BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Keberadaan air di tambang Ciurug dan jalur mine haulage level (MHL) 500 didominasi oleh resapan air tanah dan aktivitas back filling. Resapan air tanah diperkirakan terutama karena adanya jalur hancuran akibat sesar mendatar yang melewati daerah tersebut, karakteristik air resapan di bawah S. Cikaniki menunjukkan sifat yang relatif kontinu dan konstan dengan debit 1,079 m3/mnt. Sedangkan aktivitas back filling di tambang Ciurug menyebabkan jumlah air yang mengalir ke level 500 melonjak drastis dari kisaran 0,03 m3/mnt menjadi 0,178 m3/mnt.

2. Masalah-masalah sistem penyaliran yang teridentifikasi adalah : Adanya ketidakseimbangan antara debit aliran masuk dan kapasitas pompa di mine sump Utama. Belum terintegrasinya paritan yang mengalirkan air ke mine sump dan masalah maintenance pada paritan yang sudah ada. Terjadinya pendangkalan paritan dan penurunan daya tampung mine sump karena pengendapan lumpur.

3. Tindakan-tindakan perbaikan yang direkomendasikan untuk mengatasi masalah-masalah sistem penyaliran adalah : Menurunkan head sistem di pompa MS Utama dengan cara mengganti pipa dengan diameter lebih besar (dari diameter 4 inch menjadi 6 inch). Memperpanjang jaringan pipa dari portal tambang Ciguha Utama sampai ke portal MHL 500 (keluar tambang) sepanjang 631,4 m dengan diameter 6 inch. Menambah daya tampung mine sump (MS Utama dari 165,54 m3 menjadi 267,6 m3 dan MS KKRB IV dari 300,49 m3 menjadi 533,97 m3).

72

Melakukan maintenance secara teratur terhadap paritan yang sudah ada (pada jalur MHL 500) dan membuat paritan baru pada jalur ramp up dimana belum ada paritan yang permanen.

6.2 Saran

1. Untuk mengoptimalkan kinerja sistem penyaliran perlu dilakukan sistem pengawasan yang sistematis dan atau melakukan otomatisasi pada pompa.

2. Dilakukan pemantauan terhadap air yang dihasilkan dari aktivitas back filling, pengeboran, dan air resapan secara berkala, sehingga karakteristik dari sumber-sumber air tersebut dapat dipahami lebih detail.

73