Anda di halaman 1dari 6

KASUS FRAKTUR (Pre-OP) Tn. Ab, 42 th, PNS, masuk RSF 25/11/08 jam 15:00 WIB karena KLL.

Dilakukan rontgen cruris dextra, femur dextra, columna femur dextra dinyatakan multiple fracture (fr tibia, fibula dextra; fr femur medial dextra; fr columna femur), di rawat di bagian orthopaedi. Keluhan: 1 jam SMRS klien mengalami KLL ditabrak mobil saat mengendarai sepeda motor. Sadar saat kejadian hingga tiba di RSF. Dilakukan skin traksi 2 kg pada kaki kanan. Keluhan utama: nyeri di area fracture, meningkat dengan pergerakan.

Pemeriksaan Fisik: (belum dilakukan) Kesadaran : compos mentis Vital signs : TD 180/100 mmhg, RR 24x/menit, N 24x/menit, S 38,5oC Kepala Mata Hidung Telinga Leher Dada : : : : : :

Abdomen : Ekstremitas : Integumen :

Pemeriksaan Diagnostik: 1. Laboratorium:

Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

25/11/08 AGD: pH PCO2 PO2 7.37-7.44 35-45 83-108

Suhu FIO2 HCO3 O2 sat BE Total CO2 21-28 85-95 -2.5-2.5 19.0-24.0

Hb Ht Leukosit Trombosit Eritrosit

14.0 33 15.6 197 3.56 33-45 5-10 150-440 4.40-5.90

Fungsi Hati: SGOT SGPT 52 21 0-34 0-40

Fungsi Ginjal: Ur darah Cr darah 39 1.0 20-40 0.6-1.5

LED Netrofil Eritrosit SGOT

17.0 80 3.56 52

0-10 50-70

0-34

GD puasa GD 2 jam PP

93 119

80-100 80-145

Lemak: Kol tot 121

Kol HDL Kol LDL

2. Ro cruris, pelvis, femur dextra (25/11/08): multiple fracture

Terapi: 1. Ketorolak 3 x 30 mg (mulai diberikan saat masuk) 2. Ranitidin 3 x 1 (mulai diberikan 4/12/08)

Tugas: Lakukan asuhan keperawatan berdasarkan kasus di atas, melalui: 1. Pengkajian berdasarkan data yang ada saja, dan rumuskan diagnosa keperawatannya. 2. Identifikasi data apa lagi yang diperlukan untuk mendukung diagnosa keperawatan yang anda telah rumuskan. 3. Diskusikan alasan mengapa data-data tersebut diperlukan (alasan berdasarkan pada pemahaman patofisiologi) 4. Rumuskan tujuan dan intervensi untuk masing-masing diagnosa keperawatan yang telah diidentifikasi dan rasionalnya.

Hasil kerja dituliskan pada lembar pengkajian yang ada pada format yang telah disediakan, jangan di folio atau dikertas lainnya.

Selamat Bekerja

A. Pengkajian

1. Data Fokus Data Subjektif : klien mengatakan mengalami KLL, klien mengeluh nyeri pada area fraktur, meningkat saat pergerakan

Data Objektif: klien mengalami multiple fraktur (fr tibia, fibula dextra; fr femur medial dextra; fr columna femur)

Diagnosa Keperawatan: 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya jaringan tulang 2. Resiko gangguan integritas kulit b.d penurunan sirkulasi

2. Data Pendukung Diagnosa 1 Data Subjektif: klien mengatakan skala nyeri 7, nyeri berkurang jika tidak di gerakkan, nyeri menjalar ke sepanjang ektremitas bawah

Data Objekif: Bengkak di area fraktur, TD 180/100 mmhg, RR 24x/menit, N 101x/menit Diagnosa 2 Data Subjektif: Data Objektif: sianosis, capillary reffil time > 3 detik,

3. Patoflow

Trauma Langsung

Fraktur

Fraktur

Imobilisasi

Pergeseran pragmen tulang

Peningkatan tekanan permukaan kulit

Terputusnya jaringan tulang

Sirkulasi menurun

Nyeri

Resti gangguan integritas kulit

4. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1 Tujuan : nyeri dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang atau hilang - Klien tampak tenang.

Intervensi dan Implementasi : a. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga R/ hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif b. Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri R/ tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri c. Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri R/ memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri. d. Observasi tanda-tanda vital. R/ untuk mengetahui perkembangan klien e. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik R/ merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.

Diagnosa 2 Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.

Kriteria Hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. - luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.

- Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.

Intervensi dan Implementasi : a. Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka. R/ mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat. b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka. R/ mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi. c. Pantau peningkatan suhu tubuh. R/ suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan. d. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan steril, gunakan plester kertas. R/ tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi. e. Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement. R/ agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area kulit normal lainnya. f. Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan. R/ balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi parah/ tidak nya luka, agar tidak terjadi infeksi. g. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. R / antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah yang berisiko terjadi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai