Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH RADIASI SURYA TERHADAP ETIOLASI TANAMAN Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh

makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Menurut cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman. Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari. Tanaman C3 mengalami fotorespirasi yang berdampak pada hasil bersih fotosintesisnya lebih rendah dari tanaman C4. Hasil respirasi yang tergantung pada cahaya, tanaman C3 kehilangan jauh lebih banyak CO2 daripada yang terjadi pada tanaman C4 sehingga berakibat pada laju fotosintesis bersihnya lebih rendah daripada tanaman C4. Apabila tanaman mengalami cekaman kekeringan maka aktifitas fotosintesis tanaman terhambat akibat dari penurunan tekanan turgor sel dan penghambatan difusi uap air dan CO2 sehingga berakibat pada laju pertumbuhan dan hasil tanaman berkurang. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, akan dibahas lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar matahari terhadap

pertumbuhan tanaman dari sudut pandang proses fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan pertumbuhan generatif tanaman. Masalah yang dihadapi oleh sebuah daun yang ternaungi adalah untuk

mempertahankan suatu keseimbangan karbon yang positif dan kerapatan pengaliran dimana keadaan ini tercapai merupakan titik kompensasi. Tekanan cahaya rendah tanaman terbuka tiga pilihan : 1) Pengurangan kecepatan respirasi untuk menurunkan titik kompensasi. 2) Peningkatan luas daun untuk memperoleh satu permukaan yang lebih besar bagi absorbsi cahaya 3) Peningkatan kecepatan fotosintesis setiap unit energi cahaya dan luas daun. Tanaman yang tumbuh pada kondisi ternaungi sering menunjukkan tanda-tanda etiolasi. Fenomena etiolasi ini berhubungan dengan hormon auksin yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan perpanjangan sel. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa etiolasi dipengaruhi oleh aktivitas fitokrom yang dipengaruhi cahaya. Kejadian etiolasi secara alami terjadi pada tanaman yang berada di bawah tegakan hutan tropis. Naungan akan mengurangi intensitas radiasi surya dan berpengaruh terhadap perubahan suhu udara maksimum, suhu tanah dan kelembaban nisbi. Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Itulah sebabnya pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Hasil penelitian F.W Went, ahli fisiologi tumbuhan, pada 1928 menunjukkan produksi auksin terhambat pada tanaman yang sering

terkena sinar matahari. Selain itu enzim riboflavin pada ujung batang menyerap sinar nila dari sinar matahari. Sinar nila perusak enzim-enzim yang membantu pembentukan asam indo asetatsalah satu jenis auksin. Itulah sebabnya, pertumbuhan tanaman etiolasi selalu lebih cepat. Akibat tidak ada sinar matahari maka organ perbanyakan pada tanaman lama-lama mengkerut lalu mati, karena tidak ada sumber makanannya. Pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol oleh suatu pigmen penyerap cahaya, yang dikenal dengan phytochrom. Phytochrom adalah sejenis protein yang memiliki komponen yang dapat menyerap cahaya. Di dalam benih terdapat 2 phytochrom yang sifatnya reversible atau bisa bolakbalikyaitu: a. Phytochrom merah, yaitu phytochrom yang mempunyai panjang gelombang 650 nm; dapat menyerap sinar merah (Pr). Phytochrom merah bersifat menghambat perkecambahan. b) Phytochrom infra merah : yaitu phytochrom yang mempunyai panjang gelombang 730 nm; dapat menyerap sinar infra merah (Pfr). Phytochrom infra merah bersifat merangsang perkecambahan. Jika pada biji yang bersifat positively photoblastic yang sedang berimbibisi, dikenai cahaya matahari yang kaya akan cahaya merah, maka cahaya merah tersebut akan diserap oleh phytochrom merah (Pr) yang terdapat pada benih dan segera phytochrom merah (Pr) tersebut akan diubah menjadi phytochrom infra merah (Pfr), yang bersifat merangsang proses terjadinya perkecambahan. Sebaliknya jika biji yang bersifat positively photoblastic diimbibisikan pada kondisi (gelap) yang kaya akan cahaya infra merah, maka cahaya infra merah ini akan diserap oleh phytochrom infra merah (Pfr) yang terdapat pada benih dan segera phytochrom infra merah (Pfr) ini akan diubah menjadi phytochrom merah (Pr) yang bersifat menghambat proses perkecambahan. untuk kejadian etiolasi sebagian, ada bagian tanaman yang terkena sinar matahari dan ada bagian yang tidak terkena cahaya matahari atau yang disebut fototropisme. untuk fototropisme akan membuat tanaman membengkok ke arah sinar matahari, hal ini disebabkan karena terjadi transport auksin dari bagian yang terkena sinar matahari ke bagian yang tidak terkena cahaya matahari. penyinaran cahaya matahari memang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Sehingga , bisa dilakukan penelitian dan percobaan mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai