1
1
STUDI KOMPREHENSIF POLA INTIMASI DENGAN TEMAN SEBAYA PADA REMAJA AUTIS
Oleh: Bonaventura Arya Gemilang G0109016
Pembimbing: 1. dr. Istar Yuliadi, M.Si. 2. Dra. Salmah Lilik, M.Si. Reviewer: 1. Dra. Machmuroch, M.S. 2. Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah penderita autisme:
A.
Di Surakata jumlah penderita autisme juga mengalami peningkatan, namun belum diketahui berapa jumlah pasti penderita
Di PNTC sudah terdapat sekitar 100 anak dengan 10 anak mengalami gangguan autis serta kisaran 3-4 orang anak sudah memasuki masa remaja
SLB Autis Harmony mempunyai sekitar 50 siswa, dan setengah dari siswa tersebut mengalami ganguan autis dengan kisaran sekitar 10 siswanya sudah memasuki masa remaja
Gangguan Autisme
Hasil Survey Pendahuluan dan penelitian Nirit Bauminger dan Connie Kasari
B.
1.
Tujuan Penelitian a. Mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pola intimacy dengan teman sebaya pada remaja autis. b. Memperoleh gambaran mengenai karakteristik anak autis.
2.
Manfaat Penelitian
a.Manfaat
teoritik Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi, menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman mengenai interaksi sosial remaja dengan gangguan autisme serta pengembangan ilmu psikologi pada umumnya dan khususnya bagi psikologi sosial.
b.
Manfaat Praktis
1)Bagi
Masyarakat Hasil penelitiain ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat agar tidak memandang anak dengan gangguan autisme secara sebelah mata, serta memberikan dukungan yang positif agar dapat membantu meringankan gejala autis yang diderita anak tersebut. 2)Bagi Orang Tua Hasil penelitain ini diharapkan dapat memberikan informasi yang utuh dan mendalam kepada orang tua mengenai bagaimana suatu pola intimacy remaja dengan gangguan autisme terhadap teman sebayanya. Dengan mengetahui pola intimacy ini nantinya diharapkan dapat membantu proses sosialisasi anak yang dapat membantu meringankan kondisi autis anak tersebut.
Psikolog dan Tenaga Profesional Yang Bertanggung Jawab Menangani Anak Autis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang utuh dan mendalam kepada Psikolog dan Tenaga Profesional yang bertanggung jawab terhadap penanganan anak autis agar dapat mengembangkan kemampuan sosialisasi anak autis secara maksimal. 4)Bagi Peneliti Manfaat kepada peneliti agar mendapatkan pemahaman baru mengenai anak autis, serta meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah dengan metode kualitatif.
3)Bagi
TINJAUAN PUSTAKA
A. 1.
Intimacy
Pengertian Intimacy
Kesimpulan mengenai pengertian intimacy, yaitu sebuah perasaan adanya suatu hubungan emosional yang melekat di antara dua orang atau lebih yang saling berinteraksi melalui adanya penerimaan, komitmen, kelembutan, dan kepercayaan terhadap pasangan atau orang yang berinteraksi tersebut.
2.
Aspek-aspek Intimacy
Marston (dalam Brehms, 2002) mengungkapkan beberapa aspek dalam intimacy adalah: Pengetahuan (knowledge) Kepedulian (caring) Interdependence Timbal balik (mutuality) Kepercayaan (trust) Komitmen (commitment)
a.
b. c.
d.
e. f.
3.
Komponen-komponen intimacy
Masters (1992), mengatakan bahwa untuk memahami terbentuknya proses intimacy dalam sebuah hubungan, intimacy itu sendiri memiliki beberapa komponen, yaitu: Memahami (caring) dan berbagi (sharing) Kepercayaan Komitmen Kejujuran Empati Kelembutan
a. b.
c.
d. e. f.
4.
a.
b. c.
d.
e. f.
5.
Pertemanan remaja
Jumlah teman baik menurun dari sekitar empat hingga enam di masa remaja awal hingga satu atau dua di masa dewasa (Hartup dan Stevens, dalam Berk 2012). Pada saat yang sama, sifat pertemanan itu juga mengalami perubahan. Sifat pertemanan remaja Perbedaan jenis kelamin dalam pertemanan Pertemanan dan penyesuaian
a. b. c.
B.
1.
Autisme
Pengertian Autisme
Dari beberapa definisi mengenai autisme dapat disimpulkan bahwa autisme itu bukan merupakan suatu penyakit namun merupakan kumpulan dari gejala-gejala dimana terjadi suatu penyimpangan terhadap perkembangan sosial, kemampuan berbahasa, dan kepedulian terhadap sekitar yang terjadi pada anak-anak yang mengganggu perkembangan mental anak tersebut, sehingga mempengaruhi bagaimana cara anak tersebut berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan orang lain.
2.
Ciri-ciri Autisme
Kesendirian yang amat sangat Masalah dalam bahasa dan komunikasi Gangguan komunikasi non-verbal, seperti tidak dapat melakukan kontak mata, atau menunjukkan ekspresi wajah Gerakan stereotip yang berulang-ulang yang tidak memiliki tujuan Menyakiti diri sendiri Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya Menolak perubahan pada lingkungan
3.
Kriteria Diagnostik
4.
a.
b. c.
d.
e. f.
a.
b.
c. d. e.
Faktor-faktor yang diduga kuat mencetuskan terjadinya autisme ini (Kompas, 2011 / http://health.kompas.com/read/2011/01/11/09501535/Li ma.Faktor.Penyebab.Autisme): Genetik Pestisida Obat-obatan Usia orangtua Perkembangan otak
5.
Jenis-Jenis Autisme
Menurut Faisal (2002), autisme dikelompokkan menjadi 3: Autisme persepsi Autisme reaktif Autisme yang timbul kemudian
a. b. c.
b.
Karakteristik perilaku 1) Gangguan kualitatif pada interaksi sosial 2) Gangguan komunikasi dan bahasa 3) Perilaku stereotipik 4) Kestabilan mood dan afek 5) Respons terhadap stimuli sensorik 6) Gejala perilaku lain
7.
C.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat yang berbeda, yaitu di Pediatric and Neurodevelopmental Therapy Centre atau yang biasa disebut sebagai PNTC yang beralamat di Perumahan Madu Indah III/2, Tohudan, Colomadu, Solo dan SLB Autis Harmony yang berlamat di jalan Sungai Sambas Rt 02/Rw 01 Sangkrah, Pasar Kliwon
D.
Pertanyaan Penelitian
Peneliti ini ingin menjawab pertanyaan: 1. Bagaimanakah anak autis itu dapat membangun suatu intimacy dengan teman sebayanya? 2. Bagaimana pola intimacy remaja autis tersebut dengan teman sebayanya?
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
1.
2.
3.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti memeilih menggunakan penelitian kualitatif seperti yang diungkapkan oleh Lexy Moleong (dalam Hendra, 2012): Menyesuaikan metode kualitiatif lebih mudah apa bila berhadapan dengan kenyataan ganda. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
B.
Fokus Penelitian
Yang akan menjadi fokus penelitian pada penelitian ini adalah pola intimasi dengan teman sebaya pada anak autis.
C.
Operasionalisasi
Autisme adalah gangguan perkembangan berat yang antara lain mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan orang lain. Intimasi adalah perasaan adanya suatu kelekatan di antara dua orang atau lebih dimana terdapat penerimaan, komitmen, kelembutan, dan kepercayaan terhadap pasangan atau orang yang berinteraksi tersebut.
D.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah orang atau pihak yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu anak autis. Karateristik subjek dalam penelitian ini adalah: Telah didiagnosis sebagai anak autis oleh ahli, dan menjalani proses terapi di PNTC dan di SLB Autis Harmony di Surakarta sebagai tempat penelitian. Usia mulai dari umur 11 tahun, usia ini diambil dimana anak sudah mulai memasuki masa remaja.
E.
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi (pengataman), dan riwayat hidup.
F.
1. 2. 3. 4.
Kebenaran dalam suatu penelitian kualitatif tidak diukur berdasarkan frekuensi dan variansi, melainkan dilandaskan pada diketemukan hal yang esensial, hal yang intrinsik benar. Teknik pemeriksaan keabsahan dara didasarka atas empat kriteria, yaitu: Kriterium derajat kepercayaan (credibility) Kriterium keteralihan (transferablitiy) Kriterium kebergantungan (dependability) Kriterium kepastian (confirmability)
G.
1.
2.
3.
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (1992), analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung bersama, yaitu: Reduksi Data Penyajian Data Menarik Kesimpulan atau Verifikasi