Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK

MODUL 11
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM

Dosen Ir. Fajar Kurniawan, M.Si

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 11


ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM

A. Tujuan Instruksional Setelah kuliah selesai mahasiswa diharapkan dapat membuat Activity Relationship Diagram B. Materi Pembahasan
Activity Relationship Diagram

I.

Pendahuluan Dalam fasilitas industri, terdapat berbagai macam aliran barang maupun manusia yang terjadi di dalamnya. Di samping aliran barang, di sekitar penyusunan peralatan dan pusat kerja, ada masalah penempatan kegiatan pelayanan atau kegiatan tambahan. Masalah penempatan ini dapat diselesaikan dengan berbagai pendekatan pelayanan fasilitas, seperti pada diagram berikut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

47

Contoh-contoh tampilan Layout Layout Umum dari format kecil pada sistem penanganan air dan pembotolan

Beberapa contoh layout lainnya:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

48

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

49

II. Materi Activity Relationship Diagram (ARD) yaitu diagram hubungan antar aktivitas berdasarkan TSP, sehingga diharapkan ongkos handling minimum. Inputnya yaitu TSP, dimana yang punya prioritas no 1 harus diletakkan berdampingan. Pada saat menyusun ARD kemungkinan terjadi error sangat besar. Error adalah suatu keadaan dimana mesin-mesin yang mendapat prioritas 1 tidak dapat menempati posisinya satu sama lain tanpa ada pembatas dari departemen lain. Adapun batas error yang diijinkan adalah 3 buah error, dan skema penempatan prioritas adalah sebagai berikut : IV II I III I R IV II I

V III

IV III

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

50

IV

II IV

I III

II IV

IV

R = letak mesin yang bersangkutan I = prioritas 1 II = prioritas 2 III = prioritas 3 IV = prioritas 4 Input = TSP Maka sesuai dengan skema diperoleh ARD sebagai berikut, dimana error = 0 A B C F E D G H I A = receiving, sesuai dengan area code TSP dimana Rnya adalah A. A B F G H sesuai dengan skema RI I III IV

F yang semestinya prioritas II disimpan menjadi prioritas I, hal ini tidak menjadi error, bahkan lebih baik. Yaitu diagram hubungan antar aktivitas berdasarkan TSP, sehingga diharapkan ongkos handling minimum inputnya yaitu TSP dimana yang punya priorotas no 1 harus diletakkan berdampingan. Pada saat menyusun ARD kemungkinan terjadi error sangat besar. Error adalah suatu keadaan dimana mesin-mesin yang mendapat priiritas 1 tidak dapat menempati posisinya satu sama lain tanpa ada pembatas dari departemen lain. Adapun batas error yang diizinkan adalah 3 buah error dan skema penempatan prioritas adalah sebagai berikut IV IV III IV II I II IV III I R I III IV II I II IV IV III IV

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

51

R = letak mesin yang bersangkutan I = prioritas 1 II = prioritas 2 III = priritas 3 IV = Prioritas 4 Maka sesuai dengan skema diperoleh ARd sbb, dimana error = 0 A = receiving sesuai dengan area code TSP dimana R nya adalah TSP Dimana R nya adalah A F yang semestinya prioritas II disimpan menjadi prioritas I hal ini tidak menjadi error bahkan lebih baik A F G B E H C D I Input = TSP

ARD (Activity Relationship Diagram) adalah hubungan antar aktivitas yang ditunjukkan dengan pendekatan keterkaitan kegiatan, yang menunjukkan setiap kegiatan sebagai satu model kegiatan tunggal ke dalam bentuk diagram. ARD menjadi dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran barang dan lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi. Contoh bentuk ARD pendekatan Muther:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

52

1 0

ARD merupakan kelanjutan / pengembangan dari ARC (Activity Relationship Chart). Pendekatan tata letak fasilitas kualitatif seperti ARD dan ARC, memiliki langkahlangkah sebagai berikut: 1. List all departments (machines, activities, ) to be included 2. Obtain closeness ratings by interviewing persons involved in performing functions within each department, as well as those responsible for managing one or more departments 3. Determine reasons used for closeness ratings and record them on activity relationship chart 4. Assign closeness ratings to each pairwise combination of activities and record the code for the reason behind the rating 5. Based on the activity relationship chart, construct an activity relationship diagram. Assume that all departments have equal size. Improve the layout of the activity relationship diagram until you feel comfortable with the result 6. Add realism to the activity relationship chart by using actual sizes of the departments instead of equal sizes. Improve the layout until you feel comfortable

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

53

with the result 7. Review the result with those persons who provided input to the model and key persons who are affected by the implementation Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan prosesproses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu III. Tujuan Peta Keterkaitan Kegiatan berguna untuk perencanaan dan penganalisaan keterkaitan kegiatan, informasi yang dihasilkan hanya berguna jika diolah ke dalam satu diagram. Inilah tujuan dari Diagram Keterkaitan Kegiatan, yang menjadi dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran barang dan lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi. Tujuan dari ARD, yiatu: a. Menentukan penempatan letak lokasi departemen yang satu dengan departemen yang lain

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

54

b. Menggambarkan tepat. IV. Input

hubungan

derajat

kepentingan

antar

kegiatan,

dan

membantu perencana untuk menghubungkan masing-masing kegiatan secara

Input dari ARD adalah ARC (Activity Relationship Chart). ARD adalah teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegaiatan yang saling berkaitan. Peta ini berguna dalam: i. Penyusunan urutan pendahuluan bagi peta dari ke ii. Lokasi nisbi dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor iii. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan iv. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan v. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan satu kegiatan dengan yang lainnya, serta alasannya. vi. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya. V. Output Ouput dari ARD adalah templet kegiatan diagram keterkaitan yang terdiri dari jenis, yaitu: 1. ARD pendekatan Powrarm, yaitu penggambaran ARD dalam bentuk diagram balok yang saling berhimpitan antara fasilitas kegiatan.

Contoh ARD pendekatan Powrarm: A-2 1 Penerimaan I-5 O-3,4,8 IEA-1,5 EX2 Gudang O-3,4 I-5 O-3,4,8 A-2 EA-3,5 xperawatan IO-3,4,8 E-

xRuang dan rak peralatan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

55

A-2,3,4 X 5 I-1 AX 9 IAX13 IAX17 IOOO-

E-

AX-8 6 I-7

E-5

AX7

E-

AX-6 8

E-5

OEX 10

I-6 AX 11 I-

O-8 E-

IA-

O-1,2,4,7 EX 12

E-

A-

OE-

IA-

OEX14

OEX15

IAX16

OE-

A-

IEAX18 I-

OE-

IAX19

OE-

IAx20

OE-

O-

I-

O-

I-

O-

2.

ARD pendekatan Muther, yaitu penggambaran ARD dengan hubungan garis yang menunjukan besarnya tingkat hubungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain Lambang-lambang tersebut adalah lambang-lambang proses konvensional, dan angka garis antara lambang-lambang menunjukan pentingnya kedekatan, yaitu:

A E I O

: : : :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

56

U X

: tak ada garis :

Pendekatan Muther serupa dengan yang disarankan DE Villenuve, dan belakangan oleh Hoffman dan downs. Mereka semua telah mengembangkan diagram aliran yang serupa, dengan kegiatan-kegiatan yang dihubungkan dengan gari satau pita dengan berbagai ketebalan yang berbeda. Lebar garis menunjukan volume aliran antara kegiatan, dan membantu perencana untuk menghubungkan masing-masing kegiatan secara tepat dalam tahapan awal perencanaan tata letak.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

57

VI.

Kasus Merancang tata letak fasilitas pelayanan administrasi dan personil dengan bantuan aldep Masalah tata letak fasilitas dewasa ini bukan hanya merupakan dominasi fasilitas produksi barang (pabrik) saja, melainkan juga masalah bagi fasilitasfasilitas non pabrik. Seperti fasilitas kantor suatu industri (perusahaan), kantorkantor pemerintah yang luas, markas-markas angkatan bersenjata yang besar dan lain sebagainya.

Seperti yang dialami oleh PT. Gruno Nasional di lokasi kegiatannya yang lama, dimana peningkatan kapasitas produksinya menuntut pula peningkatan fasilitas pelayanan administrasi dan personilnya (kantor). Karena kurangnya perhatian terhadap fasilitas kantor ini, maka setelah perusahaan mangalami

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

58

beberapa kali perkembangan, timbul ketidak teraturan yang menggangu kelancaran kegiatan hariannya.

Dengan adanya rencana PT. Gruno Nasional memindahkan lokasi seluruh kegiatannya, maka mulai dipikirkan bagaimana susunan tata letak fasilitas pelayanan administrasi dan personilnya pada saat produksi telah mencapai kapasitas yang direncanakan. Mengingat pada saat baru pindah ke lokasi yang baru tersebut, produksi yang dihasilkan tidak langsung seperti kapasitas yang direncanakan. Tetapi beberapa waktu kemudian berangsur-angsur dilakukan peningkatan kapasitas sampai kapasitas normal sesuai yang direncanakan. Implikasinya adalah bangunan atau area yang disediakan juga dibangun sedikit demi sedikit.

Dalam merancang tata letak fasilitas, ada 2 hal yang dapat dijadikan dasar, yaitu aliran material atau urutan kerja dan tingkat kedekatan antar kelompok kegiatan. Karena adanya kesulitan-kesulitan dalam menetapkan urutan-uratan kerja (yang selalu berubah-ubah) pada saat letak fasilitas pelayanan administrasi dan personil ini, maka tingkat pendekatan antar kelompok kegiatan dijadikan dasar utama untuk merancang tata letaknya.

Altenatif-altenatif tata letak (dalam hal ini berbentuk AAD Area Allocation Diagram) yang dihasilkan harus sebanyak mungkin serta pemilihannya dilakukan dengan waktu yang relatif singkat. Untuk itu digunakan suatu paket program yang sesuai dengan program-program tersebut menghendaki agar tingkat kedekatan antar kelompok kegiatan tersebut disajikan dalam bentuk huruf (Relationship Chart). Huruf-huruf itu apabila diurut dari tingkat kedekatan yang tertinggi sampai terendah adalah A,E,I,O,U dan X.

Dalam tugas sarjana ini, sebelum tingkat-tingkat kedekatan itu disajikan dalam bentuk huruf-huruf di atas terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap pasangan-pasangan tersebut. Proses penilaian ini dibantu oleh beberapa

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

59

responden yang menjadi wakil dari beberapa kelompok kegiatan. Penilaian ini menghasilkan bilangan-bilangan yang dijadikan dasar untuk menetapkan batas-batas antar tingkat hubungan bentuk huruf di atas. Yaitu dengan mempergunakan faktor-faktor yang menjadi karateristik hubungan pasanganpasangan aktifitas yang terjadi. Setiap faktor memiliku kondisi-kondisi yang dapat diamati oleh responden.

Dengan memberikan nilai pada setiap kondisi tersebut, maka nilai suati pasangan diperoleh dengan menjumlahkan nilai kondisi faktor-faktor yang berpengaruh. Dengan menggunakan dasar 2 aktifitas yang berdampingan, maka score tertinggi yang dicapai oleh alternatif tata letak yang dipilih adalah 1190. karena bentuk tata letak alternatif masih kurang logis, maka diperlukan adanya penataan kembali. Penataan ini dilakukan dengan tetap berpedoman pada Rel Chart, score yang diperoleh berdasarkan perhitungan seperti yang dilakukan Aldep adalah 880. Tata letak (AAD) hasil penataan kembali ini merupakan rancangan tata letak yang diusulkan kepada PT. Gruno Nasional. ARD Pusat kerja pada suatu usaha Bakery Penentuan ARD melalui Tabel Skala Prioritas Code Area A B C D E 1 B C D E F G H I 2 F 3 G PRIORITAS 4 5 6 H

From/To Receivin g Db. Bending Press MH. Boring Db.

Pierching Bak Nikel F Bangku G El. Scr. H Orvr Shipping I

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

60

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

61

Daftar Pustaka Apple, James M. 1977. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ke-3. ITB Bandung W, Sritomo. 1996. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Edisi ke-3. Guna Widya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir.Fajar Kurniawan, M.Si.

PERC. TATA LETAK PABRIK

62

Anda mungkin juga menyukai