Anda di halaman 1dari 5

7.3 7.3.

Konsep Kebijakan Peningkatan Kinerja Sektor Industri Kebijakan Pengembangan Iklim Investasi Iklim usaha merupakan suatu proses jangka panjang yang berjalan searah

dengan perkembangan usaha. Iklim investasi bukan hanya dipertimbangakan oleh para investor dalam melakukan investasi pada awal rencana investasi saja, tetapi juga menjadi variabel strategis yang menentukan keberhasilan investasi selama perusahaan berjalan. Pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dalam setiap proses penanaman modal, bahkan rekomendasi pemerintah daerah merupakan syarat mutlak dalam penilaian kelayakan kegiatan investasi yang ada di suatu daerah. Hal tersebut terkait dengan masalah pemanfaatan tata ruang, gangguan lingkungan dan ketertiban umum. Iklim investasi juga dapat mencerminkan beberapa faktor yang berkaitan dengan lokasi tertentu yang membentuk kesempatan dan insentif bagi pemilik modal dalam melakukan usaha atau investasi secara produktif dan berkembang. Iklim usaha atau iklim investasi yang kondusif dapat terjadi jika iklim investasi yang ada dapat mendorong investor dalam melakukan investasi dengan biaya dan resiko seminimal mungkin dan mendapatkan keuntungan jangka panjang setinggi mungkin. Kebijakan pengembangan iklim investasi dibuat berdasarkan

permasalahan-permasalahan utama yang ada di sektor industri Pangkajene dan Kepulauan, yaitu sebagai berikut : 1. Man (Manusia) a. Kurangnya dukungan pemerintah terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkerja untuk industri besar maupun kecil di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. b. Tenaga ahli yang bekerja di sektor industri tidak didominasi oleh tenaga kerja lokal. 2. Machine (Mesin) Produksi pengolahan masih menggunakan teknologi sederhana sehingga kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan belum memenuhi permintaan (demand) pasar nasional maupun internasional. 3. Market (Pemasaran)

a. b. 4.

Skala pemasaran masih lingkup nasional. Kurangnya dukungan pemerintah terkait pemasaran produk.

Money (Modal) Kurangnya dukungan pemerintah terhadap perkembangan industri

kerakyatan terkait modal pinjaman. 5. Method (Metode) a. Pengolahan bahan baku dalam proses produksi masih memakai teknik sederhana sehingga kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan belum memenuhi permintaan (demand) pasar nasional maupun internasional. b. Proses pengambilan bahan baku masih menggunakan cara dan bahanbahan yang tidak ramah lingkungan seperti menggunakan peledak. c. Kegiatan produksi dan distribusi menimbulkan polusi debu bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi industri. d. Kegiatan sektor industri juga menimbulkan tingkat kebisingan yang mengganggu masyarakat yang berada di sekitar lokasi industri. 6. Infrastruktur a. Jaringan jalan menuju pusat bahan baku dalam kondisi rusak berat dan sebagian besar jalan masih berupa perkerasan tanah.
b.

Jaringan jalan yang menjadi jalur penghubung antara pabrik dengan jalan poros berlubang.

7.

Energi Pasokan listrik industri kecil-menengah masih terbatas karena tergabung

dengan pengguna listrik umum. 8. Bahan Baku Sebagian besar bahan baku yang digunakan kegiatan industri masih memakai sumber daya alam tak terbarukan. 9. Perijinan Lokasi Bahan Baku Tidak semua lokasi dapat dijadikan lokasi industri, tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki dan lokasi yang diijinkan untuk pengelolaan industri.

Dengan melihat permasalahan yang ada di sektor industri Pangkajenen dan Kepulauan tersebut, diharapkan pemerintah dapat memfasilitasi perngembangan sektor industri tersebut dengan membuat dan menetapkan kebijakan

pengembangan iklim investasi yang dapat menunjang produktifitas kegiatan sektor industri. Sehingga iklim investasi yang ada dapat mendorong investor dalam melakukan investasi dengan biaya dan resiko seminimal mungkin dan mendapatkan keuntungan jangka panjang setinggi mungkin. Terdapat beberapa strategi pengembangan yang dipergunakan dalam mengatasi permasalahan-permaslahan yang ada di sektor industri Pangkajenen dan Kepulauan, yaitu sebagai berikut : 1. Peningkatan pada sistem produksi dengan cara : a. b. Meningkatkan kualitas hasil produksi. Meningkatkan kualitas SDM (tenaga kerja) melalui pelatihanpelatihan. c. Meningkatkan penggunaan teknologi modern yang efisien dan ramah lingkungan. 2. Peningkatan pada sistem distribusi dengan cara : a. Memperluas pendistribusian atau jaringan pemasaran hasil produksi ke tingkat nasional dan internasional melalui kegiatan ekspor untuk industri skala besar. b. Mempermudah akses untuk industri skala kecil-menengah dalam memasarkan atau menjual hasil produksi. 3. Peningkatan ketersediaan dan pemenuhan sarana dan prasarana penunjang dengan cara : a. Mempermudah kelancaran perdistribusian barang melalui peningkatan akses transportasi darat dan laut. b. Meningkatkan jaringan telekomunikasi dan jaringan listrik pada lokasi-lokasi potensial sektor industri. c. Memperbaiki manajemen pengelolaan jaringan air bersih, limbah, dan persampahan yang dihasilkan sektor industri. 4. Peningkatan ketertiban dan kesesuaian lokasi industri terkait perijinan lokasi pengambilan bahan baku dan lokasi industri.

Untuk mendukung tercapainya keberhasilan dalam penerapan strategistrategi pengembangan sektor industri di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan diatas, maka kebijakan pengembangan iklim investasi yang kondusif dan sesuai untuk diterapkan pada sektor industri di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah sebagai berikut : 1. Pemberdayaan SDM lokal sebagai tenaga kerja terampil dan ahli melalui pelatihan-pelatihan intensif dari pemerintah tekait, sehingga tenaga kerja lokal dapat memiliki daya saing kualitas dan mempunyai inovasi-inovasi baru dalam pembuatan produk baru sesuai permintaan pasar. Dalam hal ini khusunya pada sektor usaha industri skala kecil dan menengah. 2. Pemberian insentif bagi para pelaku usaha atau investor yang mempunyai manajemen penggunaan teknologi modern dan ramah lingkungan, sserta pada sektor usaha yang mempunyai manajemen pengelolaan jaringan air bersih, limbah, dan persampahan yang baik. Untuk sebaliknya dapat diberikan disinsentif yang sesuai dengan kerugian yang dihasilkan. 3. Mendorong pengembangan pemasaran hasil produksi sektor industri ke tingkat nasional dan internasional melalui kegiatan ekspor melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pemenuhan permintaan (demand) yang diminati pasar luar negeri. 4. Pengoptimalan peran fasilitator yaitu pemerintah dalam memberikan kelancaran akses pemasaran atau penjualan hasil produksi melalui promosi produk unggulan untuk menjalin kemitraan usaha dengan beberapa investor. Serta menyediakan data dan informasi mengenai peluang investasi sektor industri. 5. Menjalin kerjasama dengan para pelaku usaha industri terkait dan para investor swasta penyediaan layanan dalam hal pembangunan dan pengadaan jaringan transportasi, listrik, dan telekomunikasi di lokasilokasi potensial sektor industri sehingga dapat menunjang proses produksi dan distribusi barang. 6. Penerapan sangsi tegas dari aparatur pemerintahan bagi para pelaku usaha atau investor yang melanggar ketentuan dan peraturan perijinan dalam pengambilan lokasi sumber daya alam (bahan baku) dan pendirian lokasi

produksi industri. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan dan mempertahankan keberlanjutan ketersediaan sumber daya alam.

Anda mungkin juga menyukai