Anda di halaman 1dari 2

Penyakit parkinson dihasilkan dari kematian neuron-neuron dopaminergik pada substansia nigra pars kompakta.

Itu dicirikan oleh tremor istirahat, tetapi gejala yang paling melemahkan adalah bradikinesia berat atau akinesia. Pada kasus lanjut, pasien memiliki kesulitan memulai gerakan, meskipun gerakan involunter dan refleks bisa jadi normal.

MND diklasifikasikan berdasarkan apakah itu diwariskan atau sporadik, dan apakah degenerasi memengaruhi upper motor neuron, lower motor neuron, atau keduanya. Pada dewasa, MND yang paling sering terjadi ialah amyotrophic lateral sclerosis, yang memengaruhi upper motor neuron dan lower motor neuron. ALS memiliki bentuk sporadik maupun yang diwariskan dan dapat menyerang otot lengan, tungkai, atau wajah. ALS merupakan kelainan unilateral progresif yang fatal yang mengganggu signal yang menuju semua otot volunter. Gejala pertama kali dikenali pada lengan dan tangan, tungkai, atau otot untuk menelan. Kira-kira 75% penderita ALS klasik akan mengalami kelumpuhan dan mengecilnya otot-otot bulbar (otot yang mengatur bicara, menelan, dan mengunyah). Kelumpuhan dan atrofi otot terjadi pada kedua sisi tubuh. Penderita kehilangan kekuatan dan kemampuannya untuk menggerakan lengan dan tungkai, dan untuk menopang tubuh ke atas. Gejala lainnya mencakup spastisitas, spasme, kram otot, dan fasikulasi. Bicara menjadi tidak jelas atau menggunakan suara hidung. Ketika otot diafragma dan otot dinding dada gagal untuk bekerja semestinya, pasien kehilangan kemampuan untuk bernapas tanpa bantuan mesin. Meskipun kelainan ini biasanya tidak mengganggu pikiran atau kepribadian seseorang, beberapa penelitian menemukan bahwa beberapa penderita ALS mengalami masalah kognitif yang melibatkan kefasihan bicara, pembuatan keputusan, dan memori. Kebanyakan penderita meninggal karena gagal napas, biasanya dalam waktu 3-5 tahun sejak onset gejala. Tetapi, ada sekitar 10% individu yang bertahan selama 10 tahun atau lebih. ALS paling sering menyerang pada usia 40-60 tahun, tetapi individu yang lebih muda dan lebih tua juga dapat mengalami penyakit ini. Laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan. Kebanyakan kasus terjadi secara sporadis, dan anggota keluarga penderita sering tidak menyadari adanya risiko yang lebih besar untuk terjadinya penyakit ini. Bentuk ALS familial pada dewasa paling sering disebabkan oleh gen superoxide dismutase yang berlokasi di kromosom 21.2

Penyakit parkinson (paralisis agitans) adalah proses penyakit degeneratif primer atau sekunder di mana refleks dalam (deep reflex) didapati normal dan tonus otot meningkat menjadi rigiditas, khususnya pada fleksor lengan dan ekstensor tungkai. Penyakit ini menyerang 1,5% populasi berusia lebih dari 65 tahun, dan memiliki empat ciri klinis utama: bradikinesia, rigiditas, tremor, dan gangguan postur tubuh dan cara berjalan yang khas. Sindrom bradikinesia dan rigiditas disebut parkinsonisme. Satu tanda yang paling awal dari penyakit parkinson ialah pasien jarang mengedipkan matanya, ini dapat terjadi mulai dari 5-7 tahun sebelum seluruh gejala muncul. Selanjutnya, muncul tremor pillrolling pada jari-jari dan ekspresi wajah yang kaku (topeng Parkinson). Fleksi dan ekstensi ekstremitas yang pasif berakibat pada meningkatnya resistensi yang melipat dan memberi jalan untuk gerakan seperti roda pedati yang menyentak dan bolak-balik. Ketika berdiri tegak, kepala dan pundak membungkuk. Cara berjalan pendek-pendek, terseok-seok, dan lengan (di sisi tubuh) tidak berayun seirama dengan tungkai.

Untuk kepentingan klinis, traktus kortikospinalis (corticospinal tract/CST) dianggap sebagai sistem eferen yang utama yang mana gerakan yang bertujuan diinisiasi dan dilaksanakan. CST sama sekali bukanlah mekanisme kortikal utama untuk pergerakan; itu terutama berperan untuk menyatukan gerakan yang berkemampuan tinggi, halus, dan berlainan pada ekstremitas distal. Hal itu bertanggung jawab untuk kontraksi otot-otot agonis seperti halnya inhibisi, atau relaksasi bertahap, dari otot-otot antagonis yang dibutuhkan untuk melaksanakan aksi yang terampil. Dengan kesatuan dan kendalinya, kontraksikontraksi otot individual bergabung menjadi aksi motor yang kompleks. Tingkat kortikospinal tidak berfungsi sendirian. Secara normal, dan dalam keadaan di mana ada penyakit, jaras ini secara ketat berintegrasi dengan aktivitas motor pada tingkat yang lain, seperti halnya dengan aliran normal dari impuls sensoris yang masuk. CST, bersama-sama dengan jaras kortikal dan batang otak lainnya, secara konstan menyediakan pusat yang lebih rendah dengan impuls yang memiliki efek inhibitor secara umum. Penyakit yang melibatkan jaras piramidal berakibat pada pelepasan efek inhibitor ini, menyebabkan fungsi hiperaktif dan otonomi dari segmen korda spinalis yang terkena. Hal ini berakibat dari aktivitas yang berlebihan dari pusat yang lebih rendah yang secara normal tersupresi oleh mekanisme kontrol kortikal. Area 4 (area gigantopyramidalis) dari girus presentralis merupakan korteks motor yang utama (M-I); ini adalah daerah yang memiliki ambang stimulasi terendah yang menyebabkan kontraksi otot pada sisi tubuh yang berlawanan. Korteks M-I terlihat agranular dan heterotipikal; cirinya yang paling khas ialah adanya neuron piramidal raksasa (sel-sel Betz) pada lamina V. Lokalisasi fungsi dalam girus presentralis digambarkan oleh homonkulus motorik. Sistem kortikospinal relatif baru secara filogenetik. Traktus ini berkembang secara lengkap hanya pada mamalia dan mencapai perkembangan tertingginya pada kera dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai