Anita Ongkowidjojo
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Seorang Pria 50 tahun dengan Tetanus dan Hipertensi Urgency
Telah didiskusikan tanggal: 14 Desember 2012 Pembimbing
Pelapor
Mengetahui
Page 2
Anita Ongkowidjojo
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS PERIODE 12NOVEMBER 201219 JANUARI 2013 DAFTAR MASALAH
Masalah aktif
Tetanus Trismus Risus sardonicus Opistotonus Gangguan pernafasan sedang Rigiditas Kekakuan otot Hipertensi Urgency
Tanggal
29 November 2012
Masalah pasif
Tanggal
29 November 2012
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 3
Anita Ongkowidjojo
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama Umur Jenis kelamin Agama Status Pendidikan Pekerjaan Alamat Nama istri Nomor CM Dirawat di ruang Masuk bangsal Keluar bangsal : : : : : : : : : : : : : Tn.S 50 tahun Laki-laki Islam Menikah Tamat SD Petani Desa Undaan Kidul 06/02 Ny.Waginah 645170 Bougenville lantai 2 27 November 2012 7 Desember 2012
II.
ANAMNESIS
Anamnesis secara autoanamnesa dengan penderita pada tanggal 29 November 2012 Keluhan utama : badan kaku
Pasien dibawa ke IGD RSUD Kudus pada tanggal 26 November 2012 pkl 18.30 WIB dengan keluhan badan, kaki, tangan, dan wajah terasa kaku sejak 4 hari lalu sehingga pasien tidak dapat berjalan. Kaku dirasakan semakin lama semakin memberat walaupun dalam keadaan berbaring, terutama di bagian kaki dan perut. Selain kaku, pasien juga mengalami kejang-kejang beberapa kali dalam sehari, serta kegiatan makan dan minum terganggu. Pasien mengaku sekitar 2 minggu yang lalu, saat pasien sedang di sawah dan memanen padi, kaki pasien
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 4
Anita Ongkowidjojo
terkena pacul. Kemudian pasien pergi berobat ke seorang bidan di dekat rumahnya dan dilakukan pembersihan luka dan diberikan juga suntikan. Riwayat penyakit dahulu: Riwayat kencing manis disangkal Riwayat darah tinggi disangkal Riwayat kolesterol tinggi disangkal Riwayat ayan (epilepsy) disangkal Riwayat penyakit paru disangkal
Riwayat penyakit keluarga: - Riwayat kencing manis dalam keluarga diangkal - Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal - Riwayat menderita penyakit stroke dalam keluarga disangkal
Riwayat sosial ekonomi: Pasien adalah seorang petani. Pasien mendapat bantuan biaya dari JAMKESDA.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 5
Anita Ongkowidjojo
: anemis (-), sianosis(-), ikterik(-), turgor baik : mesocephal, benjolan (-), rambut hitam terdistribusi merata dan tidak mudah dicabut : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+), isokor, diameter 2mm OD Visus Palpebra Conjunctiva Sclera Kornea Lensa COA 6/60 Edema (-) Jernih Jernih Jernih Jernih Cukup OS 6/60 Edema (-) Jernih Jernih Jernih Jernih Cukup
: otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-) : trismus (+), risus sardonicus (+) : sulcus nasolabialis simetris, bibir kering (-), sianosis (-) : JVP Normal (5+2cm H2O), trakea di tengah, pembesaran KGB leher (-), pembesaran tiroid (-), kekakuan otot (+) Paru depan Paru belakang Pergerakan kedua paru simetris, retraksi intercostal (+) Stem fremitus sama kuat kanan dan kiri Sonor di seluruh lapang paru
Inspeksi
Kanan Kiri
Pergerakan kedua paru simetris, retraksi intercostal (+) Stem fremitus sama kuat kanan dan kiri Sonor di seluruh lapang paru Kiri
Palpasi
Kanan Kiri
Perkusi
Kanan
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 6
Anita Ongkowidjojo
Auskultasi
Kanan Kiri
Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : : : tidak tampak pulsasi ictus cordis di ICS V MCLS teraba pulsasi ictus cordis di ICS V MCLS redup, batas atas ICS III PSLS Batas kanan ICS V PSLS Batas kiri ICS V MCLS Auskultasi Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi : : : : datar dan tidak tampak benjolan bising usus (+) menurun timpani, pekak alih (-) perut keras seperti papan, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan(-) Ekstremitas Pembesaran kelenjar limfe axiller Pembesaran kelenjar limfe inguinal Edema Sianosis Petechiae Refleks fisiologis Reflex patologis Kekuatan motorik Tonus Genitalia, anus, dan rektum : tidak diperiksa
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 7
Anita Ongkowidjojo
NILAI 7.90 4.50 13.2 39.8 343 .212 88 29.3 33.2 13.6 6.2 13.1 15.6 4.6 79.8
NORMAL 3.5 10.0 3.80 5.80 11.0 16.5 35.0 50.0 150 390 .100 - .500 80 97 26.5 33.5 31.5 35.0 10.0 15.0 6.5 11.00 10.0 18.0 17.0 48.0 4.0 10.0 43.0 76.0
Kimia darah dan elektrolit darah tanggal 26 November 2012 Ureum Creatinin SGOT SGPT Calcium Kalium Natrium Chloride Magnesium 39.7 0.9 28 33 1.9 3.9 151 112 0.7 mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl gr/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl 11.00 55.0 0.6 1.36 <37 <41 2.02 - 2.60 3.6 - 5.5 135 - 155 75 108 0.8 1.0
V.
DAFTAR MASALAH
1. Trismus 2. Risus sardonicus 3. Kekakuan otot leher
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 8
Anita Ongkowidjojo
4. Disfagia ringan 5. Gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi pernafasan >30 kali/menit 6. Opistotonus 7. Perut seperti papan 8. Rigiditas 9. Hipertensi
VI.
Problem:
Initial plan: Ip. Diagnostic: Gejala klinis (rigiditas, spasme otot, dan disfungsi otonomik)
Ip. Terapi: TAT injeksi 100.000 Debridement luka Injeksi Metronidazole 4x1 Infus RL Drip diazepam 3 amp Injeksi Ketorolac 2 x 1
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 9
Anita Ongkowidjojo
Ip. Edukasi: Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul Diet cairan
Ip. Monitoring: Pemeriksaan tekanan darah 2 kali sehari pagi dan sore Keluhan subjektif pada pasien EKG
Ip. Edukasi: Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapinya Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari) dan lemak,
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 10
Anita Ongkowidjojo
meningkatkan konsumsi buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai komplikasi dari penyakit hipertensi PROGRESS NOTE Tanggal 29 November 2012 S 0 : seluruh badan terasa kaku, pinggang terasa sakit : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 170/110 mmHg Nadi 88 x/menit Suhu 37,4 0C Pernapasan 32 x/menit Wajah : risus sardonicus (+), trismus (+) 1 cm Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+) Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi dinding dada (+) Jantung : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Bising usus (+) menurun, perut seperti papan Nyeri tekan
+ + + +
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013 Page 11
Anita Ongkowidjojo
rigiditas Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : tetanus derajat 2, HT urgency : Infus RL 20 tpm Injeksi Metronidazol 4 x 1 Injeksi Ceftriaxon 1 x 2 gr Injeksi Ranitidine 2 x 1 Injeksi Ketorolac 2 x 1 Captopril 3 x 25 mg Amlodipine 1 x 10 mg Tanggal 30 November 2012 S 0 : badan terasa nyeri, kaki sulit untuk digerakkan : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 180/120 mmHg Nadi 88 x/menit Suhu 37,2 0C Pernapasan 28 x/menit Wajah : risus sardonicus (+),trismus (+) 1 cm Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+) Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-),retraksi dinding dada (+) Jantung : BJ I-II(+) Reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Bising usus (+) menurun, perut seperti papan Nyeri tekan
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 12
Anita Ongkowidjojo
+ + + + rigiditas Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : tetanus derajat 1, Hipertensi urgency : Infus RL 20 tpm Injeksi Metronidazol 4 x 1 Injeksi Ceftriaxon 1 x 2 gr Injeksi Ranitidine 2 x 1 Captopril 3 x 25 mg Amlodipine 1 x 10 mg BC 3 x 1 HCT Clonidine 3 x Tanggal 1 Desember 2012 S 0 : badan terasa kaku, terutama di bagian kaki : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 170/100 mmHg Nadi 88 x/menit Suhu 36,3 0C Pernapasan 28 x/menit Wajah : risus sardonicus (+), trismus (+) 2 cm Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 13
Anita Ongkowidjojo
Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi dinding dada (+) Jantung : BJ I-II (+) Reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Bising usus (+) menurun, perut seperti papan Nyeri tekan
+ + + + rigiditas Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : Tetanus derajat 1, Hipertensi Urgency : Infus RL 20 tpm Injeksi Metronidazol 4 x 1 Injeksi Ceftriaxon 1 x 2 gr Injeksi Ranitidine 2 x 1 Captopril 3 x 25 mg Amlodipine 1 x 10 mg BC 3 x 1 HCT - 0 Clonidine 3 x Sotatic 2 x 1 Tanggal 3 Desember 2012
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 14
Anita Ongkowidjojo
S 0
: badan dan kaki terasa bertambah kaku : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 170/100 mmHg Nadi 82 x/menit Suhu 36,5 0C Pernapasan 28 x/menit Wajah : risus sardonicus (+), trismus (+) 3 cm Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+) Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi dinding dada (+) Jantung : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Bising usus (+) Normal, perut seperti papan, Nyeri tekan
+ + + + rigiditas Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : Tetanus derajat 1, Hipertensi Urgency : Infus RL 20 tpm Injeksi Metronidazol 4 x 1 Injeksi Ceftriaxon 1 x 2 gr
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 15
Anita Ongkowidjojo
Injeksi Ranitidine 2 x 1 Captopril 3 x 25 mg Amlodipine 1 x 10 mg BC 3 x 1 HCT - 0 Clonidine 3 x Sotatic 2 x 1 Tanggal 4 Desember 2012 S 0 : badan dan kaki terasa bertambah kaku : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 150/90 mmHg Nadi 88 x/menit Suhu 36,5 0C Pernapasan 28 x/menit Wajah : risus sardonicus (-), trismus (-) Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+) Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Jantung : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Bising usus (+) normal, perut seperti papan,
Nyeri tekan
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 16
Anita Ongkowidjojo
+ + + + rigiditas Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : Tetanus derajat 1, Hipertensi urgency : Injeksi Metronidazol 4 x 1 tl Injeksi Ceftriaxon 1 x 2 gr Injeksi Ranitidine 2 x 1 Captopril 3 x 25 mg Amlodipine 1 x 10 mg BC 3 x 1 HCT - 0 Clonidine 3 x Sotatic 2 x 1 Infus RL 20 tpm Tanggal 5 Desember 2012 S 0 : badan terasa bertambah kaku : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 160/100 mmHg Nadi 90 x/menit Suhu 36,5 0C Pernapasan 24 x/menit\ Wajah : risus sardonicus (-), trismus (-) Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+) Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 17
Anita Ongkowidjojo
Jantung : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Bising usus (+) Normal, perut seperti papan,
Nyeri tekan
, rigiditas
+ + + +
Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : Tetanus derajat 1, Hipertensi urgency : Infus RL 20 tpm Injeksi Metronidazol 4 x 1 tl Injeksi Ceftriaxon 1 x 2 gr Injeksi Ranitidine 2 x 1 Captopril 3 x 25 mg Amlodipine 1 x 10 mg BC 3 x 1 HCT - 0 Clonidine 3 x Sotatic 2 x 1 Tanggal 6 Desember 2012 S 0 : kaku mulai berkurang di bagian kaki : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 160/100 mmHg Nadi 84 x/menit
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 18
Anita Ongkowidjojo
Suhu 36,2 0C Pernapasan 24 x/menit Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+) Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+), trismus (-) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Jantung : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-) + + + +
Nyeri tekan
+ + + + rigiditas Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : Tetanus derajat 1, Hipertensi urgency : Infus RL 20 tpm Metronidazol 4 x 1 tl Ceftriaxon 1 x 2 gr Ranitidine 2 x 1 Captopril 3 x 25 mg
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 19
Anita Ongkowidjojo
Amlodipine 1 x 10 mg BC 3 x 1 HCT - 0 Clonidine 3 x Sotatic 2 x 1 Tanggal 7 Desember 2012 (pasien pulang) S 0 : kaku mulai berkurang di bagian kaki : kesadaran compos mentis Vital sign : TD 140/90 mmHg Nadi 80 x/menit Suhu 36,5 0C Pernapasan 20 x/menit Wajah : risus sardonicus (-), trismus (-) Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+) Leher: trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-), kekakuan otot (+) Paru : SD Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Jantung : BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Bising usus (+) Normal, perut seperti papan
Nyeri tekan
Anita Ongkowidjojo
rigiditas Tulang Belakang : opistotonus (+) A P : Tetanus derajat 1, Hipertensi urgency : Captopril 3 x 25 mg Amlodipine 1 x 10 mg BC 3 x 1 HCT - 0
PEMBAHASAN
TETANUS
Definisi
Tetanus merupakan gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostiridium tetani.
Page 21
Anita Ongkowidjojo
Median onset setelah trauma adalah 7 hari (3-14 hari) Trias Klinis : rigiditas, spasme otot, dan disfungsi otonomik Gejala Lain : trismus (peningkatan tonus otot rahang), kontraksi otot wajah (risus sardonicus), disphagia, kekakuan otot leher, kontraksi otot punggung (opisthotonus), rigiditas otot abdomen dan ekstremitas.
2. Local Tetanus Bentuk yang jarang Manifestasi hanya terbatas pada otot-otot sekitar luka Prognosis : baik
3. Neonatal Tetanus Terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak diimunisasi secara adekuat, terutama setelah perawatan bekas potongan tali pusat yang tidak steril Onset : 2 minggu pertama kehidupan Gejala : rigiditas, sulit menelan ASI, iritabilitas dan spasme
4. Cephalic Tetanus Bentuk jarang tetanus local, setelah trauma kepala atau infeksi telinga Masa inkubasi : 1-2 hari Gejala : disfungsi 1 atau lebih saraf cranial (tersering N VII)
Derajat Keparahan : 2) I (ringan) II (sedang) Trismus ringan sampai sedang, spastisitas generalisata, tanpa gangguan pernapasan, tanpa spasme, sedikit, atau tanpa disfagia Trismus sedang, rigiditas nampak jelas, spasme singkat ringan sampai sedang, gangguan pernafasan sedang dengan frekunsi pernafasan lebih III (berat) dari 30, disfagia ringan Trismus berat, spastisitas generalisata, spasme refelk berkepanjangan, frekuensi pernafasan lebih dari 40, serangan apnea, disfagia berat, dan IV (sangat berat) takikardi lebih dari 120 Derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkan system
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 22
Anita Ongkowidjojo
kardiovaskular. Hipotensi dan takikardi sering berselingan dengan hipotensi dan bradikardi, salah satunya dapat meningkat.
Perjalanan Penyakit
Inkubasi rata-rata 7-10 hari dengan rentang 1-60 hari Onset bervariasi 1-7 hari Minggu I : rigiditas dan spasme otot yang parah, gangguan otonomik dimulai beberapa hari setelah spasme dan bertahan 1-2 minggu. Spasme mulai berkurang setelah 2-3 minggu tetapi kekakuan bertahan lama. Pemulihan terjadi karena tumbuhnya akson terminal dan penghancuran toksin. Pemulihan memerlukan waktu sampai 4 minggu
Respirasi
Kardiovaskular
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 23
Anita Ongkowidjojo
Ginjal
Gagal ginjal curah tinggi Gagal ginjal oligouri Stasis urin dan infeksi Stasis gaster Ileus Diare Perdarahan Penurunan Berat badan Tromboembolus Sepsis dengan gagal organ multiple Fraktur vertebra selama spasme Rupture tendon akibat spasme
Gastrointestinal
Lain-lain
Pengobatan
TIG 3000-6000 IM Debridement luka Penisillin 10-12juta IV selama 10 hari Metronidazol 500 mg @ 6 jam atau 1 gram @ 12 jam Alternative : eritromisin, tetrasiklin,
kloramfenikol, klindamisin Benzodiazepin Diazepam Pilihan lain : lorazepam, midazolam Benzodiazepin Antikonvulsan Morfin 20-180 mg Fenothiazin (klorpromasin)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 24
Anita Ongkowidjojo
HIPERTENSI
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC7(3) Klasifikasi tekanan darah NORMAL Prahipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 Sistolik (mmHg) <120 120 139 140 159 160 Diastolic (mmHg) <80 80 89 90 99 100
Page 25
Anita Ongkowidjojo
Hipertrofi ventrikel kiri Angina atau IM Gagal jantung 2. Otak Stroke atau TIA 3. Penyakit ginjal kronis 4. Penyakit arteri perifer 5. Retinopati
FAKTOR RESIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR . (4) Merokok Obesitas Kurangnya aktivitas fisik Dislipidemia Diabetes Melitus Mikroalbuminuria atau perhitungan LFG < 60 ml/menit Umur ( laki-laki > 55 tahun, perempuan >65 tahun) Riwayat keluarga dengan penyakit jantung premature EVALUASI PENYAKIT PENYERTA SISTEMIK. (4) 1. Aterosklerosis ( melalui pemeriksaan profil lipid ) 2. Diabetes ( melalui pemeriksaaan gula darah) 3. Fungsi ginjal ( dengan pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, serta memperkirakan laju filtrasi glomerulus ) TUJUAN PENGOBATAN : . (4) 1. Target TD <140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi ( diabetes, gagal ginjal proteinuria) <130/80 mmHg 2. Penurunan mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskuler 3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 26
Anita Ongkowidjojo
Tatalaksana hipertensi menurut JNC 7. (4) Klasifikasi Tekanan TDS TD TDD 80-89 90-99 Tanpa indikasi yang memaksa Tidak ada indikasi Diuretic jenis Thiazide, dapat dipertimbangkan ACEI, ARB, BB, HT derajat 2 160 100 CCB Kombinasi 2 obat untuk sebagian besar kasus umumnya digunakan diuretika jenis thiazide dan ACEI atau ARB atau BB atau Obat untuk indikasi memaksa Gagal jantung : Thiaz, BB. ACEI, ARB, aldos ant Resiko penyakit pembuluh darah korener : Thiaz, BB, ACEI, CCB Diabetes : Thiaz, BB, ACEI, ARB, CCB Peny. Ginjal kronis : ACEI, ARB Pencegahan stroke berulang : THIAZ, ACEI Terapi obat awal Dengan indikasi memaksa
Krisis hipertensi :
(1)
adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak ( sistole 180 dan/atau diastole 120 mmHg), pada penderita hipertensi yang memerlukan penanganan segera. KLASIFIKASI HIPERTENSI KRISIS(3) Hipertensi emergensi kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang progresif. Pada keadaan ini perlu penurunan tekanan darah segera dalam waktu menit/jam Hipertensi urgensi Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang progresif. Pada keadaan ini perlu penurunan tekanan darah dalam waktu 24-48 jam. Krisis hipertensi dapat terjadi pada keadaan : (3)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 27
Anita Ongkowidjojo
1. Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi yang tidak teratur 2. Kehamilan 3. Pengguna NAPZA 4. Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi 5. Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal Manifestasi klinis krisis hipertensi : (3) a. Bidang neurologi : sakit kepala, hilang/kabur penglihatan, kejang, deficit neurologis fokal, gangguan kesadaran b. Bidang mata : funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina, edema papil c. Bidang kardiovaskuler : nyeri dada, edema paru d. Bidang ginjal : azotemia, proteinuria, oliguria e. Bidang obstetrik : preklamsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri, serta gangguan kesadaran / gangguan cerebrovaskuler
DAFTAR PUSTAKA
1. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson,Loscalzo. Anaerobic Infection. In: Harrison Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA:Mc Graw Hill.2008. 2. Ismanoe G. Tetanus. In:Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta :Interna Publishing.2009. 3. Ringkasan eksekutif krisis hipertensi 2008. Available at : www.inash.or.id 4. Sudoyo Aru.W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 12 November 2012-19Januari 2013
Page 28