Anda di halaman 1dari 6

RESUME SEMINAR INTERNASIONAL STRENGTHENING HEALTH PERSONNEL CAPACITY BUILDING AND COMMUNITY RESILIENCE Tugas Mandiri

Disusun Oleh : 2009/282905/KU/13349 Lina Anisa Nasution

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UGM YOGYAKARTA 2013

Materi Pembicara 1 7 Maret 2013-RSA UGM Yogyakarta

SUPPORTING THE FAMILY WHO HAS LOST A CHILD Prof. Satoshi Takada, MD, Ph.D Kobe University Graduate School of Health Sciences, Japan

Kehilangan anggota keluarga yang berarti misalnya kehilangan anak merupakan suatu pengalaman emosional yang menyakitkan. Hal tersebut sering dialami oleh para korban bencana. Sebagian besar korban bencana dengan kasus kematian atau kehilangan anak akan menimbulkan reaksi berduka yang kuat dan berkepanjangan. Terdapat peningkatan terhadap tingkat kematian dan penyakit jiwa yang dialami oleh korban bencana. Lebih lanjut dijelaskan bahwa terdapat berbagai macam masalah yang muncul sebagai akibat dari kehilangan anak seperti kerusakan sistem keluarga. Dalam menangani korban bencana dengan kehilangan anak, tenaga kesehatan berperan dalam menurunkan perasaan bersalah dan isolasi diri yang dialami, meningkatkan kekuatan diri dan mendengarkan keluhan dari keluarga terkait peristiwa yang mereka alami. Akan tetapi, disisi lain, tidak jarang tenaga kesehatan mengungkapkan kelelahan dan stres dalam menangani keluarga korban bencana dengan kehilangan anak. Pada presentasi Prof. Takada dijelaskan mengenai cara untuk memberikan dukungan pada keluarga dan mendidik tenaga profesional dalam permasalahan tersebut. Bereavement Care merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan korban bencana dengan kehilangan anak, memfasilitasi respon berduka serta koping terhadap kehilangan yang dialami.

Kegiatan bereavement care yang dimaksud diantaranya hadir saat pemakaman, kunjungan untuk mengucapkan bela sungkawa, konsultasi dll. Pada penelitian sebelumnya didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan jumlah tenaga kesehatan yang melakukan bereavement care pada keluarga korban bencana dengan kehilangan anak. Bereavement care berperan dalam membantu orang tua melewati masa berduka dikarenakan kehilangan anak. Manfaat dari perawatan tersebut teramat baik bagi korban bencana dengan kehilangan anak, sehingga selanjutnya perlu dilakukan upaya-upaya untuk melakukan bereavement care dengan lebih baik lagi serta

mempertimbangkan aspek stres kerja bagi tenaga kesehatan yang menangani permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kurangnya pengalaman dan

ketidakberdayaan merupakan faktor yang mempengaruhi stres psikologis bagi tenaga kesehatan. Indonesia yang merupakan negara rawan bencana seharusnya mempersiapkan tenaga kesehatan dalam penguatan pelayanan terhadap korban bencana, salah satunya dengan bereavement care. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Prof Takada, dalam persiapannya program ini lebih menitikberatkan pada proses edukasi tenaga kesehatan terkait bentuk dukungan yang dilakukan dan koping pribadi agar dapat menurunkan stres korban bencana dengan kehilangan anak maupun stres kerja tenaga kesehatan tersebut.

Materi Pembicara 2 8 Maret 2013-RSA UGM Yogyakarta ROLE OF INDONESIA RED CROSS IN RECENT DISASTER IN INDONESIA Budi A. Adiputro Indonesia Red Cross, Jakarta, Indonesia

Palang Merah Indonesia merupakan suatu perhimpunan nasional anggota ke 68 dari 188 negara yang memiliki organisasi palang merah. Peran PMI dalam manajemen bencana adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Selanjutnya dijelaskan mengenai tugas pokok PMI antara lain: a. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana b. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan c. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat d. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980) Selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu: 1. Kemanusiaan 2. Kesukarelaan, 3. Kenetralan 4. Kesamaan 5. Kemandirian

6. Kesatuan dan 7. Kesemestaan. Dalam seminar tersebut diungkapkan pula mengenai program yang sedang digalakkan oleh PMI terkait manajemen bencana yaitu Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT). Dalam program ini, penanggulangan bencana dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dilakukan pada berbagai level manajemen bencana yang dimulai dari tahap prabencana, bencana dan pasca bencana. Pada tahap prabencana dapat dilakukan edukasi yang dilakukan kepada masyarakat dan oleh masyarakat bekerjasama dengan pihak PMI. Pada tahap bencana, masyarakat dilibatkan dalam tindakan penyelamatan korban dengan keterampilan upaya penyelamatan yang telah dilatih pada tahap prabencana. Selanjutnya pada tahap pascabencana, masyarakat bekerjasama dengan pihak PMI, pemerintah maupun NGO lain melakukan upaya-upaya recovery kondisi infrastruktur yang vital bagi masyarakat. Program ini perlu ditingkatkan karena dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dalam manajemen bencana dapat meningkatkan ketahanan dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Materi Presentasi Oral 8 Maret 2013-RSA UGM Yogyakarta A LEGACY FOR MY JUNIOR: BASIC LIFE SUPPORT TRAINING TO FORM DISASTER RESPONSE HEALTH CADRES Muhammad Fikru Rizal Faculty of Medicine, Gadjah Mada University

Penelitian yang dilakukan ialah memberikan pelatihan Basic Life Support (BLS) pada kader yang merupakan siswa SMA. Pelatihan BLS diberikan melalui 3 kegiatan yaitu: a. Seminar dan pelatihan kader Pada kegiatan ini dilakukan pemberian materi BLS, pembelajaran praktek dan pelantikan siswa sebagai kader. b. Observasi aktivitas kader di sekolah masing-masing Kader berkewajiban untuk menyampaikan materi BLS pada teman-teman di sekolah. c. Perlombaan penerapan BLS dalam simulasi bencana Hasil penelitin menunjukkan bahwa para kader (49 orang) dapat melakukan tindakan BLS maupun mendidik teman-teman di sekolahnya. Hal ini mempengaruhi kesiapan mereka dalam manajemen bencana. Dari hasil penelitian tersebut seharusnya dikembangkan metode pelatihan penanganan bencana pada siswa yang duduk di bangku sekolah. Dengan ketahanan yang tinggi maka kerugian yang dapat ditimbulkan sebagai dampak dari bencana dapat diminimalisasi.

Anda mungkin juga menyukai