Anda di halaman 1dari 7

I.

TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Mahasiswa dapat memahami prinsip destilasi sederhana dalam pemisahan campuran senyawa. 1.2 Mahasiswa mampu menetapkan kadar etanol.

II. DASAR TEORI 2.1 Etanol Ethanol atau ethyl alkohol (C2H5OH) dengan berat molekul 46,07 merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak berwarna, memiliki bau yang khas, mudah terbakar dan mendidih pada suhu 78C. Kelarutan dari etanol adalah dapat bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik. Bobot jenisnya antara 0,812 dan 0,816 ; lakukan penetapan pada suhu 15,56o (Depkes RI, 1995). Etanol encer adalah campuran etanol P dan air. Dibuat dengan mencampurkan 73,7 mL etanol P dan air hingga 100 mL. Mengandung tidak kurang dari 68,0% dan tidak lebih dari 69,2% b/b C2H5OH setara dengan tidak kurang dari 69,9% dan tidak lebih dari 70,8% v/v C2H5OH. Bobot jenisnya antara 0,882 dan 0,886 ; lakukan penetapan pada suhu 25o Etanol juga dapat digunakan sebagai zat tambahan. Etanol merupakan pelarut universal yang dapat melarutkan banyak zat. (Depkes RI, 1995). Adapun struktur etanol adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Etanol

2.2 Destilasi Destilasi adalah suatu proses pemisahan cairan yang mudah menguap dari senyawa yang tidak mudah menguap. (Sudjadi, 1988). Destilasi sangat baik untuk memisahakan bahan-bahan yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor. (Wonohardjo, 2013) Prinsip utama dari proses destilasi terdapat pada perbedaan titik didih dari masing-masing senyawa komponen campuran pada tekanan yang tetap. Perbedaan dari titik didih menyebabkan perbedaan volatilitas (tingkat penguapan) pada tiap komponen dari campuran dan merupakan sifat intrinsik dari senyawa penyusun campuran. Perbedaan ini sangat potensial untuk diajdikan sarana pemisah campuran dengan tekanan dibuat tetap. (Wonohardjo, 2013) Adapun bagian-bagian dan rangkaian dari Alat Destilasi Sederhana adalah sebagai berikut : Keterangan : 1. Heater (Pemanas) 2. Labu Alas Bundar 3. Pipa/Lehet Destilasi 4. Thermometer 5. Kondensor 6. Cooling water in 7. Cooling water out 8. Labu Destilat 9. Vacuum 10. Setill receiver/Adaptor 11. Heat Control 12. Stirred speed colntrol 13. Heat Plate 14. Cairan Penyalur Panas 15. Larutan Sampel 16. Cooling Bath Dalam proses destilasi, campuran zat didihkan sehingga menguao, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairnya. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing2

masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada hukum Roult dan hukum Dalton. (Kartika, dkk., 2009) Campuran ideal adalah campuran yang memiliki perilaku fasa uapnya mematuhi Hukum Roult dan Hukum Dalton dan perilaku fasa cairnya mengikuti Hukum Roult. Hukum Roult dinyatakan dengan tekanan uap dari setiap penyusun serta dengan tekanan uap senyawa murni dikalikan dengan fraksi molnya, berikut persamaan Hukum Roult : PA = X A . P0A PB = XB . P0B Dimana PA dan PB P
0 A

: Tekanan Parsial larutan Komponen A dan B


B

dan P

: Tekanan Uap zat murni : Fraksi Molnya masing-masing.

XA dan XB

Hukum Dalton menyatakan bahwa Tekanan total merupakan jumlah dari tekanan parsial masing-masing senyawa. (Sudjadi, 19988) Dinyatakan dalam persamaan berikut : PT = P A + PB Dimana PT : Tekanan Total

PA dan PB : Tekanan Parsial larutan Komponon A dan B 2.3 Penetapan Kadar Etanol Penetapan kadar etanol dapat dilakukan dengan cara penyulingan (destilasi) dan kromatografi gas. Kromatografi gas digunakan untuk sediaan uji yang jumlahnya sedikit, berupa larutan kemih dan kadar etanol rendah (Depkes RI, 1979). Penetapan kadar dari Etanol adalah dengan cara destilasi; untuk cairan yang mengandung etanol 30% atau kurang adalah dipipet tidak kurang dari 25 mL cairan uji ke dalam alat destilasi yang sesuai, catat suhu pada waktu pemipetan. Tambahkan air volume sama, destilasi hingga diperoleh sulingan destilat lebih kurang 2 mL lebih kecil dari volume

cairan uji yang dipipet. Atur suhu destilat hingga sama dengan suhu pada wakru pemipetan. Tambahkan air secukupnya hingga volume sama dengan volume cairan uji. Destilat jernih atau keruh lemah dan hanya mengandung lebih dari sesepora sisa zat mudah menguap lainnya.Tetapkan bobot jenis cairan pada suhu 250 seperti yang tertera pada penetapan bobot jenis. Hitung persentase dalam volume dari C2H5OH dalam cairan menggunakan tabel bobot jenis dan kadar etanol. (Depkes RI, 1995). Kadar etanol dapat ditetapkan berdasarkan perolehan bobot jenis destilat menggunakan Tabel Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada Farmakope. Bobot jenis didefinisikan sebagai bobot zat dengan bobot air dalam piknometer. Dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut :
Bobot Jenis ( ) W2 - W0 W1 - W 0

Dimana ( ) = bobot jenis W0 = Bobot piknometer kosong W1 = Bobot piknometer yang berisi air suling W2 = Bobot piknometer yang berisi destilat (Widjaja, 2012)

III.

ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat Satu set Alat Destilasi Lengkap Labu didih Termometer Selang karet Pipet Volum - Gelas Ukur - Batu didih - Piknometer - Pipet Ukur - Erlenmeyer

3.2 Bahan Sampel yang mengandung etanol Air suling

IV.

PROSEDUR KERJA 4.1 Penetapan Kadar Etanol : Sampel B yang berisi campuran Air suling dan Etanol dengan kadar X % diukur sebanyak 25 mL. Kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bundar/labu destilat Ditambahkan 25 mL Air suling kedalam labu alas bundar Kemudian campuran dipanaskan dengan suhu 80oC. Didestilasi hingga diperoleh destilat dengan kadar 23 mL Kemudian tetapkan Bobot Jenis () dari sampel dan Tentukan kadar Etanolnya.

4.2 Penetapan Bobot Jenis () : Digunakan piknometer bersih dan kering (Sebelumnya dibilas dengan alkohol atau aseton dan dikering kan)

Ditimbang bobot piknometer kosong (W0) Penimbangan dilangi 3 kali.

Dimasukkan Air suling ke dalam piknometer dengan suhu 25oC. Bagian luar piknometer dilap hingga kering, timbang piknometer berisi air suling (W1). Lakukan pengulangan penimbangan 3 kali

Air suling tsb dikeluarkan, kemudian piknometer dikeringkan. Piknometer diisi dengan destilat dengan suhu yang sama (25oC). Bagian luar piknometer dilap hingga kering, timbang piknometer berisi destilat (W2). Lakukan pengulangan penimbangan 3 kali

Setelah memperoleh nilai W0, W1 dan W2 aplikasikan pada rumus Bobot Jenis (). Dan lihat pada Tabel Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada Farmakope.

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 1004. Kartika, Stephanie. 2009. Destilasi Sederhana. Makalah Pemisahan Kimia Analitik. Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Sudjadi, Drs. 1986. Metode Pemisahan. Universitas Gajah Mada Press: Yogyakarta. Widjaja, Kadjeng, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Metode Pemisahan. Denpasar : Udayana University Press. Wonohardjo, Surjani. 2013. Metode-metode Pemisahan Kimia. Jakarta : Akademia Permata

Anda mungkin juga menyukai