Anda di halaman 1dari 30

SGD 18 SKN LBM 5 LBM 5 HIGIENE PERUBAHAN DAN KESEHATAN KERJA STEP 1 Higieneitas perusahaan : usaha kesehaatan masy

yg mmpelajari pengaruh terhadp ksehatan mnusia atau suatu upaya untuk mencegah peny akibat lingkungan kerja Kesehatan kerja : upaya perusahaaan untuk mmmpersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya dlam rangka penggandaan dan menggunakan tenaga kerja. Serta kesehatan baik fisik mental dan social yg max. sehingga dpat berproduksi scr max. Keselamatan kerja : keselamatan yg berkaitan dgn tenaga kerja dan mesin dan alat kerja dan carakerja proses dan pengolahan kerja Kecelakaan kerja pekerjaanny STEP 2 HIGIENITAS PERUSAHAAN Definisi Tujuan Ruang lingkup Prinsip dasar Manfaat KESEHATAN KERJA Definisi Tujuan Factor yang mempengaruhi Ruang lingkup : kecelakaan yg brhubungan dengan profesi atau dngan

SGD 18 SKN LBM 5 KESELAMATAN KERJA Definisi Tujuan Prinsip Factor yang mempengaruhi Sasaran

KECELAKAAN KERJA Definisi Macam macam kecelakaan kerja , contoh? Factor yang mempengaruhi Upaya pencegahan ERGONOMI Definisi Tujuan Ruang lingkup Macam macam Manfaat STEP 3 HIGIENITAS PERUSAHAAN Definisi
Hiperkes adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta segala sesuatu prakteknya

yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit baik kualitatif maupun kuantitatif dalam lingkungan kerja melalui pengukuran-pengukuran yang hasilnya digunakan untuk tindakan korektof dan upaya pencegahan. http://kesmasy.wordpress.com/2010/02/03/hiperkes-higieneperusahaan-ergonomi-dan-kesehatan/

SGD 18 SKN LBM 5

Tujuan

http://kesmasy.wordpress.com/2010/02/03/hiperkes-higieneperusahaan-ergonomi-dan-kesehatan/

Hiperkes harus bertujuan untuk : meningkatkan dan memelihara kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosial, pada pekerja dalam semua jabatan; mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh keadaan kerja mereka, melindungi pekerja dalam pekerjaan mereka terhadap bahaya yang dihasilkan oleh faktor yang merugikan kesehatan; menempatkan dan melestarikan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan faal badannya dan rohaninya atau secara ringkas : menyesuaikan pekerjaan itu terhadap manusia dan tiap-tiap orang terhadap jabatannya.
http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/08/perananhiperkes-dalam-perkembangan.html

Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri, petani, nelayan, pekerja2 bebas dsb) dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosialnya. Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya2 pengotoran oleh bahan2 yang berasal dari perusahaan. Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat konsumennya. Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan. Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2000

SGD 18 SKN LBM 5

Ruang lingkup

Ruang lingkup hiperkes; 1. Kesehatan kuratif 2. Kesehatan preventif 3. Pengamanan bahaya oleh prses produksi 4. Penyesuaian alat dan tenaga kerja http://kesmasy.wordpress.com/2010/02/03/hiperkes-higieneperusahaan-ergonomi-dan-kesehatan/

RUANG LINGKUP Ilmu hiperkes dalam arti kata yang luas meliputi banyak bidang ilmu lain, termasuk : (a) Ilmu kedokteran kerja (Occupational medicine). (b) Ilmu higene perusahaan (Industrial hygiene). (c) Ilmu keracunan perusahaan (Industrial toxicology). (d) Ilmu faal kerja dan lingkungan (Work and environmental physiology). (e) llmu jiwa perusahaan (Industrial psychology). (f) Ilmu perawatan perusahaan (Industrial nursing). (g) Ilmu keselamatan kerja (Occupational safety). http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/08/perananhiperkes-dalam-perkembangan.html

SGD 18 SKN LBM 5

Harrington JM, Gill FS. Buku saku kesehatan kerja. Edisi ke-3. Jakarta: EGC,2005. Sumamur PK.Keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan.Cetakan ke-4. Jakarta:PT. Pertja, 1989.

Prinsip dasar

Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja Pemeliharaan dan peningkatan hygiene dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara pembuangan sampah sisa pengolahan dan sebagainya Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dan perusahaan yang bersangkutan Perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan (dr.Indan Entjang.2000.IKM.Bandung : PT.Citra Adtyia Bakti)
Sasaran

SGD 18 SKN LBM 5

Harrington JM, Gill FS. Buku saku kesehatan kerja. Edisi ke-3. Jakarta: EGC,2005. Sumamur PK.Keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan.Cetakan ke-4. Jakarta:PT. Pertja, 1989.

Manfaat

Melindungi pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan dari bahaya yg mungkin ditimbulkan. Mencegah dan memberantas penyakit atau kecelkaan akibat kerja. Sbg alat untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.

SGD 18 SKN LBM 5

Untuk meningkatkan produksi perusaahn dgn berlandaskan pada efisiensi dan produktifitas kerja. Agar hasil perusahaan tsb tdk membahayakan konsumennya.

KESEHATAN KERJA Definisi Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguangangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.

Secara implisit rumusan atau batasan ini, bahwa hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang. setinggi-tingginya. Kedua, sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat PrinsipPrinsip Dasar. jakarta : Rineka Cipta

Tujuan Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakitpenyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat PrinsipPrinsip Dasar. jakarta : Rineka Cipta

Factor yang mempengaruhi

SGD 18 SKN LBM 5

1. faktor fisik kesehatan kerja


a. Kebisingan Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran sampai kepada ketulian b. Penerangan atau Pencahayaan Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja karena menambah beban kerja, karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan, tetapi juga menimbulkan kesan yang kotor. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. c. Bau-bauan Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta o Radiasi o Getaran mekanis o Cuaca kerja o Tekanan udara tinggi dan rendah Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta

2. faktor manusia kesehatan kerja


a. Ergonomi Secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja b. Psikologi kerja Pekerjaan apapun akan menimbulkan reaksi psikologis bagi yang melakukan pckerjaan itu. Reaksi ini dapat brsifat positif misalnya: bergairah dan merasa sejahtera, atau reaksi yang bersifat negatif misalnya: bosan, acuh, tidak serius, dan sebagainya. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

SGD 18 SKN LBM 5

Status kesehatan seseorang, menurut HL Bloom(1981) ditentukan oleh 4 faktor :

SGD 18 SKN LBM 5

o Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan sosial budaya(ekonomi, pendidikan, pekerjaan) o Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku o Pelayanan kesehatan : promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi o Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia. Bunga rampai HIPERKES DAN KK, AM. Sugeng Budiono, dkk

Ruang lingkup

Kesehatan kerja : Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi2nya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerja Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor2 yang membahayakan kesehatan (Prof.dr.Soekidjo Notoatmodjo.2007.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta)
KESELAMATAN KERJA Definisi

Keselamatan kerja diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja Sugandi, D., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja,. Dan keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya. www.nakertrans.go.id

SGD 18 SKN LBM 5

Menurut Sumamur (2001, p.104), keselamatan

kerja

merupakanrangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan


tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan

kerja

adalah kondisikeselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana
kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja . Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan

adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap


cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Tujuan

o bebas dari kecelakaan o pengontrol kerugian Sugandi, D., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja atau pekerjaannya Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan pendidikan atau ketrampilannya Budiono, A.M.S., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP Melindungi hak keselamatan tenaga kerja dalam/selama melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup serta peningkatan produksi dan produktivitas nasional Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja Memelihara sumber produksi serta menggunakan dengan amat dan berdayaguna (efisien) (Dr.Dainur.1995.Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat)

Factor yang mempengaruhi

SGD 18 SKN LBM 5

Pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, nagantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor manusia ini. Dapat diuraikan sbb : Ciri psikologis, fisik kelainan faal perseorangan Faktor rasa/emosi Faktor situasi pekerjaan Keserasian tenaga kerja terhadap proses pekerjaan Sikap dan tingkah laku pekerja, misal: lalai, menganggap remeh, enggan memakai alat perlindungan diri Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau "unsafety condition", meliputi ; Bahan-bahan berbahaya Alat/bangunan yang kurang memenuhi syarat Aspek tekhnik atau proses Kurangnya pengawasan (Prof.dr.Soekidjo Notoatmodjo.2007.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta)
Sasaran Tempat kerja yg dibuat, dicoba, dipakai mesin, pesawat, alat/instansi yg dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran/peledakan, dan bahaya lainnya Tempat kerja yg dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkat/disimpan bahan yg dapat meledak, mudah terbakar, beracun sehingga menimbulkan infeksi maupun panas tinggi Tempat kerja yg trdapat dan menyebar suhu jadi kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, radiasi dan getaran Tempat kerja yang dilakkan pembuangan/pemusnahan sampah/limbah Tempat kerja yg dilakukan pendidikan/pembinaan, percobaan, penyelidikan yg menggunakan alat teknis Tempat kerja yg dilakukan pekerjaan-pekerjaan lain yg berbahaya Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Sumamur

KECELAKAAN KERJA Definisi

Kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja (dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan)pada perusahaan Kecelakaan akibat langsung pekerjaan & kecelakaan pada saat sdg melakukan pekerjaan

SGD 18 SKN LBM 5 Macam macam kecelakaan kerja , contoh?

klasifikasi menurut jenis kecelakaan


o o o o o terjatuh tertimpa benda jatuh terjepit oleh benda pengaruh suhu tinggi terkena arus listrik mesin o mesin penyalur(transmisi) o mesin-mesin untuk menggerakan logam o mesin-mesin pengolah kayu o mesin-mesin pertanian o mesin-mesin pertambangan alat angkut dan alat angkat o mesin angkat dan peralatannya o alat angkutan di atas roda o alat angkutan udara o alat angkutan air Peralatan lain o Bejana bertekanan o Dapur pehakar dan pemanas o Instalasi pendingin o Alat-alat listrik (tangan) o Tangga Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi o bahan peledak o debu, gas ciran dan zat-zat kimia terkecuali bahan peledak o radiasi Lingkungan kerja o di luar bangunan o di dalam bangunan o di bawah tanah Patah tulang Dislokasi / keseleo Regang otot / urat Memar dan luka dalam yang lain Amputasi

klasifikasi menurut penyebab

klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan


o o o o o

klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh


o Kepala

SGD 18 SKN LBM 5

o Leher o Badan o Anggota atas o Anggota bawah Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

Factor yang mempengaruhi

Golongan fisik
o Suara yang keras dapat menyebabkan tuli o Suhu tinggi yang dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpirexi& suhu rendah menyebabkan chilblain, trench foot, atau frosbite o Penerangan yang kurang atau yang terlalu terang (menyilaukan) menyebabkan kelainan penglihatan dan memudahkan terjadinya kecelakaan o Penurunan tekanan udara (dekompresi) yang mendadak dapat menyebabkan caisson disease o Radiasi dari sinar rontgen atau radio aktif menyebabkan penyakit-penyakit darah. kemandulan, kanker kulit dan sebagainya o Gas yang menyebabkan keracunan, misalnya: CO, HCN.H2S, SO2 o Debu-debu misalnya debu silica, kapas, asbest ataupun debu logam berat

Golongan kimiawi

Golongan penyakit infeksi


Misalnya penyakit antrax yang disebabkan bakteri Bacillus antracis pada penyamak kulit atau pengumpul wool. Penyakit-penyakit infeksi pada karyawan yang bekerja dalam bidang mikrobiologi ataupun dalam perawatan penderita penyakit menular.

Golongan fisiologi
Penyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik; karena konstruksi mesin yang tidak cocok, ataupun karena tempat duduk yang tidak sesuai.

Golongan mentalpsikologi
Penyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara sesama karyawan, antara karyawan dengan pimpinan karena pekerjaan yang tidak cocok dengan psikis karyawan, karena pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah imbalan yang terlalu sedikit upah sehingga tenaga pikirannya tidak dicurahkan kepada pekerjaannya melainkan kepada usaha-usaha pribadi untuk menambah penghasilannya. Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

SGD 18 SKN LBM 5

Jakarta

Upaya pencegahan

Substitusi Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang atau tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya

o Isolasi Yaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang berbahaya dalam perusahaan.Misalnya menyendirikan mesin-mesin yang sangat gemuruh, atau prosesproses yang menghasilkan gas atau uap yang berbahaya. o Ventilasi umum Yaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar kadar bahanbahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih rendah dari nilai ambang batasnya o Ventilasi keluar setempat Yaitu dengan menghisap udara dari suatu ruang kerja agar bahan-bahan yang berbahaya dihisap dan dialirkan keluar. Sebelum dibuang ke udara bebas agar tidak membahayakan masyarakat, udara yang akan dibuang ini harus diolah terlebih dahulu. o Mempergunakan alat pelindung perseorangan Para karyawan dilengkapi dengan alat pelindung sesuai dengan jenis pekerjaannya. Misalnya: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, dll Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja Para karyawan atau calon karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan psikis) agar penempatannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dipegangnya secara optimal Penerangan atau penjelasan sebelum kerja Kepada para karyawan diberikan penerangan/penjelasan sebelum kerja agar mereka mengetahui, mengerti dan mematuhi peraturan-peraturan serta agar lebih berhati-hati

o Pemeriksaan kesehatan ulangan pada para karyawan secara berkala Pada waktu-waktu tertentu secara berkala dilakukan pemeriksaan ulangan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit akibat kerja pada tingkat awal agar pengobatan dapat segera o Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja Para karyawan diberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja secara kontinyu dan teratur agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya

SGD 18 SKN LBM 5

Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta
Keselamatan Kerja i. Peraturan perundang-undangan Standarisasi Pengawasan Pendidikan untuk tenaker Motivasi dari pekerja untuk bekerja dengan selamat dan pencegahan kecelakaan, Sumamur

syarat2 lingkungan kerja yg baik, meliputi : ventilasi, penerangan cahaya, sanitasi dan suhu udara ii. pemeliharaan rumah tangga perusahaan , meliputi : penimbunan, pengaturan mesin, bejana2, dll. iii. Gedung harus memiliki alat pemadam kebakaran, pintu keluar darurat, lubang ventilasi, dan lantai yg baik. iv. Perencanaan yg baik terlihat dr pengaturan operasi, pengaturan tempat mesin, proses yg selamat, cukup alat2, dan cukup pedoman2 pelaksanaan dan aturan2. mesin2 , alat2 dan perkakas kerja harus memenuhi perencanaan yg baik, cukup dilengkapi alat2 pelindung. v. Perencanaan yg baik terlihat dr baiknya garding pd bagian2 mesin atau perkakas2 yg bergerak, al : berputar. vi. Perawatan mesin2 dan perkakas2 kerja harus diperhatikan vii. Adanya aturan2 kerja yg lengkap, jelas dan dipaksakan agar pekerja melaksanakannya dg sungguh2. viii. Disiplin yg kurang diatasi dg peringatan2 pekerja yg melanggar peraturan. ix. Pemeriksaan kesehatan sebelum dan pd waktu2 kerja x. Mengadakan latihan2 kerja (Sumamur, HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA, 1994)

ERGONOMI Definisi

Ergonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergon = kerja dan Nomos = peraturan/hukum Ergonomi merupakan suatu ilmu terapan yang mempelajari dan mencari pemecahan persoalan yang menyangkut faktor manusia dalam proses produksi. Ramandhani, A.S., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP

SGD 18 SKN LBM 5

Tujuan

Memaksimalkan efisiensi karyawan. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat. Memaksimalkan bentuk (performance) kerja yang meyakinkan. (dr.Gempur Santoso, Drs., M.Kes.Ergonomi Manusia, Peralatan, dan Lingkungan) Bagaimana mengatur kerja agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaannya dengan rasa aman, selamat, efisien, efektif, dan produktif, disamping juga rasa nyaman serta terhindar dari bahaya yang mungkin timbul ditempat kerja. (A.M.Sugeng Budioro.2005.Bunga Rampai, Hiperkes & KK, Edisi Kedua (Revisi).Semarang : Undip)
Ruang lingkup

Secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan. tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Dewasa ini batasan ergonomi adalah ilmu

penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Dari batasan ini terlihat bahwa ergonomi tersebut terdiri dari dua sub sistem, yakni: sub sistem peralatan kerja, dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia terdiri: psikolog, latar belakang
sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan dan ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Dasar.Jakarta : Rineka Cipta Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

SGD 18 SKN LBM 5

Aspek2:
o

Ergonomic menitiberatkan manusia, ergonomic hanya cocok bagi

mereka yang ingin mengembangkan system kerja o Ergonomic membutuhkan bangunan system kerja yang terkait dengan pengguna. Hal ini bahwa mesin dan peralatan yang merupakan fasilitas kerja harus disesuaikan dengan perfomen manusia o Ergonomic menitik beratkan pada system kerja, suatu perbaikan proses harus disesuaikan dengan perbedaan kemampuan dan kelemahan setiap individu. Hal ini harus dirumuskan dengan cara diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam jangka waktu tertentu
Macam macam Manfaat

manfaat ergonomi : mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisiensi kerja ( meningkatkan produksi kerja )

mengurangi beban kerja karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja ( IKM Prinsip- prinsip dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

Toksikologi industry Terkena bahan kimia, hcl pekat, formalin, dislokasi

Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan


suatu zat/bahan kimia pada organism hidup atau ilmu tentang racun.

Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang


digunakan diolah atau dihasilkan oleh industry. http://uchanyuslan.wordpress.com/2012/01/19/toksikologi -industri/

Sifat dan derajat racun baha2 kimia yg dipergunakan dlm industri tergantung dari faktor2 sbb :

SGD 18 SKN LBM 5

o Sifat2 fisik bahan kimia, yaitu Gas yaitu bentuk wujud zat, yg tdk mempunyai bangun sndr, melainkan mengisi ruang tertutup pd keadaan suhu dan tekanan normal. Tingkat wjudnya bs dirubah menjadi cair atau padat hanya dgn kombinasi meninggikan tekanan dan menurunkan suhu. Sifat2 gas pd umumnya tidak terlihat, dlm konsentrasi rendah tdk terlihat, dlm konsentrasi rendah tdk berbau, dan berdifusi mengisi seluruh ruangan. Uap, yaitu bentuk gas dr zat2, yg dlm keadaan biasanya berbentuk zat padat atau zat cair dan yg dpt dikembalikan kpd tingkat wujud semula, baik hanya dgn meninggikan tekanan, maupun hanya dgn menurunkan suhu saja. Sifat2 uap umumnya tak kelihatan & berdifusi mengisi seluruh ruang Debu, yaitu partikel2 zat padat, yg disebabkan oleh kekuatan2 alami atau mekanis kepada pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengapakan yg cepat, peledakan, dll dr bahan2, baik organik, maupun anorganik, mis batu, kayu, bijih, logam, arang batu, butir2, dll Kabut yaitu titik cairan halus dlm udara yg terjadi dr kondensi bentuk uap atau dr pemecahan zat cair mjd tingkat dispersi dgn cara2 splashing, foming, dll. Fume yaitu partikel2 zat padat yg terjadi oleh karena kondensasi dr bentuk gas, biasanya sesudah penguapan benda padat yg dipijarkan dll dan biasanya disertai dgn oksidasi kimiawi, shg tjd zat2 spt zno, pbo, dll. Awan yaitu partikel2 cair sbg hasil kondensasi dr fase gas. Sifat2 fume dan awan adalah berflokulasi; kadang2 tergumpal; ukuran partikel2 dibawah 1 mikron, yaitu diantara 0,10-1 mikron. Asap biasanya dianggap partikel2 zat karbon yg ukurannya kurang dari 0,5 mikron sbg akibat dr pembakaran tak sempurna bahan2 mengandung karbon.

SGD 18 SKN LBM 5

o Sifat2 kimiawi dr bahan2 itu, yg menyangkut : Jenis persenyawaan, Besar molekul Konsentrasi Derajat larut dan jenis pelarut

o Port dentre (jalan masuk) bahan2 itu kedalam tubuh manusia, yg umumnya melalui 3 pintu, yaitu : Pernafasan, untuk bhn kimia di udara Pencernaan, untuk bahan2 dr udara yg melekat ditenggorok & ditelan, atau untuk bhn2 cair & padat, Kulit, untuk bhn2 cair, atau bhn2 diudara yg mengendap dipermukaan kulit. o Faktor2 pd tenaga kerja sendiri, yaitu : agung ) Usia Idiosinkrasi Habituasi Daya menahan (tolerance) dan Derajat kesehatan tubuh

(sumamur, 1986, higiene perusahaan dan keselamatan kerja, jakarta : gunung

penyakit akibat kerja pneumokoniosis, alveolitis alergika, dermatosis, anemia, infeksi nosokomial,

1. Jenis2 penyakit yg sering terjadi Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu logam keras. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep, dan sisal. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik. Penyakit yang disebabkan oleh berilium.

SGD 18 SKN LBM 5

Penyakit yang disebabkan oleh kadmium. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor. Penyakit yang disebabkan oleh krom. Penyakit yang disebabkan oleh mangan. Penyakit yang disebabkan oleh arsen. Penyakit yang disebabkan oleh raksa. Penyakit yang disebabkan oleh timbal. Penyakit yang disebabkan oleh fluor. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. Penyakit yang disebabkan oleh deriva halogen. Penyakit yang disebabkan oleh benzena. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol / keton. Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap penyebab asfiksia. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan mengion. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi / biologik. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena. Kanker paru yang disebabkan oleh asbes. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri / parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi / rendah / panas radiasi / kelembaban udara tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat. (Sumamur.1986.Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja.Jakarta : Gunung Agung) Ket: 1. PENYAKIT AKIBAT KERJA PNEUMOKONIASIS a. Macam2 o Silicosis disebabkan oleh SiO2 bebas. o Anthracosis disebabkan oleh debu-debu arang batu. o Asbesitosis disebabkan.oleh debu asbes. o Byssinosis disebabkan oleh debu kapas. o Berryliosis disebabkan oleh debu Be. o Stannosis disebabkan oleh debu biji timah putih (SnO2)

SGD 18 SKN LBM 5

o Siderosis disebabkan oleh debu mengandung Fe2O3 o Talkosis disebabkan oleh debu talk. Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta
Pneumokoniosis adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu di dalam jaringan paru-paru, Biasanya berupa debu mineral. Tergantung dan jenis debu mineral yang ditimbun, nama penyakitnya pun berbeda-beda. Gejalanya pun berbeda-beda, tergantung dan derajat dan banyaknya debu yang ditimbun di dalam paru-paru. Ketika bemapas, udara yang mengandung debu masuk ke dalam paru-paru. Tidak semua debu dapat menimbun di dalam janngan paru-paru, karena tergantung besar ukuran debu tersebut. Debu-debu yang berukuran 5 10 mikron akan ditahan oleh jalan napas bagian atas, sedangkan yang berukuran 3 5 mikron ditahan di bagian tengah jalan napas. Partikel-partikel yang berukuran 1 3 mikron akan ditempatkan langsung di permukaan jaringan dalam paru-paru. Secara umum gejala-gejalanya antara lain batuk-batuk kering, sesak napas, kelelahan umum, berat badan berkurang dan lain-lain.Gambaran foto rontgen, menunjukkan adanya kelainan dalam paru-paru. Namun, pemeriksaan di tempat kerja harus menunjukkan adanya debu yang diduga sebagai penyebab pneumokoniosis.

Beberapa penyakit termasuk dalam pneumokoniosis yang banyak dijumpai antara lain (Hunter, 1978; Levy and Wegman, 1988; Anies, 2003): (I) Silikosis Silikosis adalah pneumokoniosis yang disebabkan mengisap (inhalasi) debu silika bebas (Si02). Pekerjaan yang berisiko mengakibatkan penyakit mi antara lain menambang dan ekstraksi batu-batu keras, pekeqaan teknik sipil dengan batu-batu keras, penghalusan dan pemolesan batu, pabrik keramik serta pekerjaan pekerjaan yang menggunakan pasir sebagai amplas. Tergantung pada berat ringannya penyakit, silikosis digolongkan menjadi tingkat ringan, sedang dan berat. Silikosis sederhana, ditandai dengan sesak napas (dyspnoea) ketika bekerja, mula-mula ringan kemudian bertambah berat, kadang-kadang disertai batuk kering atau tanpa dahak serta gangguan bekerja sedikit atau hampir tidak terganggu sama sekali. Pada tingkat sedang, selalu ditemui gangguan kemampuan untuk bekerja atau kemampuan bekerja yang

SGD 18 SKN LBM 5 sangat berkurang, sedangkan pada tingkat berat, sesak napas mengakibatkan cacat total, atau tidak mampu melakukan pekerjaan sama sekali. Hal yang perlu diwaspadai, para pekerja yang terpapar silika, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit tuberkulosis. Penyebab penyakit tuberkolosis adalah bakteri Mycobacterium tuberkulosis.Risiko ini meningkat sesuai dengan beratnya silikosis. Faktor-faktor yang mempermudah penyebaran penyakit infeksi ini, antara lain lingkungan kerja yang padat dengan tebaga kerja, gizi buruk, serta tingginya angka kesakitan penyakit tuberkulosis di masyarakat. Paparan terhadap 1 2 mg kuarsa/m3 dapat menyel penyakit yang baru terdeteksi dalam 5 - 15 tahun. Hubungan paparan efek, bergantung pada kadar debu di udara, dosis paparan kumulatif (penjumlahan kadar di udara dan lani paparan), serta lamanya debu berada di dalam paru. Sampai saat ini belum jelas mekanisme silika bebas menimbulkan silikosis, tetapi ada empat teori tentang mekanisme tersebut: (a) Teori mekanis, yang menganggap permukaan runcing debu, debu merangsang teijadinya penyakit. (b) Teori elektromagnetik, yang menduga bahwa gelombanggelombang elektromagnetik sebagai penyebab fibrosis paru-paru (c) Teori silikat, yang menjelaskan bahwa Si02 bereaksi dengan air dan jaringan paru-paru, sehingga terbentuk silikat yang mengakibatkan kelainan pada paru-paru. (d) Teori imunologis, dalam hal ini tubuh mengadakan zat anti yang bereaksi di paru-paru dengan antigen yang berasal dari debu.

Kecepatan perkembangan penyakit ini biasanya lambat. Perjalanan penyakit cenderung melambat setelah tidak terjadi paparan tetapi gejala-geiala meningkat. Gagal jantung kanan dan infeksi pernapaSan penyerta merupakan kejadian-kejadian terminal.

Beberapa upaya pencegahan umumnya dilakukan untuk mengurangi penderita silikosis, antara lain: Subsitusi, baik sekali jika dapat dilaksanakan. Misalnya dalam proses 5audblasting, yaitu proses meratakan permukaan logam dengati debu

SGD 18 SKN LBM 5 pasir yang disemprotkan dengan tekanan tinggi, diganti dengan bubuk alumina. Mengurangi kadar silika bebas di dalam ruangan. Caranya, dengan ventilasi umum dan lokal. Ventilasi umum, antara lain dengan mengalirkan udara ke ruang kerja dengan membuka pintu dan jendela. Cara ventilasi lokal, atau pompa keluar setempat, dimaksudan untuk menghisap debu dan ruang kerja ke luar. Dianjurkan cara-cara kerja yang memungkinkan berkurangnya debu di udara, misalnya dengan pengeboran basah (wet drilling). Cara terakhir adalah perlindungan dini para pekerja, dengan masker yang standar.

(2) Antrakosilikosis Antrakosilikosis merupakan pneumokoniosis pada pekerja tambang batu bara, disebabkan paparan debu campuran, dalam hal ini silika bebas bukan merupakan komponen yang dominan. Batubara terutama mengandung karbon dan sedikit hidrogen, sulfur dan fosfor, serta bermacam-macam batu, beberapa mengandung silika bebas. Debu campuran dan tambang batubara kemungkinan berasal dan serpihan-serpihan pasir bubuk bat kaolinit, batu tulis, batu kapur dan lain-lain yang seringkali ditemukan di atas, pada dan di bawah lapisan-lapisan batubara Karena itu, semua pekeqa di pertambangan dalam, terutama pekerja yang bekerja pada tempat pencucian dan yang terpapa berat pada penambangan di tempat terbuka, pekerja yang memuat batubara (misalnya dalam kapal) atau pekeija industri yang menggunakan batubara, berisiko tinggi mendapat paparan. Pada stadium dini, biasanya tidak dapat dijumpai tanda dan gejala penyakit. Pada kebanyakan pekerja batubara, pneumokoniosis dengan penyulit hanya timbul bila beban debu sangat tinggi. Pada stadium lanjut, ditemukan gangguan fungsi paru. Cara-cara pencegahan antrakosilikosis dan komplikasi-komplikasinya, antara lain sebagai berikut: Ventilasi umum dan lokal seperti di atas, penting untuk mengurangi kadar debu di udara. Pemotongan (cutting) arang batu dilakukan secara basah, dengan cara menyemprotkan air pada rantai alat pemotong, terutama yang bersentuhan dengan permukaan.

SGD 18 SKN LBM 5 Membasahi permukaan arang batu dengan air. Penggunaan masker debu bagi para pekerja, baik di pertambangan maupun pengolah arang batu.

(3) Asbestosis Asbestosis adalah salah satu jenis pneumokoniosis yang penyebabnya adalah debu asbes. Asbes merupakan campuran berbagai silikat, meskipun yang terpenting adalah magnesium silikat. Pekerja yang berisiko tinggi menderita asbestosis antara lain yang bekerja di pertambangan, penggilingan dan pengolahan asbes. Debu asbes yang dihimp masuk ke dalam paru-paru, mengalami perubahan menjadi badan-badan asbestos, yang jika diperiksa menggunakan mikroskop bempa batang dengan panjang sampai 200 mikron. Gejala-geiala asbestosis antara lain sesak napas, batuk dan banyak mengeluarkail dahak. Tanda-tanda fisik yang dapat dijumpai, bempa sianosis, pelebaran ujung-ujung jar Kelainan secara radiologis atau dengan foto rontgen pam, mudah dikenali karena menunjukkan gambaran khas. Bempa ground glass appearance, yaitu dengan titik-titik halus di basis paru-paru, sedangkan batas-batas jantung dan diafragma tidak jelas. Para pekeria yang terpapar lama atau berat, retensi serat-serat asbes cukup besar. Secara perlahan-lahan akan menimbulkan jaringan ikat pada paru yang progresif. Orang-orang yang terpapar debu, menelan serat-serat asbes bersama ludah atau dahak. Adakalanya air, minuman atau makanan juga dapat mengandung sejumlah kecil seratserat tersebut. Sebagian serat yang tertelan diduga menembus dinding usus, tetapi migrasi selanjutnya dalam tubuh tidak diketahui. Setelah masa laten yang panjang, jarang di bawah 20 tahun, bahkan dapat mencapai 40 tahun atau lebih setelah paparan pertama, dapat timbul kanker paru.

Cara pencegahan terutama untuk menurunkan kadar debu di udara, antara lain: Di pertambangan asbes, pengeboran hams secara basah. Pada industri tekstil yang menggunakan asbes, hams diadakan ventilasi lokal atau pompa keluar setempat.

SGD 18 SKN LBM 5 Sebaiknya sewaktu membersihkan mesin karding, di1akuka dengan cara penghisapan hampa udara (vaccum). Pekeqa yang melakukan pembersihan mesin karding, haru menggunakan alat pelindung dini secukupnya dan tidak boleh ada pekeija lain yang tidak bertugas berada di ruangan tersebut.

(4) Bisinosis Bisinosis adalah sebutan bagi penyakit yang disebabkan oleh paparan debu kapas dalam paru-paru. Berasal dan kata Yunani yang berarti kain atau rami. Meskipun tentang bisinosis telah lama dilaporkan, tetapi angka kesakitan dan kematian yang tepat belum dapat dipastikan. Di Inggris, Belanda dan Swedia, kekerapan ini dilaporkan sampai sekitar 50 persen dan pekerja tekstil. Sedangkan di Amerika Serikat 30 persen pekerja tekstil menderita bisinosis. Penyebab yang sebenamya dan bisinosis mi belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai teori diajukan oleh para ahli, meskipun berbeda tetapi saling melengkapi. Besar kemungkinan beberapa penyebab tersebut bekeija sama dalam menimbulkan gejala. Beberapa teori tersebut antara lain: (a) Anggapan adanya efek mekanis debu kapas yang dihirup masuk ke dalam paru paru. Jadi menurut teori ini mengabaikan faktor lain, seperti kimia maupun mikrobiologis. (b) Anggapan bahwa penyebab bisinosis justru bukan serat kapas itu sendiri, melainkan kontaminasi yang ada padanya dan berpengaruh pada pernapasan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi bakteri dengan endotoksinnya dengan gangguan pemapasan pada pekeria pabrik tekstil. Bakteri yang sering ditemukan adalah golongan Enterobacter aglomerans. Pemah pula ditemukan bakteri Pseudomonas syringae, Pseudomonas stuszeril dan lain-lain. (c) Berbagai keluhan pada bisinosis dianggap terjadi karena adanya pelepasan zat histamin. Menumt teori ini, bisinosis merupakan reaksi alergi terhadap debu kapas. Meskipun demikian memang debu kapas dapat mengakibatkan pelepasan histamin di dalam tubuh. Hal mi akan mengakibatkan gangguan pemapasan berupa sesak napas. Gejala khas dan bisinosis mi adalah timbulnya rasa hati Senin, terutama pada tingkat penyakit yang masih ringan. Ditandai dengan rasa berat atau sesak di dada dan keluhan sesak napas pada han pertama masuk kerja. Di sebagian besar negara, termasuk negara kita, keluhan tersebut muncul pada han Senin, setelah hati Minggu libur atau tidak bekerja. Namun, pabrik tekstil yang hari

SGD 18 SKN LBM 5 ibuya Jumat, rasa hari senin muncul pada hari Sabtu, yakni hari pertama masuk kerja. Berat nngannya gejala tergantung pada berat ringan derajat penyakitnya. Schilling membuat urutan derajat beratnya penyakit sebagai berikut: Derajat setengah: kadang-kadang ada keluhan rasa berat di dada pada han pertama masuk kerja. Derajat satu: ada keluhan rasa berat di dada atau sesak napas pada han pertama masuk kerja. Derajat dua: keluhan rasa berat di dada dan sesak napas tidak hanya teijadi pada han pertama masuk kerja, tetapi berlanjut pada han-han lain. Derajat tiga: kecuali gejala-gejala pada derajat dua, ditarnbah adanya kelainan paru menetap. Mengingat industri tekstil termasuk strategis dan sangat penting bagi negara kita, juga menyangkut penyedia lapangan kerja yang cukup besar, maka pencegahan penyakit pam akibat pencemaran debu kapas perlu perhatian seksama. Upaya pencegahan dapat dilakukan baik terhadap bahan dan lingkungan kerja maupun tenaga keijanya sendiri. Terhadap lingkungan keija, dapat dilakukan dengan cara membuat ventilasi umum dengan menghisap udara keluar. Meniup atau membersihkan lantai dengan sapu sebaiknya tidak dilakukan, karena akan memperberat pencemaran. Pembersihan mesin karding sebaiknya rnenggunakan pompa hampa udara, jadi bukan secara mekanis. Terhadap bahan kapasnya, sebaiknya dilakukan pemasakan (steaming) kapas, untuk mengurangi efek biologis dan debu kapas. Pencucian kapas sebelum proses pembuatan tekstil akan mengurangi pencemaran debu kapas di lingkungan kerja. Pengolahan ulang kapas menggunakan autoclave juga dianggap berperan untuk mencegah penyakit mi. Terhadap para peker)anya, sebaiknya dilakukan pemeniksaan kesehatan secara berkala. Bagi mereka yang mulai mengeluh gejala bisinosis, sebaiknya dipertimbangkan untuk dipindahkan ke bagian lain yang bebas pencemaran debu kapas. (Penyakit Akibat Kerja, Anies Mkes)

Kebijakan perlindungan kerja

SGD 18 SKN LBM 5

Kebijakan pemerintah terhadap keselamatan kerja:


Materi keselamatan kerja juga diatur dalam UU No.1 Tahun 1970 yang ruang lingkupnya berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan kepada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas Sugandi, D., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP

SGD 18 SKN LBM 5

SGD 18 SKN LBM 5

Yanri Z, Harjani S, Yusuf M. Himpunan perundangan kesehatan kerja. Jakarta: Citratama Bangun Mandiri, 1999. PT. Jamsostek. Kumpulan peraturan perundangan pemerintah mengenai jamsostek. Jakarta: International Social Security Association, 2001

STEP 4 3k

ergonomi

kecelakaa n

Peraturan protap

Penangana n thd kecelakaan Kesehatan para pekerja

Anda mungkin juga menyukai