasa tidak bisa disimpan. Tidak ada persediaan.
Tidak ada perlindungan hak Kode etik yang ketet.* paten. Tidak dapat menampilkan Tuntutan terhadap pembebanan biaya yang atau jasa. Harga sulit ditetapkan. Tidak tahan lama Manfaat kadaluarsa. Jasa sering kali berulang Memerlukan standard dan konsistensi mutu untuk satu pelanggan. Tidak dapat dipisah yang tinggi.* jasa cepat Tidak ada persediaan. mengkomunikasikan lebih akurat.*
Pelanggan terlibat langsung Biaya diperhitungkan sesuai dengan jenis dalam produksi jasa. pelanggan.* Page 13
Produksi missal jasa yang Menuntut pengukuran dan pengendalian tersentralisasi dilakukan. Heterogenitas Variasi yang luas pada Pengukuran produktivitas dan mutu serta pengendalian harus terus menerus.* Manajemen mutu total adalah hal yang penting.*
*Banyak dari dampak ini yang juga berlaku untuk produk berwujud
produk dimungkinkan.
Perhatikanlah, bahwa keakuratan pembebanan biaya, mutu dan produktivitas merupakan masalah yang sama-sama dihadapi produsen jasa dan produsen produk berwujud. Organisasi yang membuat produk berwujud disebut organisasi manufaktur. Organisasi yang memproduksi produk tidak berwujud disebut organisasi jasa. Manajer dari kedua jenis organisasi ini perlu mengetahui berapa besar biaya setiap roduk. Biaya produk yang akurat adalah penting untuk analisis tingkat laba dan untuk keputusan strategis yang berkenaan dengan perancangan produk, penetapan harga, serta bauran produk. Biaya setiap produk berlaku untuk produk berwujud maupun tidak berwujud. Jadi, ketika kita membahas masalah biaya produk, kita mengacu pada produk berwujud dan/atau tidak berwujud.
Page 14
Suatu rantai nilai perusahaan (tampilan 3) adalah dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan,
mendistribusikan, dan
pertama-tama dengan membebankan biaya ke serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai, dan kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu ke produk. Berikut ilustrasi rantai nilai internal. Contoh kedua, tujuan manajerial adalah jangka pendek atau analisis tingkat laba taktis. Pada kasus ini, biaya perancangan dan pengembangan mungkin tidak relevan khususnya untuk produk yang telah ada. Sebagai contoh keputusan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang ada, akan tergantung pada harga yang ditawarkan oleh pelanggan potensial dan biaya produksi, pemasaran, distribusi, dan pelayanan pesanan khusus. Jadi, hanya aktivitas yang beroperasi dalam rantai nilailah yang penting, dan pembebanan biaya aktivitas ke produk mendefinisikan biaya produk operasi. Contoh ketiga, misalnya tujuan manajerial adalah penyusunan laporan keuangan eksternal. Dalam kasus ini, biaya produk tradisional diperlukan. Peraturan dan ketentuan yang mengatur laporan keuangan eksternal menyatakan bahwa hanya harga pokok produksi yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya produk. Tampilan 4 akan menggambarkan ikhtisar ketiga biaya produk diatas. Tampilan 3 Aktivitas Rantai Nilai Internal
Desain
Pelayanan
Pengembangan
Pendistribusian
Produksi
Pemasaran
Page 15
Produksi
Produksi
Produksi
Pemasaran
Pemasaran
Layanan Pelanggan
Layanan Pelanggan
Keputusan Penetapan Harga Keputusan Bauran Produk Analisis Tingkat Laba Strategis
Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut dapat dibebankan ke produk, dalam pelaporan keuangan eksternal.
2.2.3. Overhead
Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik. Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk.
Page 17
Contohnya yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, asurani, depresiasi, pengawasan dan keamanan pabrik, dan sebagainya. Beberapa studi menunjukkan bahwa overhead pabrik mencapai hingga 16% dari penjualan. Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan kedalam overhead pabrik sebagai bahan tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Sebab, biaya penelusuran lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan keakuratan.
Misalnya, presiden direktur perusahaan menaruh perhatian terhadap efisiensi penjualan produksi serta aktivitas penelitian dan pengembangan. Contoh biaya administrasiadalah gaji eksekutif puncak, akuntansi umum, kesekretariatan, humas, honor pengacara, pencetakan laporan tahunan, dan lain sebagainya.
Bahan Langsung
Biaya Utama
Biaya Konversi
Biaya Nonproduksi
Biaya Administrasi
Page 19
3.
Page 20
Dalam menghitung harga pokok penjualan, pada awalnya ditentukan harga pokok produksi yang diambil dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Tampilan 6 Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Manufaktur Laporan Laba Rugi Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012
Biaya produksi yang berkaitan dengan barangbarang yang diselesaikan selama periode tertentu
Penjualan Dikurangi harga pokok penjualan: Persediaan awal barang jadi Ditambah: Harga pokok produksi Barang yang tersedia untuk dijual Dikurangi: Persediaan akhir barang jadi Laba kotor Dikurangi beban operasi: Beban penjualan Beban administrasi Laba sebelum pajak
$ $
300,000.00 200,000.00
$ $
500,000.00 600,000.00
Apabila harga pokok produksi adalah untuk produk tunggal, maka biaya rata-rata per unit dapat dihitung dengan membagi harga pokok produksi dengan unit yang diproduksi.
Tampilan 7 Skedul Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur Skedul Harga Pokok Produksi
Bahan langsung: Persediaan awal bahan langsung* Tambah: Pembelian Bahan baku yang siap digunakan Kurang: Persediaan akhir bahan baku Bahan baku yang digunakan dalam produksi Tenaga kerja langsung Biaya Overhead Pabrik:* Asuransi Pabrik Tenaga kerja tidak langsung Sewa mesin Utilitas Pabrik Peralatan Depresiasi Pajak Total biaya overhead Total Biaya Produksi Tambah: Barang dalam proses awal Kurang: Persediaan barang dalam proses akhir Harga pokok produksi
Bahan Langsung
$ $ $ $ $ $ $
Page 22
3.1.1.1.Barang Dalam Proses Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam produksi, pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri dari unit yang telah diselesaikan sebagian yang telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir adalah biaya unit yang ada pada akhir periode. Oleh karena itu, biaya barang dalam proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat pada periode sebelumnya, sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicata pada periode selanjutnya.
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian Persediaan Akhir Selain itu, perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis persediaan yaitu persediaan barang yang dibeli dari pemasok yang dimiliki sampai barang tersebut terjual.
Page 23
Penjualan Dikurangi harga pokok penjualan: Persediaan awal Ditambah: Pembelian Barang yang tersedia untuk dijual Dikurangi: Persediaan akhir Laba kotor Dikurangi beban operasi: Beban penjualan Beban administrasi Laba sebelum pajak
1,000,000.00
$ $
600,000.00 400,000.00
$ $
100,000.00 200,000.00
$ $
300,000.00 100,000.00
4.
Page 24
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dikenal dari tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur dan jasa. Sementara sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas merupakan sistem yang baru dikembangkan dalam dua setengah dekade terakhir. Sistem ABM digunakan secara luas dan bermanfaat untuk peningkatan khususnya diantara organisasi yang memiliki beragam produk dan pelanggan, berhadapan dengan peningkatan kompleksitas produk, siklus produk yang lebih pendek, permintaan peningkatan mutu, dan tekanan persaingan ketat. Sistem ABM biasanya ditemukan dalam industri keuangan (seperti bank dan bursa saham), industri transportasi (seperti penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis manufaktur (seperti perusahaan elektronik dan mobil).
Sumber Daya
Tinjauan Operasional
Analisis Efisiensi
Fungsi
Analisis Kinerja
Produk
Page 25
Sumber Daya
Tinjauan Proses
Analisis Penggerak
Mengapa?
Aktivitas
Apa?
Analisis Kinerja
Seberapa Baik?
Page 26
Misalnya, jam kerja tenaga kerja langsung, material langsung, dan jam kerja mesin, adalah hanya penggerak yang diasumsikan penting. Karena sistem FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan dengan fungsi produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap sebagai pembiayaan berdasar produksi atau fungsional (Functional Based Costing - FBC). Selain dari penggerak yang menjelaskan hubungan sebab akibat terdapat pula penggerak tingkat nonunit. Misalnya, penggerak produksi seperti unit yang diproduksi atau jam kerja tenaga kerja langsung dapat tidak memiliki hubungan apapun dengan biaya pembelian bahan mentah. Pada kenyataannya, jumlah pesanan pembelian bisa menjadi ukuran yang tepat dari konsumsi tiap produk. Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan berdasar fungsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biayabiaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal.
mengidentifikasikan dan menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang diperoduksi (penggerak nonunit). Jadi, pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekan penelusuran melebih dari alokasi. Pada kenyataannya, itu bisa dinamakan penelusuran yang intensif. Penggunaan kedua penggerak unit dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, mutu keseluruhan dan informasi biaya yang relevan. Pembiayaan produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksibel. Informasi biaya dibuat untuk mendukung macam-macam tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan.
Page 27
Definisi pembiayaan produk yang lebih komprehensif ditekankan untuk perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan yang lebih baik, dengan kelengkapan informasi akan biaya, aktivitas, penggerak, dapat bertindak sebagai sistem pengingat awal dari problem etis.
Dalam system informasi akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas, baik ukuran keuangan dan nonkeuangan dari kinerja adalah penting.
Tampilan 11 Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya Berdasarkan Fungsional dan Aktivitas Berdasar Fungsional 1. Penggerak berdasar unit 2. Intensif alokasi 3. Pembiayaan produk sempit dan kaku 4. Fokus pada pengelolaan biaya 5. Informasi aktivitas sedikit 6. Maksimalisasi dari kinerja unit individual 7. Penggunaan ukuran kinerja financial Berdasar Aktivitas 1. Penggerak berdasar unit dan non unit 2. Intensif dalam penelusuran 3. Pembiayaan produk luas dan fleksibel 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas 5. Informasi aktivitas terinci 6. Maksimalisasi kinerja system meluas 7. Penggunaan ukuran kinerja financial dan non finansial
Page 29
KESIMPULAN
Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba. Oleh karena itu, Informasi yang bermutu tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan membebankan biaya sebesar yang dikonsumsi objek biaya. Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri melalui tiga cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak untuk pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan biaya tidak langsung. Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan fisik. Sementara, penelusuran penggerak bergantung pada factorfaktor sebab akibat, yaitu penggerak, untuk membebankan biaya pada objek biaya.
Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis utama, yaitu biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan produk/jasa dan biaya nonproduksi. Biaya poduksi terdiri atas biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sementara, biaya nonproduksi umumnya terdiri atas biaya penjualan dan administrasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk menghasilkan berbagai macam produk baik produk berwujud dan tidak berwujud (jasa).
Demi akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan dan disajikan dalam laporan keuangan eksternal. Seluruh biaya tersebut disajikan pada laporan laba rugi baik pada perusahaan manufaktur, dagang, atau bahkan perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur harus menghitung harga pokok produksi. Adapun perusahaan dagang dan jasa tidak perlu.
Page 30
DAFTAR
PUSTAKA
Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Garrison, Ray H., Norren, Eric W. & Brewer, Peter C. 2006. Akuntansi Manajerial Edisi 11 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Page 31