Anda di halaman 1dari 10

BAB II PENDAHULUAN 1.

LATAR BELAKANG Rupanya perkembangan ilmu administrasi tampaknya berada di cakrawala yang luas, dan hampir tidak ada dinding pemisah yang tiak dapat ditembus oleh ilmu administrasi yang berada pada tataran yang modern. Manusia sendiri sebagai pencari atau penemu ilmu administrasi kini seolah-olah kelelahan mengikuti dinamika perkembangan yang begitu cepat, sedangkan ilmu administrasi berkembang terus-menerus tanpa batas akhir tujuan yang hendak dicapai. . Filsafat administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. 2. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Hakikkat ilmu administrasi ? 2. Apa pengertian Ontologi ? 3. Apa pengertian Epistemologi ? 4. Apa pengertian Aksiologi ? 3. TUJUAN PEMBAHASAN 1. Menjelaskan Hakikkat ilmu administrasi ! 2. Menjelaskan ontologi 3. Menjelaskan Epistemologi 4. Menjelaskan aksiologi

BAB II PEMBAHASAHAN 1. HAKIKKAT ILMU ADMINISTRASI Pengetahuan pada hakikatnya lepas dari ingatan manusia karena memeang pengetahuan berada pada ruang bebas, tetapi manusia mempunyai potensi kesadaran untuk berusaha memiliki pengetahuan. Manusia memiliki dua potensi yaitu kesadaran atau kemampuan terhadap sesuatu disebut knowng. Dengan kesadaran atau keinginan yang dilandasi sesuatu dasar nalar atau berpikir terhadap sesuatu maka output-nya menjadi pengetahuan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menemukan kebenaran sehingga dapat menemukan warna dan derajat dalam pergaulan komnitas dalam masyarakat.tetapi penalaran dapat terjadi melalui proses tindakan berpikir berdasar pengetahuan dan pengalaman yang dimilki oleh manusia bersangkutan. Makna ini ajaran terangkum dalam epistemologi, sehingga kebenaran ilmu pengetahuan dan teknologi tepancar mnyinari perjalanan manusia dalam mengarui kehidupanya. Perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi semakin pesat, tetapi disisi lain juga menimbulkan kekhawatiaran karena: 1. Ada golongan manusia yang memuja teknologi dan pengetahuan, tetapi banyak juga yang takut terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena dapat menciptakan kesengsaaraan dan penderitaan yang sangat pedih. 2. Dengan perkembanngan teknologi dan pengetahuan dapat mengaburkan antara nyata dan semu dan antara benar dan salah. 3. Dengan perkembanngan teknologi dan teknologi manusia dapat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar dan menerima kelembutan sebagai sebagai ketidak wajaran. Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia yang disusun berdasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang
2

mengungkapkan kejelasan tenteng objek forma , yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas administrasi dalam bentuk kerja sama menuju terwujudnya tujuan tertentu. Esensi mendasar objek forma dan material administrasi adalah terciptanya hubungan antara pengatur dan yang diatur dalam konteks kerja sama manusia. Rupanya perkembangan ilmu administrasi tampaknya berada di cakrawala yang luas, dan hampir tidak ada dinding pemisah yang tiak dapat ditembus oleh ilmu administrasi yang berada pada tataran yang modern. Manusia sendiri sebagai pencari atau penemu ilmu administrasi kini seolah-olah kelelahan mengikuti dinamika perkembangan yang begitu cepat, sedangkan ilmu administrasi berkembang terus-menerus tanpa batas akhir tujuan yang hendak dicapai. Tidak dapat disangkal dan harus mendapat pengakuan bahwa perkembangan ilmu administrasi telah berhasil memberikan berbagai kemudahan dan kesejahteraan yang luar biasa dalam kehidupan manusia, baik secara individu, berkelompok, berorganisasi maupun dalam kehidupan bernegara. Ilmu administrasi selalu mengisyaratkan kepada manusia untuk bekerja secara efisien dan efektif dengan memfungsikan aktifitas pemikiran atau otak ketimbang dengan tenaga atau otot. Perkembangan atau kemajuan yang dihasilkan ilmu administrasi seolah telah mengalami puncaknya, apa yang dianggap mustahil pada masa lalu kini menjadi kenyataan yang menakjubkan. Namun demikian, perkembangan ilmu administrasi dari beberapa hal memberikan manfaat kemakmuran manusia, tetapi dari berbagai aspek justru mengabaikan normatif dan moralitas masyarakat serta menurunkan nilainilai martabat kemanusiaan. Pengembangan pemikiran dan penalaran manusia yang berdasarkan kaidah dan norma-norma administrasi tidak hanya dipandang sebagai ilmu pengetahuan, tetapi merupakan bagian kehidupan manusia yang menuntut terciptanya spesialisasi menuju kemahiranterhadap suatu
3

keterampilan dari berbagai bidang kegiatan dalam memenuhi kehidupan manusia. Oleh sebab itu, administrasi dapat dilihat dua sudut pandang yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya, sebagai berikut 1. Administrasi sebagai ilmu Hakikatnya perkembangan administrasi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dapat membentuk pola pikir manuisa : a. Upaya spekulatif dalam menciptakan pandangan yang sistimatis mengenai seluruh realita penalaran ilmu administtrasi. b. Melukiskan realita ahir dan awal perkembangan ilmu administrasi yanng berada dalam pemikiran manusia. c. Displin ilmu yang dapat mengantar para ilmuwan administasi untuk berpikir secara kritis,rasional,objektif,efektif dan efesien. 2. Administrasi sebagai pekerjaan Proses administrasi dimaknai dengan sebagai pola pemikiran dan dan rangkian kegiatan untuk pencapain suatu hasil tertentu dengan profesional sesuai dengan tuntutan yang harus dilakukan,kemampuan seorang administrator dalam menentukan tujuan lazimnya mempertahankan bentuk moralitas administrasi berdasarkan rasionalitas pembagian kerja adalam suatu organisasi Manusia bekerja mencari kebahagian tetapi kebahagian yanng sejati adalah amnusia yang mampu mengendalikan diri dan menjahui perbuatan yang dapat menciptakan malapetaka bagi dirinya,

Ciri manusia yang dapat mengendalikan dirinya : a. Dalam melaksanakan amanah yang dipercayakan kepadanya dapat bertanggung jwab dan tidak melakukan penyimpangan. b. Kewajiban terhadap orang lain lebih utama dari pada kepentingan dirinya.

c. Tindakan

atau

perbuatan

selalu

berdasarkan

ajaran

moralitas,etika,peraturan hukum. 2. ONTOLOGI Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan. Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis ialah seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Dan pendekatan ontologi dalam filsafat mencullah beberapa paham, yaitu: (1) Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme; (2) Paham dualisme, dan (3) pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik. Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang bisa dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui panca indera manusia. Wilayah ontologi ilmu terbatas pada jangkauan pengetahuan ilmiah manusia. Sementara kajian objek penelaahan yang berada dalam batas prapengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pascapengalaman (seperti surga dan neraka) menjadi ontologi dari pengetahuan lainnya di luar iimu. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme. 3. EPISTEMOLOGI Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of
5

philosophy that investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge). Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). berasal dari kata Yunani episteme, yang berarti pengetahuan, pengetahuan yang benar, pengetahuan ilrniah, dan logos = teori. Epistemologi dapat didefmisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitas) pengetahuan. Persoalan-persoalan dalam epistemologi adalah: 1) Apakah pengetahuan itu ? 2) Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu ? 3) Darimana pengetahuan itu dapat diperoleh ? 4) Bagaimanakah validitas pengetahuan itu dapat dinitai ? 5) Apa perbedaan antara pengetahuan a priori (pengetahuan prapengalaman) dengan pengetahuan a posteriori (pengetahuan puma pengalaman) ? 6) Apa perbedaan di antara: kepercayaan, pengetahuan, pendapat, fakta, kenyataan, kesalahan, bayangan, gagasan, kebenaran, kebolehjadian, kepastian ? Langkah dalam epistemologi ilmu antara lain berpikir deduktif dan induk-tif Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikurnpuikan se,belumnya Secara sistematik dan kumulatif pengetahuan ilnuah disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Secara konsisten dan koheren maka ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek yang berada dalam fokus penelaahan. 4. AKSIOLOGI Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah teori tentang nilai (Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S. Suriasumantri, 2000: 105). Menurut
6

Bramel dalam Amsal Bakhtiar (2004: 163) aksiologi terbagi dalam tiga bagian: Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika; Keduei,- esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan, Ketiga, sosiopolitical life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosio-politik. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan value dan valuation. Ada tiga bentuk value dan valuation, yaitu: 1) Nilai, sebagai suatu kata benda abstrak 2) Nilai sebagai kata benda konkret 3) Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai dalam perkembangannya melahirkan sebuah polemik tentang kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa disebut sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya, ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal sebagai value bound. Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai. Netralitas ilmu hanya terletak pada dasar epistemologi raja: Jika hitam katakan hitam, jika ternyata putih katakan putih; tanpa berpihak kepada siapapun juga selain kepada kebenaratt yang nyata. Sedangkan secara ontologi dan aksiologis, ilmuwan hams manrpu ntenilai antara yang baik dan yang buruk, yang pada hakikatnya mengharuskan dia menentukan sikap (Jujun S. Suriasumantri, 2000:36). Sikap inilah yang mengendalikan kekuasaan ilmu ilmu yang besar. Sebuah keniscayaan, bahwa seorang ilmuwan harus mempunyai landasan moral yang kuat. Jika ilmuan tidak dilandasi oleh landasan moral, maka peristiwa terjadilah kembali yang dipertontonkan secara spektakuler yang mengakibatkan terciptanya Momok kemanusiaan yang dilakukan oleh Frankenstein (Jujun S. Suriasumantri, 2000:36). Nilai-nilai yang juga harus melekat pada ilmuan, sebagaimana juga dicirikan sebagai manusia modern:
7

(1) Nilai teori: manusia modern dalam kaitannya dengan nilai teori dicirikan oleh cara berpikir rasional, orientasinya pada ilmu dan teknologi, serta terbuka terhadap ide-ide dan pengalaman baru. (2) Nilai sosial : dalam kaitannya dengan nilai sosial, manusia modem dicirikan oleh sikap individualistik, menghargai profesionalisasi, menghargai prestasi, bersikap positif terhadap keluarga kecil, dan menghargai hak-hak asasi perempuan (3) nilai ekonomi : dalam kaitannya dengan nilai ekonomi, manusia modem dicirikan oleh tingkat produktivitas yang tinggi, efisien menghargai waktu, terorganisasikan dalam kehidupannya, dan penuh perhitungan (4) Nilai pengambilan keputusan: manusia modern dalam kaitannya dengan nilai pribadi (5) Nilai agama: dalam hubungannya dengan nilai agama, manusia modem dicirikan oleh sikapnya yang tidak fatalistik, analitis sebagai lawan dari legalitas, penalaran sebagai lawan dari sikap mistis (Suriasumantri, 1986, Semiawan,C 1993). ini dicirikan oleh sikap demokratis dalam kehidupannya bermasyarakat, dan keputusan yang diambil berdasarkan pada pertimbangan

Rupanya perkembangan ilmu administrasi tampaknya berada di cakrawala yang luas, dan hampir tidak ada dinding pemisah yang tidak dapat ditembus oleh ilmu administrasi yang berada pada tataran yang modern. Oleh sebab itu, administrasi dapat dilihat dua sudut pandang yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya, sebagai berikut : Administrasi sebagai ilmu sebagai objek kajian administrasi sepatutnya mengikuti alur pemikiran manusia, yang pendekatannya dilakukan secara radikal, menyeluruh, rasional dan objektif; Administrasi sebagai pekerjaan
8

sebagai pola pemikiran dan rangkaian kegiatan untuk pencapaian hasil tertentu dengan profesional sesuai tuntutan kegiatan yang harus dilakukan, sehingga hasil yang diinginkan terwujud. Filsafat administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu jenis ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya. Aksiologi ilmu administrasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu, maka tidak heran begitu banyak pertanyaan yang dapat dimunculkan karena memang filsafat mencari hakikat kandungan makna yang mendalam. Secara fenomenologis, komunitas dengan organisasi sangat sulit dibedakan.Hal semacam inilah merupakan keajaiban ilmu pengetahuan, dimana pandangan ilmuwan administrasi lebih populer dengan menggunakan istilah organisasi, sedangkan bagi ilmuwan sosiologi lebih populer dengan menggunakan istilah komunitas masyarakat.

BAB III KESIMPULAN Filsafat administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Filsafat administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu jenis ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya. Aksiologi ilmu administrasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu, maka tidak heran begitu banyak pertanyaan yang dapat dimunculkan karena memang filsafat mencari hakikat kandungan makna yang mendalam. Secara fenomenologis, komunitas dengan organisasi sangat sulit dibedakan.Hal semacam inilah merupakan keajaiban ilmu pengetahuan, dimana pandangan ilmuwan administrasi lebih populer dengan menggunakan istilah organisasi, sedangkan bagi ilmuwan sosiologi lebih populer dengan menggunakan istilah komunitas masyarakat.

10

Anda mungkin juga menyukai