Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunnya tugas makalah ini. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, kaarena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Kedua Orang tua saya, Kakak saya Dian Febriyanti, yang telah memberikan dukungan kasih , dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah kesuksesan ini berawal, semoga semua kesuksesan semua ini bisa memberikan sedikit pemahaman dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah inidapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
Daftar Isi:
Kata Pengantar ................................................................................................ Daftar Isi .......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... A. Latar Belakang ................................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................ C. Tujuan Penulisan ............................................................................. D. Manfaat Penulisan ........................................................................... BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ A. Definisi Narkoba .............................................................................. B. Efek Samping Dari Narkoba dan Seks Bebas Atau Pergaulan Bebas
2 3 4 4 6 6 6 7 7 8
C. Penyebaran Narkoba Dikalangan Anak-Anak dan Remaja ............. 10 D. Upaya Pencegahan Dari Penyalahgunaan Narkoba ......................... 12 BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15 A. Simpulan .......................................................................................... 15 B. Saran ................................................................................................ 15 Daftar Pustaka ................................................................................................. 17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui, generasi muda adalah tonggak keberlangsungan masa depan Indonesia. Mereka adalah harapan kita, sinar matahari yang akan memberiiakn warna bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu, menjaga mereka agar tidak terpengaruh oleh bahaya Narkoba adalah kewajiban semua pihak. Kita sudah mengetahui, mereka yang beresiko terjerumus dalam masalah narkoba adalah anak yang terlahir dari keluarga yang meliliki sejarah kekerasan dalam rumah tangga, dibesarkan dari keluarga yang Broken Home atau memiliki masalah dengan keluarga, pribadi yang tidak stabil atau mudah terpengaruh, dan juga salah pergaulan Indonesia harus prihatin, karena angka kasus narkoba di Indonesia semakin meningkat. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), kejahatan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, tercatat sedikitnya 15 juta orang yang meninggal akibat narkoba di tahun 2006, dan sebagian besar adalah kalangan muda.Hal ini menjadi demikian serius, sejak polisi berhasil mengungkap keberadaan pabrik narkoba di berbagai kota di Indonesia. Jalur yang rawan terhadap peredaran narkoba di Indonesia sebagian besar berada di kawasan perbatasan laut dan darat, karena umumnya narkoba dan bahan bakunya berasal dari negara lain. Indonesia tidak lagi sekedar menjadi daerah transit peredaran narkoba, tetapi telah menjadi daerah konsumen / market serta memproduksi yang sebagian hasil produksinya telah ditemukan diimport ke Negara Australia. Semua pihak terkait, baik pemerintah maupun kepolisian, harus melakukan fungsi pengawasan secara menyeluruh dengan melibatkan seluruh tokoh masyarakat, secara optimal untuk mengurangi angka kasus peredaran penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Sama juga hal nya dengan seringnya terjadi seks bebas dikalangan remaja. Penyalahgunaan narkoba sering dikaitkan erat dengan terjadinya seks bebas. Karena pada umumnya pengguna narkoba juga sering melakukan seks bebas. Sebagian besar pelakunya adalah kelompok yang berpendidikan, seperti
4
palajar dan mahasiswa. Hal ini tentunya membuat para orang tua harus lebih waspada dan memperhatikan aktivitas anaknya yang berada diluar rumah. Ini dikuatkan oleh artikel Sumber : Sindo Edisi Sore, Kamis, 10/05/2007 "Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN) M Masri Muadz menyatakan, berdasarkan hasil survei perusahaan kondom pada 2005 di hampir semua kota besar di Indonesia dari Sabang hingga Merauke, tercatat sekitar 40%45% remaja antara 1424 tahun menyatakan secara terbuka bahwa mereka telah berhubungan seks pranikah. Sekitar 8 ribu atau 57,1% kasus HIV/AIDS terjadi pada remaja antara 1529 tahun (37,8% terinfeksi melalui hubungan seks yang tidak aman dan 62,2% terinfeksi melalui penggunaan narkoba jarum suntik). Menurut dia, angka temuan penyakit menular mematikan itu masih jauh dari angka sebenarnya. Diperkirakan, angka riil pengidapnya adalah angka temuan dikalikan 1.000 atau sekitar 14,5 juta orang. Sekitar 8 juta di antaranya adalah remaja". Hal tersebut tentunya menjadi perhatian banyak pihak. Pemerintah, Kepolisian, dan Yayasan Lembaga Terpadu
Permasyarakatan Anti Narkoba (LETUPAN INDONESIA) dengan ketua umum H. Mastar Ain Tanjung, BA, sudah sering melakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai dampak penyalahgunaan narkoba & seks bebas ke berbagai kalangan di Indonesia, dan bahkan memberikan Kartu Relawan Anti Narkoba yang berisi janji relawan anti narkoba, tetapi hal itu tidak menghambat panyebaran dan penyalahgunaan narkoba ataupun terjadinya seks bebas. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang telah memiliki kartu relawan anti narkoba dapat terpengaruh oleh obat-obatan terlarang serta terjerumus oleh seks bebas. Namun tahukah anda, bahwa hanya sebagian kecil dampak dari penyuluhan tersebut dan sebagian besar mereka tidak perduli dengan penyuluhan tersebut. Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk manusia sebab manusia makluk sosial dan dalam keseharian nya membutuhkan orang lain,dan hubungan antara antara manusia di bina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus di bebaskan,sehingga setiap manusia tidak boleh di batasi dalam pergaulan,apalagi dengan melakukan diskriminasi,sebab itu melanggar HAM.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis dapat merumuskan rumusan masalah dalam makalah sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. Definisi Narkoba? Jenis-Jenis Narkoba itu apa saja? Bagaimana efek samping dari narkoba dan seks bebas atau pergaulan bebas? Bagaimana penyebaran narkoba di kalangan anak-anak dan remaja? Bagaimana upaya pencegahan dari penyalagunaan narkoba?
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. 2. 3. Menjelaskan efek samping dari narkoba dan seks bebas atau pergaulan bebas. Menjelaskan penyebaran narkoba di kalangan anak-anak dan remaja. Menjelaskan upaya pencegahan dari penyalagunaan narkoba.
D. Manfaat Penulisan Penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi semua kalangan, terutama bagi remaja. Karena pergaulan remaja pada masa sekarang semakin menyimpang.
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Narkoba Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 Tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah:
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campurancampuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (UndangUndang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya
B. Efek Samping Dari Narkoba dan Seks Bebas Atau Pergaulan Bebas 1. Aspek Medis a. Kesehatan fisik; Timbulnya berbagai gangguan penyakit yang bersifat kompleks, antara lain: kepatitis C dan E, tertular HIV/AIDS, rusaknya susunan syaraf pusat, jantung, ginjal, paru-paru, dan rusaknya organ lain yang menggangu kesehatan. b. Kesehatan Mental Emosi tak terkendali, perasaan curiga, merasa tidak aman, ketakutan, hilang ingatan, masa bodoh.
2. Aspek Sosial a. Terhadap kehidupan pribadi Mudah marah, pemurung, bahkan tidak segan-segan menyiksa diri umntuk menahan rasa nyeri dan malas. b. Terhadap keluarga Mau mencuri, tidak menjaga sopan santun, serta melawan orang tua. c. Terhadap masyarakat Terjadinya seks bebas, mengganggu ketertiban umum, dan banyaknya perbuatan kriminal lainnya.
3. Penyebab perilaku seks bebas a. Akibat pengaruh mengkonsumsi narkoba. b. Akibat pengaruh mengkonsumsi berbagai tontonan dengan adegan syur. c. Faktor lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan
4.
Akibat perilaku seks bebas a. Terjangkitnya berbagai penyakit seperti HIV/AIDS bila sering berganti pasangan b. Banyaknya remaja yang masih dini melakukan aborsi c. Meningkatnya angka kematian d. Masa depan suram
8
5.
Upaya penanggulangan bahaya narkoba dan mengurangi terjadinya seks bebas a. Upaya Preventif Penaggulangan penyalahgunaan narkoba melalui keluarga dan masyarakat strategi yang dibutuhkan dalam hal ini ialah dilakukan secara simultan dan holistik, yaitu penanggulangan penyalahgunaan adalah keterpaduan dan kepedulian dari semua yang terkait mulai dari pemakai, keluarga, masyarakat, serta aparat kepolisian. b. Upaya Kuratif Upaya kuratif meliputi Treatment dan Rehabilitatif. Hingga saat ini belum ditemukan upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba secara sempurna dan memuaskan, baik secara treatment maupun rehabilitasi.
6.
Peranan orang tua dalam pemberantasan narkoba Orang tua sebagai bagian dari masyarakat sangat banyak memiliki peran penting dalam mendukung upaya pemberantasan ancaman terhadap generasi muda dari bahaya narkoba. Sebagai langkah proaktif dapat dilaksanakan melalui : a. Lingkungan keluarga 1. Sejak anak dalam kandungan, hindari mengkonsumsi obat tanpa resep dokter. 2. Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak 3. Berikan informasi tentang bahaya narkoba sejak dini 4. Hindari anak mengkonsumsi makanan yang tidak sehat 5. Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan gejala-gajala yang tidak wajar pada anak 6. Berobat sedini mungkin apabila diketahui secara pasti bahwa anak tersebut adalah pengguna b. Lingkungan tempat tinggal 1. Berikan kegiatan-kegiatan yang positif kepada anak 2. Adakan kerjasama dengan RT/RW untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba 3. Informasikan kepada polri apabila dicurigai dilingkungan tempat tinggal terdapat pengguna atau pangedar.
C. Penyebaran Narkoba Dikalangan Anak-Anak dan Remaja Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba. Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia). Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
10
Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan. Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima. Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented). Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
11
D. Upaya Pencegahan Dari Penyalahgunaan Narkoba Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. a. Mengikutsertakan keluarga, Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan. b. Menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan
yang jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terusmenerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak. c. Meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak.
Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh. d. Menolak Ajakan Teman yang bersifat Negatif
Kita harus dapat menolak dengan halus, sopan, tenang, bijaksana, dan tegas ajakan teman yang menurut kita menjurus pada hal-hal yang negative dapat menyertakan alasan yang logis untuk mengelak. Harus siap bila mereka mencap dengan julukan tertentu (seperti banci, ayam sayur, lembek, nggak macho, norak dan lain-lain). Ganti topic pembicaraan 2) Dapat Menjadi Tempat untuk Curhat
12
Menyediakan diri sebagai tempat curhat yang nyaman dan dapat dipercaya bagi teman, sehingga dapat meringankan masalah dan mencegahnya untuk menggunakan narkoba. 3) Kembangkan potensi diri
kenalilah kekuatan dan kelemahan diri atau disebut juga potensi diri. Karena setiap orang punya potensi yang berbeda yang dapat dikembangkan.
Beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengembangkan potensi diri yaitu: Kembangkan hoby yang ada pada diri kita, misalnya olah raga, musik, melukis, menari, menyanyi, panjat tebing, pecinta alam dll. Cobalah untuk menjalan hobi/kegiatan tertentu secara terus menerus Bentuk kelompok teman atas dasar minat yang sama dan kegiatan yang positif Seringkali hobi yang menonjol dapat dijadikan modal hidup dimasa yang akan datang. Selain 3 cara diatas, kita sebagai generasi muda dapat mencegah penyalahgunaan Narkoba dengan cara : o Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa o Lebih memperbanyak membaca atau mencari pengetahuan tentang Narkoba o Para remaja dapat membentuk suatu Organisasi yang dapat memberikan penyuluhan/ pendidikan kepada anak-anak/remaja khususnya mereka yang kurang mampu(anak jalanan) o Menganggap Narkoba sebagai musuh yang berbahaya dan harus dihindari. o Mengadakan kegiatan social yang positif, o Tidak mudah putus asa dan tidak menyelesaikan masalah dengan cara yang instan contohnya yaitu mengantungankan kepada Narkoba untuk menenangkan diri
Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk
13
menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
14
keluarga dan masyarakat strategi yang dibutuhkan dalam hal ini ialah dilakukan secara simultan dan holistik, yaitu penanggulangan penyalahgunaan adalah keterpaduan dan kepedulian dari semua yang terkait mulai dari pemakai, keluarga, masyarakat, serta aparat kepolisian. 2. Penyebab perilaku seks bebas
a. Akibat pengaruh mengkonsumsi narkoba. b. Akibat pengaruh mengkonsumsi berbagai tontonan dengan adegan syur. c. Faktor lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan Pergaulan 3. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian
narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya. 4. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di
sekolah. a. b. c. Mengikutsertakan keluarga. Menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak.
B. Saran Hasil pembahasan dapat memberikan saran kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.
15
Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal, yang artinya semua pihak harus terlibat dalam pencegahan Narkoba dan menanggulangi pergaulan bebas. Kita sebagai generasi muda harus membentengi diri, dengan melakukan hal-hal yang positif, misalkan aktif di pelajaran, ekstrakulikurer, kegiatan sekolah , ikut STT banjar di lingkungan rumahnya, dan masih banyak lagi. Juga, peran Orang Tua sangatlah berperan penting, Karena Orang Tualah yang paling mengetahui psikologi anaknya, jadi sebagai orang tua, jangan memikirkan karir. Karir menanjak tapi tidak diimbangi dengan Perhatian terhadap Anaknya, sama saja tidak ada gunanya mempunyai anak. Pendidikan Agamis juga sangatlah penting,untuk membentengi diri, karena kami lihat sekarang pendidikan agama sangat mundur, akibat Globalisasi, menjamurnya budaya luar yang masuk ke Indonesia yang menyebabkan pendidikan agamis mulai ditinggalkan, hanya untuk gengsi mengikutinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17