Home Care Kanker

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN KLIEN KANKER DI RUMAH

oleh Ria Rohma Wati Dita Oktaviana Mentari Kukuh Arya Wijaya NIM 112310101015 NIM 112310101039 NIM 112310101059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN KLIEN KANKER DI RUMAH

disusun guna menyelesaikan tugas matakuliah Perawatn Klien Di Rumah yang dibimbing oleh Ns. Latifa Nur Aini S. M.Kep., Sp. Kom

oleh Ria Rohma Wati Dita Oktaviana Mentari Kukuh Arya Wijaya NIM 112310101015 NIM 112310101039 NIM 112310101059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Konsep Rencana Tindakan Perawatan Klien Asma di Rumah Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan enyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh.(Elizabeth J. Corwin. 2009: 66). Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasistumor di paru).( Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003). Perawatan di rumah (home care) adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit (Departemen Kesehatan RI, 2002). 2.2 Pengertian Perencanaan Asuhan Keperawatan Perencanaan adalah fase proses keperawatan yang sistematik, mencakup pembuatan keputusan dan pemecahan masalah, berikut ini disebutkan beberapa definisi dari perencanaan antara lain. 1. Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Sumijatun, 2010). 2. Perencanaan merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan (Asmadi, 2008). 3. Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab (Suprajitno, 2004).

4. Perencanaan ialah rencanan prioritas asuhan yang realistik untuk individu (Goodner, 1994). Berdasarkan uraian di atas definisi perencanaan ialah rencana prioritas asuhan keperawatan dengan tujuan yang dilengkapi kriteria hasil. 2.3 Tujuan Perencanaan Asuhan Keperawatan Perencanaan asuhan keperawatan bertujuan memberikan kesempatan kepada perawat, keluarga dan orang terdekat untuk merumuskan rencana tindakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah klien (Allen, 1998). Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Penatalaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien. Tujuan intervensi keperawatan adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaaan energi untuk memenuhi kebutuhan pasien (Nursalam, 2008). 2.4 Komponen Tahap Perencanaan Menurut Asmadi (2008) langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 1. Membuat Prioritas Urutan Diagnosis Keperawatan Setelah merumuskan diagnosis keperawatan, perawat dapat mulai membuat urutan prioritas diagnosis. Penentuan prioritas ini dilakukan karena tidak semua diagnosis keperawatan dapat diselesaikan pada waktu yang bersamaan. Pada tahap ini, perawat dan klien bersama-sama menentukan diagnosis keperawatan mana yang harus dipecahkan lebih dulu dan memprioritaskannya. Ini bukan berarti satu diagnosis keperawatan harus tuntas terselesaikan sebelum diagnosis keperawatan lain dipertimbangkan. Untuk memudahkan penentuan prioritas, kita dapat membuat skala prioritas tertinggi sampai prioritas terendah. Ini dilakukan dengan mengurutkan diagnosis keperawatan yang dianggap paling mengancam kehidupan

(misalnya gangguan bersihan jalan napas) sampai diagnosis yang tidak terlalu mengancam kehidupan. Cara lainnya adalah dengan mengurutkan diagnosis keperawatan menurut hierarki kebutuhan dasar Maslow. 2. Merumuskan Tujuan Setelah menyusun diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas, perawat perlu merumuskan tujuan untuk masing-masing diagnosis. Tujuan ditetapkan dalam bentuk tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang dimaksudkan untuk mengatasi masalah secara umum, sedangkan tujuan jangka pendek dimaksudkan untuk mengatasi etiologi guna mencapai tujuan jangka panjang. Rumusan tujuan ini keperawatan harus SMART, yaitu specific (rumusan tujuan hams jelas), measurable (dapat diukur), achievable (dapat dicapai, ditetapkan bersama klien), realistic (dapat tercapai dan nyata), dan timing (hams ada target waktu). 3. Merumuskan Kriteria Evaluasi Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah merumuskan kriteria hasil/evaluasi. Dalam penyusunan kriteria hasil/ evaluasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya, kriteria hasil/evaluasi terkait dengan tujuan, bersifat khusus, dan konkret. Selain itu, hasilnya harus dapat dilihat, didengar, dan diukur oleh orang lain. 4. Merumuskan intervensi Keperawatan Dalam merencanakan intervensi keperawatan, perawat harus memerhatikan beberapa kriteria yang terkait dengan rumusan intervensi keperawatan. Kriteria tersebut, antara lain: 1. Memakai kata kerja yang tepat. 2. Bersifat spesifik (apa yang dilakukan? siapa yang melakukan? di mana hal tersebut dilakukan? bagaimana cara melakukannya? dan seberapa sering hal tersebut dilakukan?). 3. Dapat dimodifikasi. Intervensi keperawatan terdiri atas intervensi keperawatan yang independen dan intervensi keperawatan kolaboratif. Intervensi independen keperawatan dan terdiri atas intervensi keperawatan yang intervensi keperawatan kolaboratif. Intervensi

keperawatan independen adalah intervensi keperawatan yang dilakukan perawat terhadap klien secara mandiri tanpa peran aktif dari tenaga kesehatan lain. Intervensi keperawatan kolaboratif adalah intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat terhadap klien dalam bentuk kerja sama dengan tenaga kesehatan lain.
2.5 Diagnosa Keperawatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kapasitas paru-paru terhadap destruksi jaringan; bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi tumor dan sekresi trakheobronkhial; nyeri berhubungan dengan tekanan tumor pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy, fatique, nyeri, obstruksi trakheobronkhial dan kecemasan. intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen tubuh, dispnea, kelemahan, depresi. kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulasi ADH; resiko tinggi injury berhubungan dengan ketidakseimbangan metabolisme, mis. Hiperkalesemia; kelemahan berhubungan dengan hipermetabolisme; perubahan kimia tubuh; resiko tinggi trauma berhubungan dengan metabolime meningkat; dengan hipermetabolisme, anoreksia, nausea, vomiting;

10. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan 11. penurunan curah jantung berhubngan dengan malfungsi elektrikal sekunder terhadap hipoksia disritmia; 12. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunanan kekuatan dan daya tahan, fatique, intoleransi aktivitas dan dispnea; 13. kesedihan antisipasi yang berhubungan dengan hilangnya status kesehatan

14. cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

2.6 Intervensi 1. Diagnosa 1 : kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kapasitas paru-paru terhadap destruksi jaringan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, pasien merasa nyaman saat bernafas. Kriteria Hasil : Klien menunjukkan perbaikan ventilasi. No 1 Intervensi kaji frekuensi, Rasional 1. Untuk mengetahui kondisi fungsi pernafasan terkini 2. Sianosis menunjukkan

kedalaman

dan

kemudahan bernapas 2 Kaji dan ajarkan kepada keluarga untuk melihat adanya sianosis 3 Ajarkan dan motivasi klien untuk melakukan mulut 4 Anjurkan keluarga untuk membuka jendela dan perbaikan ventilasi pernapasan melalui

penurunan kadar oksigen 3. Untuk memaksimalkan

intake oksigen 4. Untuk sediaan ruangan memaksimalkan oksigen dalam

2. Diagnosa 2 : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi tumor dan sekresi trakheobronkhial. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, klien merasa tidak sesak saat bernafas. Kriteria Hasil: Klien tidak sesak nafas. No Intervensi Rasional

Kaji kepatenan jalan napas

1. Untuk

mengetahui

kondisi kepatenan jalan nafas pasien terkini 2 Auskultasi bunyi paru secara 2. Untuk adanya tambahan 3. Untuk mengetahui bunyi ronchi membantu

periodik, catat kualitas bunyi napas Anjurkan untuk minum air hangat 3 Bantu latihan klien untuk melakukan bila

indikasi adanya sekret batuk efektif pengenceran secret serta sebagai pengganti dari nebulizer 4 Lakukan dan ajarkan keluarga untuk melakukan fifioterapi dada 4. Tindakan efektif untuk membantu mengeluarkan secret

memungkinkan

3. Diagnosa 3 Tujuan

: nyeri berhubungan dengan tekanan tumor : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien merasa tidak nyeri.

Kriteria Hasil : klien tampak rileks dan tidak merasa nyeri No 1 Intervensi Rasional Kaji karakteristik nyeri, area 1. Untuk dan skala nyeri membantu

mengevaluasi nyeri karena kanker, penggunaan skala membantu klien dalam petunjuk nonverbal

Kaji pernyataan verbal dan nonverbal nyeri klien

mengkaji tingkat nyeri 2. Ketidaksesuaian verban atau

dapat memberikan petunjuk

Ajarkan

teknik

relaksasi

derajat nyeri 3. Untuk mengalihkan rasa nyeri klien

kepada klien 4 Kolaborasi analgetik pemberian

4. Untuk nyeri

mengurangi

rasa

4. Diagnosa 4 Tujuan

: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, nutrisi klien terpenuhi.

berhubungan dengan hipermetabolisme, anoreksia, nausea, vomiting

Kriteria Hasil : Klien menunjukkan pertambahan berat badan. No 1 2 Intervensi Kaji tingkat nutrisi pasien Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh 3 Lakukan pengukuran berat 2. Rasional 1. Untuk menentukan dan

membantu dalam intervensi selanjutnya. Untuk membantu pasien sehingga berpartisipasi asuhan status meningkatkan pengetahuannya pasien dalam 4 Anjurkan pasien minum air hangat saat makan 5 6 Anjurkan kolaborasi pasien makan 4. 3. Untuk nutrisi. Air hangat dapat membantu proses vasodilatasi sehingga dapat menekan rasa mual yang dialami oleh pasien 5. Memaksimalkan intake nutrisi dapat pelaksanaan mengetahui badan dan tinggi badan

keperawatan seberapa tingkat penurunan

sedikit-sedikit tapi sering

klien 6. Untuk menentukan makanan yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi klien

