Anda di halaman 1dari 9

PROSEDUR PEMASANGAN KANULA INTRAVENA (INFUS)

A.

Defenisi Pemasangan kanula intravena (infus) adalah prosedur yang dilakukan untuk

memasukan suatu kanula berukuran kecil ke dalam vena yang kemudian dihubungkan ke penampung cairan (Asih, Ernawati, dan Amir, 2007). Menurut WHO 2005, pemasangan kateter intravena digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi/syok, untuk memberikan garam yang diperlukan, untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme, atau untuk memberikan medikasi. B. 1. 2.
B.

Tujuan Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit klien Mencegah terjadinya infeksi pada area penusukkan Kriteria Evaluasi 1. 2. Klien akan mendapatkan intake cairan yang adekuat Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada area penusukkan Alat dan bahan

B.
1.

Set infus

2.

Cairan infus

3.

Jarum infus (ukuran dan jenis sesuai hasil pengkajian)

4.

Torniquet

5.

Kapas alkohol

6.

Sarung tangan bersih

7.

Kasa steril atau jenis pembalut lain

8.

Plester

9.

Perlak kecil

10. Betadin

11. Tiang infus

B. Prosedur PROSEDUR TINDAKAN 1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien RASIONAL 1. Meningkatkan kerjasama dan mengurangi kecemasan klien

2. Periksa program terapi cairan klien dan siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

3. 4.
a.

Cuci tangan Siapkan set dan cairan infus Buka set infus dan cairan infus dengan mempertahankan tekhnik aseptik b. Hubungkan set infus dengan cairan infus, isi ruang cairan dalam set infus. Kendurkan klem dan alirkan cairan ke dalam kanula pada set infus c. Tutup klem dan periksa kembali apakah masih ada gelembung udara di dalam kanula d. Beri label yang menjelaskan tanggal dan jam pemasangan kanula intravena, kecepatan tetesan, dan inisial perawat

Meyakinkan bahwa klien mendapatkan cairan dalam jumlah dan jenis yang tepat. Persiapan alat yang baik akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. 3. Mengurangi transmisi mikroorganisme 4. a. Tekhnik aseptik diperlukan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme b. Cairan yang diisikan ke dalam kanula akan mendorong udara yang terdapat didalam kanula
2.

1. Tempatkan klien pada posisi supine atau posisi kepala 30

2. Pilih vena yang akan digunakan, cukur rambut halus pada kulit di area penusukan jika diperlukan 3. Pasang tourniquet 5-6 inchi di atas tempat penusukan agar vena lebih terlihat. Minta klien untuk mengepalkan telapak tangan dan palpasi vena yang akan digunakan 4. Pasang sarung tangan bersih 5. Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol dengan gerakan memutar kearah luar Buka set dan ambil kanula intravena dengan menggunakan tangan yang dominan, dengan mempertahankan teknik aseptik
6.

c. Gelembung udara didalam kanula dapat menyebabkan emboli d. Sebagai dasar bagi waktu penggantian cairan dan set infus. Inisial perawat digunakan untuk mempertahankan tanggung jawab dan tanggung gugat 1. Posisi ini memungkinkan perawat untuk memasukkan kanula intravena dengan mudah, sementara klien tetap dapat dengan bebas menggerakkan ekstremitas atas 2. Vena yang sesuai akan mengurangi resiko injuri pada vena. Rambut halus merupakan tempat mikroorganisme 3. Memudahkan perawat ketika memasukkan kanula intravena

4. Mencegah transmisi mikroorganisme 5. Gerakan memutar keluar akan membawa mikroorganisme kearah luar sehingga area penusukkan menjadi steril 6. Teknik aseptik akan mempertahankan sterilitas kanula

7. Letakkan tangan non dominan 23 inchi dibawah area penusukan dengan sedikit menarik kulit 8. Tusukkan kanula intravena dengan sudut 30o, kanula dapat ditusukkan langsung diatas vena atau dari sisi vena 9. Jika terlihat darah telah memasuki bagian belakang kanula, tarik bagian logam dari kanula dan dorong kanula lebih ke dalam vena perlahanlahan 10. Lepaskan tourniquet dan hubungkan kanula dengan set infus, alirkan cairan kedalam kanula. Observasi area penusukan untuk memastikan bahwa kanula tidak berada diluar vena 11. Beri plester diatas sambungan antara kanula intravena dan set infus 12. Beri betadin pada area penusukan dan tusuk area penusukan dengan kasa steril atau balutan transparan 13. Beri tanggal, waktu, tipe dan ukuran kanula yang digunakan 14. Buka sarung tangan dan rapikan alat 15. Hitung tetesan infus sesuai program terapi 16. Lakukan dokumentasi

7. Tekanan pada vena dan daerah disekitarnya akan mencegah vena bergerak saat ditusuk 8. Cara seperti ini dapat meminimalkan trauma ketika memasukkan jarum 9. Darah yang terlihat pada bagian belakang kanula menandakan bahwa kanula telah masuk kedalam vena 10. Mengurangi tekanan dalam vena sehingga darah tidak keluar dari vena 11. Mencegah kanula berpindah dari posisinya 12. Mempertahankan sterilitas area penusukkan 13. Sebagai data yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya 14. Mencegah penyebaran mikroorganisme 15. Memastikan bahwa klien mendapatkan cairan sesuai kebutuhan 16. Dokumentasi yang akurat akan memberikan rasa aman baik perawat maupun klien

B. Jenis Kateter Intravena (Infus) 1. Macro set

2. Micro set

3. Blood set

B. Warna dan Ukuran Ukuran 22 20 18 18 16 14 Panjang Kateter (mm) 25 32 32 45 45 45 Warna Kateter Biru Merah Muda Hijau Hijau Abu-abu Oranye

1. Ukuran 16 Kegunaan: Digunakan untuk dewasa, bedah mayor, trauma. Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan pertimbangan perawat: Sakit pada insersi, butuh vena besar. 2. Ukuran 18 Kegunaan: Digunakan untuk anak dan dewasa. Untuk pengambilan darah, komponen darah, dan infus kental lainnya. Pertimbangan perawat: Sakit pada insersi, butuh vena besar. 3. Ukuran 20

Kegunaan: Digunakan anak dan dewasa, sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah, dan infus kental lainnya. Pertimbangan Perawat : umum dipakai 4. Ukuran 22 Kegunaan: Digunakan untuk bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut), Cocok untuk sebagian besar cairan infus. Pertimbangan Perawat: Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh. Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat, sulit insersi melalui kulit yang keras. 5. Ukuran 24, 26 Kegunaan: Nenonatus, bayi, anak, dewasa (terutama usia lanjut), Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi kecepatan tetesan lebih lambat. Pertimbangan Perawat: untuk vena yang sangat kecil, sulit insersi melalui kulit keras.

Anda mungkin juga menyukai