Anda di halaman 1dari 2

Dimas Bramastya 11/311974/SP/24467

Komunikasi menjadi salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Bagaimana kita berkomunikasi kepada individu lain maupun kepada khalayak menjadi salah satu hal utama yang membuat kita tetap bisa ada di dalam sebuah lingkungan. Pada akhirnya akan ada nilai nilai yang muncul terkait dengan cara kita berkomunikasi di lingkungan dimana kita berada. Individu lain nantinya akan menilai apakan baik tidaknya atau pantas tidak pantasnya komunikasi yang kita lakukan. Hal tersebut disadari atau tidak sebenarnya menjadi salah satu bagian dari apa yang disebut dengan etika komunikasi. etika komunikasi membawa untuk lebih tahu mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan pantas dalam penyampaian pesan. Cakupan etika komunikasi tidak hanya bagaimana kita melihat situasi dengan siapa kita ingin menyampaikan pesan. Media penyampaian pun juga menjadi salah satu cakupan dari etika komunikasi. Ada banyak aspek yang diangap baik atau tidak ketika kita berkomunikasi melalui media tertentu. Seperti televisi, radio, cetak,maupun online semuanya memiliki etikanya masing masing. Tidak berarti semakin banyaknya media yang dilihat oleh masyarakat memiliki etika komunikasi yang baik. Televisi yang menjadi media paling banyak digunakan oleh masyarakat pun saat ini masih banyak pelanggaran yang dilakukan terkait dengan etika. Mulai dari acara maupun iklan. Memang paling terlihat pelanggaran etika komunikasi yang terjadi pada iklan. Banyak pelaku iklan yang saat ini lebih mengutamakan efektifitas untuk menarik konsumen menggunakan produknya. Hal tersebut dilatar belakangi oleh semakin ketatnya kompetisi atau persaingan produk dalam pasar. Hingga pada akhirnya melupakan etika dalam berkomunikasi pada iklan mereka Jika mengamati beberapa tahun terakhir persaingan paling ketat pada dunia iklan terlihat pada produk layan telekomunikasi. Semakin beragamnya provider yang ada di indonesia menjadikan persaingan semakin ketat. Tidak jarang ditemui banyak iklan yang menyingung pesaingnya. Seperti membandingkan produk mereka dengan pesaing. Walaupun tidak secaralangsung tapi lebih melalui simbol simbol namun tiu tetap saja dalam etika beriklan bukan sesuatu yang dianggap pantas dilakukan. Ada beberapa aspek yang sebenarnya tidak layak untuk dilakukan ketika beriklan namun pada akhirnya mereka lebih mencari cara yang efektif sehingga terkadang melupakan etika mereka dalam berkomunikasi. Tidak hanya terjadi pada iklan provider, bagitu pula dengan iklan partai politik menjelang pemilu. Menjelang pelaksanaan pemilu biasnya partai politik berbondong-bondong membuat iklan untuk meraih simpati dan menarik para khalayak. Namun melihat dari masa kampanye yang terjadi pada tahun 2009 emang tidak semua iklan mengandung unsur pelangaran etika beriklan. Namun ada beberapa iklan yang muncul untuk mencari simpati dengan menyerang pesaingnya. Kembali lagi hal tersebut di lakukan karena dirasa efektif untuk menarik perhatian para penontonnya.

Etika yang tadinya menjadi tolak ukur baik atau tidaknya suatu hal pada saat ini sepertinya mulai perlahan terkikis oleh banyak faktor jika dilihat dari sudut pandang iklan efektifitas lah yang paling mempengaruhi namun akan lebih baik ketika efektifitas digabungkan dengan kepantasan.

Anda mungkin juga menyukai