5. Diagnosa 5

intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen tubuh, dispnea, kelemahan, depresi. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam , klien menunjukkan perbaikan aktivitas Kriteria Hasil : klien menunjukkan tidak lemah No 1 2 Intervensi Kaji TTV klien Berikan nyaman linkungan yang Rasional 1. Mengetahui kondisi TTV klien terkini 2. Menurunkan seperti tingkat stress 3. Tindakan 3 Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat 4. Pembatasan aktivitas untuk 4 Anjurkan keluarga untuk mempercepat penyembuhan proses membantu aktivitas klien energi menghemat tingkat rangsangan yang berlebihan

LAMPIRAN SOAL 1. Pada asuhan keperawatan, suatu tindakan keperawatan yang diberikan

kepada pasien dimana tujuannya berpusat pada klien dengan hasil yang diperkirakan ditetapkan untuk mencapai tujuan disebut.... a. Pengkajian

b. Diagnosa c. Rencana tindakan perawatan d. Implementasi e. Evaluasi Jawaban: C 2. Pada tahap perumusan intervensi keperawatan, kriteria apakah yang harus diperhatikan perawat dalam membuat rumusan intervensi keperawatan? a. Memuat kriteria yang berisi memakai kata kerja yang tepat, bersifat spesifik, dapat dimodifikasi. b. Memuat kriteria yang berisi kontekstual, dan residual c. Memuat kriteria yang berisi masalah keperawatan d. Memuat kriteria yang berisi tanda-gejala penyakit e. Memuat kriteria yang berisi diagnosis Jawaban: A 3. Istri dari Tn. K mengalami penyakit kanker paru. Ketika klien merasa sulit bernafas dan setelah dilakukan auskultasi terdapat bunyi ronchi maka perawat mendiagnosa bahwa Ny. K mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas. Intervensi yang dianjurkan pada istri Tn. K yaitu a. b. c. d. e. Berikan air mendidih untuk diminum Berikan makanan yang tidak berminyak Ajarkan batuk efektif Kaji pola nafas Berikan oksigen

Jawaban: C 4. Tn. A mengatakan saat mengalami penyakit ini merasa nafsu makannya berkurang dan diikuti berat badan yang semakin turun. Setelah dilakukan pengkajian oleh perawat yang berkunjung, Tn.A didiagnosa mengalami gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi yang diberikan pada Tn. A yaitu.... a. Berikan analgetik

b. Lakukan TTV c. Anjurkan pasien banyak minum d. Anjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering e. Berikan oksigen Jawaban: D 5. Tn. B saat dilakukan kunjungan dan dilakukan pengkajian kukunya mengalami kebiruan, klien juga terlihat pucat sehingga diduga klien mengalami sianosis. Kejadian sianosis diindikasikan sebagai... a. Penurunan kadar oksigen b. Kebutuhan oksigen tercukupi c. Oksigen dalam rentang normal d. Peningkatan kadar oksigen e. Kebutuhan Oksigen terpenuhi Jawaban: A 6. Apa yang dimaksud dengan intervensi keperwatan? a. Memakai kata kerja yang tepat b. Bersifat spesifik c. pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu d. Dapat dimodifikasi e. rencanan prioritas asuhan yang realistik untuk individu dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan Jawaban: E 7. Apakah tujuan dari dilakuannya perencanaan? a. memberikan kesempatan kepada perawat, keluarga dan orang terdekat untuk merumuskan rencana tindakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah klien b. menambah masalah c. menindaklanjuti pendokumentasian d. memberikan penyuluhan e. membuat masukan atas permasalahan klien.

Jawaban: A 8. Dalam mengatasi sesak nafas klien pada kanker paru, posisi apakah yang seharusnya diajarkan perawat kepada klien dan keluarga? a. Trendelenburg b. Semifowler c. Litotomi d. Supinasi e. Sim Jawaban: B 9. Tn A saat dilakukan kunjungan tampak memegangi area dada, dan wajahnya meringis kesakitan, dalam kejadian tersebut tindakan apakah yang seharusnya diberikan kepada Tn. A? a. Memberikan penyuluhan b. Ajarkan teknik relaksasi dan berikan analgetik sebagai pereda nyeri c. Berikan banyak minum d. Anjurkan melakukan aktivitas e. Lakukan suction Jawaban: B 10. Tn. B mengatakan saat mengalami penyakit ini merasa kondisinya sangat lemah dan dispnea. Setelah dilakukan pengkajian oleh perawat yang berkunjung, Tn. B didiagnosa mengalami intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen tubuh, dispnea, kelemahan. Intervensi yang diberikan pada Tn. B yaitu ... a. b. c. d. e. Kaji TTV klien Kaji tingkat nutrisi pasien Kaji pernyataan verbal dan nonverbal nyeri klien Kolaborasi pemberian analgetik Berikan pnyuluhan kepada klien

Jawaban: A

DAFTAR PUSTAKA

Allen, C. V. 1998. Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Latihan. Jakarta: EGC. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku. Edisi 3. Jakarta: EGC Efendi, Ferry M. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: salemba medika. Goodner, Brenda. 1994. Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis. Jakarta: EGC. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta:EGC. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Komuniti. Pedoman Diagnosis danPenatalaksanaan di Indonesia. 2003; hal 2-6 Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Professional. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai