Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH Media periklanan

Dosen Pengampu: Heri novealdi

DISUSUN OLEH : FITRIYATUL QOMARIYAH SAYUTI

FAKULTAS USHULUDDIN ILMU JURNALISTIK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2012

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, serta nikmat yang tak terhingga atas karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mengusai penggunaan bahasa dalam jurnalistik.Dalam membuat makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami harapakkan agar makalah kami selanjutnya lebih baik.

BAB I LATAR BELAKANG

Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikan akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan keberhasilan suatu proses komunikasi Jadi penetapan strategi pesan periklanan merupakan suatu keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau gagalnya suatu iklan.Hal pertama yang harus dilihat dalam iklan adalah keuntungan kunci konsumen atau ide inti sebagai jantung strategi pesan iklan. Kampanye iklan yang efektif sangat berperan besar dalam pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share). Kampanye iklan yang efektif merupakan kampanye periklanan yang didasarkan pada satu tema besar saja.Tema besar ini dikenal sebagai what to say-nya sebuah iklan atau inti dari pesan yang inginkan dikomunikasikan kepada audiens.Kampanye iklan didasarkan hanya pada satu tema besar saja karena keterbatasan daya ingat manusia. Setiap hari pikiran konsumen dibombardir oleh puluhan bahkan mungkin ratusan iklan. Dengan menggunakan satu tema maka kemungkinan akan diingatnya pesan suatu iklan oleh konsumen akan jauh lebih besar daripada menggunakan beberapa tema, hal ini berlaku terutama untuk produk paritas dengan USP yang sama dengan produk kompetitorSecara empiris hampir semua kampanye periklanan yang hanya didasarkan pada satu tema selalu sukses dijalankan, semua advertising campaigns telah membuktikan keberhasilannya dengan hanya menggunakan satu tema utama saja (Durianto, dkk, 2003). Menetapkan satu tema utama dalam membuat iklan berarti mengkomunikasikan satu hal yang kita anggap penting. Untuk menentukan tema yang tepat, diperlukan suatu analisis terhadap produk secara cermat, mendalam dan konprehensif yang terkait dengan keadaan atau fitur produk, harga, sasaran pasar, tingkat persaingan, aspek demografis, dan unsur lainnya yang terkait Ada banyak strategi pendekatan dalam menganalisis sebuah produk untuk menemukan pesan apa (what to say) yang ingin disampaikan kepada konsumen. Pemilihan strategi yang terbaik adalah tergantung dari produk, kompetitor dan target market.

BAB II PEMBAHASAN

1. Media Periklanan
Yang dimaksud media iklan adalah sarana komunikasi yang di pakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan pesan iklan. Periklanan atau Promosi (Advertising) adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan untuk mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. Promosi biasanya mencakup nama prodak atau layanan dan bagaimana prodak dan layanan itu bisa bermanfaat bagi pembeli, untuk mengajak calon pembeli potensial untuk membeli atau mengkonsumsi prodak tertentu. Promosi atau pengiklanan modern berkembang bersamaan dengan berkembangnya produksi masal pada pertengahan abad ke 19 dan awal abad ke 20. Para pemasang iklan komersial sering mencari cara untuk meningkatkan konsumsi produk atau pelayanan mereka dengan cara pelabelan, dengan cara pengulangan gambar atau nama produk atau layanan mereka dengan tujuan untuk mengkaitkan kualitas produk dengan labelnya dalam ingatan pembeli. Berbagai macan media dapat digunakan untuk mengirimkan iklan meliputi tradisional media seperti Koran, majalah, radio, televisi, papan pengumunan dan surat secara langsung. Iklan bisa saja dilakukan oleh biro jasa periklanan atas nama perusahaan.

2. Below the line dan above the line A. Below The Line ( Media Lini Bawah)
Below The Line ( BTL) adalah segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan produk kita, contohnya : program bonus/hadiah, event, pembinaan konsumen dll. Semua aktifitas ini biasanya dilakukan oleh kantor perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya. Pada intinya definisi below the line adalah bentuk iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa, dan biro iklan tidak memungut komisi atas penyiarannya/pemasangannya. Kegiatan promosi below the line suatu brand paling banyak dilakukan melalui beragam event. Dengan event ini, konsumen akan berhubungan

langsung dengan brand, sehingga bisa terjadi komunikasi antara brand dengan konsumen. Beragam pendekatan dalam melakukan brand activation ini sudah banyak dilakukan. JENIS-JENIS MEDIA LINI BAWAH Banyak barang dan jasa yang bisa dijual dengan lebih mudah kalau konsumen diberi tulisan/literatur yang secara lebih rinci menjelaskan kegunaan, karakteristik dan berbagai aspek lainnya dari produk yang bersangkutan. Tulisan yang membuat aneka informasi mengenai produk itulah yang disebut sebagai literatur penjualan. Cara penawaran literature ini bisa lewat iklan, dikirim lewat pos dengan disertai produknya sendiri (misalnya pada bungkusannya atau kemasannya. Atau bisa juga disediakan di point of salenya). Bentuk-bentuk literature penjualan itu sendiri cukup bervariasi, antara lain: a. Leaflet, berwujud sehelai kertas dari bagan yang agak kaku (agar tidak mudah robek,ditekuk, atau dilipat) b. Folder, seperti tersirat dari namanya, folder adalah selembar bahan cetakan yang bisa jadi ukurannya cukup besar yang penampilannya diperingkas dengan cara melipat folder menjadi dua seperti map atau buku agar mudah dibawa-bawa. Atau bisa juga dilipat dengan gaya corcentina sehingga membentuk beberapa halaman terpisah tanpa perlu dipotong. c. Brosur atau booklet. Bila literature berjumlah kelipatan empat halaman, maka literature penjualan tersebut bisa dijilid dengan semacam penjepit yang sederhana, sementara halaman-halaman tunggal dapat dijilid dengan cara penjilidan seperti biasa, dimana sisi kiri dilem dan kemudian diberi cover agar lebih kuat dan indah. d. Broadsheet, bentuk literature ini sebenarnya sekedar merupakan jenis lain dari folder yang tidak dilipat dan berukuran sama dengan sehalaman surat kabar. Peta, atlas dan poster-poster kecil biasa dicetak dengan ukuran ini. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut halaman surat kabar yang berukuran besar (normal), guna membedakannya dengan ukuran halaman tabloid. e. Catalog. Adalah sejenis brosur yang menerangkan dan kadang-kadang ditambah dengan ilustrasi tentang berbagai produk yang ditawarkan perusahaan dengan harganya. Ukurannya bermacam-macam mulai dari ukuran saku sampai yang sebesar buku telepon, tergantung keperluan bisnisnya. f. Jadwal perjalanan. Literature penjualan ini juga tergolong brosur, dan ukurannya bisa menyerupai sebuah buku saku yang cukup tebal sepertiu jadwal penerbangan atau bisa juga berupa folder-folder kecil seperti jadwal untuk bis dan kereta api. Pada umumnya jadwal yang berisi catatan keberangkatan dan kedatangan kereta api atau penerbangan seukuran buku tulis.

g. Peralatan tulis menulis. Amplop-amplop dan kop surat yang ditempatkan di kamarkamar hotel tidak saja berguna sebagai salah satu layanan hotel, namun benda-benda tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana iklan. Disitu dapat dituliskan nama produk-produk atau jasa yang tersedia, atau sekedar daftar alamat dan nomor telepon pihak perusahaan. Cara sederhana ini sering berhasil mengundan datangnya pesanan. h. Sisipan/stuffer. Ini adalah leaflet-leaflet yang ditempatkan atau disisipkan dalam kotak atau kemasan produk yang bersangkutan. Isinya adalah petunjuk-petunjuk tentang bagaimana cara menggunakan suatu produk atau kegunaan-kegunaan mengiklankan produk-produk lain dari suatu perusahaan. i. Agenda/ catatan harian kecil, baik buku catatn harian atau diary meja maupun yang berukuran saku memiliki iklan yang lama, karena diary dipakai sepanjang tahun dan diary baru atau diary yang diisi kembali bisa diberikan setiap tahun seperti untuk hadiah tahun baru. Selain sebagai hadiah keneng-kenangan, ini merupakan wahanaiklan yang sederhana akan tetapi cukup efektif. j. Catatan nomer telepon, bisa berupa kertu-kartu gantung atau buku pencatatseukuran saku yang tampak serasi jika ditempatkan disamping telepon. k. Kartu jaminan. Kartu ini lazim dipasang menyertai berbagai produk, berisikan petunjuk-petunjuk perawatannya. yang bersangkutan termasuk cara penggunaannya atau

1.

BENDA-BENDA PAJANGAN DI TEMPAT PENJUALAN (POINT OF SALES DISPLAY MATERIAL) Yang dimaksud dengan benda pajangan adalah benda-benda yang sengaja dirancang untuk menarik perhatian pengunjung, serta mempertinggi kemungkinan terjadinya penjualan. Pajangan tersebut bisa juga menjadi semacam pertanda bahwa suatu tempat atau pihak perusahaan tertentu merupakan pemasok produk tersebut.

Benda-benda pajangan cukup bervariasi, di antaranya:

A. Mobil atau alat peraga bergerak. Mobil ini biasanya dipasangi dengan potongan-potongan pajangan yang diikat pada semacam kawat yang merentang dari atap took sehingga bila tertiup angina ia berkibar-kibar. Mobil-mobil semacam ini banyak dipakai oleh supermarket-supermarket yang ruang pajangnya terbatas. B. Poster. Poster berukuran crown atau double crown biasanya selalu ada di ruang-ruang pajang, di dinding dekorasi, pintu-pintu serta jendela-jendela toko. Selain poster-poster bergambar dan berwarna ada pula poster yang dibuat dari kain sutra yang mengkilap

warnanya, yang sering dipakai barbagai took untuk mengumumkan adanya suatu penawaran khusus. C. Stiker. Merupakan salah satu bentuk pajangan tertua, yang masa bertahannya sangat lama. Bentuknya adalah potongan-potonganh kertas yang bisa ditempel di sudut-sudut jendela. D. Contoh-contoh kemasan. Kotak, bungkusan atau botol kosong yang serupa dengan produk aslinya juga berguna untuk pajangan di jendela, terutama untuk aneka produk yang mudah rusak jika dibiarkan terlalu lama dipajang, atau produk yang terlalu banyak memakan tempat jika dipajang secara utuh. E. Produk sisa. Banyak supermareket mempunyai tong-tong yang dihiasi dengan nama-nama produk dan diisi dengan produk sisa yang bermerek yang ditempatkan di dekat kasir untuk menarik minat pembeli. F. Stand kasa. Stand semacam ini, baik yang berdiri sendiri atau dipasang di atas meja counter, atau digantung di meja kasir, berisi suatu produk tertentu yang dijual secara swalayan. Stand tersebut harus dipasangi papan nama pabrik pembuatnya agar para pengecer tidak mengisinya dengan produk lain yang justru merupakan saingan mereka. G. Kartu pajangan. Kartu-kartu semacam ini baik yang diikat maupun yang digantung, terbuat dari kertas atau logam, gampang dibawa jika si pengecer memiliki ntoko yang berpindah-pindah atau temporer. Krtu tersebut bertahan lama terutama yang bahannya kuat ada yang dipajang secara permanent, ketakanlah di meja resepsionis hotel, misalnya kertu-kartu kredit pajangan. H. Kotak-kotak dispenser. Mirip dengan kartu pajangan, kotak dispenser sifatnya portable dan bisa dipasang secara permanent kalau leaflet-leaflet yang ada di dalamnya selalu dibutuhkan orang. Kotak dispenser seperti ini sering dipakai untuk memajang prospectus-prospectus asuransi, leaflet atau brosur wisata, dan formulir resmi. I. Tokoh-tokoh iklan. Johnie walker, Ronald McDonald, Michelin Maa, Kelinci Enigizer merupakan tokohtokoh yang dasawarsa ini digunakan menjadi pajangan. Ada yang berupa patung atau potongan karton. Tokoh pajangan milik Michelin bahkan muncul dalam berbagai bentuk patung karet. Ada statis ada pula yang bergerak. J. Model.

Kerena bentuknya tiga dimensi dan berskala tertentu, maka model sifatnya anat realistis dan cocok untuk digunakan sebagai pajangan terutama barang-barang yang aslinya terlalu besar ataui yang mustahil dipajang di etalase. Misalnya model pesawat terbang. K. Model bergerak. Model yang aktif biasanya menarik perhatian sehingga ada saja orang yang berhenti dan mengamatinya. L. Pajangan berlampu. Seperti halnya lampu hiasan yang berkedap-kedip atau berganti-ganti warna, symbol atau pajangan berlampu yang dipasang pada sebuah jendela akan menarik perhatian, khususnya bagi orang yang berlalu-lalang di depan toko atau di jalan raya setelah hari gelap. Perhatian akan tetap tercurah sekalipun tokonya tutup. M. Kartu/ kotak dispenser. Ada dispenser yang ditempel secara utuh di dinding seperti kartu-kartu yang dipakai untuk mengambil kacang goreng, dan ada yang dipajang, di gantungan, dan berbentuk balon, kantong atau sachet untuk barang-barang sep[erti mainan, pisau cukur, kaset musik, barangbarang pandai besi, atau bolpen. Gantungan bisa dipasang di dinding atau took atau stand khusus atau fitting yang disediakan oleh pabrik. Dengan demikian dispenser merupakan salah satu bahan pajangan yang permanent dan bersifat swalayan.

A. Above The Line (ATL)


Pemasaran atau marketing Above The Line (ATL) artinya adalah pemasaran yang melakukan pemasaran produk / jasa dengan menggunakan mass media.

Media yang digunakan biasanya adalah media televisi, radio, media cetak (koran, majalah, dll). Dan saat ini ketika Internet sangat booming menggunakan iklan pada search engine atau banner pada situs-situs terkenal.Sifat ATL merupakan media tak langsung yang mengenaiaudience, karena sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience.ATL digunakan jika memang pasar yang dituju sangat luas dan sulit atau belum bisa didefinisikan. 1. IKLAN MEDIA CETAK Karakteristik dan Keunggulan media cetak: a) Terbit harian, mingguan, bulanan. Bisa menayangkan iklan secara berturut-turut. b) Iklan dapat bersifat informatif dengan narasi yang cukup panjang jika memang diperlukan. c) Bersifat contoh; koran dibaca oleh sebagian besar masyarakat dan tidak mewakili kelas tertentu. Majalah dan tabloid memiliki pembaca yang mempunyai minat khusus.

d) Fleksibel; dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. e) Bisa memperoleh data statistik tentang produk.

f) Produk yang mempunyai konsumen tertentu dapat menggunakan media cetak yang memiliki karakteristik yang sesuai.

Kelemahan media cetak Masa hidup yang singkat. Resiko cetakan buruk dan kesalahan cetak. Medium pasif. Medium statis. Membutuhkan minat baca dari konsumen.

Kategori kategori media cetak: Koran nasional dan koran daerah.Pemilihan berdasar area pemasaran produk yang akan diiklankan. Tabloid Terbit mingguan dengan peminat baca tertentu. contohnya tabloid berdasar segmen umur, tabloid hobi. Majalah Terbit bulanan dengan peminat baca tertentu. Desain, layout, model dan bentuk lebih eksklusif. Jurnal perdaganganditerbitkan untuk kalangan pembeli grosir maupun eceran yang diterbitkan oleh departemen store, supermarket. Jurnal teknik dan jurnal profesional jurnal yang diterbitkan oleh kalangan tertentu. Biasanya tidak diperdagangkan. Iklan dapat dipasang dengan segmen pasar yang lebih spesifik. Contohnya jurnal kedokteran memuat iklan tentang obat, alat kesehatan, dan lain-lain. Direktori terbit setiap tahun yang berisi direktori nomor telepon perumahan maupun bisnis. contohnya yellow pages. 2. IKLAN RADIO Karakteristik iklan radio: a) Waktu transmisi tak terbatas. b) Lebih interaktif dengan suara manusia dan musik. Dapat mewakili emosi tertentu. c) Pendengar cenderung lebih santai saat mendengar radio daripada membaca koran atau majalah. d) Radio menjadi teman setia pendengar.

e) Emosi pesan disesuaikan dengan regional tertentu. f) Dapat membeli jam siar tertentu sehingga bisa beriklan lebih maksimal. Keunggulan iklan radio: a) Biaya iklan murah.Karena iklan radio hanya membutuhkan satu naskah yg dibacakan penyiar di studio atau pesan iklan yg sudah direkam sebelumnya dan siap disiarkan stasiun radio. Tarif iklan radio lebih murah dibanding tarif iklan tv. b) Selektivitas. Tersedianya audiens yg sangat selektif yg muncul dari berbagai format siaran dan cakupan/geografis siaran yg dimiliki setiap stasiun penyiaran radio. Pemasang iklan dpt fokus pd audien dari kelompok tertentu. Format siaran radio disajikan menurut kebutuhan audien. c) Fleksibilitas. Hanya beberapa menit sebelum siaran, dpt mengajukan materi dan merubahnya. Iklan radio dpt dibuat dan dijadwalkan dlm waktu singkat sehingga dpt disesuaikan dgn situasi pasar setempat. d) Mental imagery.

Kemampuan radio utk membuat audien membayangkan gambar visual sebagaimana yg dilihatnya di tv. e) Promosi terpadu. Pemasang iklan dpt melibatkan dalam promosi siaran langsung dari lokasi penjualan supaya lebih menarik konsumen, dan menjadi sponsor dari liputan siaran langsung suatu kegiatan, seperti olahraga, festival, dll.

Kelemahan iklan radio a) Kreatifitas terbatas. Radio tidak dpt menyediakan gambar visual, sehingga audien tidak dpt melihat produk dan pemasang iklan tidak dpt menunjukkan demonstrasi cara kerja produk. b) Fragmentasi. Audien radio terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok. Sehingga setiap radio memiliki jumlah audien yg relatif sedikit, dan sangat sulit menjangkau khalayak secara nasional. c) Perhatian terbatas. Kesulitan mendapatkan perhatian khusus dari khalayak terhadap iklan. Mendengarkan radio biasanya menjadi kegiatan selingan, sehingga audien sering kehilangan sebagian pesan iklan yg disiarkan.

d) Riset terbatas. Penelitian audien radio terbatas karena perusahaan kecil tidak memiliki dana untuk melakukan riset. Maka keputusan pembelian iklan radio tidak didukung oleh data informasi mengenai audien dari perencana media. e) Persaingan. Dengan durasi iklan yg sebentar maka berbagai iklan lainnya bersaing utk mendapatkan perhatian audien. 3. IKLAN TELEVISI Karakteristik iklan televise: Kesan realistik Media hiburan yang populer Repetisi Ideal untuk pedagang eceran Akan lebih maksimal dengan dukungan media lain, misalnya majalah atau koran.

Keunggulan iklan televise Memiliki jangkauan yang luas Memiliki kemampuan untuk mendemonstraasikan

Kelemahan iklan televise Menjangkau pemirsa secara massal Keterbatasan durasi dan materi Biaya relatif mahal Pembuatan iklan relatif lama

3. Perencanaan dan strategi pemilihan media periklanan a. Perencanaan


Perencanaan media merupakan kegiatan yang sangat penting dalam periklanan dan promosi. Sering kali terjadi iklan dan promosi menjadi kegiatan penghamburan dana namun tidak memberikan hasil yang diharapkan. Perencanaan media yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan komunikasi yang efektif sehingga pesan yang disampaikan akan mendapat perhatian lebih besar dari audien sasaran. Bagian ini akan menjawab pertanyaan seperti: jenis media apa yang akan dipilih, seberapa sering suatu iklan harus muncul di suatu media dan seterusnya. Dalam hal ini, jenis produk (barang dan jasa) yang diiklankan mempengaruhi pemilihan media. Jenis produk tertentu ada kalanya lebih cocok diiklankan melalui media televisi namun produk lainnya lebih sesuai jika menggunakan media cetak atau media lainnya. Tujuan Perencanaan Media Periklanan Mencari kombinasi berbagai media (cetak , elektronik, luar ruang, transit, dan sebagainya)Memungkinkan pengiklan / produsen dapat menyampaikan pesan-pesan iklan (produk/jasa) dengan cara yang paling efisien dan efektif kepada khalayak dalam sasaran potensial terbesar. Dasar-Dasar Alokasi Anggaran Perencanaan Media Periklanan Pengalokasian anggaran periklanan dilakukan berdasarkan unsur-unsur sebagai berikut : Waktu : waktu jangka pendek atau jangka panjang.

Populasi (target) : seluruh atau sebagian populasi Media : cetak, radio, televisi, luar ruang dsb. Program/kendara : stasiun apa, hari, jam, dsb

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan Media Periklanan Bahwa pesan-pesan akan disampaikan melalui serangkaian media. Perencanaan media yang tepat dimaksudkan untuk mencapai sasaran komunikasi secara maksimal dengan biaya yang minimum. Penggunaan media harus sesuai dengan kebutuhan kreatif iklan yang bersangkutan mengenai copy iklan, gambar, dll. Bahwa media periklanan selalu berubah-ubah.

Beberapa Pertanyaan dalam Melakukan Perencanaan Media Periklanan Media manakah yang paling tepat untuk mencapai sasaran/jangkauan yang diinginkan dengan penempatan, jadwal dan target market yang dirumuskan? Dari media-media yang terseleksi, alat komunikasi manakah yang seharusnya digunakan? Berapakah lama waktu yang optimal yang diperlukan oleh keseluruhan kegiatan periklanan? Secara khusus, apakah satu media dipergunakan terus-menerus atau bergantian? Apakah bentuk dan durasi iklan yang tepat? Apakah 15 detik, 30 detik, 1 halaman berwarna, 1 halaman hitam, dll? Berapa banyak khalayak yang melihat iklan/terekspose dalam tingkat frekuensi bagaimana?

b. Strategi pemilihan media periklanan


Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan. Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan. Strategi media memiliki 5 elemen dasar dalam perumusannya : WHO : Siapakah prospek yang akan dicapai ? WHERE : Dimana menemukannya ? WHEN : Kapan waktu terbaik untuk melakukan kontak ? WHAT : Apa yang akan dikatakan ? HOW OFTEN : Seberapa sering harus mengekspos ?

Strategi media itu sendiri terdiri dari beberapa kegiatan yang saling berkaitan. Diantaranya ;
Memilih audiens sasarannya

Syarat pertama yang harus dipenuhi agar strategi media berhasil adalah menetukan audiens sasaran. Kegagalan untuk mengidentifikasi audiens dengan tepat dapat menyebabkan hilangnya exposure, yaitu, beberapa calon nonpembeli dihadapkan pada iklan iklan sementara beberapa calon utama (

yaitu, pasangan-pasangan tanpa anak yang tinggal di rumah) sebagai sasaran utamanya dari usaha pemasangan iklan dan pengiriman pos langsung untuk 95. Empat faktor utama yang digunakan untuk mensegmentasi audiens sasaran dalam strategi media adalah : 1. Geografis, 2. Demografis, 3. Pemakaian produk (misalnya, pemakai produk berat, sedang, dan ringan) dan 4. Gaya hidup /psikografis. Informasi tentang pemakaian produk bila ada umumnya menyediakan dasar yang paling berarti untuk mensegmentasi audiens sasaran. Menentukan tujuan media Aspek kedua dari strategi media adalah menentukan tujuan khusus. Lima tujuan berikut merupakan dasar perencanaan media : jangkauan, frekuensi, bobot, kuantitas, dan biaya. Para perencana media harus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut : 1. Berapa jumlah audien sasaran yang harus melihat, membaca, atau mendengar pesan periklanan selama masa tertentu? (suatu isu jangkauan), 2. Seberapa seringkah audiens sasaran harus dihadapkan pada periklanan selama ini ? ( suatu isu frekuensi ), 3. Seberapa banyakkah periklanan total yang diperlukan selama massa tertentu untuk mencapai tujuan jangkauan dan frekuensi ( suatu isu bobot ), 4. Bagaimana anggaran periklanan harus dialokasikan sepanjang waktu ? ( Suatu isu kontinuitas ), 5. Apa cara yang paling murah untuk mencapai tujuan lainnya ? ( suatu isu biaya ). Jangkauan Presentase audiens sasaran yang diekspos sekurang-kurangnya satu kali dengan pesan pemasangan iklan selama jangka waktu tertentu ( biasanya empat minggu ) disebut jangkauan (reach). Dengan Kata lain, jangkauan merepresentasikan atau lebih selama periode waktu empat minggu. Ada beberapa cara faktor yang menentukan jangkauan kampanye pemasangan iklan. Secara umum, jika suatu jadwal media menggunakan media ganda dan bukan media tunggal, maka lebih banyak orang yang akan dijangkau. Pada umumnya, semakin banyak media yang digunakan, semakin besar kesempatan suatu pesan iklan sampai kepada orang-orang yang perilaku medianya berbeda. Jangkauan itu sendiri merupakan tujuanyang tidak memadai untuk

perencanaan media karena tidak bisa menyatakan sesuatu mengenai seberapa sering pelanggan sasaran dihadapakan pada pesan pemasangan iklan. Karenanya, frekuensi exposure periklanan juga harus dipertimbangkan. Frenkuensi Jumlah waktu, secara rata-rata, dalam periode empat minggu dimana para anggota audiens sasaran diekspos kepada sarana media ( melihat, membaca, atau mendengar ) yang termasuk dalam jadwal media tertentu disebut sebagai frekuensi rata-rata ( atau hanya frekuensi). Tujuan strategi pemilihan media periklanan 1) Menjelaskan faktor utama yang digunakan dalam mensegmentasi audiens sasaran untuk tujuan strategis. 2) Menjelaskan arti dari jangkauan, frekuensi, gross rating points, effective rating points, dan konsep media lainnya. 3) Mendiskusikan logika dari hipotesis. 4) Menggambarkan manfaat prosedur indeks-efisiensi untuk pemilihan media. 5) Membedakan tiga bentuk alokasi periklanan. 6) Menjelaskan model rak penyimpan barang (shelf space). 7) Menggambarkan ukuran STAS untuk efektivitas iklan. 8) Melakukan perhitungan biaya per seribu (cost-per-thousand/CPM). 9) Menginterpretasikan output dari model media terkomputerisasi.

BAB III Kesimpulan

Above The Line (ATL) adalah aktifitas marketing/promosi yang biasanya dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand image yang diinginkan, contohnya : iklan di Televisi dengan berbagai versi. Sifat ATL merupakan media tak langsung yang mengenai audience, karena sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience.Below The Line (Media Lini Bawah) adalah segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan produk kita, contohnya : program bonus/hadiah, event, pembinaan konsumen dll. Semua aktifitas ini biasanya dilakukan oleh kantor perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya. Pada intinya aktifitas BTL selalu bertujuan untuk mendukung dan memfollow up aktifitas ATL.Sifat BTL merupakan media yang langsung mengena pada audience karena sifatnya yang memudahkan audience langsung menyerap satu produk/pesan saja.

Daftar pustaka
Haloman harahap, blog. Esaunggul.ac.id/2012/03/20/perencanaan periklanan Sebastian-nomor 1.blog sport.com/2011/04/strategi media.html Liasugiono. Blog spot.com/2009/10/strategi-dan-perencanaan-media. Html. Kotakotak.net/above-and-below.the.line http://morissa-periklanan.blog spot.com/.

Anda mungkin juga menyukai