Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LOGIKA SAINTIFIK SKEPTISISME Dari berdakwah ke Logika

DOSEN PENGAMPU : Drs. Masduqi Affandi, M.Pd.I Oleh: ANISA GARDIAH YUNIATI B07210083 PSIKOLOGI 2 J1

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS DAKWAH PSIKOLOGI 2011

1 |Page

DAFTAR ISI A. Pengertian Skeptisisme ..3 B. Teori Skeptisisme.4 C. Metode Skeptisisme.5 D. Macam Macam Skeptisisme....6 E. Tokoh tokoh Aliran Skeptisisme.7 F. Sejarah Skeptisisme.8

BAB II
2 |Page

PEMBAHASAN

A.

Pengertian Skeptsisme Skepisisme berasal dari kata skeptik yang artinya kesangsian atau ragu

ragu1. Pada buku Epistemologi Dasar, Pengantar Filsafat Pengetahuan, bahwa skeptisisme berasal dari kata Yunani yaitu skeptomai bermakna saya pikirkan dengan seksama atau saya lihat dengan teliti 2. Kata tersebut dimaknai bahwa skeptisime merupakan sebuah teori yang didasarkan sikap keragu raguan dalam menerima kebenaran. Jadi setiap individu tidak mudah terpengaruh atau cepat mengambil keputusan yakni menerima kebenaran yang sudah ada. Jika dikaitkan dalam ajaran agama islam yaitu tidak dianjurkannya seseorang bersuudzon kepada orang lain sebelum bukti kebenaran dapat diterima. Di dalam agama islam pun melarang kepada setiap umat muslim terhadap sikap tersebut. Dikarenakan perbuatan demikian mendekati fitnah yang dapat mendorong kearah perbuatan keji. Oleh karena itu, tiap tiap umat dianjurkan terlebih dahulu mengambil sikap ragu skeptis dalam menerima pernyataan.sebab manusia merupakan makhluh Tuhan yang memiliki keterbatasan dalam mengetahui kebenaran secara praktis. Namun manusia membutuhkan pengujian, penyelidikan tentang pengetahuan yang mempunyai kevaliditasnya dapat dipercaya ( pengetahuan tersebut benar ). B. Teori Skeptisisme Semakin seseorang dapat meragukan pengetahuan atau pernyataan bahwa pernyataan tersebut salah. Maka semakin besar kesempatan seseorang tersebut mendapatkan dan mengetahui kebenaran dari pernyataan demikian. Skeptisisme mengajarkan bahwa untuk mendapatkan suatu kebahagiaan maka seseorang tersebut harus bijaksana. Orang yan bijaksana akan tenang dalam hidupnya sehingga ia tidak mudah mengambil keputusan, menjauhkan dia dari sikap kekeliruan dalam kehidupannya. Jadi seseorang dianjurkan untuk selalu meragukan semua hal, agar terhindar dari kesalahan sekecil apapun3.
1

Lasiyo, Yuwono, Pemikiran Filsafat : Pada Masa Pra Socrates, sesudah Socrates ( Yogyakarta, Liberty : 1986 ) hal. 54 2 J. Sudarmita, Epistemologi Dasar : Pengantar Filsafat Pengetahuan ( Yogyakarta, Kanisius : 2002 ) hal. 47 3 Ibid. hal

3 |Page

Kesulitan dalam skeptisisme adalah sikap ragu ragu terhadap segala hal sebenarnya tidak mungkin, jika seseorang selalu ragu tentang semua hal. Maka ia tidak akan ragu ragu lagi terhadap kaeragu raguan itu. dengan demikian ia pasti ragu ragu, jadi ada kepastian padanya4 . b) Teori Skeptisisme Menurut Para Aliran Skeptisisme

Menurut Arcesilaus ( 315 241 ) dan Carneades ( 214 129 ) bahwa tidak ada pernyataan yang pasti mengenai apa yang sedang terjadi selain apa yang secara langsung dialami. Jadi menurut aliran ini mereka tidak akan mempercayai kebenaran yang sudah ada, sebelum mereka mengalami sesuatu tersebut yang bisa mereka anggap bahwa sesuatu tersebut mengandung kebenaran. meskipun sebagian besar orang telah mempercayai sesuatu tersebut sebagai hal yang mengandung kebenaran. Contoh : pada umumnya, sebagian besar menganggap bahwa bakso solo merupakan makanan yang lezat. Aliran ini akan mempercayainya jika mereka sudah mencoba mencicipi bakso tersebut. Kemudian mereka akan dapat mengambil kesimpulan dari hasil pengalamannya mencicipi bakso tersebut. Menurut Pyrro dari Elis ( 360 270 ) dan Sextus Empiricus ( sekitar tahun 250 M ) bahwa pengetahuan mengenai apa yang tidak secara langsung dialami dan mengenai apa yang tidak langsung jelas denagan sendirinya, itu tidak mungkin. Namun menurut mereka bahwa diperlukannya menangguhkan penilaian dan keputusan setiap individu terhadap ajaran tentang hakikat kenyataan. Selain itu, menurut mereka bahwa manusia lebih baik hidup menurut apa yang tampak saja dan berusaha memelihara ketenangan pikiran5.

4 5

Ibid. hal. J. Sudarmita, Epistemologi Dasar : Pengantar Filsafat Pengetahuan ( Yogyakarta, Kanisius : 2002 ) hal.48

4 |Page

C.

Metode Skeptisisme Pengetahuan tentang kebenaran pada teori aliran skeptisisme terbagi menjadi

beberapa metode yang dikembangkan oleh Descrates, diantaranya : Meragukan segala sesuatu yang selama ini diterima sebagai suatu kebenaran Mengklasifikasikan persoalan dari hal yang sederhana kepada hal yang rumit Melakukan pemecahan masalah dari hal yang rumit kepada hal yang paling rumit Memeriksa kembali secara menyeluruh agar terhindar dari kekeliruan atau terdapat hal hal yang masih tersisa Jadi dalam metode yang diterapkan oleh Descrates, kebenaran diperoleh dengan sikap ragu. Semakin seseorang meragukan pernyataan atau pengetahuan yang mengandung kebenaran tidak serta-merta diterima namun diperlukan pengklasifikasian persoalan dari hal yang sederhana hingga batas maksimal ( paling rumit ), dari persoalan yang telah di dapat akan dilakukan pemecahan permasalahannya. Setelah didapat pemecahannya maka permasalahan tersebut diperiksa kembali hingga tidak ada celah ( kekeliruan ) sedikit pun. Contoh Menerapkan Metode Skeptis dalam Kajian Ilmu Dakwah atau Filsafat Dakwah Pernyataan : Filsafat dakwah adalah pemikiran mendalam dan konsepsional

yang menggunakan metode kefilsafatan yang relevan untuk memahami usaha merealisasikan ajaran islam dalam daratan kehidupan manusia melalui strategi, metode, dan system yang relevan dengan mempertimbangkan aspek religio, politik, cultural, sosio, psikologis individu atau masyarakat. Oleh karena itu, filsafat dakwah dapat dipergunakan sebagai tambahan mata kuliah di fakultas dakwah. Pemecahan Masalah : kita dalam menyikapi pernyataan tersebut diawali

dengan sikap ragu. Kita tidak boleh mempercayainya karena masih diperlukannya sebuah referensi dan bukti apakah filsafat dakwah merupakan usaha merealisasikan agama islam dan masihkah kita membutuhkan pengetahuan tentang filsafat dakwah untuk ajarkan di Fakultas Dakwah. Namun kenyataannya ilmu tersebut sedikit
5 |Page

memberikan peranan penting untuk merealisasikan ajaran agama islam. Terbukti masih ditemukannya maha siswa Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya khususnya, di Fakultas Dakwah yang berbuat mendekati zina ( pacaran ). Padahal ilmu tersebut telah diajarkan bahkan sudah melekat di pikiran setiap maha siswa, bahwa di dalam filsafat dakwah sudah diajarkan untuk menjadi manusia seutuhnya dengan meneladani sebuah metode sikap dalam filsafat dakwah ( epistemology ) tersebut. Meskipun demikian, kita masih tetap mengklasifikasi permasalahan tersebut. Untuk dapat mengetahui faktor penyebab permasalahan itu dapat terjadi, apakah ilmu, penyampaian, maha siswanya yang salah dalam mengimplementasikan kepada kehidupan sehari hari. Setelah itu, akan didapat sebuah kesimpulan dan ternyata bukan llmu tersebut yang patut disalahkan namun pengimplementasi dari para maha siswa yang mengalami suatu kekeliruan. D. Macam Macam Skeptisisme Skeptisisme terbagi menjadi beberapa macam di antaranya sebagai berikut : 1. Skeptisisme mutlak atau universal Merupakan bentuk skeptisisme yang secara mutlak mengingkari kemungkinan manusia untuk mengetahui kebenaran. Jenis skeptisisme yang mengingkari kemungkinan manusia untuk mengetahui dan meragukan semua jenis pengetahuan dalam kenyataannya tidak ada seorang pun yang sependapat dengan argument tersebut. Dikarenakan manusia merupakan makhluk intelegensi ( berpikir ) yang dibekali Tuhan semenjak di dalam rahim seorang ibu. Oleh karena itu, sangat mustahil manusia tidak bisa mencapai hakikat kebenaran yang telah diketahuinya. Jika ada seseorang yang sepaham dengan argument tersebut, berarti dia telah merendahkan dirinya sendiri ke dalam lubang kebodohannya. Dikarenakan dia tidak mempercayai kemampuannya untuk dapat mengetahui kebenaran. Kaum skeptik di jaman Yunani kuno rupanya masih mengecualikan proposisi mengenai apa yang tampak atau langsung dialami dari lingkup keraguannya. Menurut Socrates bahwa kaum skeptic atau sofis telah mengingkari pernyataannya sendiri. Dikarenakan dalam teorinya ( secara eksplisit ) mereka menegaskan kebenaran mengenai pernyataan tersebut. Namun dalam prakteknya atau secara implisit mereka

6 |Page

mengingkarinya. Sehingga dapat dikatakan mereka ragu terhadap pernyataan yang telah mereka yakini. 2. Skeptisisme Nisbi atau Partikular Merupakan bentuk skeptisisme yang secara menyeluruh tidak meragukan sesuatu hal. Namun hanya meragukan kemampuan manusia untuk mengetahui dengan pasti dan memberikan dasar pembenaran yang tidak diragukan tentang pengetahuan dalam bidang tertentu. Paham skeptisisme ini masih dianut oleh sebagian besar orang karena tidak bertentangan dengan kodrat manusia sebagai makhluk inteligensi ( cerdas ). Meskipun demikian manusia adalah makhluk Tuhan yang mempunyai keterbatasan dalam menentukan kebenaran. Oleh karena itu, pengetahuan yang didapatnya, masih diperlukan pengevaluasi dan diteliti kembali untuk menghindari kesalahan yang dapat terjadi6.

E. Tokoh Tokoh Aliran Skeptisisme7 Tokoh tokoh aliran skeptisisme diantaranya sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. F.
6 7

Democritus Protagoras Phyrro Montaigne Charron Bayle Nietze Spengler dan lain-lain Sejarah Munculnya Aliran Skeptisisme

http : // fauzzone88.multiply.com/journal/item/ Ibid

7 |Page

Aliran skeptisisme muncul hampir sejaman dengan kedatangan sofisme, mereka meragukan adanya kemungkinan pencapaian pengetahuan yang benar terhadap alam. Mereka mengungkap beberapa argumen dan dalil bahwa kita tidak bisa mengetahui secara tepat hakikat kebenaran secara mutlak dapat dibuktikan. Melainkan mereka menyatakan bahwa hakikat hakikat itu dipahami berdasarkan kondisi dan batasan batasan dari penginderaan dan persepsi manusia.

BAB III
8 |Page

KESIMPULAN

Skepisisme berasal dari kata skeptik yang artinya kesangsian atau ragu ragu. Pada buku Epistemologi Dasar, Pengantar Filsafat Pengetahuan, bahwa skeptisisme berasal dari kata Yunani yaitu skeptomai bermakna saya pikirkan dengan seksama atau saya lihat dengan teliti. Kata tersebut dimaknai bahwa skeptisime merupakan sebuah teori yang didasarkan sikap keragu raguan dalam menerima kebenaran. Jadi setiap individu tidak mudah terpengaruh atau cepat mengambil keputusan yakni menerima kebenaran yang sudah ada. Jika dikaitkan dalam ajaran agama islam yaitu tidak dianjurkannya seseorang bersuudzon kepada orang lain sebelum bukti kebenaran dapat diterima. Aliran skeptisisme muncul hampir sejaman dengan kedatangan sofisme, mereka meragukan adanya kemungkinan pencapaian pengetahuan yang benar terhadap alam. Mereka mengungkap beberapa argumen dan dalil bahwa kita tidak bisa mengetahui secara tepat hakikat kebenaran secara mutlak dapat dibuktikan. Melainkan mereka menyatakan bahwa hakikat hakikat itu dipahami berdasarkan kondisi dan batasan batasan dari penginderaan dan persepsi manusia.

DAFTAR PUSTAKA
9 |Page

J. Sudarmita, Epistemologi Dasar : Pengantar Filsafat Pengetahuan ( Yogyakarta, Kanisius : 2002 ) http : // fauzzone88.multiply.com/journal/item/ Lasiyo, Yuwono, Pemikiran Filsafat : Pada Masa Pra Socrates, sesudah Socrates ( Yogyakarta, Liberty : 1986 )

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai