PENDAHULUAN
Kondisi klinis neonatal yang dapat menyebab kan kematian segera Neonatal banyak problem, merupakan bayi risiko tinggi Perlu deteksi dini dan tata laksana segera mungkin Merujuk
PROBLEM ?
Hipotermia
Tanda dan Gejala Hipotermi Tanda awal : - kaki teraba dingin - kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa menyusu - letargis atau merintih - perubahan warna kulit, pucat, sianosis - takipnea, takikardi
Berlanjut : - letargis - apnea, bradikardi - hipoglikemi, asidosis metabolik, gawat napas, perdarahan abnormal (DIC, perdarahan intraventrikuler, periventrikuler, perdarahan paru)
Tatalaksana
Cegah hipotermia : Topi, kaus kaki, badan dibungkus metode kanguru, inkubator, nutrisi pendukung
Atasi penyebab
HIPOGLIKEMIA
Masih kontroversi. Definisi : < 45 mg/dl (< 2,5 mmol/L) Etiologi : - Berkurangnya persediaan dan menurunnya produksi glukosa - Meningkatnya pemakaian glukosa - Kedua mekanisme diatas
Tatalaksana
Yang penting adalah pencegahan Intervensi : bila kadar glukosa < 45 mg/dl Pemantauan pasca koreksi Cari kausa
GD <47 mg/dl
- Koreksi secara IV bolus dekstrosa 10% 2 cc/kgBB - **IVFD Dekstrosa10%, minimal 60 ml/kg/hari (hari pertama) sampai mencapai GIR 6-8mg/kg/menit - Oral tetap diberikan bila tidak ada kontra indikasi
Nutrisi oral/enteral segera: ASI atau PASI, maks. 100mL/kg/hari (hari pertama), bila ada kontraindikasi oral atau enteral**
GD<47mg/dL
GD<36mg/dL
GD36-<47mg/dL
Dekstrosa *, cara: - volume sampai maks 100 mL/kg/hari (hari pertama), atau - konsentrasi : vena perifer maks.12,5%; umbilikal dapat mencapai 25%,
GD ulang (1jam)
GD>36-<47mg/dL** GD >47mg/dL
Ulang GD tiap 2-4 jam, 15 menit sebelum jadwal minum berikut, sampai 2 kali berturut-turut normal
BB (kg)
setiap 12 jam
Glukagon 200ug iv Diazoxide 10g/kgBB/hari tiap 8 jam
KEJANG
Kegawatan yang harus segera diatasi Kejang klinis vs kejang elektrik Etiologi : - hipoksik iskemik - metabolik : hiponatremia/hipernatremia, hipo kalemia, hipomagnesia, hipoglikemia, - perdarahan intrakaranial, trauma lahir - infeksi ; sepsis meningitis - kelainan bawaan SSP
Gambaran klinis - Subtle ; gerakan mata berkedip, juling berulang, gerakan mulut, mengecap, gerakan seperti mengayuh sepeda, apnea - Tonik : kekakuan simetris pada batang tubuh leher, tungkai - Klonik : gerakan ritmik anggota tubuh , otot tungkai, batang tubuh
- Mioklonik : kontraksi tiba tiba secara acak & berulang pada otot tungkai dan badan
Penunjang
Kadar glukosa,kalsium, magnesium, Jumlah lekosit, hitung jenis, jumlah trombosit I/T rasio Elektrolit AGD, kultur darah Cairan serebrospinal : analisis, kultur USG, EEG, CT Scan
Tatalaksana
Pastikan posisi jalan napas tetap terbuka Oksigenasi, bila perlu lakukan VTP Hentikan kejang segera Cari kausa
Antikejang : Fenobarbital
Fenitoin
Benzodizepin
APNU
Definisi : henti napas > 20 detik disertai bradikardi dan sianosis Penyebab : - prematuritas, paling sering - hipoksia, hipotermi, hipoglikemia - hipertemi - kejang - distres napas - perdarahan intrakranial - refluks gastroesofageal
Tatalaksana
Pastikan jalan napas tetap terbuka Oksigenasi Cegah hipotermi Ventilasi mekanik jika diperlukan Cari penyebab, tatalaksana sesuai penyebab Prematur : CPAP Aminofilin : bolus 6mg/kg BB/iv rumatan 2 mg/kg BB/kali sesuai umur.
SYOK
Definisi : gejala klinis karena gangguan fungsi sirkulasi yang bersifat akut ditandai perfusi organ dan jaringan tidak adequat
Teraba dingin Iritabel Letargi, bisa koma Pucat, sianosis Diuresis menurun Asidosis metabolik Nadi cepat, teraba halus, bahkan tak teraba Tekanan darah rendah Waktu pengisian kapiler > 3 detik
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap, kultur Gula darah Kadar urea nitrogen, kreatinin Kalsium AGD Pelacakan terhadap DIC Foto dada, USG kepala,EKG, Ekokardiofrafi
Tatalaksana
Pastikan jalan napas tetap terbuka Oksigenasi Suhu lingkungan yang netral Perbaiki perfusi perifer : - Bolus NaCl 0,9 % dengan dosis : 10 cc/kgBB diberikan dalam waktu 10 20 menit, - Bila perlu dapat diulang kembali,
Obat obatan : pertimbangkan pemberian dopamin bila tidak respon resusitasi cairan
Atasi penyebab : Infeksi : pemberian antibiotika Perdarahan : transfusi DIC / Sepsis : plasma segar Syok kardiogenik : epinefrin, norepinefrin
ASFIKSIA Patofisiologi
Asfiksia adalah keadaan BBL tidak bernafas secara spontan dan teratur. Sering sekali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat dan plasenta atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.
udara
Cairan paruparu janin
Napas pertama
Napas kedua
Napas selanjutnya
Patofisiologi
Penyebab Asfiksia
Faktor ibu Faktor bayi Faktor tali pusat atau plasenta
Faktor ibu :
Kurangnya aliran darah ibu melalui plasenta---hipoksia janin ----- Gawat Janin ----- Asfiksia : Preeklampsia dan eklampsia Perdarahan antepartum abnormal ( plasenta previa atau solusio plasenta) Partus lama atau partus macet Demam sebelum dan selama persalinan Infeksi berat ( malaria, sifilid, TBC, HIV) Kehamilan lebih bulan ( lebih 42 minggu kehamilan
Penurunan aliran darah dan oksigen melalui talipusat bayi ------- Asfiksia :
Infark plasenta Hematom plasenta Lilitan talipusat Talipusat pendek Simpul talipusat Prolapsus talipusat
Faktor bayi Keadaan bayi yang dapat mengalami asfiksia walaupun kadang kadang tanpa didahului tanda gawat janin:
Bayi kurang bulan/prematur ( kurang 37 minggu kehamilan) Air ketuban bercampur mekonium Kelainan kongenital yang memberi dampak pada pernapasan bayi
DIAGNOSTIK
Anamnesis : Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat, sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, dll). Lahir tidak bernafas/menangis. Air ketuban bercampur mekonium. Pemeriksaan fisis :
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap. Denyut jantung < 100X/menit Kulit sianosis, pucat. Tonus otot menurun. Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu menunggu nilai Skor Apgar
Manajemen
Bayi tdk bernapas/menangis AK bercampur mekonium Kulit biru atau pucat Tonus otot lemah
Resusitasi
Langkah Awal
Bayi prematur
Hangatkan bayi di bwh pemancar panas Posisi kan kepala bayi Isap lendir dr mulut ---- hidung Keringkan sambil dirangsang taktil
Skor APGAR
Reposisi kepala Nilai bayi : usaha napas, denyut jantung, warna kulit
Anamnesis :
Riwayat ibu: infeksi, KPD, persalinan tindakan, penolong/ lingk persalinan < higienis. Riwayat bayi: asfiksia, BKB, BBLR, malas minum, klinis cepat memburuk. Riwayat air ketuban: keruh, purulen / mekonium + Keadaan bayi: lunglai, mengantuk, aktivitas -, iritabel /rewel, malas minum, Hiper/ hipotermi, gg napas, ikterus, sklerema/ skleredema, kejang.
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum: gangguan suhu, perfusi, kesadaran, nafas, minum. Gastrointestinal :
Muntah, diare, perut kembung, hepatomegali
Kulit:
Pucat, sianosis, ruam, ikterik, sklerem
Kardiopulmuner:
takipnu, gangguan nafas, takikardi, hipotensi
Neurologis:
iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun membonjol, kaku kuduk.
KATEGORI A Persalinan di lingkungan kurang higienis. Gangguan nafas: apnea, napas 60 kali/ menit, retraksi dinding dada, merintih, sianosis sentral) Gangguan kesadaran, Kejang. Hipo/hipertermi. Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
KATEGORI B
Tremor, Letargi/ lunglai, Iritabel/ rewel Kurang aktif Gangguan minum, muntah, Kembung. Tanda-tanda mulai muncul sesudah hari ke empat
Manajemen umum
Dugaan sepsis:
Jika tidak ditemukan riwayat infeksi intra uteri, ditemukan satu kategori A dan satu atau dua kategori B maka kelola untuk tanda khususnya ( misalnya kejang). Lakukan pemantauan. Jika ditemukan tambahan tanda sepsis maka dikelola sebagai kecurigaan besar sepsis.
Manajemen
Manajemen Umum Patensi jalan nafas, oksigenisasi Perbaiki sirkulasi Antibiotik
Manajemen Khusus Penyakit penyerta Komplikasi
Stabilisasi Rujukan
Pemantauan Tumbuh Kembang
Hari 1-7
Hari 8+
IV, IM IV
Sefotaksim
Sefotaksim utk meningitis Gentamisin
IV, IM
IV IV, IM
Antibiotika
Antibiotika awal diberikan Ampisilin dan Gentamisin, bila organisme tidak dapat ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti Ampisilin dan beri Sefotaksim disamping tetap beri Gentamisin. Jika ditemukan organisme penyebab infeksi, digunakan antibiotika sesuai uji kepekaan kuman. Antibiotika diberikan sampai 7 hari setelah ada perbaikan (dosis lihat table 9.2). Pada sepsis dengan meningitis, pemberian antibiotika sesuai pengobatan meningitis.
PERSIAPAN RUJUKAN
Stabilisasi Prarujukan
Pengawasan Umum : - kontrol suhu - Oksigenasi - kontrol terhadap pernapasan Pengawasan Khusus : perhatian khusus melibatkan ketrampilan & pengetahuan : - Terapi cairan dan elektrolit - Asidosis - Shok - Infeksi - Hipoglikemia - Kejang
Stabilisasi Pada Problem Khusus : - Sesuaikan dengan penyakit : Atresia koane : pemasangan OGT, posisi prone. Piere Robin : posisi prone, OGT Omfalokel : tutup dengan plastik, tambahan cairan koloid, cegah infeksi
SAAT RUJUKAN
Pengawasan kontinyu Pastikan jalan napas tetap terbuka, bernapas adekuat. Oksigen bila perlu Pemberian cairan intravena, cegah hipoglikemia Cegah hipotermi : topi,badan dibungkus, metode kanguru, bila mungkin inkubator transport Cegah infeksi Ibu ikut dirujuk Resume tentang catatan medik Prinsip : Stabilisasi