Sistem informasi akuntansi itu adalah suatu subsistem dan SIM yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dan pengolahan rutin atas transaksi akuntansi. SIA menelusuri sejurnlah besar informasi mengenai pesanan penjualan, penjualandalam satuan unit dan n-iata uang, penagiha kas, pesanan pembelian, penerirnaan barang, pernbayaran, gaji, dan jam kerja. Butir Utama 1.1 menunjukkan tumpaig-tindih substansial di dalam ketentuan sisteni informasi dad subsisternsuhsisten-i mi. Sebagai contoh, jumlah jam kerja karyawan bisa penting untuk penjadwalan produksi maupun akuntansi penggajian. Informasi tentang pesanan penjualan dan penyerahan harangnya penting untuk fungsi pemasaran maupun fungsi akuntansi. Tingkat upah dan jumlah potongan hisa penting untuk personalia dan juga akuntan.
RINGKASAN
Bab 1 membahas lingkup dan SIA, penggunaan SIA, sifat peranti lunak akuntansi, dan peran akuntan sehubungan dengan SIA. Dalam hal lingkup, SIA dapat dipandang sebagai perangkat sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan serta informasi lain yang diperoleh dan pengolahan rutin transaksi akuntansi. Tumpang-tindih substansial antara subsistem akuntansi dan subsistem pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia perlu diperhatikan. Penggunaan sistem informasi akuntansi juga dibahas. Telah didapatkan bahwa SIA digunakan untuk (1) menghasilkan laporan-laporan eksternal, (2) mendukung aktivitas operasi yang rutin, (3) mendukung ketentuan-ketentuan informasi untuk pengambilan keputusan, (4) mendukung perencanaan dan pen gendalian, dan (5) menyediakan pengendalian internal. Seseorang juga dapat mengartikan SIA dalam hal aplikasi komputer yang digunakan untuk mencatat kejadian seperti pesanan dan penagihan pelanggan, mencetak dokumen seperti pesanan pembelian, mencetak laporan seperti laporan keuangan, dan meresp ons terhadap permintaan informasi. Telah dikemukakan aplikasi akuntansi dapat berbentuk peranti lunak akuntansi off-the-shelf atau peranti lunak yang dibuat khusus untuk organisasi tertentu. Hubungan antara SIA dengan pekerjaan yang dilakukan oleh para akuntan telah dibahas. Yaitu bahwa akuntan berinteraksi dengan SIA sebagai pengguna, manajer, konsultan, evaluator, serta penyedia jasa akuntansi dan perpajakan. Pada setiap peran, akuntan bergantung pada SIA. Akuntan perlu meningkatkan keterampilan dan memperbarui pengetahuan mereka tentang teknologi informasi secara berkesinambungan.
Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan dan jenis organisasi yang berbeda dapat saja sama dan mencakup di dalamnya sebagian atau semua operasi berikut ini: 1 Merespons permintaan informasi dan pelauggan. Perrnintaan informasi pelanggan bisa ditangani oleh seorang tenaga penjualan. Di beberapa industri (rnisalnya, komputer dan peranti lunak), produkproduknya bersifat kompleks. Tenaga penjualan memainkan peran penting dalam membantu para pelanggan untuk rnernahami suatu produk perusahaan dan rnemilih produk yang sesuai untuknya. 2. Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk rnenyediakan barang dan jasa di niasa nendatang. Contob dan perjanjian mencakup di dalamnya pesanan pelanggan untuk produk atau jasa serta kontrak antara perusahaan dengan pelanggan untuk penyerahan barang atau jasa di mas depan. Karyawan kunci dalarn fungsi mi adalah staf pencatat pesanan dan tenaga pen jualan. 3. Men yediakan jasa atau inengirun barang ke pelanggan. Fungsi mi sangat penting dalam proses pendapatan. Untuk jasa, karyawan kuncinya adalah para penyedia jasa. Untuk harang, staf gudang dan pengirirnan memainkan peran yang aktif. 4. Menagih pelanggan. Dalarn hal mi, perusahaan mengakui klaimnya rerhadap pelanggan dengan mencatat piutang dan menagih pelanggan. 5. Melakukan penagihan uang. Pada suatu waktu dalarn siklus pendapatan, uang tunai ditagih dan pelauggan. 6. Menyetorkan nang Las ke bank. Pihak-pihak yang tenlihat th sini adalah kasir dan bank. 7. Menyusun laporan. Beraneka enis laporan mungkin dihuat untuk sikius pendapatan. Conrohnya mencakup daftar pesanan, daftar pengiriman, dan daftar penerimaan kas.
