SULIT MENELAN
Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan THT KL Fakultas Kedokteran Unair - RSU Dr Soetomo L/O/G/O Surabaya 2012
Disfagia merupakan gejala atau keluhan menelan yang diakibatkan adanya kelainan di dalam saluran pencernaan yang paling atas, yaitu orofaring dan esophagus
DYSPHAGIA
Keluhan sulit menelan Gangguan otot-otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke lambung Dapat disertai dengan odinofagia, rasa panas di dada, mual, muntah, regurgitasi, hematemesis, melena, anoreksia, hipersalivasi, BB turun
Proses Menelan
Esofageal
Faringeal
Oral
Proses Menelan
Fase Oral : Gerakan makanan dari rongga mulut ke faring secara volunter Fase Faringeal : Perpindahan bolus makanan esofagus secara involunter
dari
faring
ke
PENYEBAB DYSPHAGIA
Disfagia mekanik
Sumbatan lumen esofagus oleh massa tumor dan benda asing
Disfagia motorik
Kelainan neuromuskular yang berperan dalam proses menelan Lesi di pusat menelan (batang otak), kelainan saraf otak, kelumpuhan otot
Disfagia oleh gangguan emosi Tekanan jiwa yang berat (= globus histerikus) Kelainan kongenital Cleft lip palate, atresia esofagus Trauma Benda asing esofagus
1. Disfagia Mekanik
Timbul bila terjadi penyempitan lumen esofagus Pada keadaan normal lumen esofagus orang dewasa dapat meregang sampai 4 cm, keluhan disfagia timbul bila dilatasi ini tidak mencapai diameter 2,5 cm Penyebab: Sumbatan lumen oleh massa tumor / benda asing Peradangan mukosa esofagus Striktur lumen esofagus Penekanan esofagus dari luar, mis: pembesaran kel. timus, tiroid, atau kelenjar getah bening di mediastinum
2. Disfagia Motorik
Disebabkan oleh kelainan neuromuskular yang berperan dalam proses menelan, antara lain: Lesi di pusat menelan di batang otak: kelainan saraf otak n.V, n.VII, n.IX, n.X, dan n.XI Kelumpuhan otot faring dan lidah serta gangguan peristaltik esofagus Kelainan otot polos esofagus yang dipersarafi oleh komponen parasimpatik n. vagus dan neuron kolinergik pasca ganglion
3. Disfagia Psikogenik
Keluhan disfagia dapat juga timbul bila terdapat ganggguan emosi atau tekanan jiwa yang berat Kelainan ini dikenal sebagai globus histerikus
Gejala Dysphagia
Sulit menelan. Batuk dan sering tersedak. Merasa lebih mudah bila makan perlahanlahan. Menyimpan makanan di mulut cukup lama.
Anamnesis
Jenis makanan yang menyebabkan disfagia Disfagia mekanik: gejala awal hanya sulit menelan makanan padat bolus makanan perlu didorong dengan air pada sumbatan lebih lanjut, cairan pun sulit ditelan Disfagia motorik (akalasia dan spasme difus esofagus): keluhan sulit menelan makanan padat dan cairan terjadi pada waktu bersamaan
Anamnesis
Waktu dan perjalanan keluhan
Disfagia hilang dalam beberapa hari peradangan Disfagia progresif dalam beberapa bulan dengan penurunan berat badan cepat curiga keganasan di esofagus Disfagia berlangsung bertahun-tahun terutama untuk makanan padat curiga kelainan bersifat jinak atau lokasi di esofagus bagian distal (lower esophageal muscular ring)
Anamnesis
Lokasi rasa sumbatan
Di daerah dada kelainan esofagus bagian thorakal di daerah leher kelainan dapat di faring, esofagus bagian servikal atau esofagus bagian bawah
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan daerah leher dilakukan untuk melihat dan meraba adanya masa tumor atau pembesaran kelenjar limfa yang dapat menekan esofagus. Daerah rongga mulut diperiksa apa ada tanda-tanda peradangan orofaring dan tonsil atau adanya masa tumor yang dapat mengganggu proses menelan
Pemeriksaan Fisik
Periksa juga kelumpuhan otot-otot lidah dan arkus faring yang disebabkan oleh gangguan di pusat menelan Pembesaran jantung sebelah kiri, elongasi aorta, tumor bronkus kiri, dan pembesaran kelenjar limfa mediastinum juga dapat menyababkan keluhan disfagia
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos esofagus dengan atau tanpa kontras Fluoroskopi Pemeriksaan kontras ganda Tomogram CT scan MRI Esofagoskopi Pemeriksaan manometrik
ODYNOPHAGIA
NYERI TELAN
L/O/G/O
ODYNOPHAGIA
Definisi
Rasa nyeri saat menelan Odynophagia dapat menyebabkan disfagia
Etiologi
Gangguan sistem imun Infeksi pada traktus respiratorius bagian atas Gangguan pada esophagus
Patofisiologi
Proses menelan: Tonsil ke medial, faring dan laring ke atas, epiglotis menutup lumen laring. Patologis digerakkan nyeri (fungsiolesa)
Diagnosis
Anamnesa
Durasi dan onset munculnya keluhan Lokasi nyeri
Pemeriksaan Fisik
Kelainan pada tonsil, faring, epiglotis, esofagus
Tonsil dan faring inspeksi dengan tongue spatel Epiglotis laringoskopi indirekta Esofagus endoskopi
Klasifikasi
Menurut waktu:
Akut < 8 minggu Kronik > 8 minggu + eksaserbasi akut saat ini
ODYNOPHAGIA
Akut Kronik
Faringitis Akut Tonsilitis Akut Difteri Tonsil Abses Peritonsil Corpus Alieneum Epiglotitis Akut
FARINGITIS AKUT
Definisi:
Infeksi akut pada mukosa faring dan jaringan limfoid faring
Etiologi:
Virus Bakteri
Sering bersamaan dengan infeksi saluran nafas atas Penyebaran melalui droplet infection
FARINGITIS AKUT
Gambaran klinis:
Dapat didahului rhinitis akut, konjugtivitis, malaise, panas badan, nyeri kepala Nyeri telan yang dapat menyebar ke telinga Mukosa faring: hiperemi, udem, jaringan limfoid tampak garis2 mukopus, kadang2 tampak pustular folikel Dapat terjadi limfadenopati leher Bila menyebar ke laring: suara parau dan batuk2
FARINGITIS AKUT
Terapi:
Self limiting Analgetik/antipiretik Antibiotik bila ada komplikasi infeksi bakteri
TONSILITIS AKUT
Definisi
Infeksi akut jaringan tonsil
Etiologi
Virus (tersering) H. Influenza Strep. beta hemolitikus
Insiden
Anak 5-10 thn (tersering) Dewasa
TONSILITIS AKUT
Patologi
Radang jaringan limfoid (folikel) Udem Eksudat detritus (epitel, leukosit, bakteri)
TONSILITIS AKUT
Gambaran klinis:
Tenggorok rasa kering Nyeri telan hebat mendadak Anak tidak mau makan Referred pain ke telinga Panas tinggi Sakit kepala Mual muntah
TONSILITIS AKUT
Pemeriksaan:
Plummy voice Foeter ex ore Tonsil udem, hiperemi, detritus Isthmus fausium menyempit Palatum mole udem dan hiperemi Kelenjar limfe membesar nyeri tekan
TONSILITIS AKUT
Penyulit
Lokal
Peritonsilitis Abses peritonsil Abses parafaring
TONSILITIS AKUT
Terapi
Istirahat Makan lunak Minum hangat Analgetik/antipiretik Antibiotika
TONSILOFARINGITIS DIFTERI
Definisi:
Infeksi akut mukosa faring yang spesifik oleh kuman difteri, biasanya juga mengenai tonsil
Etiologi:
Corynebacterium diphteriae
TONSILOFARINGITIS DIFTERI
Gambaran klinis:
Malaise, panas badan subfebris, sakit kepala Membran/beslag keabu2an pada tonsil, faring dan uvula Serviks limfadenopati (bull neck) Membrana dapat menyebar ke laring obstruksi laring
TONSILOFARINGITIS DIFTERI
Komplikasi:
Sistemik oleh karena penyebaran toksin Dapat terjadi kematian Toxemia:
Miokarditis Defek konduksi pada jantung Aritmia Trombositopenia
Neurologi:
3-6 mg setelah onset difteri Paralisa pal. mole, diafragma, otot2 mata
TONSILOFARINGITIS DIFTERI
Terapi:
Diisolasi sampai keadaan akut dilampaui dan biakan negatif Difetri ringan (mata, hidung, kulit): ADS 20.000 IU im Difteri sedang (tonsil faring, laring): ADS 40.00060.000 IU iv Difteri berat (dgn penyulit): ADS 100.000 IU iv Antibiotik Bila carier: Tonsilektomi (4-6 mg setelah sembuh)
ABSES PERITONSIL
Patogenesis:
Kuman infiltrasi kapsul tonsil radang pada jaringan ikat peritonsil terbentuk infiltrat proses supurasi penimbunan pus diantara kapsul tonsil dan otot konstriktor faringeus superior
ABSES PERITONSIL
Gambaran klinis:
Nyeri tenggorok yang hebat, unilateral, spontan saat menelan Ada nyeri telinga (referred pain) Ptialismus, karena nyeri menelan Trismus, karena rangsangan musc. Pterygoideus Rhinolalia aperta (saat minum keluar dari hidung karena gerakan palatum molle yang terbatas)
Early Left Peritonsillar Abscess Swelling and erythema above the left tonsil. The uvula is slightly swollen as well. Compare to the right peritonsillar area which looks normal.
Right Peritonsillar Abscess The swelling around the right tonsil is more evident and so is the displacement of the uvula.
ABSES PERITONSIL
Pemeriksaan:
Trismus Tortikolis Leher bengkak pada sisi yang sakit Lidah kotor, foetor ex ore Tonsil terdorong ke medial-inferior Uvula miring ke sisi yang sehat Dx pasti: pungsi pada daerah bombans -> jika berisi pus: abses; jika berisi darah: infiltrat
ABSES PERITONSIL
Terapi:
Jika masih berupa infiltrat: terapi seperti tonsilitis akut. Jika berisi pus: insisi abses, buka lubang insisi tiap hari, kumur untuk menghilangkan pus. Dilakukan terus sampai pus hilang. Medikamentosa: Antibiotik seperti untuk tonsilitis akut, analgetik, dan antipiretik. Tonsilektomi 4-6 minggu setelah abses sembuh untuk mencegah kekambuhan
CORPUS ALIENUM
Insiden:
Banyak terjadi pada anak
Gambaran klinis:
Unilateral Mendadak Nyeri telan
Pemeriksaan:
Anamnesa memegang peranan terpenting Terlihat corpus alienum (dengan inspeksi atau foto Rontgen)
EPIGLOTITIS AKUT
Jarang terjadi, tetapi berakibat fatal Etiologi:
H. influenzae, Staph aureus, Pneumococcus
Insiden:
Mayoritas terjadi pada anak
EPIGLOTITIS AKUT
Gambaran klinis:
Keadaan umum lemah dan tampak sakit berat Sakit menelan yang mendadak dan hebat Panas/febris tinggi Sesak nafas / stridor inspiratoir Suara muffled
EPIGLOTITIS AKUT
Pemeriksaan:
Dengan tongue spatel, lidah ditekan ke bawah perlahan: akan tampak epiglotis edema dan merah seperti bola.
Terapi
Antibiotik untuk penyebabnya Kortikosteroid (Dexamethason 0.3 mg/kg i.m) Infus untuk rehidrasi Oksigen dan humidifikasi Bila ada abses: insisi Trakeostomi bila sesak sekali dan tidak hilang dengan insisi
Faringitis kronis
Infeksi atau inflammasi yang berlangsung lama dari mukosa faring. Dibagi menjadi 2 : Non-spesifik Spesifik
Gambaran klinis
Keluhan :
Sering dengan tanpa keluhan Rasa tidak enak yang lama di tenggorokan (persisten), seperti ada yang mengganjal atau nyangkut di tenggorokan Nyeri saat menelan Kadang2 ada rasa sakit di telinga Sakitnya di belakang tenggorokan Suara parau
Gambaran klinis
Lokal:
Lateral pharyngeal bands membesar Uvula hipertrofi Kadang bisa didapatkan granulae (gambaran pulau2 jaringan limfe) di dinding posterior faring
Terapi
Bila ada penyebab yg dicurigai : dihindari / diobati Obat kumur : Antiseptik Mukolitik
TONSILITIS KRONIK
Etiologi:
Viral Bacterial
Gambaran klinis:
Keluhan nyeri telan yang lama + nyeri di kiri dan kanan Foetor ex ore, buntu hidung, gg. pendengaran
Dari tonsilitis akut yang telah diobati, bisa recurrens tonsilitis kronis
TONSILITIS KRONIK
Pemeriksaan:
Tampak tonsil hiperemi, membesar dan pada eksaserbasi akut adanya detritus Kripte melebar Kelenjar limfe ikut membesar Adenoid face Fenomena palatum mole -
TONSILITIS KRONIK
Terapi :
- serangan akut sama dengan tonsilitis akut
EPIGLOTITIS TBC
Gambaran klinis:
Nyeri telan yang lama Sering mengeluh nyeri di tenggorokan bagian tengah Suara parau Penurunan berat badan tanpa sebab
Pemeriksaan:
Tampak ulkus di epiglotis
Terapi:
Triple drug
Terima kasih
Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan THT KL Fakultas Kedokteran Unair - RSU Dr Soetomo L/O/G/O Surabaya 2012