IGNITION COIL
Ignition coil adalah komponen di mana tegangan tinggi yang dibutuhkan untuk membuat spark melewati spark plug gap dihasilkan
KONDENSOR
Kondensor tersambung secara paralel dengan contact breaker atau ignition coil
DISTRIBUTOR UNIT
GOVERNOR CONTROLLER
VACUUM ADVANCER
Mengganti jumlah magnetic flux dan electromotive force di pickup coil, jadi apabila gerakan kaki rotor mendekati inti pick up coil, maka pada pick up coil akan dibangkitkan tegangan positif, sebaliknya apabila kaki rotor bergerak menjauhi inti pick up, mka pada pick up coil dibangkitkan tegangan negatif. Tegangan paling maksimum akan berbentuk pada saat kaki rotor mulai mendekati atau menjauhi posisi sejajar/lurus terhadap pick up coil.
Selama mesin berputar maka distributor shaft akan memutarkan rotor, dengan berputarnya rotor, maka rotor akan menghantarkan garis-garis gaya magnet dari magnet permanen ke pick up coil.
DISTRIBUTOR
Distributor dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Contact breaker 2. Distributor unit 3. Spark advancer
CONTACT BREAKER
Contact breaker disebut juga dengan circuit breaker, terbuat dari cam, breaker arm, contact point support, breaker plate, dan kondensor
SPARK PLUG
Spark plug adalah komponen penting yang berfungsi membakar air-fuel mixture di cylinder
Spark plug dapat digolongkan menjadi tipe panas, tipe sedang, dan tipe dingin
RESISTOR
Fungsi resistor : Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet. Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
RESISTOR
Putaran mesin dan tegangan pada primary coil
Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter ( pointless ignition ) Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya menjadi jauh lebih besar Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi
Pemeriksaan : A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON ) B = Negatif koil ( ke platina ) C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.
DIODE
Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup. Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi
DISTRIBUTOR
Fungsi : Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.
KONTAK PEMUTUS
SUDUT PENGAPIAN
CONDENSER
FUNGSI CONDENSER : Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi
CONDENSER
FUNGSI CONDENSER : Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi
KAPASITAS CONDENSER Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya Hijau 0,18 Micro Farad Kuning 0,22 Micro Farad Biru 0,25 Micro Farad Putih 0,27 Micro Farad
Cara kerja vacuum advancer : Pada saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena campuran udara dan bahan bakar kurus. Akibatnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar menjadi lambat. Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan
Fungsi : Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan stasioner ( idling ) Catatan : Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum secondary ( sub ) harus kita lepaskan.
SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor Loncatan bunga api listrik busi, Menghasilkan electromagnetis. Dan dapat menyebabkan gangguan pada peralatan electronic. Sehingga peralatan electronic tersebut menjadi tidak dapat berfungsi. Busi jenis ini mempunyai tahanan dari ceramic yang dapat mencegah terjadinya penyebab gangguan.
Center Electrode
Resistor
B. Busi platinum Busi jenis ini menggunakan platinum pada elektrode tengah dan massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & pengapiannya lebih baik C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
Kondisi Normal : Isolator berwarna kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu abu )
Kondisi Terbakar : Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel partikel kecil mengkilap yang menempel Isolator berwarna putih atau kuning Penyebab : Nilai oktan terlalu rendah Campuran terlalu kurus Knocking Saat pengapian terlalu awal Type busi terlalu panas
Berkerak karbon : Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga Penyebab : Campuran terlalu kaya ( karburator banjir ) Type busi terlalu dingin
SAAT PENGAPIAN
Saat pengapian adalah saat busi mengeluarkan bunga api untuk memulai pembakaran, diukur dalam derajat poros engkol. Syarat pembakaran : Mulai dari saat pengapian sampai proses pembakaran berakhir dibutuhkan waktu tertentu ( +/- 2 milli detik )
1. Saat pengapian 2. Mulai pembakaran bahan bakar 3. Tekanan maksimum pembakaran 4. Akhir pembakaran
Kekurangan pada sistim pengapian konvensional dibandingkan pengapian elektronik : Berkurangnya tegangan tinggi ignition coil pada saat putaran tinggi, Memerlukan perawatan secara periodik karena platina akan menjadi habis karena terbakar oleh adanya loncatan bunga api
Sistim pengapian elektronik : Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah positif ( + ) Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0 Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )
IGNITER
Igniter terdiri dari 3 bagian utama : Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan
KUNCI KONTAK ON MESIN MATI : Pada titik P diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2 sehingga transistor akan tetap OFF arus dari primari koil tidak dapat mengalir
MESIN HIDUP ( PERIODE POSITIF ) : Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik P sehingga tegangan pada titik Q menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi ON arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.
MESIN HIDUP ( PERIODE NEGATIF ) : Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik P sehingga tegangan pada titik Q turun drastis dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi OFF arus dari primari koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.