Anda di halaman 1dari 23

Meningitis Bakterialis

STEFANY 102008111

Anamnesis
Menanyakan identitas Menanyakan keluhan utama Menanyakan riwayat penyakit sekarang Menanyakan riwayat penyakit dahulu Menanyakan riwayat penyakit keluarga Menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan ibu Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Pemeriksaan fisik
1. Pada penderita meningitis biasanya didapatkan suhu lebih dari 38-

41 derajat
2. Panas 3. Kulit kering

4. Penurunan demyut nadi berhubungan dengan peningkatan tekanan


intra kranial 5. Jika disertai dengan peningkatan pernafasan biasanya berhubungan dengan laju metabolisme umum adanya infeksi pada saluran pernafasan sebelum mengalami meningitis 6. Tekanan darah biasanya normal atau meningkat

Inspeksi 1. Anak rewel 2. Fotofobia 3. Delirium 4. Dilihat produksi sputumnya 5. Sesak nafas

6. Tingkat kesadarannya: tingkah laku, gaya bicara,


ekspresi wajah

Pemeriksaan patologis
1. Kaku kuduk : kesulitan dalam melakukan gerakan flexi pada kepala 2. Tanda kernig positif : ketika pasien dalam keadaan

berbaring

dengan paha pada posisi flexi kearah

abdomen kai tidak dapat diekstensikan sempurna 3. Tanda bruzinki : jika leher pasien di flesikan maka terjadi flexi lutut dan pinggul

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Liquor Spinalis
Untuk menentukan adanya diagnosa meningitis
Leukosit % Anak biasa 06 Neonatus biasa 0 30 Meningitis Bakteri >1000 Meningitis Virus 100 500 Meningitis TBC 50 500 Meningitis Herpes 10 1000 Segmen Glukosa Protien 0% 40 80 20 30 2 3% 32 121 19 149 >50% <30 >100 <40%* >30 50 100 bervariasi <50 >50 <50% >30 >75 Eritrosit 02 02 0 10 02 10 500 10 500

*Pada hari pertama & ke2 meningitis virus, % segmen sering > 50

Pemeriksaan radiologi: X-foto dada: untuk mencari kausa meningitis CT Scan: Dilakukan CT Scan bila didapatkan tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial dan lateralisasi

Working Diagnosis
Meningitis bakterialis adalah peradangan pada ruang subarachnoid (terletak dalam lapisanlapisan jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang) yang disebabkan oleh bakteri

Etiologi
Penyebab tersering: Streptococcus pneumonia

Neisseria meningitidis

Haemophilus influenza tipe B

Epidemiologi
Meningitis bakterialis sering terjadi pada masa kanak-kanak, khususnya usia prasekolah; 35% kasus anak-anak terjadi pada 1 tahun pertama kehidupan dan 80% terjadi pada 5 tahun pertama kehidupan. Di UK,1 dari 500 anak menderita meningitis purulenta usia antara 1 bulan dan 10 tahun. Diagnosis dini harus ditegakkan karena keterlambatan diagnosis meningkatkan risiko kematian atau komplikasi neurologis

Patofisiologi
Mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, protozoa) Masuk melalui hematogen, trauma, prosedur bedah atau ruptur serebri

SSP
Inflamasi di piamater, arachnoid, CSF > Hidrocefalus Menyebar ke seluruh saraf kranial dan spinal Kerusakan neurologik

Manifestasi klinis
Gejala khas & umum pada anak umur diatas 2 tahun : Demam sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau

dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya: photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang) phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras) Mual &muntah sering tampak kebingungan kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri

pada anak kecil muncul gejala nonspesifik seperti mudah marah dan

kantuk.
Jika terjadi ruam-ruam pada tubuh, mungkin menunjukkan penyebab tertentu meningitis; misalnya, meningitis yang disebabkan oleh bakteri

meningokokus (meningococal bacteria) dapat disertai oleh ruam yang


khas. Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit

diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak
aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.

Penatalaksanaan

Komplikasi
a. Ventrikulitis b. Efusi Subdural c. Gangguan Cairan Elektrolit d. Meningitis Berulang e. Abses Otak

f. Paresis, Paralisis
g. Gangguan Pendengaran h. Hydrochepalus

i. RM
j. Epilepsi

Prognosis
Prognosis tergantung pada jenis bakteri nya, usia penderita, kecepatan pengobatan efektif yang

dilakukan, dan efisiensi pengobatan. Angka kematian

berbeda-beda pada berbagai kasus. Jika terjadi


penyembuhan, biasanya sembuh sempurna, tapi

biasanya diiringi oleh gejala-gejala sisa.

Pencegahan
terdiri atas 2 bentuk: kemoprofilaksis diindikasikan untuk mencegah meningitis sekunder yang disebabkan oleh H. influenzae dan N. meningitidis. Imunisasi aktif pada H.influenzae telah menghasilkan pengurangan dramatis pada penyakit invasive, dengan pengurangan sebanyak 70-85% pada meningitis akibat organism tersebut. Saat ini imunisasi dianjurkan untuk bayi sebagai rangkaian imunisasi tiga dosis pada usia 2, 4, dan 6 bulan

Diffrential Diagnosis
KEJANG DEMAM

kejang demam dibagi menjadi 2:


- Berlangsung singkat - Umumnya serangan berhenti sendiri dalam waktu < 15 menit

Kejang demam sederhana (harus memenuhi semua kriteria berikut)

- Bangkitan kejang tonik, tonik-klonik tanpa gerakan fokal


- Tidak berulang dalam waktu 24 jam Kejang demam kompleks (hanya dengan salah satu kriteria berikut) - Kejang berlangsung lama, lebih dari 15 menit - Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului dengan kejang parsial - Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam, anak sadar kembali di antara bangkitan kejang12

Ensefalitis: infeksi jaringan otak oleh berbagai macam

mikro-organisme.
- Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan ensefalitis, misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur,

spirokaeta, dan virus. Penyebab yang terpenting dan tersering


ialah virus. - Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak

atau reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi


terdahulu.

Gejala klinis pada umumnya didapatkan: Suhu yang mendadak menaik Seringkali ditemukan hiperpireksia

Pada anak besar, seringkali mengeluh sakit kepala


Muntah sering ditemukan Bisa disertai dengan kejang, baik fokal atau umum atau hanya twitching saja.

Epilepsi
Merupakan suatu kondisi gangguan kronik yang ditandai

oleh berulang-ulangnya bangkitan epilepsi.


Penyebab dari epilepsi adalah multifaktor,termasuk genetik dan penyebab yang didapat.

- Faktor genetik yang menjadi penyebab epilepsi diantaranya:


o Epilepsi sekunder pada tuberkulosis dan fenilketonuria. o Epilepsi primer yang disebabkan oleh gangguan eksitabilitas

dan sinkronisasi neuron korteks serebri.

Anda mungkin juga menyukai