Pedoman 1: Kenali kejadian pertarna dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu departernen dalam sebuab organisasi inenjadi bertanggung jawab terhadap suatu aktivitas. Untuk tujuan mengidentifikasi kejadian, proses dimulai ketika seseorang/departemen dalam organisasi men jadi aktif. [Untuk selanjutnya, orang/departemen yang hertanggung jawab atas kejadiaii rersebut disebut sebagai agen internal (internal agcnt)1. Aktivitas yang rerjadi sehelum agen internal dilibatkan tidak berkaitan langsung dalani memaharni proses suatu perusahaan, terutama sekali karena hal mi
berkairan dengan sistem informasinya. Sebagai contoh, seorang pelanggan boleh membaca katalog, menantikan layanan, atau melihat-lihat produk di suatu toko sehelum dia berinteraksi dengan seorang karyawan perusahaan. Aktiviras mi tidik secai a langsung dikendalikan oleh organisasi, jadi kita nidak mengindahkan mereka ketika rnengidentiflkasi kejadian.
Pedoman 2: Abaikan aktivitas yang tidak memerlukan keikutsertaan agen internal. Pedoman ini mirip dengan Pedoman 1, kecuali bahwa pedornan mm berlaku untuk aktivitas yang terjadi kapan saja dalam suatu proses. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa seorang pelanggan menyewa mobil untuk dua minggu. Meskipun pelanggan mungkin telah menemudikan mobil sejauh ribuan mu, mernbeli bahan bakai dan memperbaiki ban yang bocor, aktivitas mi tidak diketahui oleh perusahaan dan bukan di bawah kendalinya. Oleh karena itu, tidak satu pu.n aktivitas tersebut diperlakukan sebagai satu kejadian di dalam proses pendapatan. Kejadian berikutnya yang diakui terjadi adalah sewaktu pelanggan berhubungan kembali dengan perusahaan ketika mengembalikan mobil.
Pedoman 3: Kenali suatu kejadian barn ketika tanggung jawab dipindahkan dan satu agen internal ke agen internal lainnya. Ketika tanggung jawab untuk aktivitas di suatu p;os. ergeser dan satu agen internal ke yang lain, suatu perubahan yang sigiifiitn biasanya terjadi. Penugasan kepada karyawan direncanakan secara cermat oleh perusahaan. Sebagairnana akan dilihat di babh ab berikutnya, perpiiidahan tanggung jawab meriarik perhatian ketika kita mempelajari pengendalian internal.
Pedoman 4: Kenali kejadian baru ketika suatu proses sudah disela/diinteru psi dan dilanjutkan kenudian oleh agen internal yang sama. Setelah interupsi, seseorang di luar organisasi atau proses itu mungkin melalulai proses tersebut. Sebagai alternatif, proses itu dapat dilanjutkan pada suatu waktu yang sudab dijadwalkan. Pedoman sebelutnnya berfokus pada perpindahan tanggung jawab antaragen internal. Kadang-kadang agen internal melengkapi seperangkat aktivitas kemudian menunggu sebelum melanjutkan proses. Pada umumnya, proses itu dilanjutkan dalam dua arah: (1) seseorang/organisasi di luar perusahaan memulai kelanjutan dan proses, dan (2) proses berlanjut dalam waktu yang terjadwal (misalnya pada akhir han). Hal mi biasanya sesuai untuk mengidentifikasi awal suatu kejadian baru, meskipun agen internal yang sama terlibat dalam dua perangkat aktivitas. L)engan demikian, ketika membaca uraiail tentang seperangkat aktivitas yang dilaksanakan oleh satu agen internal, Anda prlu mencari setiap gangguanlinterupsi dan kelanjutan dan proses tersebnt.- Sekarang akan dibahas cara umum di mana suatu proses mungkin berlanjut setelah adanya suatu interupsi.
1. Seseorang/organisasi di luar perusahaan inemulai kelanjutan proses. Sebagai contoh dan jenis pemrosesan mi, asumsikan bahwa seorang pelanggan pergi ke bagian referensi dalam sebuah perpustakaan dan meminjam buku baru selarna dua jam. Seperti dibahas di Pedoman 1 dan 2, kita tidak memusatkan perhatian pada pemakaian buku oleh anggota dalam dua jam itu. Dan perspektif perpustakaan, proses adalah dipinjam setelah buku dibenikan kepada anggota dan berlanjut sampai buku dikembalikan. Suatu kejadian baru perlu diakui ketika bukunya dikembalikan. Meskipun agen internal sama (staf perpustakaan) mungkin telah terlibat dalam kedua kejadian, adalah bermanfaat untuk memperlakukan peminjaman dan pengembalman sebagai dua kejadian. Sebenarnya, sistem informasi perpustakaan itu mendukurig pemisahari mni. Sebagai suatu pengendalian, pada waktu peminjaman, suatu record dibuat untuk mencatat waktu dan nama anggota. Ketika buku itu dikembalikan, record itu diperbarui untuk menunukkan pengembalian. Perhatikan bahwa seseorang di luar organisasi itu (anggota) mernulai prose setelah interupsi. Petunjuk mi benlaku juga bagi contoh penyewaan mobil yang dibahas di Pedoman nomor 2. Proses bisnis itu dihentikan setelah penyewaan dan dilanjutkan ketika pelanggan mengembalikan mobil. Pengambilan dan pengembalian harus diperlakukan sebagai dua kejadian, sekalipun agen yang sama dilibatkan dengan kedua kejadian. Sekali lagi, perhatikan bahwa pelanggan rnemulai kejadian yang kedua dengan mengembalikan mobil.
2. Proses berlanjut pada suatu waktu yang terjadwal. Situasi lain di mana Anda mungkin menemukan pedoman mi bermanfaat adalah ketika suatu proses bisnis dihentikan, kemudian dilanjutkan pada suatu waktu yang terjadwal. Sebagai contoh, kas mungkin dikumpulkan sepanjang han. Kasir mengumpulkan kas, merekam pengumpulan, dan menyimpan kas di suatu tempat yang arnan. Proses pendapatan kemudian diinterupsi. Kasir mungkin melanjutkan proses pada akhir han dengan menyiapkan slip penyetoran dan memberi slip penyetoran/kas kepada orang yang bertanggung jawab melakukan penyetoran. Di sini kejadian yang kedua (melakukan penyetoran) dilaksanakan pada suatu waktu yang terjadwal dan tidak dilakukan oleh agen di luar organisasi tersebut.
Pedoman 5: Gunakan satu narna kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat urnum dan kejadian itu. Relatif mudah untuk mengidentifikasikan agen internal, tetapi menemukan sebuah nama yang pantas untuk suatu kejadian, yang dapat terdiri atas beberapa aktivitas, merupakan sesuatu yang lebih sulit. Pilihlah sebuah nama untuk kejadian yang ringkas dan mencerminkan tujuan utama dan kejadian. Sebagai acuan, Butir Utama 2.1 membenikan sebuah daftar singkat lima pedoman yang dibahas di atas.
File Induk
File induk rnempuflyai ciri-ciri berikut: - File induk menyimpan data yang relatif permanefl rnengenai agen-agen eksternal, agen-agen internal, atau barang dan jasa. Contohnya mencakup: File Persediaan (barang dan jasa) File Pelanggan (agen-agen eksternal) File Karyawan (agen-agen internal) \ - File induk tidak menyediakan perincian mengenai transaksi-transaksi individual. - Data yang disimpan dapat memiliki karakteriStik sebagai data acuan maupun data ringkasan. Data acuan adalah data deskriptif yang relatif permanen dan tidak dipengaruhi oleh transaksi. Di dalam File Pelanggan, yang disajikan di Contoh 2.7, nama eIanggan adalah suatu contoh. Semua file induk berisi data acuan. Data ringkasan diubah ketika kejadian, seperti pesanan dan pengiriman, terjadi. Kuantitas persediaan di tangan adalah suatu contoh. Beberapa file induk mungkin hanya terdiri atas data acuan, tanpa adanya data ringkasan.
SIA biasanya berisi file nduk mengenai tiga jenis entitas: barang dan jasa, agen-agen eksternal, dan agen-agefl internal. Ketiga jenis mi akan dibahas lebih lanjut. Untuk setiap jenis master record, akan dibedakan antara data acuan dan data ringkasan. Jika memungkinkan, sistem ELERBE digunakan sebagai suatu contoh. barang/jasa-Barang dan jasa diperoleh, dibuat atau dijual selama kejadian dalam siklus pemerolehan dan pendapatan organisasi. File induk tentang barang-barang dan jasa pada umumnya mencakup data acuan dan ringkasan. Anggaplah field-field di dalam File Persediaan ELERBE (seperti yang dilihat pada Panel A Contoh 2.7) sebagai contoh: Field-field dengan data acuan dalam File Persediaan ELERBE adalah ISBN, Penulis, Judul, dan Harga. Konsisten dengan definisi terdahulu menenai data acuan, field-field mi tidak akan secara langsung diubah karena suatu kejadian. Field-field dengan data ringkasan adalah Jumlah_Baraflg_di_danB dan AlokasUumlah. Field Jumlah_Barang_di_Gudan dalam File Persediaan adalah field ringkasan yang menunjukkan jumlah dan tiap produk yang ada dalam persediaan di setiap waktu. Konsisten dengan definisi data ringkasan, field Jumlah_Baraflg_ _Gudang diubah ketika kejadian (pengiriman atau uang masuk) teradi. Agen eksternal adalah orang-orang atau unit organisasi yang brada di luar perusahaan. Contohnya meliputi pelanggan, pemasok, dan bank. Sebagaimana barang dan jasa, file agen eksternal harus mencakup data acuan. Perhatikan File Pelanggan ELERBE. Field dengan data acuan di dalam File Pelanggan ELERBE adalah Nomor_Pelanggan, Nama, Alamat, Contact_Person, dan Telepon. Field- field mi tidak berubah akibat transaksi. Tidak ada field-field data ringkasan di dalam File Pelanggan ELERBE. Field ringkasan yang sering tercakup dalarn file-file seperti itu adalah saldo utang pelanggan. Field mi akan meningkat jika penjualan dilakukan kepada pelanggan dan berkurang jika pelanggan melakukan pembayaran.
Agen internal adalah orang-orang atau unit organisasi yang bertanggung jawab atas berbagai kejadian di dalam suatu proses bisnis. SIA sering kali menelusuri informasi mengenai agen internal yang bertanggung jawab untuk kejadian di dalam proses bisnis. Data acuan dalam file induk menguraikan agen-agen internal mi (misalnya, nama tenaga penjual, dan tanggal masuk pegawai tersebut). Meskipun mungkin kurang umum untuk entitas jenis mi, field ringkasan bisa berrnanfaat dalam file agen internal. Sebagai contoh, field saldo bisa dibuat di File Tenaga_Penjual untuk mernonitor total penjualan yang dibuat oleh penjual itu. Fidak ada contoh file induk untuk agen-agen internal.
File Transaksi
Jenis file data kedua yang juga penting adalah file transaksi. File transaksi mernpunyai ciri-ciri berikut: - File transaksi menyimpan data tentang kejadian. Contoh-contoh kejadian dan siklus pendapatan ELERBE meliputi: Pesanan Pengiriman Penagihan kas
- File transaksi biasanya mencakup suatu field untuk tanggal transaksi. - File transaksi biasanya mencakup informasi kuantitas an harga. Kuantitas mengacupada kuantitas barang atau jasa yang berhubungan dengan kejadian tersebut (misalnya, kuantitas barang yang dipesan).
1. File Pesanan memberikan tanggal bahwa Pesanan Nomor 0100011 diterima oleh ELERBE. Itu juga menunjukkan adanya Pelanggan Nomor 3451. 2. Untuk mempelajari bagaimana pelanggan membuat pesanan, sistem menunjuk pada data acuan dalam record untuk Pelanggan Nomor 3451 yang ada dalam File Pelanggan. 3. Untuk mengetahui barang apa yang dipesan, sistem memeriksa File Perincian_Pesanan untuk recordrecord yang berhubungan dengan Pesanan Nomor 0100011. Seperti yang dapat dilihat, 200 eksemplar dan suatu buku dipesan, dan 150 eksemplar buku yang lain dipesan. 4. Untuk memperoleh nama penulis, judul, dan harga buku yang dipesan, sistem mengacu pada data acuan dalam File Persediaan untuk buku dengan ISBN yang sama.
RINGKASAN
Para akuntan sebagai evaluator dan perancang perlu memahami proses-proses bisnis perusahaan dan bagaimana data diorganisasi untuk mendukung prosesp roses itu. Tiga jenis penting proses adalah sikius pemerolehan, koiversi, dan pendapatan. Fungsi-fungsi khusus di dalam sikius pemerolehan meliputi perjanjian dengan paa pemasok (pesanan.pembeljan atau kontrak), menerima barang atau jasa, mencatat klaim (utang dagang), dan melakukan pembayaran kas. Fungsi-fungsi khusus di dalam siklus pendapatan pada dasarnya sama dan meliputi permintaan informasi pelanggan, perjanjian dengan para pelanggan (pesanan pelanggan atau kontrak), penyediaan barang atau jasa, dan penagihan kas. Memahami siklus transaksi membantu Anda dalam mengajukan pertanyaanp ertanyaan yang benar ketika belajar tentang sistem akuntansi. Proses dapat bersifat kompleks tetapi harus dipahami jika sistem informasi akuntansi yang mendukungnya akan dipahami. Satu pendekatan yang disederhanakan yang mencakup identifikasi kejadian dalam suatu proses dikernbangkan dan diterapkan. Data dapat diorganisasi dalam banyak cara. Pada sistem manual, dokumen sumber iurnal, huku besar, dan buku besar pembantu digunakan. Pada sistem yang terkomputerisasi, pada umumnya perusahaan menggunakan dokumen sumber dan file data. Dua jenis penting dan file data adalah file induk dan file transaksi. File induk dibuat untuk menyimpan data acuan tentang barang dan jasa serta agen-agen internal maupun eksternal. File transaksi digunakan untuk menyimpan informasi tentang kejadian seperti pesanan, pengiriman, dan penagihan kas.
inenunjukkan berbagai unsur dan suatu proses bisnis (misalnya kejadian, agen, dokumen, dan file). Peta dan diagram aktivitas dibuat oleh ahlinya retapi dapat dibaca oleb para pemakai dengan sedikit pelatihan. Penggunaan yang konsisten dan sepeangkat simbol di peta dan diagram aktivitas membuat pembaca mudah untuk memahaminya. Baik peta maupun diagram aktivitas dapat menyediakan gambaran tingkat tinggi, seperti halnya juga yang tingkat rendah. Seorang wisatawan akan menggunakani sebuah peta tingkat tinggi untuk memahami rute antarkota dan peta yang lehih detail untuk melihat jalan-jalan di kota tujuan. Sama halnya, diagram aktivitas dapat dibuat untuk menunjukkan gainbaran singkat dan suatu proses. Jika seseorang perlu untuk melihat lebih dekat pada kejadian individual, diagram aktivitas yang detail dapat dibuat untuk satu kejadian tunggal.
UML bersifat fleksibel dan memungkinkan diagram aktivitas untuk dibuat pada tingkat detail yang berbeda. Buku teks mi mengorganisasi diagram akthitas menjadi overview diagram dan detailed diaRram, karena mi herguna untuk mendokurnentasi dan menganalisis pengcndalian internal, sam tuuan penting din buku teks mi. UML adalah satu dan hanyak pendekatan yang dapat digunakan untuk mernbuat model SIA. Meski digunakan UML secara ekstensif di sepanjang buku teks mi, Anda dapat niembandingkann)a dengan cara lain dalam mendokumentasi proses bisnis sepanjang kanir Anda. Dua teknik yang umum adalah data flow diagram (DFD) dan bagan arus sistem (system flowchart). Kembali ke analogi perjalanan, bahwa perbedaan teknik mi sama seperti terdapatnya perbedaan ketika membuat gambar dalam peta. Simbol-siinhol dan pengorganisasian informasi dalam bisnis dapat diuhab. Apa pun reknik yang Anda pilih, Anda harus menentukan tenlebih dahulu kejadian, agen, dokumen, clan file. Pusat perhatian buku mi adalah membantu Anda mernahami komponen-komPoflen mi dan pengorganisaSiaflflYa. Sisa dan bab ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian I, Overview Activity Diagrams dan Bagian 11, Detailed Actwity Diagram. Tergantung pada kedalaman pengetahuan yang diinginkan, Anda boleh memilih untuk berfokuc pada Bagian I saja tanpa membaca Bagian II. Bagi sebagian besar, dengan mampu memahami overview activity diagram akan cukup bagi Anda untuk rnengerti diagram aktivitas yang diperlihatkan pada akhir bab. Langkah langkah membuat Overview Activity Diagram : 1. Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi kejadian penting. Gunakan pedoman di bab 2 untuk mengidentifikasi kejadian. 2. Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas menunjukan batasan kejadian dan nama nama kejadian. 3. Menunjukan agen yang terlibat di dalam proses bisnis dengan menggunakan swimlanes. 4. Membuat diagram untuk masing masing kejadian. Tunjukkan urutan kejadian ini. 5. Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan di dalam proses bisnis. Tunjukan arus informasi dari kejadian ke dokumen, dan sebaliknya. 6. Menggambarkan table (file) yang dibuat dan digunakan di dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari kejadian ke table dan sebaliknya.
Pelanggan
Pegawai
Juru Masak
Kasir
Pemilik Warung
Memesan Makanan Menerima Pesanan Menyiapkan Makanan Yang Di Pesan Menikmati Hidangan Makanan Menyajikan Makanan
Langkal 2: Identifikasikan barang atan jasa yang disediakan dan kas yang diterima yang tergolong berisiko. Di narasi, jasa diherikan dan karyawan, dan kas dibayar kepada karyawan.
Langkab 3: Nyatakan kembali setiap risiko yang bersifat umum untuk ;nenjelaskan risiko pelaksanaan dengan lebil, tepat untuk proses tertentu yang dipelajari. Keluarkan setiap risiko yang tidak relevan atau jelas-jelas tidak material. Contoh 4.2 Bagian B menunukkan risiko-risiko umurn yang disesuaikan untuk sistem penggajian ELERBE.
Langkah 4: Berikan penilaian atas signifikansi risiko-risiko yang tersisa. Setelah risiko diidentikasi, seseorang harus memerhatikan signilkansi biava peluang dan kerugian yang berhuhungan dengan risiko tersebut. Jika seorang karyawan salah melakukan pekerjaan tertentu, perilaku mi dapat mengakihatkan terbuangnya hiaya tenaga kerja dan mungkin juga masalah penjadwalan yang dapat memengaruhi operaSi lainnya. Meskipun kesalahan membayar karyawan yang tidak lagi bekerja di perusahaan kelihatannya tidak mungkin terjadi, kesalahan mi ridaklab hiasa seperti yang dianggap seseorang. Di organisasi hesar, seorang karyawan dapat saja keluar dan perusahaan tanpa diketahui Departemen Penggajian. Pada kasus seperti itu, orang yang mendistrihusikan cek gaji bisa saja menyimpan satu cek untuk mantan karyawan tersehut dan rnencairkannya di bank.
Langkal 5: Untuk risiko yang signiflizan, identifikasikan fiktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko. Mengidentifkasi keadiankqadian dalam proses, seperti yang dilakukan di Bab 2, dapat sangat membantu melakukan langkah ini. contoh 4.2, Bagian A mengidentitkasi masing-masing kejadian di proses penggajian. dengan menggunakan teknik-teknik yang dijelaskan di Bab 2. Sekarang kita meninjau lagi kejadian-kejadian mi dan memhahas di mana penvehab risikor isiko yang teridentifikasi cenderung terjadi. Misalnya, jika seorang karyawan tidak melakukan pekerjaan dengan benai bisa saja karena supervisor tidak memberikan instruksi dengan jelas (keadiafl Niemberikan penugasan) atau karena karyawan ridak mengikuti instruksi (kejadian Nielakukan rugas yang dihenikan). Apabila seorang karyawan diberi jumlah gaji yang salah, iw bisa saja tcrjadi karena jurnlah jam salah dicatat (kejadian Mencatat vaktu datang awn kejadan Mencatat vaktu pulang), karena saiah menghiwng gaji (kejadian Menyiapkan gaji), awn karena kesalahan dilakukan pada saar menulis cek gaji (kejadian Mencetak cek gaji). Menerapkan Pengendalian. Setelah menentukan penyebab potensial terjadinya risiko, pengendalian internal yang tepat harus diterapkan. Sekali lagi, aktivitas pengendalian internal akan dibahas kemudian di bab mi.
Pencatatan Risiko
Ingat kembali bahwa pencatatan didefinisikan sebagai memasukkan data mengenai suatu kejadian pada dokumen sumher arau fle transaksi. Pencatatan risiko (recording risk) menyarakan risiko yang odak tangkap
informasi kejadian secara akurat dalam sistern inorrnasi organisasi. Kesalahan dalam pencatatan dapat rnenyebabkan kerugian yang sangat besai Sebagai contoh, jika catatan penjualan memiliki idenrif-kasi pelanggan yang salah, pelanggan yang sebenarnya tidak mendapat tagihan, dan perusahaan mungkin tidak dibayar atas penjualan tersebut. Masalah yang sama terjadi ketika suatu penjualan tidak dicatat sama sekali. Memiliki dna catatan untuk penjualan yang sarna di basis data dapat mengakiharkan penagihan dna kali. Informasi harga yang tidak benar dapat mengakibatkan herkurangnya tagihan. Terlambat mencatat kejadian dapat menyebabkan peluang kerugian. Sebagai contob, jika penjualan kredit terlambat dicarar, maka tagihan juga terlambat dikirim, dan pembayaran akan diterirna kemudian dibanding yang diperlukan. Pada sikius pemerolehan, pencaratan kesalahan dapat niengakibatkan kelebihan penibayaran atau kehilangan kredit karena gagal bayar.
Memperbarui Risiko
Pembaruan risiko (update risk) adalab risiko bahwa field ringkasan dalam catatan induk tidak diperharui dengan tepar. Memperharni kesalahan bisa jadi sangat mahal. Misalnya, pesanan bisa ditolak karena jumlah persediaan dilaporkan sudah habis, padahal persediaan sebenarnya masih ada. Kesalahan unruk memperbarui saldo kas dapat mengakibarkan cek ditulis tanpa adariya dana yang cukup. Kesalahan dalam memperbarui juga dapat
mengurangi efektivitas pengendalian atas saldo aset dan kewajiban di huku hesar. Sebagai contoh, total piutang usaha di buku besar harus sama dengan jumlab angka saldo yang jaruh tempo di record induk pelanggan. Saldo persediaan di buku besar harus sesuai dengan jumlah saldo yang diambil dan record induk masingm asing persediaan. Jadi, kapan saja saldo tagihan pelanggan diperbarui, akun huku besar, yaitu Piutang Usaha, harus segera diperbarui atau setidaknya dijadwalkan untuk diperbarui.