BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat : 1. Tabung reaksi 2. Gelas beker 3. Gelas ukur 4. Rak tabung reaksi 5. Pipet ukur 6. Pro pipet 7. Stopwatch Bahan : 1. Larutan HCl 3 M ; 2,5 M ; 2 M ; 1,5 M ; 1M 2. Larutan Na2S203 0,1 M ; 0,08 M ; 0,06 M ; 0,04 M ; 0,02 M 3. Aquades B. Cara Kerja 1. Tingkat reaksi Na2S203 HCl 3 M sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam gelas beker.
Larutan Na2S203 0,1 M sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dituangkan ke gelas beker.
Ketika Na2S203 0,1 M ditambahkan ke dalam gelas beker, stopwatch dihidupkan dan tunggu terjadi perubahan warna menjadi keruh, stopwatch dimatikan.
Percobaan diulang dengan cara yang sama tetapi menggunakan Na2S203 0,08 M ; 0,06 M ; 0,04 M ; 0,02 M. Grafik digambar dan tingkat reaksi ditentukan.
2. Tingkat reaksi HCl Na2S203 0,1 M sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam gelas beker.
Larutan HCl 3 M sebanyak 15 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian dituangkan ke gelas beker.
Percobaan diulang dengan cara yang sama tetapi menggunakan HCl 2,5 M ; 2 M ; 1,5 M ; 1M. Grafik digambar dan tingkat reaksinya ditentukan.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Percobaan Tabel 1. Waktu reaksi antara Na2S203 dengan HCl
Konsentrasi Na2S203 0,1 M 0,08 M 0,06 M 0,04 M 0,02 M HCl (ml) 3 3 3 3 3 Ulangan 1 t 17 23,4 26 46 100 1/t 0,058 0,042 0,038 0,021 0,01 Ulangan 2 t 27 32 35 53 68 1/t 0,037 0,031 0,028 0,018 0,014 Ulangan 3 t 44 65 104 155 588 1/t 0,023 0,015 0,01 0,006 0,002 1/t ratarata 0,04 0,030 0,02 0,015 0,008
Na2S2 03(ml)
5 5 5 5 5
Ulangan 3 t 159 149 147 131 131 1/t 0,006 0,006 0,006 0,007 0,007
B. Pembahasan Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tingkat laju reaksi antara HCl dengan Na2S203. Laju reaksi adalah banyaknya zat yang bereaksi persatuan waktu. Dalam hal ini terdapat orde reaksi dan tingkat reaksi. Tingkat reaksi adalah bilangan pangkat dari konsentrasi reaktan dan orde reaksi adalah jumlah dari pangkat-pangkat setiap konsentrasi reaktan yang ada dalam hukum laju. Sedangkan kecepatan reaksi berarti laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk (Keenan dan Wood, 1989).
Dalam percobaan antara larutan Na2S203 dengan larutan HCl dihasilkan persamaan reaksi : Na2S203 + 2 HCl 2 NaCl + S + H2O + SO2 Larutan Na2S203 dan HCl merupakan larutan tidak berwarna. Setelah direaksikan timbul kekeruhan pada larutan disertai bau yang tidak enak. Kekeruhan ini disebabkan terbentuknya belerang (S). Bau tidak enak yang dihasilkan berasal dari gas sulfur dioksida (SO2) yang terbentuk. Semakin lama campuran didiamkan, akan semakin keruh, karena sulfur yang terbentuk semakin banyak (Chang, 2005). Na2S203 mula-mula 0,1 M lalu dilakukan pengenceran untuk 0,08 M ; 0,06 M ; 0,04 M ; 0,02 M. Begitupula dengan HCl 3M ; 2,5 M ; 2 M ; 1,5 M ; 1 M. Hal ini dilakukan karena reaksi kimia terus berlangsung dalam bagian campuran reaksi yang diambil, maka analisis bagian tersebut harus dilakukan dengan cepat atau reaksi harus dengan efektif dihentikan, sehingga dapat diketahui bagaimana reaksi berlangsung. Tujuan proses pengenceran adalah untuk membandingkan kecepatan reaksi atau laju reaksi pada larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda (Petrucci, 1987). Fungsi pengenceran adalah untuk menghasilkan larutan dengan konsentrasi yang berbeda, yang tentunya akan lebih kecil dibanding sebelum diencerkan. Adanya konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap cepat lambatnya waktu dan laju reaksi yang terjadi. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, semakin rendah konsentrasi larutan maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama. Begitu juga sebaliknya semakin tinggi konsentrasi larutan maka waktu yang dibutuhkan akan semakin sedikit, Selanjutnya yang zat yang berperan untuk mengencerkan larutan Na2S2O3 dan larutan HCl adalah aquades.Proses pengenceran juga berfungsi untuk membantu menentukan tingkat reaksi, karena penentuan tingkat reaksi yang diperlukan waktu berbeda (Petrucci, 1987). Menurut Keenan dan Wood (1989), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah :
-1
1. Sifat alami suatu reaksi Beberapa reaksi memang secara alami lambat atau lebih cepat dibandingkan yang lain. Jumlah spesies yang ikut bereaksi serta keadaan fisik reaktan, ataupun ke kompleksan jalannya (mekanisme reaksi) dan faktor lain sangat menentukan kecepatan laju reaksi. 2. Konsentrasi reaktan Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. 3. Temperatur Semakin tinggi temperatur, menyebabkan lebih cepatnya molekul-molekul bergerak dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering, sehingga laju reaksinya bertambah. 4. Adanya Katalis Adalah suatu zat yang dapat meningkatkan kecepatan suatu reaksi kimia tanpa dirinya mengalami perubahan kimia yang permanen. Suatu katalis mempengaruhi kecepatan reaksi dengan jalan pembentukan senyawa antara (katalis homogen) dengan adsorbsi (katalis neterogen). 5. Orde reaksi Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada kecepatan reaksi. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka laju reaksi akan semakin tinggi. Hal ini terbukti pada saat reaksi Na2S203 dan HCl, pada 0,02 M t = 100 detik dan waktu 0,04 M t = 46 detik dan waktu
-1 -1 -1 -1
Maka dapat dilihat waktu semakin cepat ketika konsentrasi semakin tinggi. Hasil percobaan antara HCl dan Na2S203 yaitu 3 M t = 37 detik dan waktu -1 0,02 , 2,5 M t = 63 detik dan waktu
-1 -1
0,01, 1,5 M t = 75
-1
-1
semakin tinggi konsentrasi, waktunya semakin lama (Chang, 2005). Proses yang terjadi pada saat pencampuran antara larutan Na2S203 dan HCl adalah ketika Na2S203 dicampur dengan HCl akan tampak kekeruhan pada campuran larutan. Saat mulai terjadi kekeruhan beserta konsentrasi itulah yang menjadi dasar dalam penentuan tingkat reaksi. Sedangkan pada pengenceran, proses yang terjadi adalah standardisasi antara larutan yang berbeda. Yang tentunya akan lebih kecil dibanding sebelum diencerkan. Rumus yang digunakan yaitu V1N1 = V2N2 (Chang, 2005). Untuk mengukur laju reaksi kimia, harus menganalisis secara langsung maupun tidak langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi yang tersisa. Setelah penggal waktu yang sesuai, karena laju reaksi kimia dipengaruhi oleh perubahan suhu, perlu menjaga supaya campuran larutan suhunya konstan. Setelah diketahui waktu -1 dari perhitungan, kemudian digambar grafik waktu -1 terhadap konsentrasi Na2S203. Dari grafik hubungan antara waktu 1
dengan konsentrasi Na2S203 bahwa garis yang terbentuk dari sebelah kiri ke
-1
kanan semakin tinggi, waktu yang dibutuhkan lama sedangkan laju reaksinya semakin tinggi. Grafik waktu dengan HCl garis yang terbentuk adalah datar
karena orde reaksinya 0,jika orde reaksi 0 laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi (Petrucci, 1987). Tingkat reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi. Tingkat reaksi Na2S203 ditunjukkan oleh bilangan pangkat (m) dari konsentrasi Na2S203. Tingkat reaksi Na2S203 dapat dihitung dengan rumus :
Karena K dan konsentrasi HCl dibuat tetap selama percobaan, keduanya dapat dicoret sehingga rumusnya menjadi :
(Petrucci, 1987).
Dengan mengambil data ke 2 dan ke 4, yaitu konsentrasi Na2S203 0,08 M dan 0,04 M, laju masing-masing 0,030 dan 0,015. Ternyata didapatkan nilai m adalah 1. Tingkat reaksi satu menggambarkan bahwa kenaikan konsentrasi Na2S203 sebanyak 2 kali lipat akan menyebabkan laju reaksi bertambah 2 kali lebih cepat (Keenan dan Wood, 1989). Tingkat reaksi HCl ditunjukkan oleh bilangan pangkat (n) dari konsentrasi HCl. Tingkat reaksi HCl dapat dihitung dengan rumus :
Karena K dan Na2S203 dibuat tetap selama percobaan, keduanya dapat dicoret sehingga rumusnya menjadi :
(Petrucci, 1987). Dengan mengambil data ke 1 dan ke 2, yaitu konsentrasi HCl 1 M dan 1,5 M, laju masing-masing 0,01 dan 0,01. Didapatkan nilai n adalah 0. Persamaan laju reaksi untuk percobaan adalah V = K [HCL]0 [Na2S203]1. Secara matematis dituliskan orde reaksi = m + n = 1 + 0 = 1. Pembuatan grafik dilakukan untuk mempermudah pengamatan dalam melihat hubungan antara waktu-1 dan konsentrasi pereaksinya. Ini dinamakan grafik kecepatan reaksi. Grafik kecepatan reaksi digambarkan sebagai 1/t atau waktu-1 dikarenakan sesuai teori rumus umum laju reaksi yang persamaan reaksinya aA + bB V = cC + dD adalah . Dan karena persamaan reaksi
pada perobaan yang dilakukan reaktannya adalah NaS2O3 + HCl maka dapat ditulis persamaan laju reaksinya adalah V =1/t atau t-1 (Petrucci, 1987).
BAB IV KESIMPULAN Pada percobaan tingkat reaksi dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sifat alami suatu reaksi, temperatur, adanya katalis, konsentrasi reaktan, dan orde reaksi. 2. Konsentrasi Na2S203 pada saat 0,02 M t = 100 detik dan waktu -1 0,008, 0,04 M t = 46 detik dan waktu -1 0,015, 0,06 M t = 26 detik dan waktu -1 0,025, 0,08 M t = 23,4 detik dan waktu -1 0,029, 0,1 M t = 17 detik dan waktu -1 0,039. 3. Konsentrasi HCl pada saat 3 M t = 37 detik dan waktu detik dan waktu
-1 -1
0,02 , 2,5 M t = 63
-1
konsentrasi semakin cepat waktu yang dibutuhkan. 5. Grafik waktu -1 versus konsentrasi HCl dihasilkan laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi. 6. Orde reaksi Na2S203 1, orde reaksi HCl 0 totalnya adalah 1.
DAFTAR PUSTAKA Chang, R. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Keenan, C.W. dan Wood, J.H. 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN 1. Pengenceran Na2S203 N2 = 0,08 M V1N1 V1 = V2N2 = 10 x 0,08 / 0,1 = 8 ml (+) Aquades 8 ml N2 = 0,06 M V1N1 V1 = V2N2 = 10 x 0,06 / 0,1 = 6 ml (+) Aquades 6 ml N2 = 0,04 M V1N1 V1 = V2N2 = 10 x 0,04 / 0,1 = 4 ml (+) Aquades 4 ml N2 = 0,02 M V1N1 V1 = V2N2 = 10 x 0,02 / 0,1 = 2 ml (+) Aquades 2 ml 2. Pengenceran HCl N2 V1N1 V1 x 3 V1 = 2,5 M = V2N2 = 15 x 2,5 = 15 x 2,5 / 3 V1 x 0,1 = 10 x 0,02 V1 x 0,1 = 10 x 0,04 V1 x 0,1 = 10 x 0,06 V1 x 0,1 = 10 x 0,08
= 12,5 ml (+) Aquades 2,5 ml N2 V1N1 V1 x 3 V1 =2M = V2N2 = 15 x 2 = 15 x 2 / 3 = 10 ml (+) Aquades 5 ml N2 V1N1 V1 x 3 V1 = 1,5 M = V2N2 = 15 x 1,5 = 15 x 1,5 / 3 = 7,5 ml (+) Aquades 7,5 ml N2 V1N1 V1 x 3 V1 =1M = V2N2 = 15 x 1 = 15 x 1 / 3 = 5 ml (+) Aquades 10 ml 3. Tingkat reaksi Na2S203