Anda di halaman 1dari 3

JEK AMIDOS PARDEDE 1106122556

JURNAL REFLEKSI

MINGGU III, 23 27 SEPTEMBER 2013 RUANG UTARI RSMM BOGOR

Tema : Family Psychoeducation Therapy (FPE)

PROGRAM PENDIDIKAN SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2013

Tema : Family Psychoeducation Therapy (FPE) Thanks Lord sudah sampai pada minggu terakhir yaitu minggu ketiga diruang psikiatri (Utari), klien kelolaan saya sudah sering keluar masuk kerumah sakit sampai empat kali karena di rumah sering mengamuk dan mendengar suara-suara atau halusinasi, ketika masuk RS kembali pasti karena putus obat. Pertama saya melihat bahwa ada ketidaktahuan keluarga dalam merawat klien saat dirumah. Hal ini saya dapat tegakkan karena keluarga menyatakan ketika dirumah klien tidak selalu didampingi saat minum obat, keluarga tidak bisa mendampingi karena kesibukan masing-masing keluarga bahkan keluarga merasa anggota keluarganya tersebut kesurupan jadi ketika klien tidak minum obat tidak akan bermasalah, sehingga keluarga tidak mempermasalahkannya. Keluarga juga ada ketakutan apabila klien menjadi ketergantungan obat bila lama mengkonsumsi obat karena gangguan jiwa. Berdasarkan hal tersebut maka kondisi klien yang sudah cukup baik kondisinya saat dirumah sakit dapat kembali kekondisi seperti saat pertama sebelum dirawat di rumah sakit bahkan klien yang tadinya sudah produktif dan dapat melakukan pekerjaan dapat sewaktu-waktu mengalami kekambuhan yang dapat menganggu aktivitasnya. Sehingga pada saat melakukan aktivitas klien selalu di motivasi dan didampingi. Ketika klien mengalami kekambuhan, biasanya butuh waktu untuk memperbaiki kondisinya kembali baik. Oleh karena itu butuh support sistem dari keluarga dalam mempertahankan kondisi klien yang sudah baik. Pemberian terapi keluarga sangat dibutuhkan pada keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Penerapan terapi keluarga khususnya psikoedukasi keluarga (FPE) dapat membantu keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan ketika klien sudah pulang ke rumah. Pada klien saya, saya melakukan pemberian FPE. Ketika pemberian FPE pertama kali, keluarga diajarkan bagaimana mengidentifikasi masalah yang ada pada keluarga ketika merawat klien dengan gangguan jiwa. Keluarga membutuhkan pemberian terapi keluarga karena terlihat peningkatan kemampuan keluarga menjadi lebih mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan saat klien mengalami kambuh di rumah, dan menjadi lebih mengetahui bahwa obat merupakan salah satu hal yang berperan dalam memperbaiki kondisi klien, selain diimbangi dengan pemberian terapi keluarga.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurbani (2009), Sari (2011), Kustiawan (2012), bahwa pemberian FPE dapat meningkatkan fungsi klien dan keluarga. Sehingga mempermudah klien kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat dengan memberikan penghargaan terhadap fungsi sosial dan okupasi klien gangguan jiwa dengan meningkatkan pengetahuan anggota keluarga tentang penyakit dan pengobatannya. Perubahan yang terjadi pada 2 sesi pada FPE yang diberikan terjadi gambaran dan efek yang baik pada keluarga keluarga dengan gangguan jiwa. Bisa dibayangkan bila semua sesi selesai dilakukan maka dapat dapat memberikan dampak maksimal dalam membantu keluraga merawat saat dirumah sehingga menurunkan angka kekambuhan.

Referensi : 1. Nurbani. (2009). Pengaruh FPE terhadap masalah psikososial ansietas dan beban keluarga dalam merawat pasien stroke Tesis S2: Tidak dipublikasi. 2. Sari (2011). Pengaruh FPE terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat klien pasung. Tesis S2: Tidak dipublikasi 3. Kustiawan (2012). Pengaruh FPE terhadap kemampuan keluarga merawat klien HDR. Tesis S2: Tidak dipublikasi

Anda mungkin juga menyukai