Tujuan : Untuk membandingkan efektifitas klinis dari suplementasi seng, seng plus vitamin A, dan seng plus kombinasi mikronutrien dan vitamin (zat besi, tembaga, selenium, vitamin B12, asam folat, dan vitamin A) pada anak dengan diare akut. Desain Penelitian : desain penelitian ini adalah double-blind, acak, percobaan terkontrol dengan plasebo. Anak-anak berusia 6 24 bulan dengan diare dan dehidrasi sedang, diacak untuk menerima seng plus plasebo vitamin A (kelompok 1), seng plus mikronutrien plus vitamin A (kelompok 2), seng plus vitamin A (kelompok 3), atau plasebo (kelompok 4) sebagai tambahan untuk larutan rehidrasi oral (ORS). Durasi, volum diare, dan konsumsi larutan rehidrasi oral dibandingkan sebagai variabel hasil dalam kelompok-kelompok suplemen dan dengan kelompok plasebo. Hasil : 167 subjek penelitian dibagi menjadi beberapa kelompok, 41 anak dalam kelompok 1, 39 anak dalam kelompok 2, 44 anak dalam kelompok 3, dan 43 anak dalam kelompok 4. Semua kelompok suplemen menunjukkan penurunan yang signifikan dalam variabel hasil (P< 0,0001)dibandingkan dengan kelompok plasebo.kelompok 3 memiliki penurunan terendah pada variabel hasil dan kelompok 2 memiliki penyembuhan yang cepat, tetapi perbedaan anatara kelompok suplemen secara statistik tidak signifikan. Kesimpulan : suplementasi dengan kombinasi mikronutrien dan vitamin tidak sebaik dengan seng saja, mengkonfirmasi manfaat klinis seng pada anak dengan diare.
Anak dengan gizi buruk dan diare umumnya banyak di negara-negara berkembang dan bertanggung jawab untuk proporsi yang tinggi pada kematian anak. Kemajuan substansial telah dibuat dalam pengobatan diare pada anak, dengan pengenalan pengurangan-osmolaritas larutan rehidrasi oral (ORS) dan suplementsi seng didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Saat ini, WHO dan UNICEF bersama-sama merekomendasikan suplementasi seng untuk anakanak dengan diare.meskipun didukung dengan bukti yang kuat, seng belum diterima secara global sebagai agen terapi. Kekurangan vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dalam negara berkembang. Percobaan suplementasi vitamin A memilliki riwayat mengurangi keparahan, durasi, dan bahkan kematian akibat diare. Kekurangan tembaga, zat besi, asam folat, vitamin B12, dan selenium juga umumnya banyak pada anak-anak di negara-negara berkembang dan bertanggung jawab pada peningkatan keparahan infeksi, lesi inflamasi, dan mengurangi respon antibodi. Efek terapi kombinasi suplemen dari mikronutirn dan vitamin ini bbelum dilakukan penelitan.
Kami mengevaluasi dampak terapi suplementasi dengan seng, seng plus vitamin A, dan kombinasi mikronutrien dan vitamin (seperti; seng, zat besi, tembaga, selenium, vitamin B12, asam folat, dan vitamin A) pada anak dengan diare. Hipotesis utama kami adalah kombinasi suplemen dengan mikronutrien dan viitamin mungkin memiliki efek terapi yang lebih bik dibandingkan dengan suplementasi dengan seng saja. Semua kekurangan mikronutrien dapat diperbaiki kemudian secara bersamaan.
HASIL Sebanyak 176 anak laki-laki berumur 6 24 bulan dimasukkan dalam penelitian ini,namun, 9 anak dikeluarkan dari penelitian karena orangtua memindahkan mereka dari rumah sakit sebelm peneyembuhan. Dengan demikian, data dari 167 anak yang sesuai prosedur penelitian dianalisis. 167 anak ini dibagi menjadu beberapa kelompok, 41 anak pada kelompok 1, 39 anak pada kelompok 2, 44 ana pada kelompok 3, dan 43 anak pada kelompok 4. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada awal antara keempat kelompok dalam setiap variabel, kecuali kelompok 2 yang memiliki proporsi besar secara signifikan pada anak kurang gizi derajat sedang dibandingkan dengan kelompok 1 (P = 0,025) (Tabel I).deteksi enteropatogen juga dapat dibandingkan pada semua kelompok (Tabel II). Enteropatogen Escheria Colli dan rotavirus adalah patogen utama. Parasit usus (Giardia Lamblia dari 3 anak dan Cryptosporidium spp dari 1 anak) dideteksi sebagai patogen campuran. Semua anak diobati dengan baik menggunakkan ORS. Tidak diperlukan cairan intravena atau perkembangan beberapa komplikasi selama penelitian. Semua anak pada 3 kelompok suplemen memiliki penurunan yang signifikan selama diare, volum dari feses yang keluar, dan asupan ORS dibandingkan dengan kelompok plasebo (Tabel III). Meskipun penurunan terbesar dalam variabel hasil ini diamati pada kelompok 3, perbedaan antara kelompok suplemen secara statistik tidak signifikan. Perbedaan dalam tingkat penyembuhan adalah signifikan secara statistik antara kelompok suplemen dan plasebo tetapi tidak antara kelompok suplemen. Analisis fungsi pertahanan dari status penyembuhan yang cepat menunjukkan penyembuhan dalam semua kelompok suplemen dibandingkan dengan kelompok plasebo. Tingkat penyembuhan tercepat terdapat pada kelompok 2, tetapi perbedaan status penyembuhan secara statistik tidak signifikan antara kelompok supemen.