Sekolah Mata Pelajaran Program Keahlian Kelas / Semester Tahun Pelajaran Pertemuan KeAlokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kode Kompetensi Indikator : SMKN 1 Sukoharjo : DKK Teknik Kendaraan Ringan : Teknik Mekanik Otomotif : X (Sepuluh) / 2 (Dua) : 2012 / 2013 : 1 - 11 : 36 x 45 Menit : Memperbaiki Sistem Rem : Memelihara sistem rem dan komponennya : 020.KK02 : - Prosedur perawatan sistem rem (breaking system) dan komponen komponennya dipahami dengan benar. - Perawatan sistem rem dan komponen komponennya dilaksakan sesuai SOP tanpa merusak sistem atau komponen yang lainnya. - Informasi yang diberikan dimengerti dengan benar dan tepat.
I.
Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan informasi Prosedur perawatan sistem rem diakses dari spesifikasi pabrik. 2. Peserta didik dapat melaksanakan Prosedur perawatan sistem rem tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.. 3. Peserta didik dapat mengerti dengan benar dan tepat informasi yang diberikan.
II.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian sistem rem 2. Prinsip kerja dan fungsi komponen sistem rem 3. Prosedur perawatan sistem rem
III.
Nilai Budaya Karakter Bangsa Menumbuhkan sikap jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
IV. Pembelajaran 1. Metode 2. Pendekatan V. : Ekspansi, Diskusi, Demonstrasi dan Praktik : Student Achievement centre dan Teacher Achievement Centered
Langkah langkah Pembelajaran Pertemuan Ke 1 No 1 Kegiatan Belajar Kegiatan Awal a. Membuka kelas dan berdoa b. Presentasi, motivasi, dan Apersepsi c. Pre tes pemahaman tentang prosedur pengelasan Kegiatan Inti Waktu
20 Menit
a. Eksplorasi 1. Menginformasikan materi las Oxy Accetylene Tabung gas oksigen, gas oksigen untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol (silinder gas) yang berbentuk tinggi dan berwarna biru, terbuat dari baja, dengan volume gas 150 menit
oksigen pada tekanan 150 kg/cm adalah 6000 liter. Pada bagian atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang terbuat dari bahan tembaga dengan roda tangan dan socket yang terdapat pada katup pengeluaran gas yang menggunakan ulir kanan. Tabung gas asitilin, gas asitilin untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol silinder gas yang pendek dan berwarna merah, terbuat dari baja dengan volume gas asitilin pada
tekanan 15 kg/cm adalah 6000 liter. Bagian dalam botol gas asitilin dilapisi dengan bahan berpori yang terbuat dari asbes atau sutera tiruam berfungsi untuk menyimpan cairan aseton, yaitu cairan kimia dimana gas asitilin dapat larut dengan baik dan aman dibawah pengaruh tekanan didalamnya. Generator atau disebut juga pembangkit gas asitilin digunakan untuk mendapatkan gas asitilin (C2H2) dengan cara
mencampurkan air dengan kalsium karbida atau karbit (CaC2) dengan reaksi kimia sebagai berikut : CaC2 + 2H2O C2H2 + Ca(OH)2 + Panas Generator asetilin digunakan apabila proses pengelasan tidak menggunakan tabung gas asetilin. Menurut besarnya kapasitas tekanannya, generator pembangkit gas asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu : 1. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,3 Bar. 2. Generator tekanan sedang, dengan tekanan dari 0,3-0,2 Bar. 3. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2-1,1 Bar. Generator las pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai dengan yang diinginkan. Pada regulator las terdapat dua alat pengukur tekanan atau manometer, yaitu ; 1. Manometer tekanan isi, yang berfungsi untuk mengetahui jumlah tekanan isi terdapat dalam silinder. 2. Manometer tekanan kerja, yang berfungsi untuk mengetahui besarnya tekanan kerja untuk pengelasan. Selang las, berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator ke pembakar las, selang las harus memiliki kekuatan terhadap tekanan gas 10 kg/cm tetapi tidak kaku. Selang las umumnya memiliki ukuran standar garis tengah 5 mm, 6mm, atau 7,5 mm. Pembakar las (brander) pembakar las pada pengelasan las oksidasi asitilin (las karbit) berfungsi sebagai alat untuk mencampur gas asitilin dan gas oksigen serta mengarur pengeluaran gas campuran tersebut ke mulut pembakar dan dapat digunakan untuk proses pengelasan. Memasang dan menggunakan peralatan las Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan
baut) pengingkat pada katup tabung gas. Adapun langkah langkah pemasangan regulator pada tabung gas adalah sebagai berikut : - Bukalah katup botol sebentar untuk membersihkan katup tabung gas dari debu yang akan menyumbat katup. - Balutkan Seal Tape regulator pada katup tabung gas dengan posisi leher regulator lurus dengan lubang katup tabung gas. - Masukan leher Naple regulator pada katup tabung gas dengan posisi leher regulator lurus dengan lubang katup tabung gas. - Putar socket ke arah yang dapat mengencangkan socket, sesuai dengan jenis ulir yang digunakan menggunakan kunci pas atau kunci inggris sampai socket terkunci dengan kuat. - Cek socket dari kebocoran, dengan mengeluarkan gas dalam tabung dan regulator dalam keadaan tertutup menggunakan cairan sabun. Apabila ada kebocoran , maka cairan sabun akan
bergelembung . Buka kembali socket dan tambahkan balutan seal tape pada ulir socket. - Ulangilah pemasangan dari kegiatan awal sampai regulator terpasang dengan benar pada tabung gas. Setelah regulator terpasang pada tabung gas, kemudian pasangkanlah selang las pada bagian naple pengeluaran gas yang ada pada regulator. Langkah langkah pemasangan selang las pada tabung gas : - Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci pas dan alat alat bantu lainya. - Masukan klem pengikat selang ke dalam selang untuk mempersiapkan pengikatan selang pada nepel ke dalam selang - Masukan naple yang ada pada regulator dengan cairan sabun untuk memudahkan memasukan nepel kedalam selang. - Masukan Naple ke dalam selang dengan cara memutar secara bolak balik sampai ujung selang berada pada pangkal naple regulator. - Masukan pengikat selang pada pangkal naple yang sudah tertutup selang. - Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan menggunakan obeng atau kunci pas. - Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan cairan sabun. - Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk mengencangkan ikatan. Setelah selang las terpasang pada regulator, pasangkanlah pembakar las dengan memasukan ujung selang las pada naple
pembakar las. Langkah langkah pemasangan selang las pada pembakar las : - Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci pas dan alat alat bantu lainya. - Masukan klem pengikat ke dalam selang untuk mempersiapkan pengikatan selang pada naple pembakar. - Baluri naple yang pada pembakar dengan cairan sabun untuk memudahkan memasukan naple ke dalam selang. - Memasukan pengikat selang pada pangkal nepel yang sudah tertutup selang - Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan menggunakan obeng atau kunci pas. - Untuk mengecek apakah pemasangan dilakukan sudah sempurna, cek bagian sambungan selang dengan
menggunakan cairan sabun. - Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk mengencangkan ikatan.
Menggunakan peralatan las oksi-asetilin Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk menggunakan peralatan las gas (oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang diperlukan telah terpasang dengan aman yaitu : - Mengatur tekanan kerja - Mengatur, menyalakan dan mematikan api las sebelum dilakukan pengaturan nyala las, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang jenis jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin. Ada tiga jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las oksigen asetilin yaitu : nyala netral, nyala karburasi, nyala oksidasi. - Mematikan nyala las 1. Tutul katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar las, maka nyala las akan mati dengan sendirinya. 2. Tutuplah katup gas oksigen pada pembakar las sesegera mungkin setelah nyala las mati. 3. Setelah selesai digunakan, pembakaran las sebaiknya disimpan pada tempat yang dapat mengakibatkan katup gas pada pembakar terbuka. - Menutup tabung gas 1. Tutuplah katup pada tabung gas, baik yang terdapat pada tabung gas asetilin maupun pada tabung gas oksigen sampai katup betul-betul tertutup rapat. Jarum penunjuk tekanan isi silinder pada manometer tekanan isi akan turun sampai skala nol. 2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin
pada pembakaran las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukan skala nol. 3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.
b. Elaborasi Guru a). Membentulkan hal hal yang masih menjadi kendala/kesulitan pemahaman Menjelaskan prosedur perlindungan mesin pada saat tanda bahaya muncul. b). Diskusi / Tanya jawab berkaitan dengan pemahaman, pemasangan dan penggunaan peralatan las asetilin.
c.
Konfirmasi 1. Melakukan feedback pemahaman tentang materi yang disampaikan 2. Penyimpulan Materi
Kegiatan Akhir a. Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang b. Penugasan c. Menutup kelas 15 menit
Pertemuan Ke-2 No 1 Kegiatan Belajar Kegiatan Awal a. Membuka kelas dan berdoa b. Presentasi, motivasi, dan Apersepsi c. Memotivasi pentingnya pemahaman tentang pemilihan jenis jenis pembakar dan perlengkapan las asetilin Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Menginformasikan materi jenis jenis pembakar dan Waktu
15 Menit
perlengkapan las asetilin Macam pembakaran, sebelum melakukan pengelasan, perlu diketahui jenis dan macam pembakar serta pemilihan ukuran nomor mulut pembakar yang tepat sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan. Secara umum pada 150 menit
pengelasan oksi-asetilin, pembakar las berfungsi : - Mencampur gas oksigen dan gas asetilin. - Mengatur pengeluaran gas melalui keren pengeluaran pada pembakar las. - Menyalakan api las. Macam pembakaran las menurut prinsip pencampuran gas di dalam pembakar dibedakan atas dua jenis, yaitu :
- Pembakar tekanan rendah (pembakar injektor) - Pembakar tekanan rata (pembakar mixeri) Pemilihan mulut pembakar pada pelaksanaan pengelasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : - Tebal bahan yang akan di las. - jenis bahan yang akan di las. - Proses las yang akan dilakukan. Pemilihan nomor mulut pembakar yang digunakan pada proses pengelasan yang akan dilakukan selanjutnya mempengaruhi jumlah konsumsi gas yang harus dikeluarkan dari tabung gas serta dapat dibaca batasan ukurannya pada manometer tekanan kerja pada regulator gas. Alat alat bantu gas Untuk kelancaran pengelasan maka pada proses pengelasan dengan menggunakan las oksigen asetilin digunakan alat alat bantu diantaranya adalah : - Jarum pembersih, digunakan untuk membersihkan lubang pada pembakar. - korek api las, digunakan untuk menyalakan campuran oksigen dan asetilin yang keluar dari mulut pembakar. - penjepit, digunakan untuk menjepit benda pekerjaan yang panas akibat pengelasan. Bentuk mulut penjepit ada 3 macam, yaitu : 1. Mulut bulat yang berfungsi untuk menjepit benda benda yang bulat. 2. Mulut datar untuk menjepit benda benda yang berbentuk datar. 3. Mulut serigala untuk benda datar maupun bentuk lainya, karena daya cekamnya lebih kuat dibandingkan dengan penjepit atas. Alat Keselamatan Kerja - Kaca mat las, di dalam proses pengelasan terdapat sinar yang membahayakan terhadap anggota badan terutama pada bagian mata dan kulit. 1. Sinar ultraviolet 2. Sinar cahaya tampak 3. Sinar infra merah Fungsi kacamata las; untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, infra merah dan cahaya tampak yang dipancarkan oleh nyala, untuk melindungi mata dari percikan api. Untuk mengelas dan memotong dengan las oksi-asetilin biasanyanya menggunakan nomor kaca penyaring dengan daya saring No. 4 sampai 6. Tebal kaca penyaring 1,5 dan 2,5 mm, sedangkan garis tengah kacang kaca penyaring adalah 50 mm. - Baju las (apron), fungsinya untuk menghindari terbakarnya
pakaian kerja karena percikan cairan logam, goresan benda benda panas dan cahaya yang timbul dari lasan. - Topi las, digunakan untuk menghindari : 1. Tumbukan langsung benda keras dengan kepala. 2. Percikan api akibat ledakan kecil dari cairan las. 3. Kejatuhan langsung benda keras terhadap kepala. - Sepatu las, digunakan untuk melindungi kaki terbuat dari karet pejal yang kuat. - Sarung tangan las, lahan sarung tangan harus berkualitas baik, karena harus mampu meredam panas pada prosess pengelasan akibat cipratan cairan las dan terkelupasnya terak yang ada pada bagian luar logam. Peserta didik menggali informasi dari modul / materi ajar.
c. Elaborasi 1. Memperinci pemahaman fungsi perlengkapan las asetilin. 2. Mendemonstrasikan fungsi perlengkapan las asetilin 3. Diskusi / Tanya jawab berkaitan dengan pengertian fungsi perlengkapan las asetilin.
c.
Konfirmasi 1. Melakukan feedback pemahaman tentang materi yang disampaikan 2. Penyimpulan Materi
Kegiatan Akhir d. Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang e. Penugasan f. Menutup kelas 10 menit
Pertemuan ke - 3 No 1 Kegiatan Belajar Kegiatan Awal a. Membuka kelas dan berdoa b. Presentasi, motivasi, dan Apersepsi c. Memeriksa hasil penugasan d. Motivasi Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Menginformasikan materi mengenai : Prinsip Las Listrik Penyambungan dua buah logam atau lebih dengan cara melelehkan atau mencairkan kedua logam tersebut dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Las listrik dibedakan menjadi las tahanan listrik sebagai sumber panasnya. Las listrik dibedakan menjadi las tahanan listrik dan las busur listrik. 150 menit Waktu
15 Menit
Unit Las Busur Listrik Terdiri dari beberapa bagian peralatan yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga sebagai alat pengelasan yang terdiri dari : - Mesin atau pesawat pembangkit tenaga listrik, terdiri dari mesin AC, mesin DC dan mesin AC-DC. - Kabel Kabel, berfungsi untuk menghubungkan dengan mesin listrik ke jaringan listrik. - penjepit atau klem mempunyai bentuk dan jenis yang bermacam macam. - Perlengkapan perlengkapan lain yang berfungsi sebagai penunjang proses pengelasan. Mesin Las Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan pada ujung ujung elektroda dibedakan menjadi : a. Mesin las arus bolak balik searah (DC), arusnya dihasilkan dari pembangkit listrik (PLN) atau generator AC. b. Mesin las arus bolak balik (DC), arusnya dihasilkan dari generator DC, membutuhkan rectifier untuk mengubah arus bolak balik menjadi arus bolak balik menjadi arus searah, keuntungannya : - Nyala busur listrik lebih stabil dan tenang - Dapat digunakan untuk berbagai jenis elektroda - Tingkat kebisingannya rendah - Lebih fleksibel karena bisa dirubah menjadi arus AC atau DC c. Mesin las AC DC, merupakan satu unit mesin las yang mampu melayani pengelasan dengan arus AC maupun DC dan lebih fleksibel. Elektroda Merupakan salah satu bagian penting pad alas listrik yang berfungsi sebagai bahan tambah. Dibedakan menjadi dua macam yaitu elektroda polos dan berselaput. Hal hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan elektroda : - Jenis logam yang dilas - Tebal logam yang di las - Kekuatan mekanis yang diharapkan - Posisi pengelasan - Bentuk kampuh benda kerja Peralatan Bantu Alat alat bantu pad alas listrik antara lain ; kabel las, pemegang elektroda, tang massa, palu perak, tang panas , sikat kawat. Teknik Pengelasan
Dalam proses pengelasan ada tiga hal yang harus dimiliki oleh operator yaitu teknik, keterampilan, dan latihan. Sedangkan teknik teknik pengelasan yang menentukan hasil lasan antara lain : - Penentuan besar arus dan tegangan listrik - Penyalaan dan mematikan elektroda - Gerakan elektroda Posisi Pengelasan Yang dimaksud posisi pengelasan yaitu pengaturan posisi atau letak gerakan elektroda las/brander las. Berikut macam posisi pengelasan : - Posisi pengelasan dibawah tangan ( down hand ) - Posisi pengelasan mendatar (horizontal) - Posisi pengelasan tegak (vertical) - Posisi pengelasan diatas kepala (over head) 2. Peserta didik menggali informasi dari modul / materi ajar dan mesin las beserta kelengkapannya d. Elaborasi 1. Konsolidasi hal hal yang telah dipelajari dan hal hal yang esensial. 2. Mengulas pengertian mesin las beserta kelengkapannya sekaligus mendiskusikan dan membandingkan dengan informasi lainnya. c. Konfirmasi 1. Melakukan feedback pemahaman tentang materi yang disampaikan 2. Penyimpulan Materi 3 Kegiatan Akhir a. Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang b. Penugasan c. Menutup kelas 15 menit macam
Pertemuan Ke 4 s/d 10 No 1 Kegiatan Belajar Kegiatan Awal a. Membuka kelas dan berdoa b. Presentasi, dan apresiasi untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif c. Memotivasi Kegiatan Inti a. Tanya jawab untuk menggali pengetahuan dan keterampilan siswa tentang proses pengelasan Oksi-asetilin dan las busur listrik b. Siswa memperhatikan penjelasan instruktur tentang proses 150 menit pengelasan oksi Asetilin dan las busur listrik. c. Siswa berlatih mengelas oksi asetilin dan las busur listrik Waktu
15 Menit
Kegiatan Akhir
a. Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang b. menutup kelas 10 menit
Pertemuan ke- 11 No 1 Kegiatan Belajar Kegiatan Awal a. Membuka kelas dan berdoa b.Presensi kehadiran peserta didik dan check penugasan c. Apersepsi untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif c. Memotivasi Kegiatan Inti Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dialokasikan, untuk ulangan harian ke -1 3 Kegiatan Akhir a. Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran yang akan datang. b. menutup kelas 15 menit Waktu
15 Menit
150 menit
VI.
Alat Bahan dan Sumber Belajar 1. Alat 2. Bahan 3. Sumber Belajar a. Peralatan/unit rem b. Unit Mobil c. Buku, modul, bahan ajar sistem rem d. Job Sheet e. in focus/ projector
VII. Penilaian 1. Penugasan Terstruktur a. Membuat Gambar Kerja b. Membuat Jobsheet 1). Tes tertulis 2). Tes Lisan 3). Tes Praktik c. Observasi 1). Cek list 2. Tugas Mandiri Tidak Terstruktur 2.1. Mencari informasi tentang macam- macam mesin las yang ada di bengkel, media cetak atau media informasi lainya. 2.2. Mencari informasi tentang perencanaan bahan kebutuhan produk. 3. Jenis dan Bentuk Tes 3.1. Jenis Tes 3.1.1 Tes Tulis 3.1.2 Observasi 3.2. Bentuk Soal 3.2.1 Essay (uraian) 3.2.2 Cek List (observasi) 4. Butir butir Soal 4.1 Sebutkan macam jenis, peralatan utama las yang digunakan pada pengelasan oksi asetilin!
4.2 Sebutkan macam generator las baik menurut besarnya kapasitas generator maupun sistem pencampuran karbit di dalam generator! 4.3 Sebutkan jenis pembakaran las oksi asetilin! 4.4 Jelaskan macam macam nyala las oksi asetilin! 4.5 Sebutkan urutan penyalaan dan mematikan api las pada proses pengelasan! 4.6 Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan las tahanan listrik & las busur listrik! 4.7 Sebutkan 5 (lima) hal yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan elektroda las 4.8 Sebutkan peralatan peralatan yang digunakan untuk satu unit las busur listrik! 4.9 Jelaskan 3 (tiga) gerakan elektroda pada waktu proses pengelasan! 4.10 Jelaskan apa akibatnya kalau arus yang digunakan pada pengelasan terlalu besar atau terlalu kecil!
5. Kunci Jawaban 5.1 Tabung gas (oksigen Asetilin), regulator, selang las dan pembakar (brander) 5.2 Menurut kapasitas tekanan : Generator tekanan rendah Generator tekanan sedang Generator tekanan tinggi Menurut prinsip pencampuran gas : Generator tekanan sistem tetes Generator sistem lempar (celup)
5.3 Pembakar tekanan rendah (Injector) dan Pembakaran tekanan rata (Mixer) 5.4 Nyala api oksi asetilin : Nyala netral, yaitu nyala api dengan perbandingan gas yang sama. Nyala api terdiri dari kerucut dalam berwarna putih bersinar dan kerucut luar berwarna biru bening. Nyala karburasi, nyala api dengan perbandingan gas asetilin lebih banyak, terdapat kerucut diantara kerucut dalam dan luar. Nyala oksidasi, nyala api dengan perbandingan gas oksigen lebih banyak, nyala api lebih pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu 5.5 Menyalakan api las : Buka katup pengeluaran asetilin pada pembakar. Nyalakan api dengan menggunakan korek api las. Atur nyala asetilin sampai hilang gejala dan bergoyang pada bagian ujung. Atur pengeluaran gas oksigen sampai membentuk nyala tertent.
Memastikan api las : Tutup katup gas asetilin pada pembakar las. Tutup katup gas oksigen. Tutup katup gas yang pada tabung gas asetilin maupun oksigen.
5.6 Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan permukaan benda yang akan disambung tanpa mencairkannya. Sedangkan las busur listrik adalah proses pengelasan yang
dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaanpermukaan benda yang akan disambungkan dengan mencairkan kedua benda tersebut. 5.7 Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan elektroda: Jenis logam yang akan dilas Tebal bahan yang akan di las Posisi pengelasan Bentuk kampuh benda kerja
5.8 Dalam gerakan elektroda : Mesin las/pembangkit listrik Kabel kabel Penjepit atau klem Perlengkapan penunjang pengelasan
5.9 Tiga gerakan elektroda Gerakan turun sepanjang sumbu elektroda, untuk mengatur jarak elektroda dan benda kerja agar nyala busur listrik stabil, Gerakan ayunan elektroda, untuk mengatur lebar alur las yang dikehendaki. Gerakan ayunan keatas, untuk menghasilkan alur yang kecil/sempit dan penembuhan lebih dangkal sedangkan gerakan ayunan ke bawah, untuk menghasilkan alus las yang besar/lebar dan penembusan lebih dalam. 5.10 Arus terlalu kecil Lelehan logam kental, sehingga tidak terjadi percikan cairan logam disekitar rigi-rigi las Membentuk kawah yang dangkal dan sempit, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik lemah. Bentuk rigi-rigi las yang terjadi kurang baik, yaitu berbentuk tinggi dan sempit dengan bentuk tepi tegak Lelehan logam las tercecer, sehingga percikan logam berbentuk bola bola kecil disekitas rigi rigi sangat banyak. Membentuk kawahn yang lebar dan berbentuk segitiga, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik kuat. Bentuk rigi rigi las yang terjadi kurang baik yaitu berbentuk segitiga.
No. Soal
Kriteria Penskoran
Skor Perolehan
Nilai Akhir
Menjawab benar dan lengkap 1 s/d 10 Menjawab benar kurang lengkap Menjawab salah Jumlah Skor Maksimum
20 10
Nilai Akhir = Jumlah Skor Perolehan x 10
0 100
100
b. Pedoman Penilaian Afektif (Attitude) Skor No Nilai Budaya dan Perolehan Nilai Akhir
karakter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras kreatif mandiri Komunikatif Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung jawab
c. Pedoman Penilaian Psikomotorik (skill) Berpedoman pada penilaian job sheet pengelasan.
d. Nilai Mata Pelajaran (NR) NR=(Nilai Kognitif x 3) + (Nilai Afektif x 2) + (Nilai Psikomotorik x 5) NR=(NK x 3)+(NA x 2)+(NP x 5) Keterangan : Nilai Kognitif (NK) Nilai Afektif (NA) Nilai Psikomotrik (NP) : nilai teori (tertulis/lisan) : nilai sikap (cek list/ karakter & budaya) : nilai praktik (penerapan sesuai prosedur SOP)
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Sukoharjo Praktikan
Sukoharjo, ..........................
Guru Pamong